Disusun oleh :
BILLIE JANUAR MUNARDIONO
NPM : 20.6.21-201.C.1257
Oleh :
BILLIE JANUAR MUNARDIONO
NPM : 20.6.21-201.C.1257
Mengetahui Disetujui
Ketua Program Studi
Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
BILLIE JANUAR MUNARDIONO
NPM : 20.6.21-201.C.1257
Mengetahui Disetujui
Pembimbing Lapangan
Asistant Manager PLTA Ketenger
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dn syukur penulis panjatkan doa kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praketk ini, penyusun laporan kerja praktek ini bertujuan untuk menyelesaikan
program sarjana teknik mesin pada sekolah tinggi teknik wiworotomo purwokerto.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Jb. Praharto, ST., M.Eng selaku ketua Sekolah Tinggi Teknik
Wiworotomo Purwokerto.
2. Bapak Mastur, M.T. Selaku ketua Program studi Teknik Sarjana (S1).
3. Bapak Bambang Sugiantoro, ST, MT. Selaku dosen pembimbing Laporan Kerja
Praktek Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto
4. Bapak Yus Nugraha Selaku Asistant Manager PLTA Ketenger
5. Bapak Ferdi Selaku Pembimbing Kerja Praktek di PLTA Ketenger
6. Temen-temen Teknik Mesin S1 Angkatan 2023
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyusun laporan kerja praktek ini.
8. Seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan dan doanya pada
penulis.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusun laporan kerja praktek ini
tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak yang berupa saran,
bimbingan serta arahan maupun bantuan dalam bentuk lain, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi mahasiswa guna menjadikan
referensi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak
terimakasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
vii
3.2 DASAR TEORI TURBIN FRANCIS ...................................................... 16
3.3 BAGIAN-BAGIAN PLTA KETENGER UNIT 4 ...................................... 16
2) Fasilitas Pengaliran/Pipa pesat (Penstock) .......................................... 17
3) Rumah Pembangkit (Power House)..................................................... 18
4) Turbin Air ............................................................................................. 19
5) Generator ............................................................................................ 22
6) Transformator ...................................................................................... 23
BAB IV PERAWATAN TURBIN FRANCIS UNIT 4 ........................................ 25
BAB V PENUTUP................................................................................................ 34
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN KERJA PRAKTEK
1) Tujuan Umum
a. Tujuan dari diadakannya praktek kerja lapangan adalah agar mahasiswa
dapat mengaplikasikan dari ilmu yang didapat di perguruan tinggi,
sehingga dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk meniadi seorang
profesional yang tangguh dan memahami fungsi dari pekerjaannya kelak
nanti.
b. Meningkatkan ketrampilan mahasiswa untuk mempersiapkan mahasiswa
yang siap bekerja di dunia industri yang memanfaatkan ilmu dan
ketrampilan yang dimiliki dari perkuliahan serta PKL di dunia industri
2) Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi syarat laporan kerja praktek tempat studi mahasiswa
b. Menjalin hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
c. Mempelajari sistem pengoperasian dari peralatan pembangkit.
d. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada di industri.
e. Mengetahui permasalahan yang ada serta mengetahui cara mengatasinya
f. Mengetahui fungsi peralatan yang digunakan serta mengetahui cara
kerjanya.
g. Mengetahui fungsi atau kegunaan dari komponen-komponen utama dalam
proses pengoperasian sistem kerja membangkitkan listrik di PT
INDONESIA POWER UP Mrica SUB UNIT PLTA Ketenger.
h. Meningkatkan kemampuan dalam berpikir secara analitis untuk
mengimbangi teknologi.
i. Memperoleh gambaran tentang kondisi dunia kerja di suatu perusahaan.
j. Sebagai bekal pengalaman untuk memasuki dunia kerja.
2
1.4 BATASAN MASALAH
1. Adapun Batasan masalah dari Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk
melakukan perawatan Turbin Francis unit 4 di PLTA Ketenger
2. Perawatan dilakukan sesuai prosedur SUB UNIT PLTA Ketenger yaitu
perawatan Turbin Francis unit 4
Dalam setiap pekerjaan yang akan dikerjakan pasti memiliki tujuan, begitu
dengan penulisan laporan kerja praktek ini dibuat. Rumusan tujuan perlu ditetapkan
terlebih dahulu, agar laporan praktek ini jauh dari kesalahan-kesalahan pembahasan
sekecil mungkin.
3
1. Ruang Lingkup Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis berkesempatan mengenal dan
mempelajari beberapa bagian operasional yakni:
a) Power House
b) Kolam Tando Harian Unit 4
c) Generator Unit 4
d) Pipa Pesat Unit 4
e) Governoor Unit 4
f) Turbin Francis Unit 4
g) Transformator Unit 4
2. Ruang Lingkup Laporan
a) Pofil Perusahaan
b) Tanggung Jawab dan Wewenang
4
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Laporan Praktik Kerja ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu bagian
awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, halaman
pengesahan, prakata, daftar isi, dan daftar gambar, daftar table, dan daftar lampiran.
Bagian ini terdiri dari 5 bab yaitu:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang latar belakang penulis, tujuan, manfaat dan
waktu pelaksanaan dari praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan. Pada
dasarya BAB I berisi tentang gambaran umum penulis melakukan Praktik Kerja
Lapangan
2. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bagian in dijelaskan gambaran umum perusahaan yang menjadi tempat
tujuan penulis melaksanakan Praktik kerja Lapangan yang pada kesempatan ini
dilaksanakan di PT INDONESIA POWER UP MRICA
SUB UNIT PLTA KETENGER.
3. BAB III BENTUK UMUM PLTA KETENGER UNIT 4
Bab III berisi gambaran secara menyeluruh tentang proses pembangkit Listrik
Tenaga Air di PLTA KETENGER UNIT 4
4. BAB IV PERAWATAN TURBIN FRANCIS UNIT 4
Bab IV menjelaskan tentang jenis-jenis perawatan, bagian-bagian yang
dilakukan perawatan serta periode dalam melaksanakan perawatan turbin francis
unit 4.
5. BAB V PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis atas praktik yang telah
dilaksanakan.
Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran - lampiran, yang berisi
antara lain, surat tugas, surat permohonan KP, surat balasan dari perusahaan dan
bagan-bagan pendukung untuk melengkapi hasil laporan kerja praktek ini.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PT.INDONESIA POWER
6
Tujuan pembangunan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik ke berbagai daerah, seperti Purwokerto, Purbalingga, Karanganyar,
Kebumen, dan terutama untuk daerah Gambarsari dan
Pasanggrahan melalui saluran tinggi 30 kV.
Pembangkit ini memanfaatkan aliran sungai Banjaran dan sungai
Surobadak, kemudian ditampung ke dalam kolam tando supaya mendapatkan debit
air dan tinggi lokasi sesuai dengan kebutuhan untuk mengalirkan air melalui pipa
besar sebagai penggerak turbin.
2.2 LATAR BELAKANG PLTA KETENGER
7
infrastruktur lainnya, diantaranya dengan mengeluarkan sertifikasi ISO-9002 untuk
Managemen Quality dan ISO-14002 untuk Bidang Lingkungan.
1. Paradigma Perusahaan
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
2. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.
3. Misi Perusahaan
Menyelenggarakan bisnis pembangkit tenaga listrik dan jasa terkait yang
bersahabat dengan lingkungan
4. The New Indonesia Power Key
a) AMANAH
Memegang Teguh Kepercayaan yang Diberikan
b) KOMPETEN
Terus Belajar Mengembangan Kapibilitas
c) HARMONIS
Saling Peduli dan Menghargai Perbedaan
d) LOYAL
Berdedikasi dan Mengutamakan Kepentingan Bangsa dan Negara
8
e) ADAPTIF
Terus Berinovasi dan Antusias dalam Menggerakan ataupun
Menghadapi Perusahaan
f) KOLABORATIF
Membangun Kerja Sama yang Sinergis
1. Periode Pembangunan
Periode pembangunan PLTA Ketenger dilakukan beberapa tahapan, tahap
pertama adalah pembangunan atau pekerjaan sarana yang meliputi: pembuatan
jalan masuk, kantor, gudang, bengkel, perumahan dinas, pagar, saluran air
minum dan instalasi listrik serta penyediaan tanah. Tahapan kedua adalah
pekerjaan sipil meliputi: pembangunan kolam tando, bendungan banjaran, bak
pengedap masuk kolam, pipa pesat dan gedung pembangkit. Tahap terakhir
terdiri dari pemasangan turbin, generator, indoor switchgear, cranes, transformer
dan peralatan switchgear serta perlengkapan lainnya.
2. Pelaksanaan Pembangunan
Pembangunan sarana sumber tenaga PLTA Ketenger secara garis besar
dilaksanakan pada periode sebagai berikut:
a) Tahun 1935 - 1937 yaitu bendungan Banjaran masuk bak penangkap,
pekerjaan pipa beton bertulang sepanjang 778 m berdiameter 1,4 m, kolam
tando dan bak pelimpah.
b) Tahun 1937 - 1939 yaitu pekerjaan pipa pesat, gedung sentral, turbin,
generator dan perlengkapannya.
c) Tahun 1998 - 1999 pelaksanaan pembangunan PLTA Ketenger 3 atau PLTM
(Pembangkit Listrik Tenaga Mikro) Curug Gede.
3. Bidang Pengolahan Perusahaan dan Pembangkit
a) Tahun 1939 - 1959 pelaksanaan pengolahan Operasi dan pemeliharaan oleh
EMB (Electriciteit Maatchappy Banyumas) di Purwokerto.
9
b) Tahun 1951 - 1962 pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh
PLN distribusi cabang Purwokerto PLN Exploitasi XII.
c) Tahun 1962 - 1982 pelaksanaan pengolahan operasi dan pemeliharaan oleh
sector Ketenger wilayah VIII Semarang.
d) Tahun 1983 - 1991 pelaksanaan pengelolahan operasi dan pemeliharaan oleh
PLN sector Ketenger PLN pembangkitan dan penyaluran Jawa
bagian Barat Jakarta.
e) Tahun 1993 - 2000 pelaksanaan pengelolahaan pemeliharaan dan operasi oleh
PT. PLN Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Mrica Banjarnegara,
termasuk penyerahan PLTA Ketenger unit 3 atau PLTM ( Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro) Curug Gede.
f) Tahun 2000 sampai dengan sekarang pelaksanaan pengolahan operasi dan
pemeliharaan ole PT. Indonesia Power UBP Mrica Banjarnegara. Untuk
keandalan penyediaan energi listrik maka pemeliharaan korektif dan
pereliharaan emergency.
4. Sumber – Sumber Potensi Tenaga PLTA Ketenger
Sumber - sumber potensi tenaga PLTA Ketenger adalah curah hujan dan debit
sungai. Jumlah curah hujan didaerah sekitar PLTA Ketenger dan aliran sungai
atau debit sungai Banjaran dan Sarobadak sangat baik. Dimana debit in sangat
dipengaruhi oleh curah hujan itu sendiri, keadaan geografis, flora temperature,
dan faktor lainnya disebelah hulu sungai.
5. Manfaat dari Pembangunan PLTA Ketenger
Karena pusat listrik in menggunakan sumber daya air, dilihat dari dampak
negatif hampir tidak ada karena dalam operasionalya sangat ramah dengan
lingkungan, sumber hayati maupun ekosistem alam sekitar. Sedangkan dampak
positif yang terjadi dengan dibangunnya PLTA Ketenger diantaranya:
a) Menghasilkan energi listrik yang berkualitas.
b) Proses operasionalnya hamper tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
masyarakat, habitat dan ekosistem lingkungan sekitarnya.
10
c) Tidak menimbulkan hilangnya sumber daya alam karena air yang dipakai
pada hakekatnya tidak hilang volumenya, termasuk tidak memakai bahan
bakar dan lainya.
d) Sangat menunjang program listrik masuk desa sisi pariwisata alamnya dan
peluang – peluang bisnis lainya yang sangat tergali seperti air minum
mineral dan argribisnis.
e) Membuka lapangan kerja bagi Masyarakat sekelilingnya
11
1. Supervisor Senior
Bertugas sebagai leader PLTA Ketenger dengan memberikan supervise dan
mengkoordinir seluruh bidang beserta karyawannya, agar terjalin kerjasamadan
kekompakan kerja antar bagian yang baik. Sehingga memperlancar dalam proses
operasional PLTA Ketenger dengan baik dan handal. Serta membuat laporan
seluruh kegiatan ke kantor UP Mrica Banjarnegara.
2. Supervisor Teknik
Supervisor Teknik membawahi beberapa teknisi yang meliputi teknik mesin,
teknisi listrik. Tugas supervisor teknik adalah melaksanakan supervise dan
koordinasi pada bidang pemeliharaan sehingga PLTA selalu handal dengan
melaksanakan kegiatan prediksi, pemeliharaan dan monitoring peralatan -
peralatan mesin, listrik, kontrol dan lingkungan serta melaporkan kerjanya
kepada Supervisor Senior.
a) Tugas Teknisi Mesin
1) Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya, dan jumlah
material yang diperlukan untuk pemeliharaan mesin dan kelengkapannya.
2) Melakukan pemeliharaan dibidangnya.
3) Mengatasi gangguan pada peralatan control.
4) Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
5) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
6) Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan.
b) Tugas Teknisi Listrik
1) Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya, dan jumlah
material yang diperlukan untuk pemeliharaan listrik dan kelengkapanya.
2) Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya.
3) Mengatasi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapanya.
4) Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang timbul
dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
5) Meningkatkan pengrtahuan dan wawasan dalam bidangnya.
6) Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor pemeliharaan.
12
3. Senior ADMUM
Senior Admum memiliki beberapa staf / pelaksana yaitu staf TU dan
keuangan, staf akutansi lahan dan staf kamtib. Adapun tugas Senior Admum
adalah memberikan supervise dan koordinasi pada bagian umum sehingga
kinerja PLTA selalu handal dengan melaksanakan kegiatan tat usaha,
kepegawaian, akutansi, penggandaan material dan pembukuan agar pelayanan
administrasi kepada semua unsur baik internal maupun eksternal berjalan lancar
serta melaporkan pekerjaannya kepada Supervisor Senior.
a) Tugas Pelaksana TU dan Keuangan
1) Melaksanakan kegiatan tata usaha perkantoran.
2) Melaksanakan kegiatan penggawaian.
3) Melaksanakan tata usaha pengadaan, penyimpanan dan penyaluran
barang perlengkapan kerja bagi para personal
4) Membuat laporan pekerjaannya kepada supervisor senior
13
BAB III
PLTA KETENGER UNIT 4
Pusat pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu jenis pembangkit listrik
yang memanfaatkan ketinggian dan laju aliran. Melalui turbin air, energi aliran air
(energi potensial) diubah menjadi bentuk energi kinetik pada sudu turbin kemudian
diubah menjadi energi mekanik pada poros yang dikopel dengan generator,
selanjutnya generator menghasilkan listrik.
Potensial tenaga air dan pemanfaatanya pada umumnya berbeda dengan
penggunaan tenaga yang berasal dari bahan bakar minyak. Hal in dikarenakan
sumber daya air secara alami dapat diperbaharui dengan proses hujan. Air
merupakan salah satu energi yang tidak akan pernah habis, karena pada permukaan
bumi menyimpan energi potensial yang besarya dapat diformulasikan
sebagai berikut:
Ep = m.g.h
Dimana:
Ep : Energi potensial (joule)
m : Massa benda (kg)
g : Percepatan grafitasi bumi (m/s2)
h : Tinggi jatuh efektif (m)
dari persamaan diatas dapat diturunkan menjadi:
dep = dm.g.h
Jadi dEp adalah energi yang dibangkitkan oleh elemen massa dm, melalui
jarak jatuh h dan p adalah rapat massa air yang besarnya 1g/cm3, maka bila
didefinisikan Q sebagai debit air, sehingga dapat di formulasikan:
𝑣 1 𝑚
𝑄= = 𝑥
𝑡 𝑝 𝑡
14
𝑑𝑚
𝑄=
𝑑𝑡
Dimana:
Q : Debit air (m3/s)
dm : Elemen mesin (kg)
dt : Elemen waktu (detik)
maka energi potensial dari air didapat
𝑑𝑒 𝑑𝑚
𝐸𝑝 = = . 𝑔. ℎ
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝐸𝑝 = 9,8. 𝑄. ℎ (𝑘𝑤)
Dari persamaan di atas, maka daya yang akan dihasilkan adalah hasil
kali tinggi jatuh air dengan debet air, maka berhasil atau tidaknya suatu
pembangkit energi air tergantung dari tinggi jatuh air yang ada pada
pembangkit tersebut.
Dari persamaan diatas pada PLTA ketenger didapat data sebagai
berikut:
Unit 4:
g : 9,81 m/s2
Q :4,5 m3/s
h:13 m
Dari data tersebut di atas dapat kita masukan kedalam rumus untuk dapat
mengetahui seberapa besar energi potensial air PLTA Ketenger unit 4.
𝑑𝑒 𝑑𝑚
𝐸𝑝 = = . 𝑔. ℎ
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Ep = 9,8.q.h (kW)
= 9,81 m/dt2 /dt.13m
= 549,6543 kW
15
3.2 DASAR TEORI TURBIN FRANCIS
16
Bendungan digolongkan menjadi beberapa jenis menurut struktur, bahan
konstruksi, tujuan penggunaan, prinsip perencanaaan, tinggi maupun untuk kategori
bendungan yang lain. Menurut tujuan penggunaanya dibedakan atas bendungan
penyimpanan dan bendungan pengaturan. Sedangkan menurut bahan konstruksinya
dan prinsip perencanaanya dibedakan atas bendungan urugan yang terdiri dari
urugan batu,urugan tanah, urugan beton, bendungan kerangka baja dan bendungan
kayu. Dibawah ini adalah gambar Kolam Tando Harian PLTA ketenger unit 4.
17
mekanik dari turbin digunakan untuk menggerakan generator dengan cara
pengkopelan dengan poros. Dari generator inilah listrik dikeluarkan.
Data teknis dari pipa pesat unit 4:
Diameter: 1,52 m
Panjang : 35 m
Type pipa: Beton Bertulang
18
Rumah Pembangkit (power house) sangat penting sekali karena semua
kegiatan pembangkitan terpusat disini. Power house PL.TA ketenger unit 4 terdiri
dari dua lantai yaitu satu lantai di bawah tanals dan satu lantai diatas tanal.Dimana
lantai atas terdapat berbagai macam peralatan kontrol, dan di lantai bawah terdapat
turbin generator dan sebagainya yang berhubungan dengan pembangkitan.
Data Teknis PH PLTA Ketenger Unit 4:
Type : Semi Underground
Jenis Konstruksi : Beton Bertulang
4) Turbin Air
Turbin Air adalah suatu mekanisme yang menggunakan fluida kerja air
sebagai fluida kerjanya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yeng
lebih rendah, dalam proses ini aliran di dalam pipa yang berupa energi potensial
berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetik. Pada turbin energi kinetik diubah
menjadi energi mekanik. Air tersebut dialirkan pada sudu-sudu sehingga terjadi
19
momen pada poros turbin. Besarya tenaga kinetik air dapat dinyatakan
sebagai berikut:
T air = Q.h
Dimana:
T air : Tenaga Kinetik Air
h : Head/Ketinggian
Q : Jumlah Air Masuk Persatuan Waktu
Besarnya tenaga mekanik yang dihasilkan oleh turbin tersebut ditentukan
pula oleh efisien turbin (t). Besarnya tenaga mekanik yang dihasilkan dinyatakan
dengan:
T mek = M.n
Dimana:
T mek : Tenaga Mekanik
M : Momen (Pada Poros Turbin)
n : Putaran Turbin
Turbin
Air
Pada suatu PLTA, nilai h sudah ditentukan (tidak dapat di ubah) maka
pengaturan besar tenaga mekanis dilakukan dengan mengatur nilai
Q. Dengan demikian besarya tenaga listrik yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah
air yang mengalir persatuan waktu.
20
Gambar 3.4 Turbin Unit 4 PLTA Ketenger
Data-data mekanis Turbin Unit 4 pada PLTA Ketenger adalah sebagai berikut:
Data-data mekanis Turbin Unit 4:
a) Tipe : Francis (HL295-WJ-95)
b) Pabrik : Cina
c) Ketinggian : 13 m
d) Laju Aliran : 4,5 m3/s
e) Kec. Putar : 300 rpm
f) Kapasitas : 500 kw
g) Kecepatan Putar Max : 625 rpm
21
5) Generator
Generator adalah suatu peralatan atau mesin listrik yang digunakan untuk
mengubah energi mekanik yang berupa putaran menjadi energi listrik. Prinsip kerja
dari pada generator adalah berdasarkan prinsip induksi magnet. Apabila rotor
berputar maka akan terjadi tegangan induksi pada belitan stator dan menghasilkan
energi listrik.Untuk generator yang berdaya kecil (kurang dari 50 kw) kumparan
jangkar terletak pada stator. Dan sebaliknya pada generator yang berdaya besar
(lebih dari 80 kw) kumparan medan teretak pada lilitan jangkar, pada pembangkit
berdaya besar yang tidak memerlukan peralatan komutator, akan tetapi langsung
pada stator. Design generator pada pembangkit daya pada saat ini sudah Japat
meningkatkan kualitas besar output daya listrik dengan mengurangi besar dan
bentuk dari generator. Hal ini berhubungan dengan konstruksi perpindahan panas
22
dan pendingin hantaran pada rotor maupun stator serta memudahkan
dalam transportasi.
Data-data mekanis generator unit 4 pada PLTA Ketenger adalah sebagai
berikut:
a. Tenaga :500kw
b. Tegangan :5300 V
c. Arus :57,28 A
d. Faktor Tenaga : 0,8
e. Putaran :300 Rpm
f. Total Massa :12500 Kg
g. Frekuensi :50 Hz
6) Transformator
Transformator adalah suatu peralatan untuk memindahkan energi listrik arus
boak-balik dari sirkuit lainnya tapa merubah frekuensi,dengan cara induksi
magnet(Operasi PLTA dasar IL,1990). Menurut Zuhal, 2000.
Transformator adalah alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik yang lain.
Pada suatu transformator yang ideal daya pada lilitan sekunder harus sama
pada daya lilitan primer. Transformator ideal memiliki koefisien kopling 1,0 dan
tidak ada rugi-rugi dalam transformator tersebut. Dalam kondisi aktualnya
transformator tersebut tidak dapat di buat. Tingkatan dimana setiap transformator
mendekati kondisi ideal disebut efisiensi. Transformator (Operasi PLTA Dasar
II,1990). Efisiensi transformator sama dengan daya output dibagi dengan daya input
23
Pada PLTA Ketenger, transformator untuk pembangkit unit 4 digabungkan
dengan transformator untuk pembangkit 3
Transformator unit 3 dan 4
Merk : UNION
Tipe : TSSN 6346
Daya : 2000 KVA
Frekuensi : 50 HZ
Vector group : YDN 5
Sistem pendingin : Onan
Pasangan : Atas
24
BAB IV
PERAWATAN TURBIN FRANCIS UNIT 4
Perawatan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakuakan terhadap suatu
benda, untuk mencegah kerusakan tau mengembalikan atau memulihkan kepada
keadaan normal,dengan tetap mempertimbangkan faktor2 ekonomis.
Perawatan turbin dan alat bantunya yang dilakukan secara berulang-ulang daam
periode kurang dari satu tahun,berdasarkan buku operasi dan pemeliharaan sesuai
dengan jadwal pemeliharaan yang ditentukan. Perawatan turbin dan alat bantunya
sudah diatur dalam prosedur keria dan instruksi keria.
Adapun tujuan dari perawatan tersebut adalah agar perawatan yang dipelihara:
1. Mempunyai umur (masa guna/life time) lebih Panjang
2. Mempunyai keandalan yang tinggi
3. Mempunyai efisiensi waktu yang tinggi
4. Selalu menunjukan penampilan performance yang optimal
5. Mampu beroperasi dalam jangka penjang dan mengurangi waktu tidak siap pakai
6. Terhindar dari pemborosan biaya, material, suku cadang, dan alat-alat guna
4.2 JENIS-JENIS PERAWATAN/PEMELIHARAAN
25
2. Pemeliharaan Periodik (pemeliharaan berkala)
Pemeliharaan periodik adalah pemeliharaan berkala yang di laksanakan
berdasarkan jumlah berkala jam operasi mesin yang dapat di klasifikasikan:
a) Annual Inspection (AI)
Pemeliharaan yang dilaksanakan 1 tahun sekali yang pada umumnya
jumlah jam 6.000 jam s/d 8.000 jam (terhitung sejak mesin beroprasi baru
atau sejak overhaul terakhir).
