Kelompok 3
Diah Istiati
Eni Sakhna
Sera Damayanti
Layung Sari
Jakarta
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa salawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, sahabatnya hingga kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman
Pada makalah ini penulis membahas mengenai penerapan teori model Madeleine
Leininger dan Martha E Rogers dalam praktek keperawatan. Dalam menyusun makalah ini,
penulis menggunakan beberapa sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari
buku dan internet.
Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan, baik
materi maupun moral dari pihak-pihak tertentu. Saya ucapkan terima kasih kepada Allah swt,
kedua orangtua yang sudah mendoakan dan memberi semangat kepada kami, teman-teman
kelompok 3 yang sudah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik .
Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran pada masa depan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan.
b. Untuk mengetahui tujuan dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan.
c. Untuk mengetahui penerapan dari Teori Martha E. Rogers dalam praktek keperawatan.
d. Untuk mengetahui pengertian dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan
e. Untuk mengetahui tujuan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan.
f. Untuk mengetahui penerapan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek
keperawatan.
BAB II
Pembahasan
Unitary human Being yaitu manusia sebagai unit adalah hasil pernyataan dari
seorang Martha E roger. Keperawatan adalah ilmu humanistic yang menggambarkan
dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang
didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang
sakit dan cacat. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang
alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Pada pertengahan tahun 1950. Saat Leininger bekerja untuk membimbing anak-anak
rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa salah seorang dari stafnya tidak mengerti
tentang faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia menyimpulkan, bahwa
diagnosis keperawatan dan tindakannya belum membantu anak secara memadai. Pengalaman
tersebut, mendorong Leininger untuk menempuh pendidikan doktoral dalam bidang
antropologi. Awalnya dia menulis pada akhir tahun 1970. Tulisannya ini berfokus membahas
caring dan transcultural nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan
tersebut. Namun sebelumnya dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam
keanekaragaman budaya dan universalitas.
Leininger mempunyai peran dalam bidang edukasi dan administrasi. Dia sempat
menjadi dekan keperawatan di Universities of Washington dan Utah. Dia juga merupakan
direktur dari organisasi Center for Health Research di Wayne States University, Michigan.
Sampai akhirnya dia pensiun sebagai professor emeritus. Dia juga belajar di New Guinea
sampai program doktoral, dia telah mempelajari 14 macam budaya di daerah pedalaman. Dia
merupakan pendiri dan pimpinan (pakar) dari bidang transcultural nursing dan dia telah
menjadi konsultan di bidang tersebut dan teorinya tentang culture care around the globe. Dia
telah mempublikasikan jurnal yang berjudul The Journal of Transcultural Nursing in 1989
yang telah direvisi selam 6 tahun. Dia berhasil mendapatkan honor yang tinggi dan meraih
penghargaan nasional dan menjadi penceramah di lebih dari 10 negara.
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality,
atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger
memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia
menemukan teori cultural diversity and universality yang semula disadarinya dari
kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural
nursing merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan
penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan
berbasis budaya.
Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma, cara
hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir, membuat
keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi atau
memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan kesejahteraannya,
memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan,
serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah
budaya dalam jangka waktu tertentu.
2.6 penerapan dari teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan
a. Riset (Research)
b. Edukasi (Education)
c. Kolaborasi (Colaboration)
e. Manajemen
Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu hal yang sangat
bergantung, dan ditentukan oleh budaya. Budaya akan mempengaruhi seseorang
mengapresiasi keadaan sakit yang dideritanya.
Teori Martha E. Rogers tidak memberikan teori yang spesifik dalam aplikasinya dalam
proses keperawatan, akan tetapi dengan mengadaptasikan prinsip hemodinamik, maka perawat
dapat menuangkan dasar-dasar pemikiran Martha E. Rogers ke dalam tahap demi tahap proses
keperawatan. Untuk lebih dapat memudahkan pemahaman dapat kita lihat contoh kasus
keperawatan yang kemudian di dalam asuhan keperawatannya menggunakan konsep dasar
hemodinamik Martha E. Rogers.
Contoh Kasus:
Tn. M. Berusia 35 tahun adalah seorang karyawan sebuah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang jasa. Posisi yang ditempati Tn. M adalah sekretaris di perusahaan tersebut. Oleh
karena itu, Tn. M. Terbiasa bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang,
bersih dan menyenangkan. Dua hari yang lalu Tn. M mengalami kecelakaan di sebuah jalan
pertokoan, ketika itu Tn. M. Sedang istirahat dan keluar dari kantor untuk membeli makanan,
Tn. M. Yang hendak menyebrang tiba-tiba tertabrak sebuah sepeda motor yang mengakibatkan
Tn. M mengalami fraktur Femur yang membuatnya harus di rawat di RS.
Dalam kasus tersebut, aplikasi teori keperawatan Martha E. Rogers dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialami Tn. M adalah menggunakan konsep-konsep prinsip hemodinamik
(integrity, resonansi, dan helicy).
Pengkajian keperawatan:
Tn. M merupakan seorang pegawai swasta yang menempati posisi manajer di sebuah
perusahaan, klien mempunyai riwayat pendidikan seorang Sarjana. Tn. M merupakan tulang
punggung keluarga yang saat mengalami fraktur femur karena kecelakaan lalu lintas, sehingga
klien harus dilakukan operasi. Klien merasa sangat khawatir akibat sakit yang dideritanya
karena mengharus klien harus di operasi sehingga harus di rawat lebih lama di rumah sakit dan
tidak dapat melakasanakan tugas kantornya sebagai seorang sekertaris di perusaan itu. Saat ini
Tn. M merasa tidak berguna karena tidak dapat manafkahi keluarganya dengan maksimal, klien
tampak berdiam diri ketika didatangi oleh perawat, dan tidak mau makan.
Pengkajian integrasi:
Tn M merasakan adanya perasaan kurang nyaman berada di rumah sakit karena klien
mengalami adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas, kebutuhannya dipenuhi orang lain.
selain itu, klien juga merasa takut dengan tindakan-tindakan medis yang baru pertama ia
rasakan
Pengkajian resonansi:
Tn M Klien mengalami kecelakaan lalu lintas (ditabrak). Pasien di bawa ke rumah sakit dengan
tungkai kanan tidak dapat digerakkan, klien mengalami patah tulang femur 1/3 tengah dextra
segmental terbuka kemudian mendapat pertolongan dengan tindakan operasi. Sehingga klien
tidak melakukan aktifitas seperti biasa. Klien merasa tidak berguna saat ini.
Pengkajian Helicy
Tn M adalah seorang karyawan sebuah perarusaan swasta dan menajabat sebagai
sekertaris, klien bekerja di ruang ber AC dengan kondisi lingkungan yang tenang, bersih dan
menyenangkan. Klien baru pertama kali masuk rumah sakit, sehingga klien merasa tidak
nyaman dengan kondisi dirumah sakit karena sangat berbeda dengan lingkurang di rumahnya
dan tempat ia bekerja. Saat ini pasien merasa dengan operasi yang dilakukan 6Dia tidak bisa
beraktivitas lagi
Komponen Diagnosa Keperawatan:
Implementasi ditekankan pada tiga faktor yakni: Resonanci, Helicy, dan Integrity dengan cara
mengurangi kecemasan, meningkatkan koping dan bibimbingan antisipasi.
Integrasi:
Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
Gambaran Kasus :
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri pelvic dan
pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca
Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-
oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur. Ny D
mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan 5 kaki
4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang perokok dan
menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16 tahun. Dia sudah memiliki
2 orang anak. Kehamilan pertama ketika dia berusia 16 tahun dan kehamilan yang kedua saat
berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia menggunakan kontrasepsi oral secara teratur. Dia menikah
dan tinggal dengan suaminya bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya, dengan sanitasi
lingkungan yang kurang baik. Suaminya seorang pengangguran. Dia menggambarkan
suaminya seorang yang emosional dan kasar.
Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi. Hal itu
mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah. Obat yang digunakan
adalah antibiotic, analgetik untuk nyeri dan antiemetic untuk mualnya. Sebagai tambahan, dia
akan mendapatkan terapi radiasi sebagai pengobatan rawat jalan.
Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa depannya dan
kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman akibat masa lalunya.
D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
pengetahuandari ilmu– ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu
sendiri,ilmu keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk
mengenai keperawatan secara humanistik.membangun dasar teori yang luas dari berbagai
b.Individu dan lingkungan terus exchenging materi dan energi dengan satu samalain;
sepanjangwaktu;
e. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasidan
emosi.
Prinsip-prinsip integral, helicy, dan resonancy dibandingkan dengan teori sistemumum, teori
pembangunan, dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan prinsip-prinsip dalam proses
Dalam bidang riset, teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode
penelitian dalam berbagai budaya, dimana hasil penemuan ini berguna bagi masyarakat
dan para staf profesional untuk mengembangkan teori transcultural nursing. Dalam bidang
edukasi, Leininger mengembangkan Transcultural Nursingdi bidang kursus dan di sebuah
program sekolah perawat. Teori Leininger memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
proses pembelajaran keperawatan yang ada di dunia karena teori ini sangat penting guna
menciptakan perawatan profesional yang peka budaya.
4.2 Saran
Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s dan Leininger untuk acuan
Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta.
Perry and Potter. Fundamental Keperawatan. EGC.
Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Theory and Reasoning in Nursing. Virginia:
Wolters Kluwer
George, J.B. 1995. Nursing Theories. 4th ed. New Jersey: Prentice Hall.
Aplikasi Teori Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan oleh Rahayu Iskandar, Ners,
M.Kep. Diperoleh, 19 Februari 2015, dari,
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger .
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses, 23 Februari 2015, dari
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&printsec=frontcover&hl=id#v=
onepage&q&f=false.
Janes, Sharyn & Karen Saucier Lundy. 2009. Community Health Nursing-Caring for the
Public’s Health-Third Edition. United States: Jones & Barklett Learning. Diakses, 23
Februari 2015, dari
https://books.google.co.id/books?id=OYAmBgAAQBAJ&pg=PA286&dq=sunrise+mo
del&hl=id&sa=X&ei=nMbqVIHPK4eLuATx1oKwCw&redir_esc=y#v=onepage&q=s
unrise%20model&f=false.