Anda di halaman 1dari 15

NAMA KELOMPOK 6

1 .PUTRI AULIA ZAHARA [2202181]


2. FIRNA RODITA [2202168]
3. AZRINI NURFADILAH [2202160]
4.3 JE1FRI AULIA [2202174]

Dosen pembimbing:Ns.INDAH KOMALA SARI M.KEP


[DAFTAR ISI]
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN
A. advokasi.................................................................................................. 11
1. Rentang Respons Kecemasan............................................................11
2. Respon Terhadap Kecemasan ...........................................................14
3. Klasifikasi Kecemasan ........................................................................15
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan .............................. 16
5. Kecemasan Berkaitan dengan Bencana.. ..........................................17
B. Bencana Gempa Bumi dan Tsunami ...................................................... 19
1. Definisi Gempa Bumi ......................................................................... 19
2. Penyebab Gempa Bumi ......................................................................20
3. Dampak Gempa Bumi ................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum, keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap klien, dan
akhir-akhir ini advokasi klienpun telah disahkan dalam peranan keperawatan itu sendiri.
Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan, sebagaimana pengertiannya
“Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang lain”. Sebagai kewajiban moral yang
jelas bagi perawat, hal ini (advokasi) telah menemukan justifikasi (pembenaran) kepada
pendekatan keperawatan yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan, kedalam etika
keperawatan. Dari sebab itu, pada kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang
“Advokasi dalam keperawatan” secara ringkas dan mudah di mengerti.

B.Rumusan masalah
Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian advokasi.
2. Bagaimana pengertian peran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Dan bagaimana peran perawat sebagai advokator.

C.Tujuan penulisan
Sebagaimana latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penulisan
adalah sebagai berikut :
1. Memahami arti dari advokasi.
2. Mengetahui arti dari peran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Dan mengetahui bagaimana peranan perawat sebagai advokator.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Advokasi
1. Pengertian advokasi
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang
mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang dinyatakan
oleh Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan
nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan
dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator
menginformasikan hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil
keputusan sendiri. Fokus peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan
meningkatkan otonomi klien. Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-
nilai yang sesuai dan penting bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang
terbaik untuk mencapai nilai-nilai yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang
mereka pilih tanpa paksaan dari orang lain.

2.Peran perawat sebagai advokasi

a.Pengertian peran
Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya
menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy, 1994). Selanjutnya
menurut Baylon and Maglaya, 1997 menegaskan bahwa peran adalah serangkaian perilaku
yang diharapkan oleh lingkungan sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di
masayarakat dan keluarga. Sedangkan menurut Stuart and Sundeen, 1998 peran adalah
serangkaian pola dan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan
fungsi individu diberbagai kelompok.Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa
konsep teori ini dapat dikatakan bahwa peran adalah harapan dari seseorang/pasien
terhadap perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan
keperawatan yang profesional.
B.Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran
Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:

1.pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan,


merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;

2.keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat;

3.nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah suatu
kepercayaan terhadap obyek.
Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan fasilitas
institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta fasilitas yang
cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam komunitasnya. Faktor
pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku komunitas
profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan berperilaku seperti dia.

c.Pengertian Perawat
Menurut Depkes RI (2002) perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan

secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologi

sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Perawat adalah
mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangannya melakukan tindakan keperawatan

berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan

(Gaffar). Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan,


ketrampilan keperawatan, dan bertanggung jawab serta berkewenangan melaksanakan
asuhan keperawatan (Gaffar).
Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang
memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Depkes RI,2002).

d.Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu system
pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989), menurut Doheney (1992) peran perawat terdiri
dari:

1.Care giver/pemberi pelayanan


a.Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.

b.Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mulai dari
masalah fisik (fisiologis) sampai masalah psikologis.

c.Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai dengan komplek.

2.Clien advocate/pembela pasien


Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasi informasi
dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
prsetujuan (inform consent) atas tidakan keperawatan yang diberikan.

3.Consellor/konseling
a.Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat sakitnya.
b.Adanya pola interaksi ini merupakan dasar
dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c.Konseling diberikan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
d.Pemecahan masalah difokuskan pada masalah
mengubah perilaku hidup sehat (prubahan pola
interaksi)
4.Educator /pendidik
a.Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim
kesehatan lain baik secara spontan (saat interaksi)
maupun secara disiapkan.
b.Tugas perawat adalah membantu mempertinggi
k. pengetahuan dalam upaya meningkatkan
kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan
tindakan yang spesifik.
c.Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi
dalam Nursing care Planning.

