Diah Retno Utami 115070207113009 Dhea Agni 115070207113031 Melida Nur Faizah 115070207113036 Cindy Denti P. 115070207113038 Didik Eko Setyanto 115070207113042 Widi Setyaning Utami 115070207113043 DEFINISI GASTRITIS (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gastritis Akut Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi Gastritis Kronis Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat. Gastritis erosif akut : iritasi yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh iritan (misalnya NSAID, alkohol), stres fisiologik yang berat (misalnya operasi mayor, luka bakar, ventilator), atau trauma lokal (misal pipa NG). Gastritis kronis tipe A : peradangan lambung bagian proksimal sebagai akibat anemia pernisiosa, gastritis atrofik, aklorhidria, kelainan autoimun, atau radiasi. Gastritis kronis tipe B : peradangan lambung bagian distal atau antrum sebagai akibat infeksi Helicobacter pylori. Gastritis refluks : peradangan sebagai akibat adanya getah empedu dan pankreas dalam lambung sekunder sebagai akibat tidak ada pilorus atau pilorus yang nonfungsional (misalnya setelah gastrektomi parsial). Gastritis hemoragik : gastritis dengan peradangan yang bermakna sebagai reaksi stres yang berat (mosalnya pasien ICU, hipoksia, iskemia, uremia). Infeksi H. Pylori Tinggal di tempat padat dan kumuh, kondisi ini meningkatkan resiko infeksi H. Pylori Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) Pecandu alkohol Perokok Usia tua Kelainan genetik Nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak yang bertambah berat dengan makan Dispepsia Anoreksia Nausea / muntah Dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan hematemesis, melena. Gastritis Akut ▪ Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi. ▪ Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anoreksia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan. ▪ Beberapa pasien menujukkan asimptomatik. ▪ Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan tetapi malah mencapai usus. ▪ Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. Gastritis Kronis Gastritis tipe A: pada dasarnya asimptomatik kecuali untuk gejala-gejala defisiensi vitamin B12. Gastritis tipe B: pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam dalam mulut atau mual dan muntah Gastroskopi : adanya perdarahan (hemoragi) pada lambung, erosi atau ulser gaster, perforasi lambung. Ketidakseimbangan elektrolit. ▪ Pre-syok atau syok. ▪ Gastroskopi, gastrointestinal bagian atas, serangkaian pemeriksaan sinar-x dan pemeriksaan histologis. ▪ Tipe A berkaitan dengan tidak adanya atau rendahnya kadar asam hidroklorida dengan pemeriksaan kadar gastrin untuk mengesampingkan hipergastrinemia sekunder (gastrin > 1000pg/mL) ▪ Tipe B berkaitan dengan hiperklorhidria. ▪ Pemeriksaan jumlah sel darah lengkap akan memperlihatkan adanya anemia mikrositik pada kasus yang kronis. ▪ Endoskopi saluran cerna atas dengan biopsi adalah bersifat diagnostik. ▪ Pemeriksaan H. Pylori. Mengurangi paparan obat-obat yang bersifat iritan. Mengurangi produksi asam untuk melindungi mukosa lambung dengan antagonis H2, inhibitor pompa proton, dan atau sukralfat. Gastritis H. Pylori simtomatik diterapi dengan terapi tripel selama 2 minggu (misalnya omeprazole, chlarithromyein, dan amoksilin ; bismuth, metronidazole, dan ampisilin/tetrasiklin). Profilaksis antasid sebaiknya diberikan pada sebagian besar pasien yang sangat kritis. Pedarahan berat pada kasus gastritis stres dapat diterapi melalui endoskopi; pada kasus yang jarang, pedarahan yang refrakter kemungkinan memerlukan tindakan gastrektomi. Gastritis Akut Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Gastritis Kronis Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritisakan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis yang berulang. Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis dibandingkan dengan usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi Helicobacter Pylory atau gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda. Sebaliknya,jika mengenai usia muda biasanya lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat. Edie Holland, 75 tahun, memiliki riwayat merokok dan didiagnosis dengan penyakit maag setelah beberapa tahun memakai obat anti- inflammatory drugs (NSAID) untuk mengobati arthritis nya. Kesulitannya dimulai ketika ia mengalami kusam, sakit dan sensasi terbakar menggerogoti di daerah midepigastrium nya. Rasa sakit lega dengan makan. Ibu Holland menyadari bahwa ia membatasi asupan gizi dia lembut, makanan hambar dan telah dieliminasi buah-buahan dan sayuran dari dietnya. Namun, ketika perutnya dikosongkan beberapa waktu kemudian, kusam, nyeri menggerogoti sama kembali. Suaminya memberikan antasida nya untuk memperpanjang bantuan dari rasa sakit. Para antasida yang efektif untuk beberapa waktu, tapi Mrs Holland menyadari bahwa ketika dia mengambil susu magnesium dia mengembangkan diare, dan ketika ia mengambil amphogel dia mengembangkan konstipasi. Dalam kasus apapun, bantuan ini hanya bersifat sementara dan ia harus menemukan cara untuk mengobati gejala-gejalanya dengan efek yang lebih tahan lama. Identitas Klien Nama : Ny. Edie Holland Usia : 75 tahun Status : Menikah Keluhan utama : klien mengeluhkan nyeri yang tumpul dan sensasi seperti terbakar yang menggerogoti di daerah mid epigastrium. Rasa sakit membaik setelah klien makan. Kualitas keluhan : nyeri yang tumpul dan sensasi seperti terbakar yang menggerogoti di daerah mid epigastrium. Faktor pencetus : merokok, penyakit maag, konsumsi NSAID. Faktor pemberat : klien tidak makan, klien minum susu magnesium menyebabkan diare, dan mengkonsumsi amphogel menyebabkan konstipasi. Upaya yang telah dilakukan : membatasi asupan gizi dengan makanan yang lembut, makanan yang hambar dan memilih buah-buahan dan sayuran yang tepat untuk dietnya. Suami memberi antasida. Diagnose medis : Gastritis Klien mengeluhkan nyeri yang tumpul dan sensasi seperti terbakar yang menggerogoti di daerah mid epigastrium. Rasa sakit membaik setelah klien makan. Ketika klien minum susu magnesium menyebabkan diare, dan mengkonsumsi amphogel menyebabkan konstipasi. Klien memiliki riwayat merokok dan didiagnosis dengan penyakit maag setelah beberapa tahun memakai obat anti- inflammatory drugs (NSAID) untuk mengobati arthritis. Pasien terlihat meringis dan memegangi perutnya. Skala nyeri : 7 Kualitas nyeri: nyeri yang tumpul dan sensasi seperti terbakar yang menggerogoti di daerah mid epigastrium Jenis Rumah
Jenis makanan Makanan yang lembut, makanan
hambar dan mengeliminasi buah- buahan dan sayuran
Frekuensi makan Normal, 3x sehari
Komposisi menu Makanan lembut, makanan hambar
Pantangan Buah-buahan dan sayuran
Antasid adalah zat yang berfungsi untuk menetralisir asam lambung. Amphogel memberikan penyembuhan efektif untuk menghilangkan nyeri ulu hati, namun bila penggunaan berlebih bisa menyebabkan konstipasi karena mengandung kalsium karbonat. ANALISA DATADAN INTERVENSI KEPERAWATAN Almatsier. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anonimous, 2010. Baliwati, Yayak F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Beyer. 2004 Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Budiyanto, Carko. 2010. Merokok Memang Ternyata Nikmat. http://nina9yuli.student.umm.ac.id/2010/02/11/Merokok-Memang- Ternyata-Nikmat/ Ester, Monica. 2001. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC Iskandar, H. Yul. 2009. Saluran Cerna. Jakarta: Gramedia Kelly, Gregory. 2010