Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJUALAN INOVASI

PRODUK DAN HARGA DI TOKO KELONTONG DI DESA


RAWAN TAHUN 1444 H/2023 M

Pembimbing : Naylal Fitri, M. E.


Oleh : Siti Mutmainnah
Sofi Indahyati
Ulfi Mufridatun H

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


SEKOLAH TINGGI BADRI MASHDUQI
Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Inovasi Produk dan Harga di
Toko Kelontong Di Desa Rawan
Siti Mutmainnah, Sofi Indahyati dan Ulfi Mufridatun H
Program Studi Manajemen Bisnis Syari’ah, Kraksaan, Jawa Timur

ABSTRAK
Inovasi merupakan satu kata yang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita yang
merupakan satu kunci bagi kalangan dunia usaha. Toko kelontong pun melakukan inovasi
produk dengan memproduksi sendiri produk-produk mereka. Jenis penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif, yang bertujuan memecahkan suatu faktor yang
mempengaruhi sukses tidaknya penjualan toko kelontong yang disebabkan oleh maraknya ritel
modern. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui populasi, penelitian sampel,
sumber data dan kuisioner dengan hitungan SPSS 21. Hasil penelitian yang diperoleh dari toko
kelontong di Desa Rawan berdasarkan inovasi produk dengan kualitas yang baik dan
memuaskan bagi konsumen dengan harga yang sangat maksimal dengan produk dan jasa.

Kata Kunci: Membenahi faktor penjualan, Inovasi produk dan harga

ABSTRACT

Innovation is a word that is familiar to our ears and is key for the business world.
Grocery stores also innovate products by producing their own products. This type of research
uses quantitative methods, which aim to solve factors that influence the success or failure of
grocery store sales caused by the rise of modern retail. Data collection techniques were carried
out using population, sample research, data sources and questionnaires with SPSS 21
calculations. The research results obtained from grocery stores in Rawan Village were based on
product innovation with good quality and satisfaction for consumers with very maximum
prices for products and services. .

Keywords: Improving sales factors, product innovation and price

‫نبذة مختصرة‬
.‫ تقوم متاجر البقالة أيًض ا بابتكار المنتجات من خالل إنتاج منتجاتها الخاصة‬.‫االبتكار كلمة مألوفة لدى آذاننا وهي مفتاح عالم األعمال‬
‫يستخدم هذا النوع من األبحاث األساليب الكمية التي تهدف إلى حل العوامل التي تؤثر على نجاح أو فشل مبيعات متاجر البقالة الناتجة عن‬
‫ تم تنفيذ تقنيات جمع البيانات باستخدام السكان وأبحاث العينات ومصادر البيانات واالستبيانات باستخدام‬.‫ظهور تجارة التجزئة الحديثة‬
‫ حسابات‬SPSS 21. ‫واستندت نتائج البحث التي تم الحصول عليها من محالت البقالة في قرية روان إلى ابتكار المنتجات ذات الجودة‬
‫ الجيدة والرضا للمستهلكين بأسعار قصوى للغاية للمنتجات و الخدمات‬.
‫ تحسين عوامل المبيعات وابتكار المنتجات والسعر‬:‫الكلمات المفتاحية‬
PENDAHULUAN
Inovasi merupakan satu kata yang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita yang
merupakan satu kunci bagi kalangan dunia usaha. Di era baru millennium ini, dimana pasar
penjualan sudah mulai bergerak kepasar pembeli, tampak novasi menjadi sangat penting dan
sangat menentukan untuk memenangkan persaingan. Sedangkan pada abad dua puluh satu,
yang bisa dikatakan sebagai era globalisasi yang sesungguhnya, peran inovasi tentunya akan
lebih penting dan menentukan lagi, meskipun formatnya agak sedikit berbeda karena adanya
pergeseran pasar dari pasar lokal dan regional kepasarglobal. Perusahaan berharap uantuk
dapat menciptakan produk yang merupakan perbaikan dari produk yang telah ada sebelumnya
dengan melakukan inovasi. Konsumen tidak hanya sebatas melihat pada nilai atau fungsi dari
suatu produk yang dibutuhkan, konsumen juga memperlihatkan apakah produk yang dipilih
memiliki nilai tambah atau kelebihan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis dalam
menkonsumsi produk, perkembangan inovasi yang berhasil akan menjadi strategi yang tepat
untuk mempertahankan kedudukan produk di pasar, karena sebagian besar produk pesaing
tampil statis dari tahun ketahun, Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
keputusan pembelian barang dan jasa.

Maka sangat penting bagi perusahaan untuk memahami keinginan konsumen


bagaimana mereka Melalui inovasi besar harapan mereka antuk dapat menciptakan produk
yang benar-benar baru atau lain dari yang sebelumnya atau membuat produk yang merupakan
perbaikan dari produk yang telah ada sebelumnya. Dalam islam akhlak juga merupakan hal
yang paling penting untuk melakukan produksi. Meskipun ruang lingkup yang halal itu sangat
luas, akan tetapi sebagian besar manusia sering dikalahkan oleh ketamakan dan
kerasukan.Mereka tidak merasa cukup dengan yang banyak karena mereka mementingkan
kebutuhan dan hawa nafsu tanpa melihat adanya suatu akibat yang akan merusak atau
merugikan oran lain. Seorang produsen muslim harus memproduksi yang halal dan tidak
merugikan diri sendiri maupun masyarakat dan tetap pada akhlak mulia. Dalam
mengkonsumsi sebuah produk, konsumen tidak hanya melihat sebatas pada nilai atau fungsi
dari suatu produk yang dibutuhkan, tetapi konsumen juga memperhatikan apakah produk
yang dipilih memiliki nilai tambah atau kelebihan dibandingkan dengan produk lain yang
sejenis.

Toko kelontong pun melakukan inovasi produk dengan memproduksi sendiri produk-
produk mereka. Para pengusaha harus memperhatikan trend yang sedang berlangsung karena
trend mode yang terus berkembang juga menjadi sebuah ancaman dan membuat persaingan
ketat dikalangan produsen. Dalam persaingan usaha produsen harus bisa menciptakan atau
melakukan inovasi produk dengan berbagai atribut yang dapat menciptakan nilai lebih dari
produk yang dihasilkan setiap saat, dengan demikian produsen akan mampu menghasilkan
produk sesuai frend mode yang ada. Aktivitas produksi yang mampu mempertahan dan
mendapatkan profit berlimpah pada saat ini adalah kompetetif dan inovatif. Dimana aktivitas
tersebut, selain ditentukan oleh sumber daya alam dan manusia, juga sangat ditentukan oleh
berbagai macam kemajuan dan teknologi yang mampu memberikan inovasi dan efisiensi pada
suatu industri.

Rasulallah SAW menganjurkan iqan (tekun) dalam suatu pekerjaan yang dilaksanakan
oleh seorang muslim. Bersifat professional dalam memproduksi menjadi keharusan bagi
seorang produsen muslim. Produksi dalam ekonomi islam bertujuan untuk kemaslahatan
individu dan kemaslahatan masyarakat secara berimbang adapun manfaat dari proses produksi
dalam ekonomi islam yaitu tidak mengandung unsur mudharat bagi orang lain dan melakukan
ekonomi yang bermanfaat didunia dan akhirat. Toko kelontong merupakan salah satu usaha
dibidang penjualan kebutuhan pokok didesa Rawan. Sebelumnya peneliti telah melakukan
observasi awal pada Toko kelontong akan didapatkan informasi bahwa Perkembangan toko
tersebut sekarang ini cukup baik karena banyak karena sebagian penjualan mengalami
peningkatan dan sebagian juga ada yang mengalami penurunan karena ketatnya persiangan. Di
zaman sekarang untuk tetap bertahan sebagai pelaku usaha harus memiliki sikap yang inovatif,
kreatif dan aktif , oleh karena itu toko kelontong ini melakukan inovasi produk. Berdasarkan
uraian yang telah dicantumkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
inovasi produk yang dilakukan di Toko kelontong desa Rawan sebagai salah satu bentuk
pemikat agar konsumen tertarik melakukan pembelian sekaligus memenuhi kebutuhan maka
didalam menulis jurnal , penulis mengambil judul Inovasi Produk dalam Meningkatkan
penjualan di Toko kelontong desa Rawan.

Penelitian ini di teliti oleh Diana Kasturi, Suharyati dan Heni Nastiti dari Program Studi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta. Pada tahun
2019 dengan judul “ Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan dan Citra Merk Terhadap Loyalitas
Melalui Kepuasan”. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
loyalitas melalui kepuasan. Kualitas layanan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
loyalitas dan juga tiak memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas melalui kepuasan. Citra
merk memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas, tetapi tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap loyalitas melalui kepuasan dan kepuasan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas. Karena itu diharapkan untuk Batik Betawi Terogong dapat
meningkatkan kualitas produk, kualitas layanan dan citra merk serta menjaga kepuasan agar
dapat menciptakan loyalitaspelanggan.

Penelitian terdahulu juga di teliti oleh Suryani (2017) dalam penelitiannya menghasilkan
bahwa dengan hadirnya ritel modern ini berdampak buruk pada pendapatan yang diterima
oleh toko kelontong, hal ini terjadi karena konsumen yang biasanya berbelanja dari toko
kelontong beralih untuk berbelanja di ritel modern. Lain hal nya dengan penelitian sebelumnya,
penelitian ini tidak hanya melihat dampak perkembangan ritel modern terhadap toko
kelontong, tapi juga melihat strategi adaptif dengan pemanfaatan media sosial oleh pemilik
toko kelontong di tengah maraknya ritel modern.

LANDASAN TEORI
1. Model Penjualan
Menurut Berman and Evans (1992:462) atmosphere refers to the store’s phisycal
charateristics that are used to develop an image and to drawcustomers, yang berrti suasana
toko merupakan karateristik fisik toko yang digunakan untuk membangun kesan yang
menarik para pelanggan. Erman dan Evan (1992:463) mengungkapkan 4 model
penjualan yaitu: Exterior, general interior, store layout dan interior display. Pengertian
dari exterior adalah suatu design yang berada diluar toko untuk menunjukkan suatu
karateristik toko. Design exterior adalah suatu ciri khas yang dimiliki toko tersebut
untuk menarik perhatian serta keinginan konsumen masuk ke dalam toko. General
interior merupakan desain bagian dalam yang bersifat umum diharapkan konsumen
untuk memenuhi kebutuhannya, general interior juga dapat dilihat dari penataan suatu
barang yang dapat dilihat ataupun diamati serta memeriksa dan memilih barang yang
diinginkan sehingga menimbulkan suatu pembelian. Sedangkan store layout adalah
suatu rencana yang menentukan lokasi tertentu dan dan pengaturan dari peralatan
barang didalam toko serta fasilitas yang akan digunakan didalamnya. Dan yang terakhir
adalah interior display bertujuan untuk menginformasikan kepada konsumen yang
ingin berbelanja untuk mengadakan kesan yang berbeda atau alamat promosi. Kotler
(1973:48) menjelaskan tentang penetapan harga yang ditawarkan produsen secara tidak
langsung dapat melihat kalangan mana yang akan dipilih produsen atas produknya.
Penetapan harga tidak bisa dengan asal-asalan atau semaunya produsen, itu semua
dikarenakan bila penetapan harga tidak sesuai dengan apa yang konsumen harapkan
dari produk yang mereka beli, tidak menutup kemungkinan produk tersebut akan
ditinggalkan.
2. Inovasi
Inovasi dapat diartikan sebagai proses atau hasil pengembangan atau
pemanfaatan, ketrampilan dan pengalaman untuk menciptkan atau memperbaiki
produk (barang atau jasa), proses atau sistem yang baru yang memberikan nilai berarti
secara signifikan.
Inovasi biasanya mengacu pada sifat seperti memperbarui, mengubah, atau
membuat proses maupun produk, serta cara dalam melakukan sesuatu sehinga menjadi
lebih efektif. Dalam konteks bisnis atau usaha, hal ini berarti menerapkan ide-ide baru,
meningkatkan layanan yang ada, serta membuat produk-produk lain yang lebih
dinamis.
Dikutip dari buku manajemen inovasi, Schumpeter merupakan ahli yang
pertama kali mengemukakan konsep inovasi. Ia mendefinisikan “Inovasi” sebagai
kombinasi baru dari faktorfaktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran
inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, Schumpeter telah meletakkan fondasi dasar teori mengenai inovasi
untuk penelitian selanjutnya. Kemudian oleh beberapa peneliti dilakukan fokus dalam
penelitiannya, dari konsep inovasi secara makro bergeser pada inovasi yang lebih
mikro. Konsep inovasi makro ini terkait dengan inovasi yang dilakukan secara makro
yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, sedangkan konsep inovasi secara
mikro terkait dengan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Beberapa definisi inovasi yang ada antara lain:
a. Pademore, Shuetze dan Gibson (sebagaimana dikutip dalam bukunya
Dhewanto) inovasi adalah perubahan yang terjadi dalam input, metode, atau
output yang dapat meningkatkan posisi komersial perusahaan dan yang baru
bagi pasar perusahaan.
b. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah
dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang.

Dari beberapa definisi inovasi yang telah dikemukakan, namun satu hal yang
pasti bahwa inovasi dapat menjadi mempercepat pertumbuhan dan keberhasilan bisnis,
membantu beradaptasi dan tumbuh dipasar. inovatif tidak berarti menciptakan; inovasi
dapat berarti mengubah model maupun rancangan bisnis sehingga mampu beradaptasi
dengan perubahan dalam lingkungan, yang akhirnya dapat memberikan produk atau
layanan yang lebih baik.

