5. Idayana.S.F.Mauri : 20170811024089
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkah dan rahmat- Nya. Kami kelompok 1 bisa menyelesaikan Tugas
Keperawatan Komunitas II Berjudul “PERAN PERAWAT DAN FUNGSI
PERAWAT ADVOCATE”. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk
mendapatkan nilai Tugas dan untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.
Kami kelompok 1 telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga telah menyelesaikan Tugas Keperawatan
Komunitas II ini dan tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen
dan yang memberikan tugas mengenai makalah sekaligus menambahkan
wawasan dan pengetahuan.
Jika makalah ini memiliki kekurangan dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami kelompok 1
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat
diperbaiki.
Kiranya Tugas Keperawatan Komunitas II ini bisa berguna dan
bermanfaat kepada pembaca maupun masyarakat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
KONSEP TEORI
1.1 Pengertian Adovocate
1. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim
kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela
kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan
upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan
tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
2. Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan
menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat
dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang
memberi keperawatan sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan
kesehatan (WHO, 2005)
3. Advokasi merupakan dasar filasafat dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas
menentukan nasibnya sendiri (Gondow, 1983).
4
C. Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien
sebagai manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai
manusia yang unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu
sama lain. Perawat harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien
sesuai dengan kebutuhannya saat itu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan
kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat
berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu meninjau kembali
tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi pasien.
Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah
partner dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner
perawat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien
diharapkan akan bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk
menentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban
untuk menjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan
pasien.
5
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan
alternatif pilihan pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien
untuk memilih sesuai keinginannya.
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan
dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai
dan kepercayaan pasien.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam
melakukan berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk
membantu dan memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda
Sebagai advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang
dianut pasien dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang
tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing
dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk
mengorientasikan pasien dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan
semua peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga
pasien dapat beradaptasi dengan baik.
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap
sehingga pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama
dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta
mendukung setiap keputusan pasien.
10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan
mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan
dokter untuk memberikan obat penghilang nyeri.
11. Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih
mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
6
12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien
sehingga pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan
membahayakan pasien.
13. Memberi kekuatan pada pasien.
Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber kekuatan bagi
pasien yang mendukung dan membantunya dalam mengekspresikan
ketakutan, kecemasan dan harapan-harapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis &
Hartley, 2000),
adalah pasien akan :
1. Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan
pilihan-pilihannya.
3. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6. Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.
7
2. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang
disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang
dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain,
mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan
kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.
3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari
tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan
pasien selama dalam perawatan.
8
consent) merupakan isu yang harus dihadapi pasien. hak pasien lain yang
melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hak privasi dan hak
menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar
utama dalam pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat
keperawatan adalah (Armstrong, 2007)
1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
3. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran non
aksi.
4. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah
antar profesi kesehatan
5. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk
mengidentifikasi kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan
kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.
9
BAB II
NASKAH ROLEPLAY
Karakteristik Pemain :
1. Dokter : Tegas Dan Juga Disiplin
2. Kepala Perawat : Baik Dan Juga Tegas
3. Perawat : Lembut, Baik, Dan Juga Murah senyum
4. Pasien : Murah senyum Dan Tidak Enakan
5. Warga : Baik
Naska Skenario :
Sesi 1
Narator ( Pembaca Naska Skenario )
Pada hari Senin, sore pukul 15.00 WIT seorang pasien di datangkan
oleh warga ke Rumah Sakit Harapan kondisi pasien yang tidak sadarkan diri
mengharuskan segerahnya dilakukan Tindakan medis akan tetapi, tidak ada
satu kartu identitas apapun dan tidak ada keluarga yang mencarinya. Disinilah
peran perawat sebagai adovocate di laksanakan.
Sesi 2
Seting : Ruangan UGD
Dokter (heru) : kita tunggu dulu keluarga atau walinya datang, kalua udah
kabarin ke saya.
KEESOKAN HARINYAAAA…………..”
