Anda di halaman 1dari 2

REVIEW JOURNAL

Raizha Putri Muharami


raizhaputrim@gmail.com
Faculty Of Economy
Subject : Tourism

Judul:Understanding Travel Risks In A Development Country: A Bottom Up


Approach
Author: Sari Lenggogeni, Brent W. Ritchie & Lee Slaughter
Journal : Journal of Travel & Tourism Marketing

Dalam pariwisata, memahami mengapa turis memilih untuk melakukan


destinasi wisata ke suatu tujuan adalah hal yang penting. Karena persepsi wisatawan
terhadap pilihan mereka untuk berkunjung ke destinasi wisata memiliki pengaruh
yang signifikan dengan keamanan di destinasi tersebut seperti yang diungkapkan oleh
(Hasan, Ismail, & Islam, 2017; Sharifpour, Walters, & Ritchie, 2014). Penting untuk
memahami resiko perjalanan terkait kedua jenis bencana, bencana karena ulah
manusia dan bencana alam. Meningkat nya jumlah bencana alam akan mempengaruhi
industri pariwisata dikarenakan muncul dampak negatif seperti kerusakan alam dan
penurunan pengunjung. Berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-bangsa untuk
Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UN-ISDR), bahwa skala bencana
alam meningkat di ASIA, termasuk Indonesia. Dengan menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif, membantu peneliti untuk memahami resiko perjalan terkait
bencana alam di negara berkembang dengan tujuan penelitian untuk mengeksplorasi
risiko perjalanan wisata domestik di destinasi negara rawan bencana, yaitu Indonesia.

Ada 7 jenis resiko perjalanan terkait bencana alam dari hasil penelitian:
1. Ketidakberdayaan, risiko yang terkait dengan risiko psikologis, karena
memiliki efek negatif pada pikiran wisatawan. Perasaan negatif akan
kekhawatiran ini muncul ketika kerabat dekat menjadi korban dari bencana
alam.
2. Perasaan terjebak, juga termasuk dalam risiko psikologis, khususnya ketika
wisatawan sampai di tempat tujuan yang memiliki risiko tinggi akan terjadi
bencana alam yang tidak bisa dihindari.
3. Kesadaran mitigasi, kurangnya informasi yang diperoleh wisatawan terkait
mitigasi bencana sehingga menjadi kekhawatiran bagi para wisatawan untuk
berkunjung ke destinasi tujuan wisata tersebut.
4. Kesiapsiagaan pemerintah, kurangnya pemeliharaan infrastruktur mitigasi
mempengaruhi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata. Karena sangat
penting sebagai tempat perlindungan wisatawan jika terjadi bencana.
5. Kecemasan gempa, resiko ini terkait dengan situasi dan emosi, yang berupa
suara tangisan dari korban gempa, situasi yang kacau, suara gemuruh akibat
gempa sehingga berkaitan erat dengan kondisi psikologis wisatawan.
6. Resiko tsunami, berkunjung ke pantai bisa mempengaruhi resiko fisik
wisatawan karena kekhawatiran akan kematian akibat tsunami, sehinga
wisatawan sangat memperhatikan aturan keamanan saat berada di lokasi
pantai
7. Keyakinan mitis, kepercayaan pada hantu mempengaruhi resiko wisatawan
untuk berkunjug ke destinasi wisata.
Daftar pustaka :

Hasan, M. K., Ismail, A. R., & Islam, M. F. (2017). Tourist risk perceptions and
revisit intention: A critical review of literature. Cogent Business and
Management, 4(1). https://doi.org/10.1080/23311975.2017.1412874

Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., & Slaughter, L. (2019). Understanding travel risks in
a developing country: a bottom up approach. Journal of Travel and Tourism
Marketing, 36(8), 941–955. https://doi.org/10.1080/10548408.2019.1661329

Sharifpour, M., Walters, G., Ritchie, B. W., & Winter, C. (2014). Investigating the
Role of Prior Knowledge in Tourist Decision Making: A Structural Equation
Model of Risk Perceptions and Information Search. Journal of Travel Research,
53(3), 307–322. https://doi.org/10.1177/0047287513500390

Anda mungkin juga menyukai