Disusun Oleh :
RAFI ARROISY
061001600023
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. POLYTAMA PROPINDO
BALONGAN – INDRAMAYU
(Periode 1 Februari 2019 – 1 Maret 2019)
Disusun oleh
Rafi Arroisy
061001600023
Indramayu, 1 Maret 2019
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Laporan kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis
untuk melengkapi rangkaian kegiatan Kerja Praktek yang dilakukan di PT.
POLYTAMA. Yang mana pada kesempatan kali ini penulis mengangkat topik
mengenai “EVALUASI CHILLER di PT. POLYTAMA”.
Sasaran dari Kerja Praktek ini adalah untuk mengembangkan disiplin ilmu
yang diperoleh di bangku kuliah melalui penerapannya di dunia kerja, disamping
untuk memperkenalkan suasana dunia kerja yang penulis tidak dapatkan di
bangku perkuliahan.
Keberhasilan penulis dalam melaksanakan Kerja Pratek ini tidak lepas dari
bantuann, bimbingan dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait, untuk itu
perkenankanlah penulis untuk berterima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi pertolongan, perlindungan, dan
kelancaran dalam pelaksanaan Kerja Praktik di PT. Polytama Propindo
2. Kedua orang tua yang telah mendidik, memberikan kasih sayang, dan
memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil serta doanya
kepada penulis
3. Bapak Ir. Tono Sukarnoto selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Trisakti
iv
4. Ibu Dra. Christina Eni Pujiastui, M.Si selaku Koordinator Mata Kuliah
Kerja Praktik
5. Bapak Ir. Noor Eddy, MSME selaku Dosen Pembimbing penulis dalam
pelaksanaan kerja praktik atas ilmu-ilmu yang diberikan baik saat
bimbingan, maupun di luar jam bimbingan, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
6. Bapak Anton Prayitno selaku Mechanical Supervisor sekaligus
pembimbing Kerja Praktek penulis yang telah mendidik, membimbing dan
mengajari penulis dengan sabra.
7. Bapak Suryanto selaku Mechanical Superintendent yang telah membantu
memberikan bimbingan kepada penulis.
8. Operator Maintenance yang telah membantu memberikan arahan dan
wawasan mengenai maintenance kepada penulis.
9. Bu Venny selaku staff HR Development yang telah membantu mengurus
administrasi dan panduan kerja praktik saat pelaksaan kegiatan.
10. Karin Nabila selaku pacar dari penulis yang telah memberikan support
yang maksimal kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa ilmu dan kemampuan yang dimiliki penulis masih
sangat terbatas sehingga belum mampu untuk memberikan yang terbaik bagi
perusahaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak sehingga penulis dapat banyak belajar dan menjadi lebih baik di masa yang
akan datang. Penulis berharap agar laporan kerja praktik ini dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan sehingga dapat menjadi kilang terkemuka di dunia.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.8.6 Tahap Pelletizing dan Bagging .......................................................... 24
2.8.7 Blowdown System (Area 600) ............................................................ 27
BAB 3 ................................................................................................................... 28
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 28
3.1 Pengertian Chiller ..................................................................................... 28
3.2 Klasifikasi Chiller ...................................................................................... 29
3.2.1 Fluida yang didinginkan Chiller ....................................................... 29
3.2.2 Berdasarkan Segi Pendingin Kondensor .......................................... 29
3.3 Komponen Utama Sistem Pendingin ....................................................... 31
3.3.1 Evaporator........................................................................................... 31
3.3.2 Kondensor............................................................................................ 31
3.3.3 Kompressor ......................................................................................... 33
3.3.4 Katup Ekspansi ................................................................................... 34
3.4 Cooling Tower............................................................................................ 35
3.5 Prinsip Kerja Chiller Water Cooled Screw Chiller ............................... 35
3.6 Spesifikasi Alat Unit Chiller Water Cooled Screw ................................. 36
BAB 4 ................................................................................................................... 38
HASIL DAN PENGOLAHAN DATA ............................................................... 38
4.1 Pengolahan Data ........................................................................................ 38
BAB 5 ................................................................................................................... 43
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 43
5.2 Saran ........................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Kerja praktek ini sebagai salah satu system pembelajaran mahasiswa agar
dapat melihat dan memahami secara langsung aplikasi dan penerapan ilmu-ilmu
teknik mesin dan pengaplikasiannnya khususnya mengenai Chiller.
2
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, penulis memperoleh data dan
informasi dengan metode sebagai berikut :
1. Metode Pengamatan
Metode pengamatan adalah Observasi yang dilakukan melalui kunjungan
langsung ke kilang (khususnya unit 52/Boiler) dan mengamati jalannya
proses kinerja boiler.
2. Metode Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan pembimbing dan pegawai lainnya
terutama operator Unit Maintenance untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan topik laporan praktik kerja lapangan.
3. Metode Literatur
Membaca literatur berupa artikel-artikel, handbook, historical data, dan
buku-buku referensi mengenai boiler yang dapat membantu penulisan
laporan kerja praktik.
BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, metodologi pengumpulan data,
dan sistematika penulisan.