“ Perawat mendatangi dokter kemudian memberitahukan lagi tentang kondisi
pasien kemarin “.
Perawat ( marta ) : selamat pagi dok, ijin memberitahukan tentang pasien yang
kecelakaan kemarin sampai saat ini belum ada keluarga pasien yang datang
11
untuk menemui saya dan saya kesulitan mencari identitas pasien karena tidak
ada satupun kartu identitas.
Dokter ( heru ) : apa boleh buat, karena kita tidak bisa melakukan Tindakan
apapun tanpa persetujuan keluarga atau wali pasien.
Perawat ( marta ) : kalua saya jadi walinya, bagaimana dok?
Dokter ( heru ) : kamu tanya dulu ke kepala perawat, boleh atau tidak
melakukan Tindakan,
Perawat (marta) : baik Dok.
Perawat ( marta ) : selamat siang ibu, ijin memberitahukan ibu. Kemarin ada
pasien kecelakaan dan kondisinya tidak sadarkan diri dan sampai saat ini belum
ada keluarga pasien yang datang untuk menghubungi saya, saya kesulitan
mencari identitas nya karena tidak ada satupun kartu identitas yang ada di
pasien ibu.
Kepala perawat (bexi) : apa boleh buat, untuk Tindakan lanjut harus ada wali
atau keluarganya
Perawat (marta) : bagaimana kalo saya yang jadi walinya?
Kepala perawat (bexi) : kalua kamu bersedia, untuk menjadi wali kamu bisa ttd
di surat ini, nanti di bawa keruangan admistrasi lalu di bawa ke dokter.
Perawat (marta) : baik bu.
SELESAIIIIII TINDAKANNN……….”
“ pasien pun membuka mata ”
12
Perawat ( marta ) : ibu sudah bangun? Sekarang ibu ada di rumah sakit harapan
Pasien ( kk idayana) : saya kenapa ya sus?
Perawat (marta) : ibu sejak kemarin, ibu mengalami kecelakaan dan tidak ada
satupun keluarga yang datang, saya pun kesulitan mencari identitas ibu.
Kemudian saya menawarkan diri saya menjadi wali ibu agar ibu cepat ditangani.
Pasien (kk idayana) : ohh gitu sus? Terimakasih banyak sus. “ ucap pasien
dengan lemah lembut dan memegang tangan perawat”.
Perawat (marta) : sama sama bu, sekarang ibu banyak banyak istirahat…
“ perawat berjalan keluar dari pintu ruangan pasien, dan pasien pun
beristirahat “.
PENUTUPAN DRAMA
NARATOR ( PEMBACA )
PERAWAT MEMILIKI PERAN SEBAGAI ADOVOCATE, MENURUT UU
KEPERAWATAN PASAL 37 MENJELASKAN BAHWA PERAWAT BERKEWAJIBAN
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN SALAH SATUNYA SEBAGAI
ADOVOCATE PERAWAT DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA
DALAM SUATU LINGKUNGAN PELAYANAN KESEHATAN, PERLU SEMAKSIMAL
MUNGKIN BEKERJA SAMA DENGAN TENAGA KESEHATAN LAIN DALAM
PERAWATAN PELAYAN, SEHINGGA PERAWATAN YANG DIBERIKAN PADA
PELAYAN ADEKUAT ATAU TIDAK MERUGIKAN KLIEN.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang
penting dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran
perawat sebagai advokat pasien menuntut perawat untuk dapat
mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan kepercayaan yang
dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku
profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu,
pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki
kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat
pasien.
3.2 Saran
1. Bagi perawat
Mengaplikasikan teori ini dalam tatanan pemberian pelayana kesehatan
kepada masyarakat, dan melaksanakan peran perawat sebagai advokat
utama klien dan penghubung antar profesi kesehatan demi kepentingan
pasien
2. Bagi mahasiswa
Melakukan peneltian terkait tentang advokasi, karena masih banyak hal
yang bias dieksplor dan dikembangkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15