3. Inovasi Produk
Inovasi produk (dikutip dari buku Manajemen Inovasi) Bussiness Dictionary
bukan hanya merupakan sebuah pengembangan produk, namun inovasi produk juga
dapat berupa pengenalan produk baru, mengkonsep ulang dalam rangka meningkatkan
barang atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Kutipan dalam bukunya Wawan Dhewanto,Cambridge Dictionary
mendefinisikan inovasi produk sebagai sebuah proses perancangan produk baru atau
membuat pembaruhuan dari produk yang sebelumnya sudah hadir.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, bahwa sebuah inovasi produk bukan
hanya merupakan bentuk dari penciptaan produk baru yang dihasilkan perusahaan,
namun dapat diartikan pula sebagai peningkatan mutu (baik dari segi bahan baku,
bentuk fisik ataupun kemampuan) barang yang sebelumnya sudah pernah dipasarkan.
Banyak hal yang berkaitan dengan inovasi produk, seperti misalnya proses
pencapaian, ide yang muncul dan atribut dari inovasi produk. Kotler dan Armstrong
menyebutkan bahwa terdapat atribut yang menempel pada inovasi produk, yaitu fitur
produk, gaya dan desain produk.
a. Fitur Produk atau Varian produk dapat dianggap sebagai sebuah sarana atau alat
yang kompetitif dan pembeda antara produk yang diciptakan oleh sebuah
perusahaan dengan produk pesaingnya. Fitur dari sebuah produk merupakan
modal sebuah produk agar dapat bersaing untuk memenangkan perhatian
konsumen. Yang dimaksud dengan fitur dari sebuah produk ialah sesuatu yang
unik, istimewa dan kekhasan yang dimiliki produk tersebut sebagai nilai jual
tambahan.
b. Desain produk adalah suatu usaha-usaha untuk menentukan sejenis produk yang
sesuai dengan keinginan para konsumen. Desain meerupakan wujud lahiriyah yang
tampak mengenai garis (line), bentuk (form), dan warna (colour). Kotler
menegaskan bahwa desain produk merupakan totalitas keistimewaan yang dapat
mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan
konsumen.

Jauh sebelum pakar-pakar manjemen menemukan konsep kreatif dan inovatif


untuk urusan duniawi, Islam mengajurkan konsep ini jelas. Sesuai dalam QS. Ar-Ra’d
ayat 11: Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar Ra’d:11).

Adapun maksud dari ayat diatas yaitu mengandung motivasi untuk inovatif
dalam merubah manjemen dan sistem agar tidak tertinggal ketika yang lain maju.
Bahkan dengan selalu berinovasi maka akan menjadi yang terdepan. Daya inovasi yang
dikehendaki dalam Al-Qur’an, adalah yang baik (al-khair). Diharapkan dengan daya
inovatif yang baik, seorang inovator akan mendapatkan kemenangan.

4. Pentingnya Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro


Pentingnya inovasi dalam kewirausahaan atau enterprenuership terlihat pada
penemuan cara-cara baru yang lebih baik atau efektif dari sebelumnya guna
meghasilkan produk, jasa ataupun solusi. Dalam suatu industri produk, produsen dapat
menyediakan produk baru dari bahan baku yang benar-benar baru maupun bahan baku
sebelumnya yang dimodifikasi sehingga membentuk sesuatu yang lebih bernilai.
Inovasi sangat penting untuk daya tahan bisnis, apapun jenis bisnisinya apakah itu
sektor kreatif, industri, fashion, kekayaan alam dan lain sebagainya. Proses yang umum
terjadi dalam hal terciptanya inovasi pada usaha kecil maupun mikro.
Inovasi biasanya dimulai dengan kebutuhan. Usaha kecil maupun mikro
umumnya langsung terlibat dalam komunitas meraka dan mereka tahu persis apa yang
menjadi kebutuhan masyarakatnya. Selanjutnya meraka berusaha menjawab kebutuhan
tersebut baik itu datang dari komunitasnya maupun individu atau diri mereka sendiri
dengan solusi. Meraka merebut kesempatan berinovasi untuk meringankan masalah
komunitasnya. Kemudian, solusi-solusi tersebut membantu para pelaku usaha agar
mendapatkan yang lebih baik, lebih mudah dan lebih bermanfaat, serta mereka
mendapatkan suatu perbaikan baik itu berupa formula atau solusi usahanya kedepan.
Dalam rangka memenuhi maupun mancari kretivitas dan inovasi yang dibutuhkan
dalam usaha, salah satu faktor pentingnya ialah tetap mengikuti perkembangan tren.
Namun sebagai produsen selain dituntut untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan
sehingga menghasilkan produk yang lebih banyak juga harus tetap memperhatikan
faktor kualitas, jangan sampai terkorbankan.

