Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

EXPOSURE
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Diah Ayu Pertiwi P27905118005


2. Ester Natasya
3. Moh Dhika Ramadhan
4. Nur Vany Widiyagiri P27905118023
5. Ria Fitria Dlusholikhah P27905118024
6. Saniatun Ni’mah
7. Widya Suci Dharmawati

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Taufiknya
kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keIslaman sampai sekarang ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman
Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Exposure”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing dalam setiap materi, tidak lupa teman-teman yang senantiasa saya banggakan
yang semoga kita selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu saya mohon
saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Akhirnya saya mengucapkan terima
kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang kurang
dapat dipahami agar menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum
tindakan/perawatan selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang
berguna bagi kehidupan. Karena sifat pelayanan gawat daruarat yang cepat dan tepat,
maka sering dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan
bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita dan keluarga yang menginginkan
pelayanan secara cepat. Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai
kemampuan yang bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial
mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di
perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek
keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang
berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi
biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun
mendadak, maupun resiko tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi asuhan
keperawatan gawat darurat, yaitu : kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi baik
kondisi klien maupun jumlah klien yang datang ke ruang gawat darurat, keterbatasan
sumber daya dan waktu, adanya saling ketergantungan yang sangat tinggi diantara
profesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat, keperawatan diberikan untuk
semua usia dan sering dengan data dasar yang sangat mendasar, tindakan yang
diberikan harus cepat dan dengan ketepatan yang tinggi.
Mengingat sangat pentingnya pengumpulan data atau informasi yang
mendasar pada kasus gawat darurat, maka setiap perawat gawat darurat harus
berkompeten dalam melakukan pengkajian gawat darurat. Keberhasilan pertolongan
terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan dan ketepatan
dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan bentuk pertolongan yang
akan diberikan kepada pasien. Semakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat
pula dapat dilakukan pengkajian awal sehingga pasien tersebut dapat segera mendapat
pertolongan sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian. Pengkajian pada kasus
gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian primer dan pengkajian
sekunder.
Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam
hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan pengkajian
primer meliputi : A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas
disertai kontrol servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola
pernafasan agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai
kontrol perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis; E: Exposure,
enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia (Holder, 2002).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahi tentang Exposure pada Primary Survey
2. Tujuan khusus
 Mahasiswa dapat memahami definisi primary survey
 Mahasiswa dapat memahami definisi exposure
 Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan pengkajian exposure
 Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan teknik log roll
C. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini adalah dari beberapa studi literatur dan
jurnaljurnal penelitian.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini adalah :
BAB I Pendahuluan : Latar belakang, Tujuan Penulisan, Metode penulisan dan Sistematika
penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka : Definisi Primary Survey, Definisi Exposure, Pengkajian
Exposure, dan Teknik Log Roll
BAB III Penutup : Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Primay Survey


Pengkajian primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang
mengancam nyawa pasien. Pengkajian primer dilakukan secara sekuensial sesuai
dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo
waktu yang singkat (kurang dari 10 detik) difokuskan pada Airway Breathing
Circulation (ABC). Karena kondisi kekurangan oksigen merupakan penyebab
kematian yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah sistem pernafasan
ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan
kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gawat darurat
sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8
menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10 menit akan
menyebabkan kematian. Oleh karena itu pengkajian primer pada penderita gawat
darurat penting dilakukan secara efektif dan efisien (Mancini, 2011).

Primary survey menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian dan manajemen


segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancam kehidupan. Tujuan
dari Primary survey adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki dengan segera
masalah yang mengancam kehidupan. Prioritas yang dilakukan pada primary survey
antara lain:
1. Airway maintenance dengan cervical spine protection
2. Breathing dan oxygenation
3. Circulation dan kontrol perdarahan eksternal
4. Disability-pemeriksaan neurologis singkat
5. Exposure dengan kontrol lingkungan

B. Definisi Exposure
Exposure/environmental control , membuka baju penderita, tetapi cegah
hipotermia Merupakan bagian akhir dari primary survey, penderita harus dibuka
keseluruhan pakaiannya, kemudian nilai pada keseluruhan bagian tubuh. Periksa
punggung dengan memiringkan pasien dengan cara log roll. Selanjutnya selimuti
penderita dengan selimut kering dan hangat, ruangan yang cukup hangat dan
diberikan cairan intra-vena yang sudah dihangatkan untuk mencegah agar pasien tidak
hipotermi.
Expose, Examine dan Evaluate Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa
cedera pada pasien. Jika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang,
imobilisasi in-line penting untuk dilakukan. Lakukan log roll ketika melakukan
pemeriksaan pada punggung pasien. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeriksaan pada pasien adalah mengekspos pasien hanya selama pemeriksaan
eksternal. Setelah semua pemeriksaan telah selesai dilakukan, tutup pasien dengan
selimut hangat dan jaga privasi pasien, kecuali jika diperlukan pemeriksaan ulang
(Thygerson, 2011).
Dalam situasi yang diduga telah terjadi mekanisme trauma yang mengancam
jiwa, maka Rapid Trauma Assessment harus segera dilakukan:
1. Lakukan pemeriksaan kepala, leher, dan ekstremitas pada pasien
2. Perlakukan setiap temuan luka baru yang dapat mengancam nyawa
pasien luka dan mulai melakukan transportasi pada pasien yang
berpotensi tidak stabil atau kritis.

C. Pengkajian Exposure
Periksa seluruh tubuh dengan teknik DOTS:
1. D- deformity yaitu membandingkan antara bagian yang cedera dengan bagian
yang tidak cedera pada sisi lain.
2. O- open wounds atau luka terbuka dapat menunjukkan adanya fraktur jika
disertai adanya tulang yang terlihat keluar atau menembus kulit.
3. T- tenderness atau nyeri tekan sering ditemuka hanya ditempat fraktur.
Korban biasanya dapat menunjuk tempat nyeri atau merasa nyeri bila
disentuh.
4. S – swelling atau pembengkakan yang disebabkan oleh perdarahan yang
terjadi secara cepat setelah fraktur.

D. Teknik Log Roll


Log roll adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang
badannya setiap saat dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu).
Contohnya untuk klien yang mengalami cidera spinal. Asuhan yang benar harus
dilakukan untuk mencegah cidera tambahan. Teknik ini membutuhkan 2-5 perawat.
Untuk klien yang mengalami cidera servikal, seorang perawat harus mempertahankan
kepala dan leher klien tetap sejajar.
Tujuan dari Log roll yaitu untuk mempertahankan alignment anatomis yang
benar dalam usaha untuk mencegah kemungkinan cedera neurologis lebih lanjut dan
mencegah penekanan area cedera.
Prosedur log roll diimplementasikan pada tahapan-tahapan manajemen pasien
trauma termasuk :
1. Sebagai bagian dari primary and secondary survey untuk memeriksa
tulang belakang klien.
2. Sebagai bagian dari proses pemindahan dari dan ke tempat tidur
(seperti di radiologi)
3. Untuk pemberian perawatan collar servikal atau area tertekan
4. Memfasilitasi fisioterapi dada dan lain-lain.
Sedikitnya empat orang penolong dibutuhkan untuk membantu dalam
prosedur log roll dengan tugas sebagai berikut:
1. Satu penolong untuk menahan kepala klien
2. Dua penolong untuk menahan dada, abdomen dan lengan bawah. Tambahan
satu orang mungkin juga akan dibutuhkan pada saat melakukan log roll klien
trauma yang gemuk, tinggi atau memiliki cedera pada lengan bawah.
3. Satu penolong melakukan prosedur yang dibutuhkan (misalnya pengkajian
tulang belakang klien).

Langkah-langkah Log roll

1. Jelaskan prosedur pada pasien dengan mempertimbangkan status kesadaran


klien dan minta klien untuk tetap berbaring dan menunggu bantuan. Pastikan
colar terpasang dengan benar.

2. Jika mungkin, pastikan peralatan seperti kateter indwelling, kateter interkosta,


ventilator tube dan lain-lain pada posisinya untuk mencegah overekstensi dan
kemungkian tertarik keluar selama perubahan posisi.

3. Jika klien diintubasi atau terpasang tracheostomy tube, suction jalan nafas
sebelum log roll dianjurkan, untuk mencegah batuk yang mugkin
menyebabkan malalignment secra anatomis selama prosedur log roll.
4. Tempat tidur harus diposisikan sesuai tinggi badan penolong yang menahan
kepala dan penolong lainnya.

5. Klien harus dalam posisi supine dan alignment secara anatomis selama
prosedur log roll.

6. Tangan proksimal klien harus diaduksi sedikit untuk menghindari berpindah


ke peralatan monitor misalnya selang intravena perifer. Tangan distal klien
harus diekstensikan dengan alignment pada thorak dan abdomen, atau tekuk
kearah dada klien jika mungkin misalnya jika tangan cedera. Satu bantal harus
ditepatkan diantara kaki-kaki klien.

7. Penolong 1, bantu menahan bagian atas badan klien, tempatkan satu tangan
melampaui bahu klien untuk menopang area dada posterior, dan tangan yang
lain melingkari paha klien.

8. Penolong 2, bantu menahan abdomen dan tangan bawah klien, bertumpuk


dengan penolong 1 untuk menempatkan satu tangan di bawah punggung klien,
dan tangan lainnya melingkari betis klien.

9. Dengan aba-aba dari penolong panahan kepala, klien diputar secara alignment
anatomis denga tindakan yang lembut.

10. Penyelesaian aktivitas, penolong penahan kepala akan memberi aba-aba untuk
mengembalikan klien pada posisi lateral dengan bantal penahan. Klien harus
ditingggalkan dalam posisi alignment anatomis yang benar setiap waktu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

 Suarningsih, Kadek ayu. 2017. “Pelaksanaan Teknis Memindahkan Pasien Trauma.”


31.
 Despitasari, Lola, Lina Handayani, Dian Shinta, and Nur Ainiyah. n.d. Pengkajian
Gawat Darurat Pada Pasien Dewasa.

Anda mungkin juga menyukai