Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

FILOSOFI,MODEL KONSEPTUAL DAN TEORI KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1/IF

1 JUANDRY M R GUTERRES 11. CLAUDIO L D SANTOS


2 ANGGI E ABJENA 12. PARAMITA SAUBAKI
3 ARDI M AMALO 13. RIVAN A WIKE
4 DWISARI RAMBU LINDA 14. THOMAS T TUAN
5 HEDORCI TON 15. VIRGIANI TUNU
6 IMANUEL H TANEO
7 JEFINA D TIRAM
8 MARIA E YESISTA
9 MARIA Y RIKA
10 MUTIARA J P TASSI

PRODI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN
MARANATHA KUPANG 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YESUS yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas hubungan Teori Keperawatan menurut Martha E. Rogers.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makala
ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari TUHAN YESUS.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
terutama bagi teman-teman yang ingin meneruskan karya tulis ini sehingga menjadi lebih
baik lagi.

Kupang, 03 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................3
1.2 Ruang Lingkup Penulisan..................................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
2.1 Biografi Martha E. Rogers.................................................................................................................6
2.2 Konsep Teori Martha E. Rogers.........................................................................................................6
2.3 Asumsi Utama dari Model Konseptual Martha E. Rogers..................................................................7
2.3.1 Keperawatan........................................................................................................................7
2.3.2 Kesehatan.............................................................................................................................7
2.3.3 Lingkungan,..........................................................................................................................7
2.3.4 Manusia................................................................................................................................8
2.4 Kegunaan prinsip roger dalam konsep keperawatan.........................................................................8
2.5 Prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan Keperawatan........10
2.6 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan................................11
2.7 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan......................12
2.8 Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan.............................12
BAB III........................................................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................13
3.2 SARAN.............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki praktek


keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan memberikan fenomena yang
perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori keperawatan. Teori-teori keperawatan yang
disusun secara jelas meningkatkan pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan
mengarahkan perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.

Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari


perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi,
paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga masing-
masing teori mempunyai perbedaan asumsi terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada
dasarnya semua teori keperawatan yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap
proses pemberian asuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan dan ruang untuk
dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang
kehidupan.

Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar


kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori
keperawatan sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain keperawatan
mulai dari teori pada ranah filosofi, grand theory, middle range theory maupun practice theory,
dalam makalah ini akan dibahas tentang grand theory

Menurut McEwen & Wills (2006) yang termasuk dalam grand theory adalah Myra E.
Levine: The Conservation Model, Martha E. Roger: Unitary of Human Being,Dorothea E. Orem:
Self Care Deficit Theory of Nursing, Imogene King: Interacting System Framework and Middle
Range Theory of Goal Attainment, Betty Neuman:System Model, Sister Calista Roy: Adaptation
Model, Dorothy E. Johnson: Behavior Syastem Model, Anne Boykin & Savina O.S.: Nursing as
Caring : A Model for Transforming Practice, Salah satu teori keperawatan yang dapat di
terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari
Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat
bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan
individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam
paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan
merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat
sebagai pemberi layanan keperawatan seyogyanya mampu memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun
lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut.

Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih
dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan membahas teori
Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan
keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta
penerapannya di lapangan sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya
perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan dalam makalah ini yaitu membahas tentang aplikasi model teori
keperawatan “Martha Elizabeth Roger”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisa dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat
menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori
ini,

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah adalah:


a. Menganalisa teori model konseptual keperawatan Martha E. Roger ”The Unitary Human
Being ”.

b. Membahas asumsi theorists terhadap konsep-konsep sentral disiplin ilmu keperawatan.

c. Memaparkan hubungan konsep Rogers sesuai masa dan orientasi theorist.

d. Menggunakan teori Rogers sebagai pendekatan aplikatif dalam asuhan keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

