DOSEN PENGAMPU:
NI WAYAN MERRY NIRMALA YANI S.Si.,M.M.
OLEH : KELOMPOK 2
TAHUN 2021/2022
1
KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN
2
B. Trade Off Dalam Merancang Jaringan Supply Chain
3
Pada gambar konfigurasi jaringan sc 1 terlihat ada empat gudang yang
dimiliki perusahaan yang ditempatkan di empat wilayah regional yang berbeda.
Pada gambar ini ada perampingan struktur supply chain dimana jumlah
gudangnya dikurangi menjadi dua.
4
• Biaya pengiriman dari gudang ke lokasi toko atau daerah pelanggan lebih
besar.
• Semakin terpusat gudang-gudang penyimpanan suatu produk, semakin
rendah fluktuasi permintaan agregat di gudang tersebut, sehingga safety
stock bisa dikurangi. Fenomena ini dikenal dengan istilah risk pooling effect.
4. Faktor Keamanan
5
Faktor keamanan menentukan apakah suatu negara atau wilayah cukup
menarik untuk dijadikan tempat operasi atau tempat untuk mendapatkan input
(seperti bahan baku) bagi suatu supply chain.
6
bobot : Zj = Xi Yij . Lokasi yang dianggap paling baik adalah alternatif
lokasi yang memiliki Zj terbesar.
2. (Model Kuantitatif) Gravity Location Model
Model ini digunakan untuk menentukan lokasi suatu fasilitas (misalnya
gudang atau pabrik) yang menjadi penghubung antara sumber-sumber pasokan dan
beberapa lokasi pasar. Jadi kalau fasilitas yang dimaksud di sini adalah pabrikmaka
tujuannya adalah mendapatkan lokasi yang meminimalkan biaya-biaya transportasi
bahan baku dari supplier ke pabrik dan biaya-biaya transportasi dari pabrik ke pasar.
Logika yang sama bisa digunakan bila fasilitas yang dimaksud tadi adalah gudang
yang menjadi penyangga antara beberapa pabrik yang memproduksi barang tersebut
dan beberapa l lokasi pasar di mana produk-produktersebut akan didistribusikan.
Asumsi yang digunakan :
Pertama, ongkos-ongkos transportasi diasumsikan naik sebanding dengan
Volume yang dipindahkan. Kedua, baik sumber-sumber pasokan maupun pasar bisa
ditentukan lokasinya pada suatu peta dengan koordinat x dan y yang jelas.
Jadi beberapa data yang diperlukan dalam model ini adalah ongkos transportasi per
unit, beban per unit jarak dari semua posisi pasokan ke kandidat lokasi fasilitas dan
dari kandidat lokasi fasilitas tersebut ke semua lokasi pasar, volume yang akan
dipindahkan, serta koordinat lokasi pasokan maupun lokasi pasar.
Variabel :
Ci : ongkos transportasi per unit beban per kilometer antara kandidat lokasi
fasilitas dengan lokasi pasar atau lokasi sumber pasokan.
Vi : beban yang akan dipindahkan antara fasilitas dengan sumber pasokan atau
lokasi pasar
Jarak antara dua lokasi pada model ini dihitung sebagai jarak geometris antara dua
lokasi yang dihitung dengan formula berikut :
7
dimana (x0, y0) adalah kandidat koordinat fasilitas yang dipertimbangkan. Tujuan
dari model ini adalah mendapatkan lokasi fasilitas yang meminimumkan total
ongkos-ongkos pengiriman yang bisa diformulasikan sebagai :
Untuk mendapatkan nilai (xo, y0) yang optimal,yakni yang meminimumkan total
ongkos pengiriman TC, dengan cara berikut :
Hitung jarak ji. Untuk semua i (yakni antara lokasi kandidat fasilitas dan lokasi
sumber pasokan atau pasar i)
Dimana x0n dan y0n masing-masing adalah koordinat x dan y yang dihasilkan
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konfigurasi jaringan supply chain merupakan satu kegiatan strategis yang
harus dilakukan pada supply chain manajemen dan mencakup keputusan tentang
lokasi, jumlah, serta kapasitas fasilitas produksi dan distribusi dalam suatu supply
chain. Tujuan dari keberadaan jaringan supply chain adalah untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.
Trade off dalam merancang jaringan supply chain memiliki banyak pertimbangan
yang perlu diperhitungkan dalam membuat keputusan tentang jaringan supply
chain. Pertimbangan strategi supply chain dan pertimbangan lingkungan bisnis
sama-sama penting dalam mengambil keputusan tersebut.
Konfigurasi jaringan supply chain sangat berpengaruh terhadap efisiensi
dan kecepatan respon supply chain tcrsebut. Supply chain yang ingin responsif
biasanya memiliki fasilitas yang lebih banyak dan tersebar di lebih banyak wilayah
(dan cenderung mendekati pasar) dibandingkan dengan supply chainyang berfokus
pada efisiensi. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang
konfigurasi suatu supply chain. Dalam memutuskan di mana pabrik akan didirikan
misalnya, berbagai aspek lingkungan bisnis seperti kondisi ekonomi, sosial politik,
keamanan, dan infrastruktur harus dipertimbangkan dengan seksama.
Model-model untuk merancang jaringan supply chain terdiri dari dua
metode yaitu: Metode Kualitatif (RankingProcedure) dan Metode Kuantitatif:
Metode Analisa Pusat Gravitasi (Centre of GravityApproach).
B. Saran
Supply chain dewasa ini menghadapi lingkungan bisnis yang semakin
dinamis. Kecenderungan untuk melakukan outsourcing pada suatu perusahaan dan
perubahan sisi permintaan maupun pasokan yang cepat membuat konfigurasi
supply chain sebaiknya perlu sering ditinjau ulang untuk menyesuaikannya dengan
kondisi yang paling mutakhir.
9
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Ratih.(Tanpa Tahun).Rancangan Jaringan SCM.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:lD1IzWWPElMJ:r
atih_wulandari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/64667/03.%2BRanca
ngan%2BJaringan%2BSCM.pdf+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses tanggal 16
Oktober 2020) Pukul 20.00
iv