BAB 2 : PROFIL PERUSAHAAN
Berisi tentang profil perusahaan PT. Polytama Propindo secara umum serta proses
produksi plastic polypropylene.
BAB 3 : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi penjelasan secara detail mengenai chiller dan bagian-bagian chiller.
BAB 4 : HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi urutan langkah pengolahan data sampai analisa data disertai alur analisis,
data-data yang berkaitan dengan rumusan masalah, langkah-langkah, pengolahan
data, dan analisis terhadap pengolahan data untuk menjawab tujuan laporan kerja
praktik.
3
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari pengolahan data dan analisis yang dilakukan
penulis serta saran penulis.
4
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Jakarta, Indonesia
5
2.2 Sejarah Perusahaan
PT. Polytama Propindo merupakan suatu perusahaan dengan status
penanaman modal asing (PMA) yang memproduksi biji plastik (polypropylene)
yang mulai beroperasi pada tanggal 27 Juli 1995.
6
dipegang oleh Dewan Direksi dibawah pengawasan Dewan Komisaris yang
anggotanya dipilih melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
1. Departemen Executive
Departemen executive terdiri dari plant manager, general manager
operation, serta seorang sekretaris.
2. Departemen Produksi
Departemen produksi diketuai oleh seorang manager dan membawahi 3
bagian, yaitu:
a. Bulk
Bagian bulk dikepalai oleh seorang superintendent dan
bertugas mengawasi serta menjaga kelancaran proses
polimerisasi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
b. Pellet and Utility
Bagian pellet and utility juga dikepalai oleh seorang supervisor
dan bertugas mengawasi dan menjaga kelancaran proses
pelletizing baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta
menjaga ketersediaan sarana utilitas yang diperlukan agar
proses produksi dapat berjalan lancar.
c. Pruoduction Planning Inventory Control
7
Bagian production planning inventory control dikepalai oleh
seorang superintendent dan bertugas melakukan perencanaan
produksi misalnya merencanakan bahan baku yang digunakan,
sarana utilitas yang membantu proses produksi serta produk
yang dihasilkan.
3. Departemen Engineering
Bagian engineering dikepalai oleh seorang manager dan bertugas
merancaang alat yang ada agar bisa digunakan secara efisien.
4. Departemen Maintenance
Departemen maintenance dikepalai oleh seorang manager dan
membawahi 4 bagian, yaitu:
a. Mechanical
Bagian mechanical dikepalai oleh seorang superintendent dan
bertugas menjada, mengawasi, serta memperbaiki peralatan dan
mesin yang ada di daaerah bulk dan utilitas.
b. Instrumentasi dan electrical
Bagian instrumentasi dan electrical dikepalai oleh seorang
superintendent dan bertugas menangani masalah listrik dan
instrument pendukung lainnya termasuk distributed control
system (DCS).
c. Workshop
Bagian workshop dikepalai oleh seorang superintendent dan
bertugas merancang dan membuat spare part yang mungkin
untuk dibuat sendiri.
5. Departemen Teknis
Departemen teknis dikepalai oleh seorang manajer teknis dan membawahi
2 bagian, yaiu:
8
a. Quality Assurance dan Product Development and Application
(QA dan PD&A)
Bagian ini dikepalai oleh seorang superintendent, walaupun
QA dan PD&A memiliki tugas yang bebeda. Quality assurance
bertugas mengurus hal-hal yang berhubungan dengan release
quality misalnya bahan baku dan kualitas produk, member info
produk pada pasar. Product development and application
bertugas mengembangkan produk yang telah ada dan
menambah kuantitas daari jenis produk.
b. Quality Control
Bagian quality control dikepalai oleh seorang supervisor dan
bertugas untuk menjaga kualitas produk.
6. Departemen Purchasing
Departemen purchasing dikpalai oleh seorang manager dan bertugas
membuat anggaran belanja, menangani semua pembelian dan
pembelanjaan kebutuhan pabrik dan mengurus bagian penjualan.
9
Membina hubungan baik dengan pemerintah, baik sipil
maupun militer.
Membina hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
pabrik.
c. Urusan dengan direksi
Menyampaikan perhitungan anggaran belanja setiap
tahun.
Menyampaikan usul tentang penambahan, pengurangan,
pemindahan, kenaikan gaji karyawan, serta rencana
pension karyawan.
8. Departemen Logistik/Warehouse
Departemeen logistik/warehouse dikepalai oleh seorang manager dan
bertugas menyediakan setiap kebutuhan di setiap departemen, membuat
perincian barang yang harus dibeli, dan menyediakan tempat untuk
menyimpan bahan baku yang tidak langsung dikonsumsi. Bagian ini
dibagi menjadi 4 bagian:
a. Sparepart yang dikepalai oleh seorang supervisor
b. Raw material
c. Finish goods (daily) dan storeman (shift)
d. Shipping
10
mengantisipasi bahaya kebakaran dan sejenisnya, memberi pelatihan
tentang penanggulangan bahaya kebakaran dan menyediakan tempat
evakuasi, membentuk panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
(P2K3), menyediakan alat-alat pengaman yang diperlukan di setiap
tempat, menegur setiap keteledoran pegawai, serta membuat perincian
alat-alat pengaman yang harus dibeli.
2.4 Kepegawaian
Karyawan PT. Polytama Propindo berjumlah 316 orang dengan 53 orang
bekerja di kantor pusat Jakarta dan sisanya bekerja di pabrik Balongan. Lebih dari
50% karyawan di pabrik berasal dari daerah setempat kecuali beberapa tenaga ahli
yang belum bisa dipenuhi dari daerah sekitar.
11
2.4.2 Waktu Kerja
Karyawan yang bekerja di PT. Polytama Propindo dapat dibagi menjadi 2
jenis dengan waktu kerja sebagai berikut:
a. Daily/non-shift
Kelompok ini mencakup pegawai yang bekerja di bagian administrasi
serta kontrol. Waktu kerja bagi pegawai daily pada hari Senin sampai
Jumat dari pk 08.00 sampai 17.00 dengan waktu istirahat pk 12.00-
13.00 (Senin sampai Kamis) dan pk 11.30-13.00 (Jumat)
b. Shift
Karyawan yang bekerja shift dibagi ke dalam 4 kelompok dengan
rincian 3 kelompok bekerja dan 1 kelompok istirahat setiap harinya.
Kelompok yang masing-masing terdiri dari 40 orang ini berfungsi
untuk menjaga kekontinuitasan proses di pabrik. Waktu kerja bagi
pegawai shift adalah pk 07.00-15.00 (pagi), pk 15.00-23.00 (siang),
dan pk 23.00-07.00 (malam). Pegawai dianggap lembur jika waktu
kerja dalam seminggu lebih dari 40 jam.
12
e) Karyawan tidak dibenarkan mencatatkan kehadiran dan pulang
kerja karyawan lainnya. Perbuatan tersebut digolongkan sebagai
pemalsuan data dan ketidakjujuran yang dapat dikenai sanksi
kedisplian.
3. Tanda Pengenal
a) Bagi karyawan yang telah menerima anda pengenal diri (ID card),
diharuskan memakainya selama bertugas.
b) Karyawan wajib menjaga kebersihan dan keutuhan tanda pengenal
tersebut serta menggunakannya secara bertanggung jawab.
13
dengan memperhatikan dan menaati petunjuk keselamatan dan
kesehatan yang berlaku.
d) Setiap karyawan dilarang merokok atau memyalakan pematik api
di daerah-daerah yang terlarang atau di tempat-tempat yang mudah
terbakar.
e) Setiap karyawan dilarang mondar-mandir, meninggalkan tempat
kerjanya kecuali ada keperluan dinas yang perlu diselesaikan
dengan sepengtahuan atasannya, mengobrol dengan karyawan lain,
melakukan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi kerja
karyawan lain dan menghambat pelaksanaan pekerjaan.
f) Tanpa ijin atasan yang berewenang, karyawan dilarang
meminjamkan peralatan, perlengkapan, dan sarana kerja yang
dipertanggungjawabkan kepadanya, kecuali hal tersebut disediakan
untuk kepentingan bersama.
g) Tanpa ijin atasan yang berwenang, karyawan dilarang membawa
keluar lingkungan barang milik perusahaan baik berupa inventaris,
peralatan/perlengkapan kerja, dokumen, catatan rahasia, pekerjaan
yang tertunda, dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan
kegiatan perusahaan.
h) Setiap karyawan dilarang menggunakan barang, peralatan,
perlengkapan, fasilitas milik perusahaan yang tidak diperuntukkan
baginya.
i) Setiap jaryawan yang menemukan barang milik perusahaan
maupun orang lain dalam lingkungan perusahaan wajib
menyerahkannya kepada perusahaan melalui atasan/manajernya
j) Karyawan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya merusak
atau menghilangkan barang milik perusahaan, diharuskan
mengganti sesuai dengan nilai barang tersebut.
k) Dengan mempertimbangkan tingkat kesengajaannya atau kelalaian
yang dilakukan atau akibat dari kerusakan/kehilangan barang yang
dimaksud, kepada karyawan yang bersangkutan dapat dikenakan
sanksi oleh perusahaan.
14
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, pimpinan pelaksana,
pimpinan kelompok kerja, pimpinan unit/bagian, bertanggung jawab atas
berlakunya peratuan, tata tertib dan prosedur kerja dalam lingkungan
keerjanya dan oleh karena itu berkewajiban mengatur, mendidik, dan
mengarahkan agar karyawan yang berada di bawah pengawasannya
menaati ketentuan tersebut.
1. Kompensasi
Tiap-tiap karyawan berhak atas kompensasi yang berupa gaji,
bonus/JPTP (Jasa Pencapaian Target Perusahaan), tunjangan yang
meliputi THR, cuti, perumahan, utilitas, dan shift.
Gaji karyawan adalah gaji bersih dengan pajak ditanggung oleh
perusahaan. Selain gaji bulanan, tiap tahunnya perusahaan
membagikan JPTP yang besarnya tergantung dari total waktu kerja
selama tahun itu. Tiap ulang tahun masa kerja, karyawan yang
bersangkutan berhak atas cuti 12 hari yang disertai dengan tunjangan
cuti. Tunjangan perumahan diberikan untuk karyawan yang masuk ke
dalam golongan I-III, sedangkan untuk golongan IV-VII disediakan
rumah dinas dengan tunjangan utilitas tiap bulannya. Khusus untuk
karyawan yang bekerja shift juga disediakan tunjangan shift.
2. Fasilitas
Selain kompensasi, karyawan juga mendapatkan fasilitas kesehatan
yang meliputi rawat inap dan rawat jalan, transportasi, makan, dan
rekreasi. Fasilitas kesehatan yang diberikan berupa uang yang
besarnya bergantung dari gaji, golongan, dan status pernikahan
karyawan yang bersangkutan. Perusahaan menyediakan bus karyawan
15
dan makan siang untuk para karyawan sebagai bagian dari fasilitas
harian. Rekreasi diadakan setiap ulang tahun perusahaan berupa
pertandingan-pertandingan olah raga dan acara family day di luar
kantor.
1. Bagi karyawan, kontraktor dan tamu perushaan yang baru pertama kali
bergabung dengan PT. Polytama Propindo terlebih dahulu harus
mendapatkan safety induction/orientasi keselamatan dari departemen
Health, Safety, and Enveronment (HSE).
2. Semua peraturan/prosedur dan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja PT.
Polytama Propindo yang disampaikan oleh departemen HSE agar
dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan setiap melaksanakan pekerjaan
termasuk penggunaan alat pelindung diri pada minimum requirement bila
akan memasuki are ISBL seperti memakai safety helmet dan safety shoes.
16
3. Dilarang membawa kamera dan melakukan pengambilan gambar di dalam
area pabrik tanpa ijin. Untuk ijin membawa kamera harus dilengkapi
dengan camera pass.
4. Dilarang berjudi atau membawa barang-barang yang memabukkan seperti
alkohol atau obat-obatan terlarang ke dalam area PT. Polytama Propindo.
5. Merokok di luar ruangan (area OSBL) hanya diijinkan di tempat-tempat
yang disediakan yaitu driver shelter dan di depan gate 2. Merokok di
dalam gedung hanya diijinkan di ruangan-ruangan yang telah ditentukan.
6. Keluar masuk area PT. Polytama Propindo hanya melalui pintu-pintu yang
diijinkan yaitu gate 1 dan gate 2.
7. Semua pekerjaan harus dilengkapi dengan surat ijin kerja.
8. Semua karyawan, kontraktor dan tamu perusahaan harus memperhatikan
dan mengikuti persyaratan serta ketentuan yang tercantum dalam surat ijin
kerja yang berlaku di PT. Polytama Propindo.
9. Periksa dan teliti setiap pekerjaan sebelum dimulai yaitu untuk
mengiidentifikasi bahayanya dan untuk menentukan pencegahanny. Jika
terdapat keraguan tanyakan kepada pengawasan anda.
10. Setiap pekerjan yang dianggap membahayakan agar segera dilaporkan
kepada atasan untuk mendapat perhatian dan tindakan perbaikkan.
11. Dilarang memakai perhiasan seperti cincin, kalung , gelang pada saat
bekerja di pabrik.
12. Kecelakaan tanpa memandang tingkat keparahan harus segera dilaporkan
segera ke departemen HSE dalam waktu 1 x 24 jam.
13. Apabila mengalami keceakaan di tempat kerja, luka sekecil apapun harus
segera diobati di first aid clinic yang ada di PT. Polytama Propindo untuk
menghindari akibat yang lebih parah.
14. Semua karyawan dan kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan
dan kesehatan kerja yang ada dan bila kurang jelas agar bertanya pada
atasannya.
15. Patuhi semua rambu-rambu dan tanda-tanda peringatan/safety sign yang
ada di area PT. Polytama Propindo. Jangan sekali-kali
17
melanggar/menembus rambu-rambu dan tanda-tanda peringatan/safety
sign tersebut.
16. Batas kecepatan maksimum kendaraan bermotor yang diijinkan di area PT.
Polytama Propindo adalah 20 km/jam dan untuk forklift max 12km/jam,
serta hanya yang telah mendapatkan ijin dan sertifikasi yang dapat
mengoperasikan baik kendaraan bermotor maupun forklift.
17. Alat-alat perlindung diri yang diharuskan untuk suatu pekerjaan agar
dipakai selama pekerjaan berlangsung.
18. Tidak diperbolehkan menggunakan cairan minyak yang mudah menyala
(bensin, solvent, dll) untuk mencuci tangan, perkakas ataupun pakaian.
19. Dilarang membersihkan badan dengan udara (bertekanan) pabrik.
20. Dilarang membuang benda apapun dari atas ketinggian. Gunakan ember
dan tali untuk meurunkan.
21. Karyawan dan kontraktor yang bekerja dengan bahan-bahan kimia
berbahaya harus mengetahui dan memahami Material Safety Data Sheet
(MSDS) bahan-bahan kimia tersebut. Konsultasikan dengan pengawas
anda jika mempunyai pertanyaan khusus MSDS.
22. Apabila anda terkena bahan-bahan kimia yang menyebabkan iritasi, cuci
segera dengan air dan sabun selama kurang lebih 15 menit. Hindarkan
kontak kulit dengan semua bahan-bahan kimia yang digunakan di pabrik.
23. Pastikan dan ketahui tipe gs, uap, debu yang ada di sekitar anda yang
dapat menyebabkan kecelakaan dan mengganggu kesehatan anda.
24. Hanya karyawan dan kontraktor yang memiliki ijin/wewenang yang
berhak untuk merubah dan memperbaiki peralatan-peralatan yang
terpasang di area pabrik.
25. Pelindung peralatan operasi tidak boleh dipindahkan. Pelindung peralatan
operasi yang dipindahkan untuk keperluan perawatan harus diletakkan di
tempat semula setelah perawatan selesai.
26. Gunakan selalu perlatan yang sesuai dan kondisinya baik untuk melakukan
suatu pekerjaan. Alat yang telah rusak dan tidak aman untuk digunakan
harus diperbaiki atau disingkirkan.
18
27. Program Tag Out dan Lock Out (TO/LO) berlaku untuk karyawan PT.
Polytama Propindo. Perlatan yang di-Lock Out atau diberi Tag Out tidak
boleh dioperasikan atau dipindahkan kecuali oleh orang yang telah diberi
otorisasi. Jika anda memasang Tag Out/Lock Out pada suatu peralatan,
anda harus memberitahu pengawas anda sehingga daapat dicatat pada log
brick atau cantumkan pada surat ijin kerja.
28. Periksa pelaksanaan Tag Out dan Lock Out dengan pengawas anda.
29. Pemberitahuan atau instruksi situasi dalam keadaan darurat harus
dipahami, ikuti pertemuan-pertemuan keselamatan dan tanyakan langsung
ke pengawas anda untuk menjelaskan instruksi dan prosedur keadaan
darurat di pabrik, gedung, dan sebagainya bila anda tidak jelas.
30. Setiap karyawan, tamu perusahaan ataupun kontraktor harus mengetahui
teampat-tempat seperti: first aid clinic, alat pemadam kebakaran ringan
(APAR), safety shower dan eye washer, jalan keluar dari semua area dan
bangunan untuk mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat, juga tempat
berkumpul jika keadaan darurat. Jika anda tidak tahu tanyakan pada atasan
anda.
31. Peralatan pemadam kebakaran hanya boleh digunakan untuk hal-hal
darurat dan bukan untuk main-main, mengambil atau memindahkan alat
pemadam api ringan tanpa ijin dan sepengetahuan petugas HSE dapat
dikenakan sanksi.
32. Berikan penekanan keselamatan kerja kepada rekan kerja anda yang
belum/tidak familier terhadap pekerjaannya.
33. Sabuk pengaman dipakai dan dikaitkan jika bekerja di tempat-tempat:
- Jalur-jalur pipa di atas ketinggian.
- Di atas platform ketinggian 6 ft tanpa hand rail.
- Berada di atas tangga yang tingginya diatas 6 ft.
- Di dalam keranjang kerja (Gondola) yang diangkat oleh crane.
34. Breathing Apparatus/alat bantu pernafasan bila diperlukan dipakai apabila
anda akan masuk/bekerja di dalam ruangan tertutup atau beracun dimana
konsentrasi udara sangat rendah < 19%.
19
35. Singkirkan pakaian yang terkontaminasi bahan-bahan beracun dan
berbahaya.
36. Membawa makanan atau makan hanya boleh diijinkan pada tempat yang
telat disediakan, baik dalam kondisi plant normal atau selama kegiatan
shut down berlangsung.
37. Setiap karyawan, tamu perusahaan dan kontraktor diharuskan menjaga
kebersihan dan kerapihan. Biasakan membuang sampah pada tempatnya.
38. Dilarang berdiri atau berjalan di bawah benda yang sedang diangkat
(bahaya jatuh).
39. Dilarang berdiri/berpijak diatas pipa-pipa. Gunakan tangga atau perancah
untuk naik ke atas/memanjat
40. Bila mengangkat sesuatu dengan tangan dan melebihi kemampuan anda,
mintalah bantuan kepada teman sekerja anda.
41. Jangan menyimpan barang-barang yang dapat menghalangi pintu darurat.
42. Jangan menyimpan/menempatkan barang-barang terlalu dekat dan
menghalangi sarana pemadam kebakaran atau peralatan untuk keadaan
darurat.
43. Hindarkan adanya tumpahan minyak (spill oil). Apabila ditemukan
tumpahan minyak, segera dibersihkan dengan kain/majun atau ditimbun
dengan pasir terlebih dahulu kemudian dibersihkan.
44. Kontraktor diijinkan menggunakan fasilitas perusahaan sesuai dengan
clausule contract dan penggunaannya hanya selama periode pekerjaannya
tergantung bunyi kontrak, kecuali dengan ijin khusus dari yang berwenang
(pihak manajemen PT. Polytama Propindo).
45. Dilarang berjalan di atas gravel kecuali dalam keadaan darurat, berjalan
agar menggunakan trotoar dan zebra cross.
46. Bagi setiap tamu perusahaan agar melapor ke gate 1 (pos security utama)
sebelum masuk dan akan diberikan kartu visitor warna hijau dan bila
masuk ke ISBL harus melalui gate 2 dan tukarkan kartu visitor dengan
warna merah.
47. Melewati gate 2 dilarang membawa rokok, korek api, Handphone, pager,
dan radio komunikasi.
20
48. Dilarang tidur di tempat kerja atau bergurau.
49. Petugas shift yang akan melewati gate 2 saat masuk maupun pulang kerja
tidak wajib menyerahkan helmet. Bagi tamu perusahaan yang
menggunakan kendaraan saat memasuki gate 2 dengan ketentuan telah
mendapatkan ijin serta hanya dipeerbolehkan untuk turun di daerah-daerah
tertentu (depan MCR, PCR, DEG, dan pintu masuk bagging machine
WHS produk).
Misi Perusahaan :
21
2.8 Proses Produksi di PT. Polytama Propindo
Peralatan proses utama di pabrik secara umum terdiri dari :
a. Tangki (D)
b. Exchanger (E)
c. Reaktor (R)
d. Filter (F)
e. Tower (T)
f. Kompressor (C)
g. Pompa (P)
h. Rotary feeder (RF)
i. Separator (S)
j. Boiler/Chiller (PK)
22
Penghilangan senyawa COS, AsH₃, dan H₂S adalah racun katalis yang
dapat mendeaktivasi katalis. Tahap ini terjadi di T-702 A/B/C yang
dioperasikan secara seri.
c. Penghilangan air (H₂O)
Kadar air dihilangkan yang terkandung dalam propilen dihilangkan karena
dapat membuat polipropilen yang terbentuk menjadi lengket. Tahap ini terjadi
di T-703 A/B/C (Propylene Drying Tower)
23
Propilen dan kompleks katalis-kokatalis-donor dari inline mixer akan
mengalir ke R-200
c. Polimerisasi
Reaksi polimerisasi propilen berlangsung di dalam dua reaktor, yaitu
reaktor polimerisasi 1 (R-201) dan reaktor polimerisasi 2 (R-202) yang
dihubungkan oleh belt connection.
24
e. Homogenisasi
a. Transport flake
Flake kering dari D-502 dilalirkan secara gravitasi ke feed
hopper (D-801 A/B). polipropilen kering dari D-801 A/B dan
tingki D-508 dialirkan ke silo penampung D-802 A/B secara
pneumatic dengan media pembawa gas nitrogen. Proses ini
dibantu oleh rotary feeder RF-801 A/B untuk mengakomodasi
perbedaan tekanan yang terjadi.
b. Proses penambahan aditif
Tahap penambahan aditif terjadi di M-801 A/B
(Polymer/Additives Blender).
c. Proses ekstrusi
Pada proses ekstrusi ini terjadi pelelehan polimer dan aditif,
dilanjutkan dengan pencampuran hingga homogen dan
pembentukan pellet. Alat yang digunakan adalah ekstruder yang
memiliki co-rotating screw. Campuran flake dan aditif dari M-
801 masuk ke ekstruder secara gravitasi. Ekstruder sendiri dapat
dibagi menjadi beberapa zona, yaitu :
- Zona pressing dimana terdapat screw yang berputar sehingga
terjadi pencampuran akibat gesekan antara flake dan gesekan
antara flake dengan permukaan screw.
- Zona kneading di mana flake mengalami penumbukkan oleh
screw yang dipasang pada posisi vertikal terhadap arah aliran
polimer.
- Zona conveying di mana terjadi pencampuran flake dan aditif
dalam bentuk cair.
Selain ketiga proses yang terjadi di dalam ketiga zona di atas, di dalam
ekstruder juga terjadi pemisahan senyawa volatile melalui proses degassing.
25
Pada setiap zona, temperatur polimer dan campurannya tetap dijaga
dengan menggunakan sistem electric heater dan aliran air demineralisasi.
Polimer tersebut kemudian melalui pelat cetak (die plate) yang
mempunyai 1080 lubang dengan diameter 2,4 mm. polimer yang keluar dari die
plate dipotong oleh rotary knife dan didinginkan secara cepat (quench) dengan
menggunakan pellet cutting water (PCW) sehingga akan terbentuk pellet.
d. Pengeringan pelet
Pelet dan air dari ekstruder dipisahkan di saringan S-802. Pelet
dari S-802 kemudian dikeringkan di pengering S-803 (Pellet
Centrifugal Dryer) sedangkan air dialirkan ke tangki D-805. Air
dari tangki D-805 dialirkan ke E-803 untuk didinginkan dengan
air pendingin dengan menggunakan pompa P-801 A/B lalu
dikembalikan ke ekstruder sebagai media untuk quench.
f. Lodige
Kapasitas maksimum ekstruder adalah 22.,5 ton/jam, sedangkan
produksi polipropilen dapat mencapai 28 ton/jam. Untuk
26
mengatasi kelebihan polipropilen inilah sistem Lodige dibangun.
Mula-mula flake dari D-803 ditransfer ke Lodige untuk dicampur
dengan aditif cair dan dilanjutkan dengan pengantingan
menggunakan jumbo bag. Flake yang dhasilkan dari sistem
Lodige ini hanya mampu bertahan selama 6 bulan saja,
sedangkan pellet dapat bertahan hingga 2 tahun.
27
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber : www.google.com)
28
3.2 Klasifikasi Chiller
Chiller dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang berdasarkan
kepada :
29
G
a
m
b
Gambar 3.2 Air Cooled Chiller
2. Water Cooled Chiller
Dalam sistem ini, proses pendinginan refrigerant
menggunakan media air dalam pembuangan panasnya. Air yang
telah didinginkan melalui Cooling tower dipompakan langsung ke
watercool condenser pada unit indoor AC. Panas refrigerant
tersebut dilepaskan menggunakan media air yang yang bersirkulasi
pada watercool condenser yang kemudian kembali pada Cooling
tower untuk proses pendinginan. Unit Cooling Tower memiliki
filler. Filler memperluas bidang air yang akan didinginkan
sehingga pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat. Cooling
Tower Unit dilengkapi dengan kipas (kipas elektris atau mekanis)
untuk mengalirkan udara dingin, untuk mendinginkan air yang
melalui filler sebagai proses pelepasan panas.
30
Gambar 3.3 Water Cooled Chiller
3.3.1 Evaporator
Evaporator adalah bagian pada chiller yang berfungsi untuk memindahkan
panas dari sistem refrigrasi ke media pendingin yang digunakan. Sistem refrigrasi
pada evaporator ini menggunakan fluida air + 10% Ethylene Glycol dan media
pendinginya berupa air dari PDAM.
3.3.2 Kondensor
Kondensor adalah bagian pada chiller yang berfungsi untuk memindahkan
panas dari sistem refrigrasi ke media pendingin yang digunakan. Pada kondensor
ini gas atau uap refrigerant yang memiliki tekanan dan temperature tinggi.
Selanjutnya panas yang dihasilkan pada kondensor, kemudian diserap oleh media
31
yang digunakan, seperti air maupun udara sehingga uap refrigerarant mengembun
menjadi cair.
32
3.3.3 Kompressor
Fungsi utama kompresor adalah menaikkan tekanan gas refrigeran yang
dihisap dari evaporator pada tingkatan tertentu dan selanjutnya mengirimkannya
(discharge) ke condenser. Selanjutnya di kondenser gas bersuhu dan bertekanan
tinggi dari discharge kompresor akan diembunkan (kondensasi) di kondenser.
1. Kompresor Reciprocating
Kompresor tersebut memiliki poros engkol dan piston. Piston
menekan gas dan gas dipanaskan. Gas panas dibuang ke kondensor.
Piston memiliki katup intake dan exhaust yang dapat dibuka sesuai
permintaan sehingga memungkinkan piston berhenti. Beberapa contoh
ini akan di kantor atau sekolah. Kapasitas umum berkisar antara 20
sampai 125 ton bahkan bisa sampai 450 ton.
2. Kompresor Sentrifugal
Kompresor ini beroperasi seperti pompa air sentrifugal karena di
dalamnya berisi impeller yang berfungsi untuk memampatkan zat
pendingin. Chiller sentrifugal dapat memberikan kapasitas
pendinginan yang sangat tinggi dalam desain yang ringkas. Mereka
memiliki kemampuan untuk memvariasikan kapasitas secara terus
menerus untuk menyesuaikan berbagai fluktuasi beban dengan
33
perubahan proporsional yang hampir proporsional dalam konsumsi
daya.
3. Kompresor rotaty screw
Kompresor tersebut menggunakan dua spiral untuk memompa dan
memampatkan refrigeran. Umumnya, salah satu gulungan tetap
sementara yang lain mengorbit secara eksentrik tanpa berputar dalam
gulungan tetap lainnya. Gerakan ini menjebak dan memampatkan
kantong cairan di antara gulungan.Desain dan operasi ini
menjadikannya tipe kompresor yang paling efisien.
34
3.4 Cooling Tower
Cooling tower merupakan salah satu unit pendukung pada chiller, cooling
tower merupakan unit dari kondensor tipe water cooled. Cooling tower berfungsi
mendinginkan air panas yang sebelumnya merupakan hasil dari kondensor
menjadi air yang akan digunakan untuk mendinginkan kondensor. Cooling tower
bekerja dengan bantuan blower yang berfungsi untuk mendinginkan air panas
hasil kondensor tersebut.
35
perpindahan panas secara konveksi ke media pandingin sehingga refrigerant
mengalami penurunan temperature.
Refrigerant hasil unit kondensor dengan hasil temperatur dingin dan
bertekanan tinggi masuk ke unit expansion valve. Pada unit expansion valve,
refrigerant bertekanan tinggi dan berfasa gas mengalami penurunan tekanan
sehingga tekanan dan temperatur evaporator menjadi rendah dan temperatur
disekililing koil akan menjadi rendah pula. Refrigerant bertekanan rendah
memasuki unit evaporator. Evaporator berfungsi menurunkan temperatur air
refrigerant dengan media pendingin refrigerant yang berasal dari kondensor.
Evaporator merupakan alat perpindahan panas/ Heat Exchanger (HE) dengan
sistem proses perpindahan panas secara konveksi. Refrigerant melewati shell pada
evaporator, pada tube evaporator mengalir fluida campuran air + 10% Ethylene
glycol.
Fluida campuran air + 10% Ethylene glycol memasuki evaporator pada
temperatur 7°C. Pada evaporator, kalor pada fluida tersebut mengalami
penurunan temperatur karena mengalami perpindahan panas secara konveksi ke
media pendingin/ refrigerant. Fluida campuran air + 10% Ethylene glycol hasil
evaporator memiliki temperatur 2°C, fluida tersebut akan digunakan pada jaket
reactor R-201 & R-202 agar reactor tersebut berada pada temperature yang
konstan, temperature pada reactor berkisar antara 72°C-72,5°C. Dengan
temperature reactor yang konstan pada temperature tersebut, proses polimerisasi
berjalan dengan semestinya.
36
Tipe Fluida : Ethylene Glycol
Temperatur Masuk : 8°C
Temperatur Keluar : 0°C
Aliran Fluida : 153,108 m³/h
Penurunan Tekanan : 17.6 kPa
Tekanan : 240 kPa
3. Condensor
Tipe Fluida : Air Bersih
Temperatur Masuk : 32°C
Temperatur Keluar : 37°C
Aliran Fluida : 293,256 m³/h
Penurunan Tekanan : 30.2 kPa
Tekanan : 1 MPa
4. Cooling Tower
Tipe Fluida : Air Bersih
Temperatur Masuk : 40°C
Temperature Keluar : 32°C
Aliran Fluida : 250 m³/h
5. Compressor
Tekanan Masuk : 142,6 kPa
Tekanan Keluar : 757,4 kPa
Temperatur : -2°C
37
BAB 4
HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
NO DESCRIPTION TANGGAL
ITEM UNIT 18 19 20
FEBRUARI FEBRUARI FEBRUARI
EVAPORATOR SCREEN
1 Temp Fluida °C 5,5 5,7 5,5
Masuk
2 Temp Fluida °C 0 0,4 0,1
Keluar
CONDENSOR SCREEN
1 Temp Fluida °C 31,7 31,9 32,1
Masuk
2 Temp Fluida °C 33,1 33,3 33,6
Keluar
COMPRESSOR SCREEN
1 Temp Masuk °C 2.7 1,7 24,1
2 Temp Keluar °C 15.4 16,3 27,8
3 Tekanan Masuk KPa 161,7 155,6 203,6
4 Tekanan Keluar KPa 748,2 763 197,8
38
Gambar 4.1 Diagram Enthalpi R134
Berdasarkan diagram tekanan-enthalpi (P-H) Refrigerant R-134a diperoleh data
sebagai berikut :
𝑘𝑗
Enthalpi uap jenuh Tevap (h1) = 395 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
Enthalpi uap jenuh Tcond (h2) = 430 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
Enthalpi uap cair Tcond (h3) = 245 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗 430−395 𝑘𝑗
= 395 ⁄𝑘𝑔 + 0.95 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
ℎ2′ = 431,8 ⁄𝑘𝑔
39
𝑄𝑒𝑣𝑎𝑝 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑄𝑒𝑣𝑎𝑝 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 j
ℎ1 - ℎ4 ′ = (ℎ1 - ℎ4 ) - 0,05 (ℎ1 - ℎ4 )
ℎ4 ′ = ℎ1 - (ℎ1 - ℎ4 ) + 0,05 (ℎ1 - ℎ4 )
𝑘𝑗 𝑘𝑗
ℎ4 ′ = 395 ⁄𝑘𝑔 – (395-245) ⁄𝑘𝑔 + 0,05 (395-
𝑘𝑗
245) ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
ℎ4 ′ = 252,5 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
𝑄𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 139,5 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
` 𝑄𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 = 192,1 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
𝑄𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 42,1 ⁄𝑘𝑔
40
1412,6 𝐾𝑊
M = 𝑘𝑗
139,5 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑔⁄
M = 10,12 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
7. Daya kompressor
𝑃𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟 = M x 𝑄𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟
𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑗
𝑃𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟 = 10,12 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 x 42,1 ⁄𝑘𝑔
𝑘𝑗
𝑃𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟 = 426,052 ⁄𝑘𝑔
COP = 4.28
Chart Title
5.64 5.64 5.64
41
Gambar 4.2 Gambar COP
42
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi temperatur refrigerant di evaporator maka akan semakin
tinggi juga nilai COP yang dihasilkan, karena efek refrigerasi yang
dihasilkan lebih besar, sementara kerja kompresor yang dibutuhkan
lebih rendah.
2. Semakin rendah temperatur refrigerant di kondensor makan akan seakin
tinggi juga nilai COP yang dihasilkan, karena kerja kompresor yang
dibutuhkan akan lebih rendah.
3. Nilai COP yang didapat/aktual sebesar 4.28, dari COP Ideal sebesar
5.64.
5.2 Saran
Selama Kerja Praktek, salah satu hal yang penulis tinjau adalah kegiatan
maintenance. Maintenance yang dilakukan para pekerja pada bagian maintenance
sudah efektif dan efisien. Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
perhitungan performa dengan rentan waktu tertentu untuk mengetahui sejauh
mana kinerja yang terjadi dan untuk menjaga performa mesin dengan baik.
43
DAFTAR PUSTAKA
44