TEORI KEPERAWATAN

2.1 Biografi Martha E. Rogers

Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dalas Texas, tertua dari
4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy Mulholland tajam rogers. Dia menerima
gelar diploma keperawatan dari sekolah rumah sakit Knoxvillepada tahun 1936. Pada tahun 1937
ia menerima gelar B.S. dari george peabodyperguruan tinggi di nashville, tennessee.(Tomey &
Alligood, 1998). Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas Johns Hopkins di Baltimore.
Menduduki posisi staf dalam keperawatan kesehatan masyarakat, serta membentuk pelayanan
perawat pertama di Arizona, kemudian ia pindah ke perguruan tinggi sebagai dosen tamu dan
bergabung dengan asosiasi penelitian selama 21 tahun. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi
Perawat Pendidikan di Universitas New York sampai tahun 1954, disini Roger focus mengajar,
memformulasi dan mengelaborasi teorinya. Dia meninggal pada 13 Maret 1994, pada umur 79.
(Hector, 1989 dalam McEwen & Wills, 2011).

2.2 Konsep Teori Martha E. Rogers

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. (Tomey & Alligood,
1998).

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara
umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu
keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan
perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip
kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada
ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa
keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan,
dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011

2.3 Asumsi Utama dari Model Konseptual Martha E. Rogers

Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses


kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap
empat konsep sentral adalah sebagai berikut :

2.3.1 Keperawatan

Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu
manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia
secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat.
Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal
tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk.
(Rogers,1992 dalam Meleis 2007).

2.3.2 Kesehatan

Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau
individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola
perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu
ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick
dan Whall, 1986).

2.3.3 Lingkungan,

Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang
diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup
segala sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)
2.3.4 Manusia

Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling
mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan
manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis, 2007).

2.4 Kegunaan prinsip roger dalam konsep keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-
prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan
individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan
profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasimanusia dan lingkungannya, untuk
memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang
manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan
tercermin dalam proses keperawatan.

Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan


perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau
seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian
dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersediamaju dalam proses
keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers(1992), mempertahankan
diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif.
Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepadaatau untuk klien. Keterlibatan ini dalam
proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu
aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.

Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi
yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun,
untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan,
yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data
yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip
helicy.

Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan


untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan
cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak
statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa
lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka
sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan
mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam
proses kehidupan. Penilaian keperawatan adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan
bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian
potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses
penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan
penyakitnya.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.


Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu
mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan
variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup
hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan
berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya
dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang
keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga
penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988).

Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan


keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan
maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan
perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan
tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa
ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan
penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas.

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau


memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia
merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan
keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi
lebih beragam eksistensi.

Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu


sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan
hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan
keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan
keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan
keragaman dalam individu

2.5 Prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan


Keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-
prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan
individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip
homeodinamik memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses
keperawatan. (Alligood, 2006).

Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri
berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan
dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan
ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.


Kesimpulan ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan,
dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi,
dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup
hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970 dalam Meleis, 2007).

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau


memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia
merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan
keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi
lebih beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan
perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi
irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi aktif dari klien,
kesehatan tidak dapat tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan,
melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam
individu. (Christensen,1995)

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh, sehingga pengkajian didasarkan pada lima
asumsi dasar dan prinsip-prinsip hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building
Blocks.

2.6 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan
arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan
betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman
seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang
seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E
Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar
pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.
2.7 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya
sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap
definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari,
unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk
menempuh pendidikan dalam keperawatan.

2.8 Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend
yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di
kemukakan Martha E Rogers.

1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien

2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

3. Penyesuaian terhadap pola

4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses


penyembuhan.

5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif

6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan

7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

“Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun mereka
berada dan menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan kelompok
(Rogers, 1985)”
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Model konsep dan teori keperawaran menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama
konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi
bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses
kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia deciptakan
dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.

Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lingkungan,kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang
utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
integritas,resonansi dan helicy.

Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa
proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan
frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia
dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan
cepat.

3.2 SARAN

Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s untuk acuan tindakan
proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi N.S. (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC

Mariner-tomey & Alligood. (2006). Nursing Theorists and Their Works.6th

Ed.St.Louis: Mosby Elsevier, Inc

Perry dan Potter. (2009). Fundamental keperawatan ed 7 Jakarta: salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai