Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA

PADA INFANT

A. Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss Trust)


1. Pengertian
Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada
usia ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa
ini merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh bayi.
Dari pendapat Erik Erikson tadi maka tahap-tahap perkembangan
psikososial yang dilalui bayi menurut Erik Erikson hanya ada satu yaitu
sebagai berikut :
a. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa
percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama
kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengan dunia luar maka ia
mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya
pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi
untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca
indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan
lingkungan adalah Ibu.

Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada


tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi
pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa
percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang
banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai
orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak
mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-
anak yang meninggalkan masa
 bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya
masih dapat memiliki rasa tidak
 percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik atau
perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun
kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan
ragu-ragu.(Aziz Alimul Hidayat : 2008).

1. Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai


berikut:

a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)


Bayi tidak membedakan antara orang-orang dan merasa senang
dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan
yang tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin(2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal,
tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikata
n dengan ibu atau pengasuh
pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat
dengannya,
akan menangis ketika berpisah dengannya.

d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)


Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh
pertama,
bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau
pengasuh
pertamanya dalam jangka waktu yang lama.
(Aziz Alimul Hidayat : 2008).

2. Menurut Eric Ericson, 1963, setiap fase perkembangan dapat terjadi


konflik sesuai dengan tugas perkembangannya dan harus disintesa. Bila
tidak dapat memecahkan stressor dan krisis ini maka pada fase ini tugas
perkembangannya akan terfiksasi dan mempengaruhi fase
perkembangan selanjutnya.

Fase perkembangan menurut Eric ericson perkembangan psikososial


(Emosional, social, kognitif dan moral)
1) Neonatus (Lahir – 4 Minggu)
a) Bersifat unik à ketergantungan kebutuhan yang sangat tinggi
terhadap kasih sayang, kehangatan, kebersihan, makan minum
dan perlindungan.
b) Bukan hanya pemenuhan kebutuhan tetapi juga menafsirkan
kebutuhan.
c) Rasa keterikatan emosional à dipengaruhi oleh kondisi
kesehatan neonatus dan orang tua, kemampuan sensori
motorik dan respon, harapan social budaya, harapan orang tua,
ekonomi dan kesediaan orang tua untuk memenuhi kebutuhan
dan isyarat oleh neonatus.
d) Perkembangan kognitifà masih berupa sensorimotor (gerakan
menghisap dan memegang sesuatu).
2) Bayi (1 – 12 bulan)
a) Tumbuh kembang tercepat pada fase ini
b) Bayi tergantung pada orang tua kebutuhan fisiologik dan
psikologik
c) Kelanjutan pembinaan rasa percaya Rasa percaya terhadap
orang tua melalui sikap orang tua yang konsisten terhadap
kebutuhan bayi, membuat lingkungan aman melalui rutinitas dan
peka terhadap kebutuhan bayi dan pemenuhan kebutuhan secara
terampil dan sesegera mungkin.
d) Usia 7 – 9 bulan bayi mulai menyadari dirinya bagian terpisah
dari orang tua sehingga akan menangis bila dipisahkan dari orang
tua atau pengasuhnya.
e) Harga diri terbentuk melalui kegiatan fisik dan reaksi orang lain
terhadap bayi.
**Neonatus dan bayi dikelompokkan dalam fase I yaitu Trust vs
Mistrust, dimana bila fase ini tugas perkembangannya tidak
terpenuhi akan terjadi ketidakpercayaan dg orang lain, iritabilitas,
menarik diri, bermusuhan dan kecemasan dan ketakutan yang
berlebihan.

2. Karakteristik Perilaku
 Karakteristik Normal
1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2) Menangis saat basah, lapar,
haus, dingin, panas, sakit.
3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak
dikenalnya
4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat berte
mu dengan orang yang tidak dikenalnya
7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong
dan
membantingnya.

Diagnosa keperawatan: Kesiapan peningkatan perkembangan infant

3. Intervensi
Intervensi Generalis
a.Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
b.Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c.Memberi selimut saat bayi kedingingan
d.Mengajak berbicara dengan bayi
e.Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f.Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan
benda,
memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g.Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan
atau kemarahan pada bayi
h.Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi
mengalami
masalah kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.

4. LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
DATA Kesiapan
Pemeriksa:
1. Pemeriksa telah memperkenalkan diri dan melakukan BHSP (bina
hubungan saling percaya) dengan ibu klien.
2. Pemeriksa telah mempersiapkan alat pemeriksaan.
3. Pemeriksa telah menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
pemeriksaan Denver II.

Alat yang Digunakan:


1. Alat peraga
a. Bell
b. Alat tulis
2. Lembar pemeriksaan denver II
3. Buku petunjuk sebagai pedoman yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.

Kesiapan Klien:
Saat pemeriksaan, klien dalam kondisi yang sehat, tidak
rewel, tidak mengantuk, dan tidak lapar.

DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Klien

Anak Ibu
Nama : An. R Nama : Ny. D
Umur : 9 bulan 13 Umur : 22 th
hari. Jenis Kelamin : Agama : Islam
Laki-laki Anak ke : I Pendidikan :
(satu) SMA
Pekerjaan : IRT Penghasilan sedang.
Alamat : Kota Semarang

2. Keluhan Utama: Ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan apa-


apa dan ibu mengatakan ingin mengetahui pertumbuhan anaknya
saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang: Ibu mengatakan anaknya tidak
dalam keadaan sakit apapun.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu: Ibu mengatakan anaknya tidak
pernah menderita penyakit menurun, menular, dan menahun
seperti: DM, TBC, Jantung, Asma, dll.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga: Ibu mengatakan dalam
keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun, menular, dan
menahun seperti: DM, TBC, Jantung, Asma, dan lain-lain.
6. Imunisasi yang didapat: Tercatat anak pernah mendapatkan
imunisasi HB, BCG, DAPAT Combo 3x, Polio 4x.
7. Riwayat Antenatal:
a) Trimester I: 2x, keluhan: mual dengan pengobatan: B6, afloat.
b) Trimester II: 2x, keluhan: tidak ada keluhan dengan
pengobatan: Vit C, Fe
c) Trimester III : 3x, keluhan: tidak ada klh, Tx: Vit C, Fe
8. Riwayat Natal: Umur kehamilan 9 bulan, jenis persalinan normal
(spontan), penolong bidan, keadaan bayi baik, bayi menangis,
gerakan aktif, BB 3100gr, PB 49cm.
9. Riwayat Gizi: Pemberian ASI dari bayi lahir sampai usia 9 bulan.
10. Riwayat Psikososial: Yang mengasuh orang tua, hubungan
dengan keluarga baik.
11. Riwayat tumbuh kembang:
a) Duduk: ± pada usia 8 bulan.
b) Merangkak: ± pada usia 8 bulan.
c) Makan biskuit sendiri: ± usia 8 bulan.
d) Berdiri dengan berpegangan: ± 9 bulan.
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola nutrisi: Makan 3x sehari bubur nasi tim (nasi, sayur,
lauk), dan minum ASI dan air putih.
b) Pola Eliminasi: pola buang air besar 1x sehari, bentuk feces
lunak, bau khas, pola buang air besar: 5 – 6x sehari dengan
warna jernih.
13. Pola Istirahat Tidur: Siang ± 2jam malam ± 10 jam
14. Pola Aktivitas: Bermain bersama orang tuanya
15. Perilaku Kesehatan:
a) Mandi 2x sehari.
b) Ganti baju 2 – 3x sehari.
c) Keramas 3x seminggu.

DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum: baik, Kesadaran: compos mentis, Suhu: 36,7°C,


Nadi : 102 X/m, Respirasi : 40 X/m, BB: 9200 gram.

2. Pemeriksaan usia anak

Pada saat pemeriksaan An. R dalam kondisi yang sehat, tetapi


datang ke posyandu untuk timbang badan anak. An. R dilahirkan
dengan usia kandungan aterm yaitu 34 minggu.

Tahu Bula Tanga


n n l
Tanggal 2016 4 22
pemeriksaa
n
Tanggal lahir 2015 7 3
1 -3 13

Usia An. R pada saat pemeriksaan adalah 9 tahun 13 hari.

3. Pemeriksaan Fisik

Kepala: Bentuk simetris, warna rambut hitam, tidak rontok,


tidak ada ketombe.
Muka: Simetris, tidak pucat.

Mata: Simetris, palpebra tidak ada benjolan, conjungtiva tidak


pucat, sclera tidak icterus.
Hidung: Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, kebersihan cukup.

Mulut dan gigi: Tidak ada hipersalivasi, tidak ada epulis,


tidak ada stomatitis, bibir lembab simetris, lidah bersih.
Telinga: Simetris, tidak ada serumen, kebersihan cukup.
Leher: Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
Axila: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kebersihan cukup.

Dada: Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak batuk, tidak


sesak, tidak ada suara ronchi, tidak ada suara wheezing.
Perut: Tidak tidak ada benjolan ada pembesaran, tidak ada luka
bekas operasi.
Kulit: Turgor baik, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan. Punggung: Posisi tulang belakang
normal.
Genetalia: Testis sudah turun dalam serotum, tidak ada
benjolan, tidak ada kelainan.
Ekstremitas atas: simetris, tidak ada oedem, tidak ada
kelainan. Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada oedem,
tidak ada kelainan.
4. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

Personal sosial: Dada dengan tangan, tepuk tangan.

Motorik halus: Menaruh kubus dalam cangkir, membentuk 2


kubus, memegang icik-icik.
Motorik kasar: Duduk, merangkak, berdiri berpegangan.

Bahasa: Mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah suara.