METODE PENELITIAN
Penelitian Kuantitatif Deskriptif

Penelitian Kuantitatif deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan atau


meringkaskan berbagai kondisi, situasi, fenomena atau berbagai variabel penelitian menurut
kejadian sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta dapat
diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter (Burhan Bungin, 2005). Newman W Lawrence
(2003) menyatakan penelitian survei adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitain survei,
peneliti menanyakan ke beberapa orang (responden) tentang keyakinan, pendapat, karateristik
suatu objek dengan perilaku yang telah lalu atau sekarang. Metode survei ini juga berkenan
dengan pertanyaan tentang keyakinan dan perilaku dirinya sendiri.

a. Populasi
Dalam penelitian populasi merupkan hal yang penting untuk memberikan
batasan yang sangat jelas tentang obyek yang akan di teliti. Menurut Burhan Bungin
(2010:99) populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, segala nilai, peristiwa,
sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek /obyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik atas kesimpulan yang didapat (Sugiyono,2012:80)
b. Penelitian sampel
Menurut W. Gulo sampel sering juga disebut “contoh” yaitu himpunan bagian
(sebeset) dari suatu populasi. Sebagian dari populasi, sampel memberikan gambaran
yang benar tentang populasi. Sementara pengertian teknik pengambilan sampel
menurut Margono (2004) ialah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijasikan sumber data sebenarnya dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif. (siregar syofian , 2021:149) memaparkan suatu teknik yang menentukan
ukuran sampel dapat dikategori menjadi dua jenis yaitu jumlah populasi diketahui dan
populasi tidak diketahui. Sedangkan penelitian ini adalah populasinya tidak diketahui,
sehingga penentuan ukuran sampel dari populasinya menggunakan teori yang
dipapangkan dari Isac Michael, untuk tingkat dengan rumus dibawah ini:

( Zα /₂ ) ² × p × q
n=

n: Sampel
z: 1,96 (tingkat kepercayaan/signifikasi)
p: Proporsi Populasi
q: 1-p
e: Standart Error (margin of error)
a: 1-tingkat signifikasi
Sehingga berdasarkan perhitungan sampel tersebut maka jumlah sampel dalam
penelitian ini berjumlah 35 responden adalah:
n=34,57444

c. Sumber Data
Data sekunder adalah data yang sudah di olah terlebih dahulu dan baru
didapatkan oleh peneliti dari sumber yang lain sebagai tambahan informasi.Beberapa
sumber data sekunder adalah buku jurnal,publikasi pemerintah serta situs atau sumber
lain yang mendukung.
Data sekunder menurut Sugiono(2120:141) mendefinisikan data sekunder adalah
sebagai berikut “Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
membaca,mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari
literatur,buku-buku serta dokumen “.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama). Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) pengertian data primer adalah: “Data
primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui
wawancara, jejak dan lain-lain”.
d. Kuisioner (Angket)
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah salah satunya
angket. Angket menjadi hal yang sangat penting karena bagi beberapa penelitian angket
merupakan wakil peneliti di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
kuisioner angket untuk mendapatkan keputusan dari responden, sehingga
mendapatkan sumber data primer. Pendapatan sumber data primer ini disertai dengan
suatu pertanyaan yang tertutup dengan skala likert dan langsung diberikan kepada
responden. Lalu, responden hanya memilih diantara lima pilihan yang telah disediakan
dengan format SS (Sangat Setuju) dengan nilai 5, S (Setuju) dengan nilai 4, KS (Kurang
Setuju) dengan nilai 3, TS (Tidak Setuju) dengan nilai 2, STS (Sangat Tidak Setuju)
dengan nilai 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penduduk
Jumlah penduduk yang ada di Desa Rawan Kecamatan Krejengan 1251 terdiri
dari 601 jiwa laki-laki serta 650 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk menurut
Dusun bahwa di Dusun Krajan terdapat 217 jiwa laki-laki dan 227 jiwa perempuan, di
Dusun Semar terdapat 221 jiwa laki-laki dan 243 jiwa perempuan, Dusun Pette terdapat
163 jiwa laki-laki dan 180 jiwa perempuan.
B. Karateristik Responden
Hal-hal yang akan dianalisis dari responden adalah data pribadi responden
berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan.
1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambaran mengenai disribusi responden menurut jenis kelamin di Desa Rawan
Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)


Laki-laki 15 42,85%
Perempuan 20 57,14%
Jumlah 35 100%
Sumber: Di olah dari data angket

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah pengujung perempuan lebih banyak
dengan persentase 57,14% dibandingkan pengunjung laki-laki dengan persentase
42,85%. Sehingga dapat dibuktikan bahwa konsumen yang lebih banyak melakukan
pembelian di toko kelontong Hj. Sus yang ada di Desa Rawan Kecamatan Krejengan
Kabupaten Probolinggo lebih dominan perempuan.

2. Karateristik Responden Berdasarakan Usia


Gambaran mengenai distribusi responden menurut usia di Desa Rawan
Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2 Karateristik Responden Beradasarkan Usia

Kelompok Usia Frekuensi (Orang) Persentase (%)


≤20 Tahun 5 14,28%
21-30 Tahun 8 22,85%
31-40 Tahun 11 31,42%
41-50 Tahun 7 20%
≥51 Tahun 4 11,42%
Jumlah 35 100%
Sumber: Data primer yang di olah, 2023

Tabel 4.2 menunjukkan sejumlah pengunjung dengan responden berdasarkan


usia ≤20 tahun sebanyak 5 orang dengan jumlah persentase 14,28%. Pada usia 21-30
tahun sebanyak 8 orang dengan jumlah persentase 22,85%. Pada usia 31-40 tahun
sebanyak 11 orang dengan jumlah persentase 31,42%. Pada usia 41-50 tahun
sebanyak 7 orang dengan jumlah persentase 20%. Dan yang terakhir ≥51 tahun
sebanyak 4 orang dengan jumlah persentase 11,42%. Dengan tabel 4.2 dapat
disimpulkan bahwa jumlah konsumen yang melakukan pembelian pada toko Hj.
Sus yang ada di Desa Rawan Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo pada
usia 31-40 tahun lebih banyak dibandingkan engunjung ≤20 tahun , usia 21-30
tahuun, 41-50 tahun dan usia ≥51 tahun. Sehingga konsumen yang melakukan
pembelian terhadap toko Hj. Sus di Desa Rawan lebih dominan pada usia 31-40
tahun.

3. Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Karateristik responden berikutnya adalah berdasarkan pekerjaan. Karateristik ini
bertujuan untuk mengetahui bahwa toko Hj. Sus di Desa Rawan yang melakukan
pembelian dari berbagai kalangan. Hasil telah disajikan pada tabel 4.3:

Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 5 14,28%
Swasta/ 7 20%
Wiraswasta
Petani 11 31,42%
Ibu Rumah Tangga 12 32,28%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.3 menyimpulkan hasil deskripsi responden berdasarkan pekerjaan
dimana pelajar/mahasiswa sebanyak 5 orang dengan jumlah persentase 14,28%,
swasta/wiraswasta sebanyak 7 orang dengan jumlah persentase 20%, petani
sebanyak 11 orang dengan jumlah persentase 31,42%, Ibu rumah tangga sebanyak 12
orang dengan jumlah prsentase 32,28%. Dengan tabel 4.3 membuktikan bahwa
konsumen yang melakukan pembeliaan pada toko Hj. Sus di Desa Rawan adalah
semua dari berbagai kalangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden
berdasarkan pekerjaan petani dan ibu rumah tangga lebih dominan melakukan
transaksi jual beli ke toko Hj. Sus.
C. Analisis Deskriptif Variabel
1. Deskriptif Variabel Kualitas Produk (X1)
Didalam menjalankan suatu usaha, produk yang akan dijual ataupun dikelola
harus memiliki kualitas yang sangat tinggi serta bertahan lama. Sehingga dikala ada
persaingan tidak akan mempengaruhi konsumen berpaling untuk pembelian ulang
terhadap produk. Dengan produk konsumen akan merasakan puas dengan
peningkatan kualitas suatu produk yang mereka inginkan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket variabel kualitas produk, diketahui
bahwa besarnya nilai maksimum 20 dan nilai minimum yaitu 10. Dengan
menggunakan program SPSS 21 diperoleh harga mean 14.5 dan standar deviasi
sebesar 2.077. Diketahui jumlah kelas interval adalah 10 dengan panjang interval 1.
Adapun distribusi frekuensi kreativitas dapat dilihat pada tabel 4.4:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk

No Kelas Interval Frekuensi (Orang) Persentase (%)


1 10 1 2,9%
2 11 2 5,7%
3 12 3 8,6%
4 13 4 11,4%
5 14 8 22,9%
6 15 5 14,3%
7 16 7 20,0%
8 17 4 11,4%
9 20 1 2,9%
Jumlah 35 100%

Berdaasarkan data pada tabel 4.4 kemudian dibuat penggolongan kategori yang
berbentuk tabel dengan rumus tingkat penggolongan yanng dikemukakan oleh
Hadi (2004:150) yaitu:

1. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas produk tinggi menggunakan


rumus (m+1SD) ke atas
2. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas produk sedang menggunakan
rumus (m-1SD) s/d (m+1SD)
3. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas produk rendah menggunakan
rumus (m-1SD)

Dari hasil perhitungan tersebut dapat dibuat penggolongan kategori kualitas


produk.

Tabel 4.5 Penggolongan Kategori Kualitas Produk


Interval Kelas Nilai Frekuensi (Orang) Persentase (%) Kategori
≥16 5 14% Tinggi
13-16 24 69% Sedang
≤13 6 17% Rendah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 5 responden dengan


jumlah persentase 14% yang memiliki kualitas produk dengan kategori tinggi, 24
responden dengan jumlah persentase 69% yang memiliki kualitas produk dengan
kategori sedang dan terdapat 6 responden dengan jumlah persentase 17% yang
memiliki kualitas produk dengan kategori rendah. Dapat disimpulkan pada tabel 4.5
bahwa sebagian besar dari kualitas produk pada toko Hj. Sus di Desa Rawan dalam
kategori sedang, yang bermakna tidak dalam keadaan level yang tinggi maupun level
yang rendah.

Hal ini menggambarkan bahwa kualitas produk berada pada kategori tinggi dan
sedang sebesar 69% yang menjadi salah satu tolak ukur yang sangat penting dengan
sukses tidaknya suatu perusahaan atau ritel kecil. Karena dengan kualitas produk
yang baik dapat menimbulkan hasil yang baik pula. Perusahaan juga diharuskan
utuk menginovasi terhadap produk mereka yang ditawarkan kepada konsumen,
dikarenakan sebagian konsumen bersikap kritis terhadap produk yang ditawarkan.
Semisal, produk toko Hj. Sus terdapat kualitas produk yang tinggi sehingga dapat
menarik perhatian konsumen. Sedangkan sebesar 17% kualitas produk dalam
kategori rendah. Hal ini diyakini oleh peneliti bahwa produk disebabkan adanya
indikator lain diluar kualitas produk dalam reputasi atau penampilan yang tidak
diinginkan.

2. Deskriptif Variabel Harga (X2)


Harga bukan hanya angka-angka dilabel harga. Strategi penentuan harga sangat
penting dalam pembelian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi image
produk, serta keputusan konsumen dan pembelian. Dan dijelaskan dalam hukum
penawaran apabila peningkatan penawaran harga pasar akan mengakibatkan
peningkatan kuantitas yang ditawarkan, dan penurunan harga pasar akan
mengakibatkan penurunan kwantitas yang ditawarkan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket variable harga, diketahui bahwa
besarnya nilai maksimum 18.00 dan nilai minimum yaitu 9.00 dengan menggunakan
program SPSS 21 diperoleh harga mean 13,34 dan standar deviasi sebesar 2.622
diketahui jumlah kelas interval 10 dengan panjang interval 1. Adapun distribusi
frekuensi kretivitas dapat lihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Harga

No Kelas Interval Frekuensi (Orang) Persentase (%)


1 9 3 8.6%
2 10 3 8.6%
3 11 1 2,9%
4 12 5 14,3%
5 13 11 31,4%
6 14 2 5,7%
7 15 1 2.9%
8 16 2 5,7%
9 17 5 14,3%
10 18 2 5,7%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan hasil data perhitungan tersebut kemudian dapat dibuat tabel


penggolongan ketegori harga. Untuk mengetahui kategori tingkat lokasi, penelitian
menggunakan rumus tingkat penggolongan yang di kemukakan oleh Hadi
(2004:150), yaitu sebgai berikut:

1. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas harga tinggi menggunakan


rumus (m+ISD) ke atas
2. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas harga sedang
menggunakan rumus (m-ISD) s/d(m+ISD)
3. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas harga rendah
menggunakan rumus (m-ISD) ke bawah

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.6 dapat dibuat tabel tingkat penggolongan
kategori harga.

Tabel 4.7 Penggolongan Kategori Kualitas Harga (x2)

Interval Kelas Nilai Frekuensi (Orang) Persentase Kategori


≥17 7 20% Tinggi
12-16 21 60% Sedang
≤11 7 20% Rendah

Berdasarkan tabel 4.7 bahwa terdapat 7 responden dengan jumlah presentase


20% yang memiliki kualitas harga dengan kategori tinggi, sedangka 21 responden
dengan jumlah presentase 60% yang memiliki kualitas harga dengan kategori
sedang,, kemudian 7 responden dengan jumlah presentase 20% yang memiliki
kualitas produk dengan kategori rendah. Dapat diketahui pada tabel 4.7 bahwa
sebagian besar kualitas harga dalam kategori sedang, yang artinya tidak dalam
keadaan level yang tinggi maupun yang rendah.

Hal ini menggambarkan bahwa penentuan harga berada pada kategori tinggi
dan sedang 60% yang di tunjang dengan susahnya jangkauan terhadap harga,
kesulitan harga dengan kualitas produk, adanya saing antar harga, dan kesesuain
harga dengan dengan manfaat. Strategi penentuan harga yang sangat penting
dalam pemberian nilai terhadap konsumen dam dapat mempengaruhi image
produk, serta keputusan komsumen dalam pembelian suatu produk. Misalnya,
harga pada toko Hj. Sus di Desa Rawan Kecamatan Krejengan terjangkau oleh
konsumen. Sedangkan sebesar 20% penentuang kualitas harga kategori rendah. Hal
ini telah diyakini oleh peneliti bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh adanya
indicator lain dalam penentuan suatu kualitas harga dalam memberikan kepuasan
terhadap konsumen yang akan membeli suatu produk.

3. Deskriptif variable keputusan pembelian (Y)


Keputusan pembelian adalah suatu keputusan yang dimiliki oleh konsumen
dalam memilih suatu produk yang akan dibeli. Proses dalam pengambilan
keputusan sebelumnya akan dihadapkan dengan berbagai alternative produk
lainnya yang akan mempengaruhi hasil keputusn pembeli.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angka variabel keputusan pembeli,
diketahui bahwa besarnya nilai maksimum 31 dan nilai minimum sebesar 19.
Dengan penggunaan program SPSS 21 diperoleh harga mean25.22 dan standar
deviasi sebesar 3.059. Diketahui jumlah kelas interval 10 dan panjang interval
adalah 1. Adapun distribusi frekuensi kreativitas dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian

No Kelas Interval Nilai Frekuensi (Orang) Persentase (%)


1 19 1 2,9%
2 20 2 5,7%
3 21 1 2,9%
4 22 1 2,9%
5 23 3 8.6%
6 24 8 22,9%
7 25 6 17,1%
8 26 3 8,6%
9 27 0 0%
10 28 3 8,6%
11 29 3 8,6%
12 30 3 8,6%
13 31 1 2,9%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan hasil data perhitungan tersebut kemudian dapat dibuat tabel


penggolongan kategori keputusan pembelian. Untuk mengetahui kategori tingkat
kualitas produk, peneliti menggunakan rumus tingkat penggolongan yang
dikemukakan oleh Hadi (2004.150) yaitu sebagai berikut:

1. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas harga tinggi menggunakan


rumus (m+1SD) ke atas
2. Untuk tingkat penggolongan kecenderungan kualitas harga sedang
menggunakn rumus (m-1SD)s/d (1m +1SD)
3. Untuk tingkat prnggolongan kecenderungan kualitas harga rendah
menggunakan rumus (m-1SD)ke bawah

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.8 dapat dibuat tabel tingkat
penggolongan kategori keputusan pembelian:

Tabel 4.9 Penggolongan Kategori Keputusan Pembelian

Interval Kelas Nilai Frekuensi (Orang) Persentase (%) Kategori


≥26 13 37% Tinggi
21-25 19 54% Sedang
≤20 3 9% Rendah

Berdasarkan tabel 4.9 bahwa terdapat 13 responden dengan jumlah presentase


37% yang memiliki keputusan pembelian dengan kategori tinggi, sedangkan 19
responden dengan jumlah presentase 54% yang memiliki keputusan pembelian
dengan kategori sedang, kemudian 3 responden dengan dengan jumlah presentase
9% yang memiliki keputusan pembelian dengan kategori rendah. Dapat diketahui
pada tabel 4.9 bahwa sebagian besar keputusan pembelian dapat ditarik dalam
kategori sedang, yang artinya tidak dalam keadaan level yang tertinggi maupun
yang rendah.

Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pembelian berada pada kategori


tinggi dan sedang sebesar 54% pada toko Hj. Sus di Desa Rawan Kecamatan
Krejengan Kabupaten Probolinggo yang di tinjau dengan pencarian suatu informasi,
indicator pengenalan dari berbagai masalah sesuai kebutuhan, evaluasi alternative,
keputusan pembeli dan perilaku setelah pembelian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis beserta pembahasannya yang telah diuraikan sebelumnya


dapat ditarik dengan sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas produk memberikan pengaruh yang sangat positif dan menguntungkan


kepada konsumen dalam pembelian ditoko Hj. Sus yang berada di Desa Rawan
Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo karena memiliki kualitas produk yang
baik dan bahkan bertahan lama yang disertai dengan berbagai aneka macam rasa.
2. Harga memberikan pengaruh positif dan sangatlah istimewa terehadap konsumen
dalam pembelian ditoko Hj. Sus yang berada di Desa Rawan Kecamatan Krejengan
Kabupaten Probolinggo karena telah memberikan harga yang maksimal dengan produk
dan jasa.

DAFTAR PUSTAKA

Armeliani. (2018). “Pengaruh Kualitas peroduk, Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen
Dalam Pembelian Denge”. 121.

Katuri Diana, Suharyati, Heni Nastiti. (2019). “Pengaruh Kualitas Produk, Layanan dan Citra Merk
Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan”. Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia. Vol. 2 No. 2
Aini Adriyanti Putri. (2022). “Pengaruh inovasi Produk, Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kopi Kenangan”. Jurnal Manajemen Pemasaran dan Perilaku
Konsumen. Vol. 1 No. 2

Deograsias Yoseph Y F. (2019). “Analisis Minat Beli Toko Kelontong di Kecamatan Wonokromo”.
153. 1-26.

Anda mungkin juga menyukai