b) General Inspection (GI)
Pemeliharaan yang dilaksanakan pada umumnya jumlah jam 20.000
jam (terhitung sejak mesin beroprasi baru atau sejak overhaul terakhir)
c) Major Overhaul
Pemeliharaan yang dilaksanakan pada umumnya jumlah jam 40.000
jam (terhitung sejak mesin beroprasi baru atau sejak overhaul terakhir)
3. Pembagian Kegiatan Pemeliharaan
26
4.3 TABEL-TABEL PERAWATAN TURBIN FRANCIS
27
2. Jadwal Perawatan Tahunan
Bagian Turbin Pekerjaan Perawatan
1. Servomotor - Pemeriksaan piston
- Pemeriksaan Guide Vane
- Pemeriksaan permukaan silinder
- Pemeriksaan baut pengikat
- Pemeriksaan packing
2. Carbon Packing - Pemeriksaan carbo ring
pada Main Shaft - Pemeriksaan korosi
- Pemeriksaan carbon packing dan pegas
3. Guide Bearing - Mengeluarkan oli pelumas
- Penyaringan dan pembersihan pelumas
4. Runner - Pemeriksaan dan pencatatan kapitasi
- Pemeriksaan korosi dan keausan
- Pengukuran gap
5. Guide Vane - Pemeriksaan kerusakan
- Pemeriksaan kapitasi
- Pemeriksaan dan pengukuran gap antara guide vane
dalam keadaan menutup dari servomotor
6. Spiral Case - Pemeriksaan kerusakan dan korosi
7. Stay Vane - Periksa kerusakan dan korosi sudut atas dan bawah
8. Draft Tube - Memeriksa kerusakan korosi dan memeriksa keadaan
baut manhole
- Membersihkan kapitasi dan bagian water dicharge dan
baut pengikat
9. Head Cover - Memeriksa kerusakan dan korosi
- Memeriksa penutup dan bagian water dicharge dan baut
pengikat
10. Inlet Vane - Memeriksa kebocoran air
- Memeriksa kerusakan body valve, dll
28
3. General Inspection (GI)
Bagian turbin Pekerjaan Perawatan
1. Guide Vane Stem - Pemeriksaan dan perbaikan permukaan guide vane
Bushes (atas dan - Pemeriksaan dan perbaikan bushes
bawah - Pemeriksaan dan perbaikan rubber packing water
sealing
2. Thust Bearing - Pemeriksaan dan perbaikan permukaan
Pada Poros Mesin - Pemeriksaan pelumas
3. Guide Vane Lever - Pemeriksaan pelumas
Sherpi, Link - Pemeriksaan baut pengikat/pengunci
- Pemeriksaan link
4. Guide Bearing - Pemeriksaan dan perbaikan gap
- Pemeriksaan permukaan bearing
- Pemeriksaan pembersihan bak oli
5. Runner - Memeriksa pengukuran dan perbaikan kapitasi dan
kebocoran
- Perbaikan keretakan pada bagian runner
- Pemeriksaan wearing-ring
6. Guide Valve - Memperbaiki kerusakan-kerusakan
- Memeriksa korosi
- Memeriksa pipa grese
- Memeriksa packing
7. Spiral Case - Memeriksa permukaan bagian dalam
29
4.4 FOTO DAN DOKUMENTASI
30
31
32
33
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
a) Turbin untuk unit1 dan 2 adalah turbin Pelton (impuls aksi). Dimana proses
penurunan tekanannya terjadi didalam nozel dan tidak terjadi pada sudu-
sudu jalannya.
a) Pemeliharaan Rutin
1) Rutin Harian
2) Rutin Mingguan
3) Rutin Bulanan
b) Pemeliharaan Periodik
34
4. Kapasitas unit 1 dan 2 sebesar 2 x 3,5 MW, pada unit 3 kapasitasnya sebesar 1
MW / 1000 KW, dan pada tahun 2010 s.d. 2011 dibangunlah mesin unit 4
dengan daya terpasang 0,5 MW, dengan daya yang dihasilkan kurang lebih 8,5
MW, PLTA Ketenger mampu mencukupi energi listrik ke berbagai daerah
seperti Purwokerto, Purbalingga, Karanganyar, Kebumen, dan terutama untuk
daerah Gambarsari serta Pesanggrahan melalui saluran tinggi 30 KV.
5.2 SARAN
35
DAFTAR PUSTAKA
36