Pemeriksaan Psikologis: Anak sudah terbiasa dengan


lingkungan luar, bila didekati. orang lain, anak akan tersenyum
dan tidak menangis.
B. ANALISA

Tanggal : 02-09-2010 Jam : 08.35 WIB

Data subjektif Data objektif


Ibu mengatakan anaknya 1. Keadaan umum: keadaan umum
tidak ada keluhan apa-apa baik, berat badan 9200 gram,
dan ibu mengatakan ingin Kesadaran Composmentis, Suhu
mengetahui pertumbuhan 36,7°C, Nadi 102 X/m, Respirasi 40
dan perkembangan saat X/m
ini. 2. Tahap Tumbuh kembang: Duduk : ±
8 bln, merangkak : ± 8 bln, makan
biskuit sendiri : ± 8 bln, berdiri
dengan berpegangan : ± 9 bln.
3. Tingkat Perkembangan:
 Personal sosial: Dada
dengan tangan, tepuk
tangan
 Motorik halus: Menaruh kubus
dalam cangkir, membentuk 2
kubus, memegang icik-icik
 Motorik kasar: Duduk,
merangkak, berdiri
berpegangan
 Bahasa: Mengoceh, menirukan
kata- kata, menoleh kearah suara

C. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


tidak ada: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal.

D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal : 02-09-2010 Jam : 08.45 WIB.

Diagnosa Keperawatan: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang


normal.
Tujuan: Intervensi:
Setelah dilakukan 1. Beritahu hasil pemeriksaan anak
asuhan kebidanan kepada ibunya.
selama ± 15 menit 2. Observasi tumbuh kembang anak.
ibu dapat memahami 3. Anjurkan ibu agar tetap
tumbuh kembang memberikan stimulasi kepada
anak. Kriteria hasil: anak untuk tumbuh kembang
KU baik, Kesadaran anaknya
composmentis, 4. Ibu menjadi tahu keadaan anaknya
berat badan 7,2 – dan tidak perlu kuatir.
11 kg, panjang 5. Untuk mengetahui tumbuh
badan 68,0 – 76,0 kembang anaknya sesuai
cm. dengan umurnya.
6. Pertumbuhan dan perkembangan anak
normal sesuai dengan usianya.

F. IMPLEMENTASI

Tanggal : 02-09-2010 Jam : 08.50 WIB

Diagnosa Implementasi
Bayi usia 9 Memberitahu hasil pemeriksaan anak pada ibunya
bulan dengan bahwa tumbuh kembang anaknya sesuai dengan
tumbuh usianya.
kembang Mengobservasi tumbuh kembang anak, meliputi:
normal. - Motorik halus - Personal sosial.
- Motorik kasar – Bahasa.
Menganjurkan ibu agar tetap memberikan stimulasi
kepada anak untuk tumbuh kembang anaknya,
sering
mengajak bicara anak, memberikan mainan,
memberikan kue/biscuit supaya bisa makan sendiri.
G. EVALUASI:

Tanggal : 02-04-2016 Jam : 09.00 WIB

Diagnosa Evaluasi
Bayi usia 9 S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang
bulan penjelasan
dengan nakes
tumbuh O:
kembang  KU bayi : baik. Kesadaran : composmentis, Suhu
normal : 36,7°C, Nadi : 102 X/m, Respirasi : 40 X/m,
BB : 9200 gram.
 Personal sosial : Dada dengan tangan, tepuk
tangan.
 Motorik halus : Menaruh kubus dalam
cangkir, membentuk 2 kubus, memegang
icik-icik.
 Motorik kasar : Duduk, merangkak,
berdiri berpegangan
 Bahasa : Mengoceh, menirukan kata-kata,
menoleh
kearah suara.

A : Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang


normal
P : Lanjutkan intervensi:
 Anjurkan ibu untuk tetap memberikan stimulasi
kepada anaknya, antara lain: sering mengajak
bicara anak, memberikan mainan, memberikan
kue/biscuit supaya bisa makan sendiri.
 Observasi tumbuh kembang anak

A. Kesimpulan
Penilaian tes denver II dilakukan melalui tes tugas perkembangan di 4
sektor yaitu:
 Personal sosial: Mampu melakukan dadah atau melabaikan
dengan tangan, tepuk tangan.
 Motorik halus: Mampu menaruh kubus dalam cangkir,
membentuk 2 kubus, memegang icik-icik.
 Motorik kasar: Mampu duduk, merangkak, berdiri berpegangan.
 Bahasa: Mampu mengoceh, menirukan kata-kata, menoleh kearah
suara.
Menurut pedoman DDST, dari hasil pemeriksaan diatas diklasifikasi
kategori normal.

B. Rencana Tindak Lanjut


Pemeriksaan dengan denver II pada An. R didapatkan hasil bahwa
An. R masuk dalam kategori normal. Anjurkan ibu untuk tetap
memberikan stimulasi kepada anaknya, antara lain: sering mengajak
bicara anak, memberikan mainan, memberikan kue/biscuit supaya
bisa makan sendiri. Dan Lakukan observasi tumbuh kembang anak
secara rutin ke Posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Liilik Marifatul. 2016. BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN


JIWA: Teori dan Aplikasi Praktik Klinik.Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Suradi & Yuliani, R. 2001. Asuhan keperawatan pada anak.


J a k a r t a : PT Fajar Interpratama.

Wahab, S (ed.). 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Wong, DL. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai