Anda di halaman 1dari 12

Makalah

“Identifikasi dan Analisis pada Usaha kecil Angkringan”

Dibuat Oleh :

Muhammad Wildan Santosa (20SA2032)


Choirul Rizal (20SA2065)
Andika Lutfhi Citra Tama (20SA2088)
Fathur Rohim (20SA2076)

UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO


SISTEM INFORMASI – ILMU KOMPUTER
2022 / 2023
Kata Pengantar :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah IS Strategy, Management and Aquisition.

Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis usaha kecil angkringan yang
terdapat di wilayah Kota Purwokerto. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Abstrak :
Makalah ini berisi tentang identifikasi dan analisis usaha kecil angkringan yang terdapat di
wilayah Kota Bandung. Identifikasi meliputi lokasi usaha, jenis produk yang dijual, target
market, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan usaha. Analisis yang
dilakukan meliputi analisis SWOT,Value Chain, GAP Analisis, dan . Hasil dari identifikasi
dan analisis tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman usaha kecil angkringan tersebut, serta mengetahui strategi yang tepat
untuk mengelola dan mengembangkan usaha tersebut.

Keywords: usaha kecil angkringan, identifikasi, analisis, SWOT,Value Chain, GAP Analisis,
Strategy.
Daftar Isi:

Kata Pengantar…………………………………………………………………..
Abstrak…………………………………………………………………………..
Latar Belakang…………………………………………………………………..
Analisis Usaha Kecil Angkringan………………………………………………
Kesimpulan……………………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..
Latar Belakang :
Latar Belakang:

Usaha kecil merupakan salah satu bentuk usaha yang banyak ditemukan di Indonesia.
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil, usaha kecil adalah usaha yang
bergerak di bidang industri, perdagangan, atau jasa yang memiliki aset tidak lebih dari Rp.
4.800.000.000,00 dan tidak mempekerjakan lebih dari 100 orang. Usaha kecil sangat
bermanfaat bagi perekonomian nasional karena mampu menyerap tenaga kerja dan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Salah satu jenis usaha kecil yang banyak ditemui di Indonesia adalah angkringan.
Angkringan merupakan usaha kecil yang menyediakan tempat duduk sederhana di depan
rumah atau di tempat terbuka, serta menjual makanan dan minuman ringan seperti gorengan,
jus, teh, dll. Angkringan biasanya ditemukan di daerah pedesaan atau pinggiran kota dan
sering menjadi tempat berkumpul masyarakat untuk ngobrol santai.

Meskipun angkringan merupakan usaha kecil yang mudah ditemui di Indonesia, namun tidak
semua angkringan mampu bertahan dan berkembang. Faktor-faktor seperti lokasi yang tidak
strategis, persaingan yang tinggi, serta kurangnya pengelolaan yang baik dapat menyebabkan
usaha angkringan tersebut merugi atau bahkan gulung tikar. Oleh karena itu, diperlukan
identifikasi dan analisis yang tepat untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman usaha kecil angkringan, serta menentukan strategi yang tepat untuk mengelola dan
mengembangkan usaha tersebut.
Analisis SWOT :

Angkringan Om’e
Strength
 Harga yang terjangkau
 Banyak variasi menu
 Tempat yang nyaman & Strategis
 Terkenal di daerahnya
 Memiliki ciri khas menu
 Selalu ramai Pembeli
Weakness
 Jika tempat ramai tidak bisa dine in
 Sepi jika cuaca tidak baik baik saja misal hujan

Opportunities
 Menambah varian menu lagi.
 Pelanggan yang loyal.
 Tingginya tingkat konsumtif terhadap angkringan di kalangan mahasiswa dan anak
muda lainnya yang sering ke angkringan.
 Tren atau gaya hidup nongkrong dikalangan anak muda meningkat.
 Media social memudahkan promosi dan interaksi antara penjual dan pembeli
@angkringan_om.e

Threats
 Banyak Kompetitor Serupa.
 Adannya Kompetitor baru yang membuat angkringan di dekat angkringan Om’e.
 Variasi menu dari competitor yang lebih menarik.
 Penurunan tingkat konsumen ketika cuaca sedang hujan.
 Harga bahan baku naik di pasaran.
Value Chain :

Value chain adalah suatu model yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh suatu perusahaan dari mulai pemasok bahan baku hingga produk yang
dikonsumsi oleh konsumen. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dapat
memberikan nilai tambah bagi produk yang dihasilkan, sehingga meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan tersebut.

