Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


2.1 Perawat Sebagai Advokator ......................................................................................... 3
2.2 Peran Perawat Sebagai Advokator ............................................................................... 4
2.3 Tanggung Jawab Perawat dalam Menjalankan Peran Advokat Pasien ....................... 6
2.4 Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki Perawat Advokat ............................................ 6
2.5 Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien .................................. 7

B...A...B...I.I.I..C...O...N..T...O..H....K..A...S..U...S.........................................................................
......................... 10

3.1 Contoh........................ ................................................................................................ 10


3.2 Pemeran....................................................................................................................... 10
3.3 Skenario ..................................................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 13


4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan


melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh

melalui pendidikan keperawatan.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi
aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang bersifat komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit mencakup siklus

hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat


terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya untuk mencapai derajat kesehatan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan
dibidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitastif dengan menggunakan proses

keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan.

Advokasi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap


seseorang yang mempunyai permasalahan istilah advokasi dalam bidang hukum tersebut
dijadikan sebagai penasehatnya dan memperoleh keadilan yang sungguh-sungguhnya,
maka advokasi dalam bidang kesehatan diartikan upaya untuk memperoleh pembelaan,
bantuan atau dukungan terhadap program kesehatan.

Menurut Webster Encyclopedia advokasi adalah “Act of pleadin g for supporting


or recomending active espousal” atau “tindakan pembelaan, dukungan atau rekomendasi.

Menurut “John Hopkins ” Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi


kebijakan melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif, dengan menggunakan
informasi yang akurat dan tepat.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perawat sebagai advokator?
2. Apa peran perawat sebagai advokator?
3. Apa tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien?
4. Apa nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat?
5. Apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien?

1.3. Tujuan
1. Untuk memahami perawat sebagai advokator.
2. Untuk mengetahui peran perawat sebagai advocator
3. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat sebagai advokator
4. Untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai yang harus dimiliki perawat sebagai
advokator
5. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dalam melaksanakan peran perawat
sebagai advokator

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perawat sebagai advocator


Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau
memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela pasien
dalam praktik keperawatan (Brooker, 2002). Advokat adalah seseorang yang membela
perkara orang lain (Kozier Erb, 2004). Advokat pasien adalah seorang advokat yang
membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai pendukung dan
pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi tentang status kesehatan
pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan, pilihan-pilihan, keinginan dan
penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan dalam pengobatan pasi en.
Oleh karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam praktik keperawatan,
peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk melindungi hak
pasien mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009) .
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang
ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan
memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku.
Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya sebagai seorang
profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan
sendiri (Putri & Fanani, 2010) .
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga
pengertian, yaitu:
1) Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada
tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak
yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya,
melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak
pasien.

3
2) Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien
Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan
tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri,
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan
memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien,
melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari
semua alternatif pilihan atau keputusan.
3) Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia
yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai
semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.

Dewasa ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-hak
pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong pasien
sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri, yang
sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau tenaga
kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai kebutuhan
dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti keinginan
pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari
pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar dari semua
peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien,
dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien. Perawat sebagai advokat
yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan
kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan
tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)

2.2. Peran Perawat Sebagai Advokator


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah

4
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawat penyakit di komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-
haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi
klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain
itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2005)
Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien
dari pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu
yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai
pembela adalah hak privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien, peran ad vokat keperawatan adalah (Armstrong,
2007)

1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.


2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar
profesi kesehatan

5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi


kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain

5
2.3. Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien
tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah :

1) Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :


memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien
dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai
penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua
keputusan pasien.
2) Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien,
dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan
tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan
menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.
3) Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan
yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam
perawatan.

2.4. Nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh perawat advokat


Untuk menjalankan perannya sebagai advokasi pasien, perawat harus memiliki
nilai-nilai dasar, yaitu :
1) Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk menentukan
pilihan dan mengambil keputusan.
2) Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan
saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.
3) Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui cara
memelihara kesehatannya.

Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki sikap yang baik
agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki
perawat, adalah:

6
1) Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut pandang yang
positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan dengan
pasien.
2) Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama
walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
3) Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi
atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan
dokter.
4) Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat tidak dapat bekerja sendiri
dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
5) Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang
memiliki wewenang/otoritas.

2.5. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat pasien
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan pasien
dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat bagi pasien,
perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang
diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam
meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan
bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan
pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan
semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasie n.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif
pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih
sesuai keinginannya.

7
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan
kepercayaan pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka in gin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan
berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai
advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien
dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai tersebut.
7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan
lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien
dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan dan
hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga
pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama dalam
perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap
keputusan pasien.
10.Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan
mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter
untuk memberikan obat penghilang nyeri.
11.Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan
menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
12.Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien sehingga
pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien.

8
13.Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi pasien
yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan
dan harapan-harapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis & Hartley,
2000), adalah pasien akan :
1) Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2) Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-
pilihannya.
3) Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4) Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5) Perasaan cemas, frustrasi, dan mar ah akan berkurang.
6) Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7) Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8) Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9) Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

9
BAB III

CONTOH KASUS

3.1 Contoh

Seorang anak bernama Tiara dirawat di RSCD dengan keluhan perut sebelah kanan terasa
sakit, susah bergerak yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Dokter mendiagnosa bahwa
pasien feri terkena radang usus buntu yang harusnya dioperasi karena radangnya telah
menyebar dan bisa menyebabkan infeksi ke daerah sekitarnya. Apa yang harus dilakukan
perawat sesuai perannya sebagai advokator ?

3.2 Pameran
Made : Sebagai perawat di Rumah Sakit
Tiara : Sebagai pasien penderita penyakit usus buntu
Riri F : Sebagai Ibu Pasien
Ardila : Sebagai Petugas Laboratorium

Nia : Sebagai Narator

3.3 Skenario

Prolog :
Pada suatu pagi di Rumah Sakit “RSCD”, seorang anak bernama Feri
dirawat karena mengalami radang usus buntu. Seorang perawat bernama
Made, datang ke ruang pasien dirawat.
Sikon 1 :
Perawat Made : “Selamat pagi Feri, saya suster Made. Saya perawat shift pagi hari ini,
yang akan memeriksakan keadaan Feri. Bagaimana Feri, apakah perutnya
masih terasa sakit?” (sambil memeriksa)
Pasien Tiara : “selamat pagi sus, perut saya terasa sakit sekali pada bagian kanan ini
sus”.(meringis kesakitan)
Ibu Tiara : “Anak saya ini sakit apa ya sus? Kenapa dia mengeluh perutnya sakit di
sebelah kanan terus ya sus?”

1
Perawat Made : “Berdasarkan hasil pemeriksaan lab dan diagnosa dari dokter, anak ibu
mengalami radang usus buntu. Peradangan pada usus feri sudah kronis ibu.
Apabila tidak segera dilakukan tindakan medis dapat menyebabkan infeksi
yang menyebar disekitar ususnya. “(sambil menjelaskan dengan detail)
Ibu Tiara : “Jadi bagaimana sebaiknya sus? Apakah harus dilaksanakan operasi atau
tidak?”
Perawat Made : “Berdasarkan hasil pemeriksaan lab lebih baik dilaksanakan tindakan operasi
bu, karena jika tidak dilaksanakan operasi maka akan terjadi peradangan
pada usus Feri, selanjutnya akan terjadi infeksi dan pembusukan apabila
infeksi telah menyebar. Selain itu peradangan pada usus Feri akan sangat
mengganggu Feri saat beraktivitas.
Nah, sebaliknya apabila dilaksanakan operasi, pastinya juga akan
menimbulkan efek samping, diantaranya bisa saja terjadi radang selaput
perut akibat penjahitan bekas luka operasi yang kurang rapi dan kurang
steril, rasa nyeri , luka infeksi pada lokasi pemotongan usus, infeksi pada
saluran kemih, rasa terbakar dan susah buang air kecil diakibatkan ginjal
tidak berfungsi dengan baik. Tetapi efek samping tersebut tidak selalu
terjadi pada setiap pasien bu. Selama proses operasi dilaksanakan dengan
prosedur yang baik, maka efek samping dapat diperkecil.”
Ibu Tiara : “Baiklah sus, terimakasih atas informasinya. Nanti saya diskusikan dahulu
dengan anggota keluarga lainnya.”
Perawat Made : “Sama-sama bu, dan untuk Feri semoga lekas sembuh ya.”
Tiara : “Iya sus, terimakasih.”

Keesokan harinya
Ibu Feri : “Saya telah mendiskusikan dengan keluarga yang lain sus, kami setuju
untuk dilakukannya operasi usus buntu kepada Feri.”
Perawat Made : “Baiklah bu, sebelum operasi dilakukan saya akan memberikan surat
persetujuan untuk operasi yang harus ditandatangani oleh ibu.”
Ibu Feri : “Baik suster.”

Prolog:
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan

1
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama dalam
pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong, 2007)

1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.


2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar
profesi kesehatan

5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi


kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain.

1
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Peran advokat pasien adalah dasar dari semua peran perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan dan dukungan terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan
bertindak atas nama pasien. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara
klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela

kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan
yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional.

Perawat advokat menolong pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk
mengambil keputusan sendiri, yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena
pengaruh dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada
pasien diberikan sesuai kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi dan mengerti keinginan pasien dan memastikan bahwa keinginan
tersebut merupakan keputusan yang terbaik dari pasien.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2019.

Mubaraq, Z. 2018. Peran Perawat (online).


(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24955/4/chapter%2018.pdf )

Mantra, 2020. Dasar-dasar Komunikasi. Pusat Penyuluhan Kesehatan

Departememen Kesehatan Masyarakat, Jakarta.


Baharudin. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Cetakan I, Jakarta, Rineka

Cipta, 2021.

Ismani. Etika Keperawatan. Jakarta, Widya Medika, 2021.

Kusnanto. Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta,

EGC, 2020.

Priharjo. Pengantar Keperawatan. Yogyakarat, Kanisius, 2020.

Potter, PA. Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses dan Praktik. Alih Bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2017.

Anda mungkin juga menyukai