Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Rogers’ Model of The Science of Unitary Human Beings


Untuk Memenuhi Salah SatuTugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Pengampu : Nina Pamela Sari

Disusun Oleh Kelas 3A


Kelompok 4

Aprilia Handini NIM : C1714201004


Nissa Nurul H NIM : C1714201084
Soleh Anwar NIM : C1714201027
Sri Rahayu NIM : C1714201029

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya Panjatkan ke Hadirat tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, saya mendapat banyak
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan adanya do’a dari kedua orangtua saya.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang sudah
suport dan mendo’akan saya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekian.

Tasikmalaya, 16 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................. i


Daftar Isi .......................................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................................. 1

BAB II Pembahasan ......................................................................................................................... 2


A. Pengertian ........................................................................................................................... 2
B. Indikator Sehat .................................................................................................................... 3
C. Karakteristrik ..................................................................................................................... 4
D. Perilaku Sehat ..................................................................................................................... 9
E. Pengertian Komunitas ......................................................................................................... 9
F. Tahapan Pencegahan........................................................................................................... 10
BAB III Penutup .............................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka .................................................................................................................................. 17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek keperawatan,
melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena yang perlu dilakukan
riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori keperawatan yang disusun secara jelas
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan mengarahkan
perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri. Teori keperawatan berkembang
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan
ahli keperawatan berdasarkan filosofi, paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para
ahli tersebut, sehingga masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek
keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan yang ada mempunyai apresiasi
yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan
dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya selama
rentang kehidupan. Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan
dasar kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan.
Teori keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain
keperawatan mulai dari teori pada ranah filosofi, grandtheory middlerangetheory maupun
practicetheory, dalam makalah ini akan dibahas tentang grandtheory Menurut McEwen&Wills (2006)
yang termasuk dalam grandtheory adalah Myra E. Levine: The Conservation Model, Martha E.
Roger: Unitaryof Human Being, Dorothea E. Orem: Self Care Deficit Theory of Nursing, mogene
King: Interacting System Frame work and Middle Range Theory of Goal Attainment, Betty
Neuman:System Model, Sister Calista Roy: Adaptation Model, Dorothy E. Johnson: Behavior System
Model, Anne Boykin & Savina O.S.: Nursing as Caring : A Model for Transforming Practice. Salah
satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang“Unitary Human Beings”. Menurut Roger
dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan
timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat
konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan mampu memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan
yang mempengaruhi individu tersebut. Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang
memadai agar dapat memilih dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan
di Instansi pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan
membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu kerangka kerja
dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori Martha E.
Rogers serta penerapannya di lapangan sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada
akhirnya perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori
1. Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas
bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers
mengungkapkan bahwa aktivitas yang didasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi.
Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu
pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan
adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi.
Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar
pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya.
2. Asumsi Dasar
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,
sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses
kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan
perkembangan manusia secara langsung. Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh
Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:
a. Manusia Adalah Satu Kesatuan
Proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah
bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan.
Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia
merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa
bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian
perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat
dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai
b. Individu Dan Lingkungan Terus Mengalami Perubahan Materi Dan Energi
Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama
lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu
dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c. Mempercayai Bahwa Proses Hidup Manusia Tidak Dapat Diulang Dan Tidak Dapat Diprediksi
Sepanjang Ruang Dan Waktu.
Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa proses
kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu
secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti
yang diharapkan semula
d. Perilaku Pada Individu Merupakan Suatu Bentuk Kesatuan Yang Inovatif.
Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini
mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan
keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
e. Individu Dicirikan Oleh Kapasitas Abstraksi Dan Citra, Bahasa Dan Berpikir, Sensasi Dan
Emosi.
Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini.
Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia. Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, terdapat 4 batasan
utamayang ditunjukkan oleh Martha E. Roger :
 Sumber energi
 Keterbukaan
 Pola-pola perilaku
 Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan
informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan.Karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsi-asumsi utama
Martha E. Roger Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori umum
lainnya. Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah sistem hidup dan energi dasar,
individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan energi dan informasi dari lingkungan dan energi
bebas dan informasi kepada lingkungan. Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut
dan menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu
utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan
seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal
tersebutmerupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan,
emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi
negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang
berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan,
keperawatan dan kesehatan
3. Teori Rogers Dan Metaparadigma Lansia
Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima asumsi
tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang dengan individualitas. Manusia
secara kontinyu mengalami pertukaran energi dengan lingkungan. Manusia mampu abstraksi, citra,
bahasa, pikiran, sensasi, dan emosi. Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik
dan perilaku yang berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan
tentangbagian - bagiannya.Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya,
individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan,
energi lapangan pandimensional diidentifikasi dengan pola dan integral dengan bidang manusia.
Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistic kemanusiaan. Ditujukan terhadap semua
manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya untuk berpartisipasi
dalam proses perubahan sehingga orang dapat mengambil manfaat (Rogers, 1992). Kesehatan tidak
secara khusus diatur, Malinski (1986) dikutip dari komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di
negara bagian Rogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini
menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
4. Kegunaan Prinsip Rogers Dalam Proses Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip
homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian
akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan
integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk
realisasi maksimum kesehatan. Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil
menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan
perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah
bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadibagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa
klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan.
Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien
berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan
klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat
menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen
terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan.Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,
informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya.
Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan
keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari
data yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip
helicy.Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk
prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan cerminan suatu
titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus
berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti
pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi mereka menggunakan sebagai referensi akan
membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan
individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian
keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya
berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri
dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian
memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya. Sebagai hasil dari penilaian keperawatan,
ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua
dalamproses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama,pola,
keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang
mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger 1970).
5. Teori Rogers Dan Karakteristik Teory
Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena tertentu.
Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip homeodynamic untuk pelayanan kemanusiaan
memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda. Teori harus murni logis. Pasti ada
perkembangan logis dalam konstuksi utama. Hasil perkembangan logis ini di proses dari identifikasi
anggapan, melalu blok bangunan, dengan prinsip homeodynamic. Teori harus relative sederhana
namun numum. Telat dinyatakan bahwa konsepsi rogers manusia yang elegan didalam nya terdapat
kesederhaan (Fawcert, 1989). Namun, teori jauh lebih sederhana dalaam tingkat abstraksi dan
berkontribusi pada kesulihan pemahaman. Serta di dasarkan pada penggunan system terbuka yang
kompleks.
Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpa
menghilangkan kedisiplinan melalui penelian yang dilakukan untuk memfalidasi mereka. Teori ini
dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya kesederhaan, definisi operasinal,dan
instrument yang falid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan benar – benar bisa mendapatkan
keuntungan dari system abstrak rogers.
6. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers denganriset keperawatan.
Model konseptual abstrak yang dikemukakan Marhta E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah
dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan rogers menunjukan betapa
uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep
Martha E Rogers akan mendapatkan pandangan yang jelas tentang apakah sesungguhnya sebagai
perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E. Rogers menunjukan bahwa kebutuhan kritis dalam
keperawatan adalah dasar pengetahuan dalam aktifitas keperawatan. Tujuan dari keperawatan untuk
membantu semua orang dimanapun mereka berada dan menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi
individu, keluarga, dan kelompok (Rogers, 1985).
7. Hubungan terori keperawatn Martha e rogers dengan praktik keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambil dari konsepnya sangat mungkin
untuk diterapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh tren yang dalam
praktek keperawatan yang semuanya berdasar pada konsep teori yang dikemukakan Martha E Rogers.
 Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
 Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
 Penyesuaian terhadap pola
 Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu music, pergerakan dalam proses
penyembuhan
 Menunjukan suatu perubahan yang positip
 Memperluas fase pengkajin dalam proses keperawatan
 Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup
8. Hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan pendidikan keperawatan
Pada tahun 1963, rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated
dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah dilakukan nya sebagai refeksi terhadap
evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk
keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang dipelajari, unik serta memililki batang tubuh
pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung penelitian
keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan
fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri, ilmu keperawatan bertujuan untuk
memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan pnelitian ilmiah dan analisis logis
dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan. Inti pengetahuan ilmiah keperawatan
merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan secara humanistic, membangun dasar teori
yang luas dari berbagai disiplin. Rogers mengembangkan prinsip-prinsip homeodynamic. Melekat
pada lima asumsi dasar :
 Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik
yang lebih dari dan perbedaan dari jumlah bagai-bagiannya
 Individu dan lingkungan terus exchanging materi dan energi dengan satu sama lain.
 Proses kehidupan manusia berkembang ireversibel dan unidirectionally sepanjang waktu.
 Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yang inovatif, dan
 Individu dicirikan oleh kapsitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi.

Saran
Klien dapat mengacu pada teori proses keperawatan oleh Rogers untuk acuan terhadap proses
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta. Perry
dan Potter. Fundamental Keperawatan. EGC.
https://id.scribd.com/document/249595691/Teori-Keperawatan-Martha-e-Roger

Anda mungkin juga menyukai