Pada usaha kecil angkringan, value chain dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Pemasok bahan baku:
1. Usaha angkringan membutuhkan bahan baku seperti gorengan, jus, teh, dll. Pemasok
bahan baku ini bertugas menyediakan bahan baku tersebut kepada usaha angkringan.

2. Proses produksi: Proses produksi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh usaha
angkringan untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual kepada
konsumen.

3. Penjualan: Penjualan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh usaha angkringan


untuk menawarkan produk yang dihasilkan kepada konsumen.

4. Pemasaran: Pemasaran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh usaha angkringan


untuk mempromosikan produk yang dijual kepada konsumen.

5. Purna jual: Purna jual merupakan aktivitas yang dilakukan oleh usaha angkringan
untuk memberikan layanan purna jual kepada konsumen seperti pengembalian barang,
ganti rugi, dll.

Aktivitas Nilai Tambahan


Pemasok dan bahan -
baku
Proses Produksi Menambahkan nilai terhadap bahan baku menjadi produk
siap jual.
Penjualan Menambah nilai terhadap produk dengan memberikan
informasi tentang produk kepada konsumen.
Pemasaran Menambah nilai terhadap produk dengan
mempromosikan produk kepada konsumen.
Purna jual Menambah nilai terhadap produk dengan memberikan
layanan purna jual kepada konsumen.

Tabel diatas merupakan tabel value chain


Fokus Penelitian
Mengingat luasnya cakupan permasalahan dalam usaha ini, maka penulis memfokuskan
penelitian kedalam beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi pemasaran yang telah dilakukan Angkringan Om’e ?
2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman dari Angkringan Om’e ?
3. Strategi apa yang cocok dengan Angkringan Om’e setelah melihat kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancamannya ?
Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang telah dilakukan Angkringan Om’e
2. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Angkringan
Om’e
3. Untuk mengetahui strategi yang cocok dengan Angkringan Om’e
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pentingnya penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Aspek Praktis
Manfaat praktis bagi penulis, yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi penulis dalam menerapan pengetahuan terhadap masalah yang dihadapi secara
nyata.
2. Aspek Akademik
Penelitian yang dilakukan ini akan menambah kepustakaan atau acuan sebagai
penambah referensi Penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Aspek Kebijakan
Bagi Pihak Angkringan Bojan, penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dan perbaikan guna pengembangan
produk kuliner agar diminati masyarakat.
Pengertian dan Konsep Strategi Pemasaran
a. Pengertian Strategi Pemasaran
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian strategi antara lain, menurut Stephanie
K. Marrusdalam Umar (2001: 31), strategi adalah suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Kotler & Amstrong dalam Sunyoto (2015:2), strategi pemasaran adalah pendekatan
pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan
lebih dulu, di dalamnya tercantum keputusan-keputusan produk mengenai target pasar,
penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang
diperlukan.
Sedangkan Menurut Gultina dan Gardon dalam Sunyoto (2015:2), menyatakan strategi
pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal
permintaan pada pasar target tertentu. Menurut Swastha dan Irawan (2002:217), strategi
dalam memperomosikan produk adalah dengan menggabungkan periklanan, penjualan secara
perorangan, promosi penjualan dan mempublikasikannya untuk menjadi sebuah program
yang terpadu dalam berkomunikasi antara pembeli dengan orang lain yang mana akhirnya
akan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian.
b. Konsep Strategi Pemasaran
Menurut Corey dalam Sunyoto (2015:4), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang
saling berkait, yaitu:
1. Pemilihan pasar, yaitu menentukan pasar mana yang paling tepat untuk dilayani.
2. Perencanaan produk, yaitu spesifikasi produk yang dipasarkan, pembentukan lini
produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri
harus mampu menawarkan banyak manfaat yang dapat diperoleh pelanggan setelah
melakukan pembelian.
3. Penetapan harga, yaitu menetapkan harga yang tepat agar dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dan produk kepada pembeli.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui hingga
produk sampai ke konsumen akhir yang membeli dan menggunakan produk tersebut.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.

c. Bauran Pemasaran
Menurut pendapat Foster dalam Priangani (2013:3), bahwa Marketing mix atau bauran
pemasaran merupakan suatu istilah yang menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan
faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan badan usaha dan jasa. Marketing mix
juga merupakan salah satu konsep dalam pemasaran modern saat ini. Konsep tersebut adalah
salah satu kegiatan pemasaran yang sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mengejar maksimum profit.
Dan untuk usaha Produk terdapat 4 unsur Bauran Pemasaran (Marketing mix-4P) yaitu:
Product, Price, Promotion, dan Place.
1. Product (produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat
mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar
untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Produk merupakan sesuatu yang akan kita pasarkan atau jual ke konsumen.
Kualitas produk juga harus diperhitungkan karena kualitas produk juga sangat dituntut dalam
memenuhi keinginan konsumen, jika kualitas produk itu baik mungkin dapat dipastikan
penjualan produk tersebut lancar. Secara garis besar jenis-jenis produk menjadi dua jenis,
yaitu produk konsumsi dan produk industri. Menurut Kotler dan Gary dalam Setiawan
(2018:168), Tanggapan dan kesan konsumen terhadap produsen melalui produknya juga
dapat didefinisikan sebagai produk.

2. Price (Harga)
Penepatan harga adalah hal penting. Karena harga menentukan nilai pendapatan yang
diterima. Harga harus ditentukan dengan benar dalam arti tidak terlalu tinggi dan juga tidak
terlalu rendah.
3. Place (distribusi)
Kotler dalam Sunyoto (2015:96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari
seperangkat lembagabyang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status pemiliknyabdari produsen ke konsumen”. Dari definisi diatas
dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalahbkeseluruhan kegiatan atau
fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke
konsumen akhir atau pemakai industri. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh
produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan
tersedia bagi konsumen sasaran. Sebagai salah satu variabel Marketing mix, place /
distribution mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan
memastikan produknya. Karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan produk atau jasa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
4. Promotion (promosi)
Menurut Kotler dalam Sunyoto (2015:45) Promosi adalah memberitahukan dan
mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang keberadaan produk, tentang kemanfaat,
tentang keunggulan, tentang atribut-atribut yang dimiliki, tentang harga, di mana dan cara
memperolehnya. Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain Periklanan,
Promosi penjualan, Publisitas dan hubungan masyarakat, dan Pemasaran langsung. Penentuan
media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri.
Strategi Pemasaran :
Suatu usaha dalam memasarkan produknya perlu menyusun rencana atau strategi pemasaran
guna mengembangkan suatu produk dan meningkatkan jumlah konsumen. Angkringan Om’e
adalah salah satunya perusahaan yang bergerak di bidang Kuliner. Dalam memasarkan
produk kulinernya, strategi yang dilakukan Angkringan Om’e adalah sebagai berikut :
A. Strategi Produk (Product Strategy)
Target konsumen dari Angkringan Om’e adalah semua kalangan, menu yang ditawarkan pun
mengikuti tren kekinian dikalangan remaja dan target pelanggan lainnya. Strategi yang
dilakukan Angkringan Om’e untuk produknya yaitu disain tempat atau lokasi yang strategis
dikombinasikan dengan pilihan menu dengan varian yang berbeda dengan rasa kekinian,
sederhana namun tetap menarik yang menjadi salah satu trend kuliner, ditambah dengan
pelayanan yang cekatan dan ramah dari pramusaji. Dan tempat yang luas agar menjadikan
konsumen dari Angkringan Om’e merasa puas dan nyaman.
B. Strategi Harga (Price Strategy) Angkringan Om’e menggunakan 2 Strategi untuk
menentukan harga produk produknya. Strategi pertama adalah Cost oriented pricing yaitu
penetapan harga berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan ditambah
dengan persentase labanya. Dan Strategi yang kedua adalah Competition oriented pricing
yaitu strategi penetapan harga yang didasarkan kepada harga yang ditetapkan oleh pesaing.
Dengan modal sebesar Rp.3.000.000 untuk gerobak, dan Rp.500.000 Untuk bahan pokok.
Angkringan Om’e menetapkan harga serba Rp.2.000 untuk produk sate satean dengan laba
Rp1.000/tusuk, dan Rp. 500.000 untuk alat - alat. Jika para pesaing biasanya menetapkan
harga untuk sate-satean yang berkisar Rp 3.000/tusuk sampai Rp 5.000, perbandingan harga
tersebut membuat Angkringan Om’e termasuk salah satu kuliner angkringan dengan harga
menu murah dan berkualitas. Itu dikarenakan tidak adanya perantara dalam disribusi dan juga
karena Angkringan Om’e lebih mengutamakan label produknya dikenal di kalangan
masyarakat terlebih dahulu daripada mengutamakan keuntungan yang banyak.
C. Strategi Distribusi (Place Strategy) Sistem pendistribusian yang digunakan Angkringan
Bojan yaitu dari produsen langsung ke konsumen dimana pihak Angkringan Om’e
menciptakan produk kemudian produk tersebut ditawarkan langsung kepada konsumen.
Karena dengan menggunakan sistem ini harga yang diterima konsumen lebih murah, karena
hanya satu pihak saja yang mengambil keuntungan. Dengan sistem ini pula Angkringan
Om’e dapat lebih cepat mengetahui perubahan selera konsumennya. Karena Angkringan
Om’e dan konsumen berhadapan langsung, sehingga sering terjadi pembicaraan, salah
satunya tentang perubahan selera konsumennya. Penyampaian produk kepada konsumen
menjadi lebih cepat sampai, karena Angkringan Om’e tidak menggunakan perantara apapun.
D. Strategi Promosi (Promotion Strategy)
Sistem promosi yang sudah digunakan oleh Angkringan Om.e yaitu, above the line dan
below the line
1) Above The Line
Above the line adalah aktifitas marketing atau promosi yang biasanya dilakukan oleh sebuah
usaha dengan menggunakan media untuk membentuk brand Image yang diinginkan. Konsep
promosi ini bersifat tidak langsung atau terbatas pada penerima audience. Angkringan Om’e
menggunakan media sosial, khususnya Instagram. karena merupakan media paling efektif
dan minim biaya dibanding media televisi atau media cetak. Karena selain minim
pengeluaran dana, jangkauan media Instagram yang sangat luas menjadi salah satu alasan
Angkringan Bojan menggunakan media sosial Instagram. Sebagai media Iklan sekaligus
memperkenalkan produk Angkringan Om’e kepada masyarakat.
2) Below The line adalah segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan ditingkat
retail. Untuk menerapkan konsep tersebut Angkringan Om’e melakukan promo free es teh
manis dan berbagai varian sate untuk setiap pembelian produk Angkringan Om’e pada waktu
tertentu. Event Limited edition produk untuk produk produk tertentu, dengan tujuan
merangkul dan membuat konsumen lebih aware tentang produk Angkringan Om’e.

Kesimpulan
Setelah Kelompok kami melakukan observasi kepada usaha umkm di sekitar wilayah tempat
tinggal salah satu kelompok kami yaitu angkringan yang Bernama angkringan Ome. Hasil
dari observasi yang kami lakukan kami mendapatkan sebuah hasil dengan melakukan analis
Swot,Value chain,GAP analisis dan strategi

Anda mungkin juga menyukai