5. Coordinator/koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan ,
merencanakan, mengorganisasikan pelayanan
dari semua tim kesehatan. Karena klien menerima
banyak pelayanan dari banyak profesional
misalnya nutrisi maka aspek yang harus
diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi,
persiapan, pengelolaan, cara memberikan,
monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya.

6. Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan
tim kesehatan lainnya berupaya mengidentifikasi
pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk
tukar pendapat terhadap pelayanan yang
diperlukan klien, memberi dukungan, paduan
keahlian dan ketrampilan dari berbagai
profesional pemberi pelayanan kesehatan.

7. Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan
dengan permintaan klien dan informasi tentang
tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan
peran ini dapat dikatakan keperawatan adalah
sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.
8. Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dalam hubungan
dengan klien dan cara pemberian keperawatan
kepada klien.
e. Peranan perawat sebagai advokator
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai
penghubung antara klien dengan tim kesehatan
lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun professional.
Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator
dalam tahap pengambilan keputusan terhadap
upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
Dalam menjalankan peran sebagai advocat
(pembela klien) perawat harus dapat melindungi
dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas
informasi; pasien berhak memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan
tempat klien menjalani perawatan. Hak mendapat
informasi yang meliputi hal-hal berikut:
i. penyakit yang dideritanya;
ii. tindakan medik apa yang hendak
dilakukan;
iii. kemungkinan penyulit sebagai akibat
tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
iv. alternatif terapi lain beserta resikonya;
v. prognosis penyakitnya;
vi. perkiraan biaya pengobatan/rincian
biaya atas penyakit yang dideritanya;
vii. hak atas pelayanan yang manusiawi,
adil, dan jujur;
viii. hak untuk memperoleh pelayanan
keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa
diskriminasi;
ix. hak menyetujui/ memberi izin
persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat/ tindakan medik sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent);
x. hak menolak tindakan yang hendak
dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang
penyakitnya;
xi. hak didampingi keluarganya dalam
keadaan kritis;
xii. hak menjalankan ibadah sesuai agama/
kepercayaan yang mengganggu pasien lain;
xiii. hak atas keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
xiv. hak mengajukan usul, saran, perbaikan
atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
xv. hak menerima atau menolak bimbingan
moral maupun spiritual;
xvi. hak didampingi perawat keluarga pada
saat diperiksa dokter;
xvii. hak untuk memilih dokter, perawat atau
rumah sakit dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di rumah sakit atau sarana pelayanan
kesehatan;
xviii. hak atas rahasia medic atau hak atas
privacy dan kerahasian penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
xix. hak meminta konsultasi kepada dokter
lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang
dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
menangani;
xx. hak untuk mengetahui isi rekam medik
( Kusnanto,2004 ).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagaimana yang kami paparkan di atas, maka
yang menjadi kesimpulan adalah sebagai berikut :
ü Advoksi secara harfiah berarti pembelaan,
sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang
mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-
mula digunakan di bidang hukum atau pengadilan.
ü peran adalah harapan dari seseorang/pasien
terhadap perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya dalam memberikan asuhan
keperawatan yang profesional.
ü Faktor-faktor yang mempengaruhi
terlaksanannya peran :
o pengetahuan; merupakan dominan yang
penting untuk terbentuknya tindakan, merupakan
kesiapan individu untuk bertindak atau
predisposisi suatu perilaku;
o keyakinan; menjadi pegangan setiap orang
dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat;
o nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit
Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah suatu
kepercayaan terhadap obyek.
ü Sebagai advokat klien, perawat berfungsi
sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan
upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara
sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran
sebagai advocat (pembela klien) perawat harus
dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
B.SARAN
Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di
atas adalah sebagai berikut :
ü Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran,
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, di
harapkan kepada seluruh perawat agar mampu
menjadi advokator yang baik dan handal, yang
berkerja secara profesional, yang tidak hanya
menjadi advokator pasien/klien, tapi juga menjadi
pembela kelayakan untuk keluarga pasien, baik itu
dari segi kenyamanan, kelayakan dan juga
pelayanan-pelayanan keperawatan l

DAFTAR PUSTAKA

Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang


Pengambilan Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya
Medika, 2004.
Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses
Keperawatan di Rumah Sakit. Depkes, Jakarta.
Gilles Dee Ann, 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai