Anda di halaman 1dari 16

BAB VII

PERTEMUAN KE-DELAPAN

Deskripsi materi
Materi ini membahas tentang bagaimana perilaku konsumen berdasarkan sifat
permintaan masyarakat.

Capaian Pembelajaran
Setelah mahasiswa mempelajari materi ini, diharapkan mampu:
1. Memahami teori nilai guna (utility) dan pemaksimuman nilai guna.
2. Memahami Surplus Konsumen.

Pokok Bahasan
Perilaku Konsumen (Bagian 1)

Sub Pokok Bahasan


1. Teori Nilai Guna
2. Pendekatan Teori Nilai Guna
3. Surplus Konsumen
A. URAIAN MATERI
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan
yakni Pendekatan nilai guna (utility) cardinal; dan Pendekatan nilai guna ordinal. Pada
pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna
ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan
barang-barang tidak dikuatifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih
barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan
kurva kepuasaan sama,yaitu kurva yg menggambarkan gabungan barang yang akan
memberikan nilai guna(kepuasaan) yang sama.
Perilaku Konsumen merupakan proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada
pula yang mengartikan Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk
membuat keputusan pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual
tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya yaitu pendapatan konsumen, selera konsumen dan harga
barang. Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena
kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas.
Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar
perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai
kegunaan maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (Utility)
adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan
seseorang.
Kegunaan marginal (marginal utility) merupakan peningkatan kepuasan
seorang konsumen karena mengonsumsi satu unit tambahan barang atau jasa.
Kebanyakan barang dan jasa memiliki kegunaan marginal yang terus menurun. Artinya,
saat konsumsi suatu produk meningkat, nilai guna tambahan yang diperoleh dari tiap
unit tambahan akan turun secara bertahap. Nah, dalam hal ini konsumen dikatakan
mempunyai kepuasan marginal yang menurun ketika ia semakin merasa puas dengan
mengonsumsi produk itu. Jadi, nilai guna marginal yang menentukan apakah sesuatu
barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah.

1. TEORI NILAI GUNA (UTILITY)


Pada teori ekonomi kepuasaan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari
mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility.kalau kepuasaan itu
semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam membahas
mengenai nilai guna perlu dibedakan di anatara dua pengertian nilai guna total dan nilai
guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasaan yang
diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna
marjinal berarti pertambahan(atau pengurangan) kepuasaan sebagai akibat dan
pertambahan(atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis Utama Teori Nilai Guna


Hipotesis utama teori nilai guna,atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna
marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin
sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas
barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila
konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi,maka nilai guna total akan
menjadi sedikit. Pada hakikatnya hipotesis menjelaskan bahwa pertambahan yang terus
menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus menerus menambah
kepuasaan yang dinikmati orang yang mengkonsumsinya.

Nilai Guna Total Dalam Angka Dan Grafik


Nilai guna (Utility) adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang.
Nilai Guna Total (Total Utility / TU) adalah total kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi suatu barang. Nilai Guna Tambahan (Marginal Utility/MU) adalah
tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi tambahan satu unit
produk/barang. Hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun akan dapat
dimengerti dengan lebih jelas apabila digambarkan dalam contoh secara angka dan
selanjutnya contoh itu digambarkan secara grafik.
Contoh :
Qx Mux Tux
1 14 14
2 12 26
3 10 36
4 8 42
5 6 48
6 4 52
7 2 54
8 0 54
9 -2 52
10 -4 48

Keterangan :
Qx : Jumlah barang X yang diminta
Mux : Tambahan Kepuasan akibat tambahan konsumsi barang X
Tux : Total kepuasan dari barang X

Grafik Nilai Guna


Kurva nilai guna total(TU) bermula dari titik 0, yang berarti pada waktu tidak
terdapat konsumsi, maka nilai guna total adalah nol. Pada mulanya kurva nilai guna
total adalah menaik, yang berarti kalau jumlah konsumsi suatu barang X bertambah,
maka nilai guna total bertambah tinggi. Kurva nilai guna total mulai menurun pada
waktu konsumsi barang X melebihi empat buah. Kurva nilai guna marjinal (MU) turun
dari kiri atas ke kanan bawah. Gambaran ini mencerminkan hukum nilai guna marjinal
yang semakin menurun. Berikut gambar grafik nilai guna total dan nilai guna marjinal.

Tu
x

5
4
4
8
TU
4 x

1
4
Gambar VII.1. Kurva Total Utility dan Kurva Marginal Utility

Pemaksimuman Nilai Guna


Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah : setiap orang akan
berusaha untuk memaksimumkan kepuasaan yang dapat dinikmatinya. Dengan
perkataan lain, setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai guna dari
barang-barang yang dikonsumsikannya. Apabila yang dikonsumsikannya hanya satu
barang saja,tidak sukar untuk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari
memperoleh dan kenikmatan barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum.

Cara Memaksimumkan Nilai Guna


Penentuan susunan / komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan
nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang.
Kalau harga setiap barang adalah adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat
yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya.
Misalnya seseorang mengkonsumsikan tiga macam barang, yaitu sejenis pakaian,
sejenis makanan,dan sejenis hiburan (menonton film). Dengan adanya perbedaan harga
tersebut pemaksimuman nilai guna tidak akan tercapai kalau digunakan syarat
pemaksimuman kepuasaan seperti yang diterangkan di atas.

Syarat Pemaksimuman Nilai Guna


Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan kepuasan dari mengkonsumsi
barang. Untuk konsumsi satu jenis barang, maka kepuasan maksimum dapat dicapai
pada saat nilai guna total (TU) mencapai maksimum. Jika konsumen mengkonsumsi
lebih dari satu barang, maka penentuan kepuasan maksimum dapat dicapai:
 Jika ada 2 barang dan harganya sama, maka kepuasan maksimum
MUx=MUy
 Jika ada 2 barang dengan harga yang berbeda, maka tambahan kepuasan
(MU) yang lebih besar diperoleh dari barang dengan harga yang lebih
rendah dengan MUx=MUy

Dengan harga barang yang berbeda, maka syarat untuk memperoleh nilai guna
maksimum (TU) adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk 1 unit tambahan berbagai
jenis barang akan memberikan MU yang sam atau

Mux Muy Muz


= = ……….. =
Px Py Pz

Contoh.
Px = Rp 4.000/unit,dengan nilai guna marginal (MUx) = 12, Py = Rp 5.000/unit
dengan nilai guna marginal (MUy)= 15, dan anggaran Rp 100.000

Mux Muy 12 15
= = =
Px Py 4000 5000

2. PENDEKATAN TEORI NILAI GUNA


Teori Nilai Guna Dan Teori Permintaan
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterapkan sebabnya kurva
permintaan bersifat menurun dari kiri atas kekanan bawah yang menggambarkan bahwa
semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya, ada dua
faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga
barang itu mengalami perubahan : efek penggantian dan efek pendapatan.

Efek Penggantian
Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari
barang yang mengalami perubahan tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna
marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.
Misalnya harga barang A bertambah tinggi,maka sebagai akibatnya MU barang A/Pa
menjadi kecil dari semula.

Teori Tingkah Laku Konsumen


Harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi mak
perbandingan diantara niali guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau niali
guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak menglami perubahan

MU barang A < MU barang B


PA PB
Efek Pendapatan
Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga
menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Maka kenaikan harga harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya ,termasuk
barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan
pendapatan riil bertambah, dari ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang
yang dibelinya.

Faktor yang dapat merubah permintaan suatu barang:

1) Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)


Jika P naik, maka MU per rupiah menjadi turun dan sebaliknya dan barang lain
tidak berubah, maka konsumen akan menambah konsumsi barang dengan P tetap
dan mengurangi barang dengan P naik. Dengan demikian demand barang dengan
P naik menjadi turun dan meningkatkan demand barang dengan P tetap.
2) Faktor pendapatan (Income effect)
Dengan pendapatan tetap dan P naik (turun), maka daya beli pendapatan
menurun (meningkat), sehingga konsumen mengurangi (menambah) konsumsi
barang dengan P naik (turun).

Paradoks Nilai
Ahli-ahli ekonomi menghadapi kesulitan di dalam menerangkan perbedaan
yang menyolok di antara harga air dan harga berlian. Terdapat dua alasan yang dapat
digunakan untuk menerangkan keadaan tersebut. yang pertama adalah alasan yang
sudah lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi, yaitu perbedaan dalam biaya produksi. Air
merupakan benda yang mudah didapat di berbagai tempat sehingga untuk
memperolehnya tidak diperlukan biaya yang terlalu besar, tetapi tidak demikian halnya
dengan berlian sebab ia merupakan barang yang sangat sukar untuk diperoleh dan biaya
untuk memproduksinya sangat tinngi. Maka alasan bahwa barangnya sangat langka dan
biaya produksinya sanga mahal merupakan jawaban yang belum memuaskan untuk
menerangkan perbedaan yang sangat menyolok diantara air dan berlian.
3. SURPLUS KONSUMEN
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan
kepuasaan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasaan ini, dalam analisis
ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Contoh : seorang konsumen pergi ke pasar
membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya
RP1500.Sesampainya di pasar dia mendapati bahwa mangga yang diiginkannya hanya
berharga RP 1000. Jadi ia memperoleh mangga yang diinginkannnya dengan harga
RP500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya nilai RP 500 ini
dinamakan surplus konsumen

Contoh Angka
Surplus konsumen wujud sebagai akibat dari nilai guna marjinal yang semakin
sedikit. Uraian sebelum ini telah menunjukkan bahwa harga suatu barang berkaitan
rapat dengan niali guna marjinalnya. Misalkan pada barang ke-n yang dibeli, nilai guna
marjinalnya sama dengan harga. Dengan demikian,oleh karena nilai guna marjinal dari
barang ke-n adalah lebih rendah dari barang sebelumnya, mak nilai guna marjinal
barang yang sebelumnya adalah lebih tinggi dari harga barang itu dan perbedaanya
merupakan surplus konsumen.

Grafik Surplus Konsumen


Surplus konsumen dapat juga digambarkan secara grafik, sumbu tegak
menggambarkan tingkat harga,sedangkan sumbu datar menggambarkan jumlagh
barang yang konsumsi.nilai guna total yang diperoleh dari mengkonsumsi Q buah
mangga digambarkan oleh AOQB. Untuk memperoleh mangga tersebut si pembeli
harus membayar OQBP. Maka segitiga APB menggambarkan surplus konsumen yang
dinikmati oleh pembeli mangga tersebut.
Surplus konsumen adalah kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen
atau selisih antara kepuasan yang diperoleh oleh konsumen dari mengkonsumsi barang
dengan pembayaran yang dilakukan untuk mengkonsumsi barang tersebut.
P/unit
Nilai guna total (TU)=0ABQ
Konsumen bersedia membayar = 0QBP
A Surplus konsumen =APB

P B

Demand

0 Q Q/unit

Gambar VII.2. Besarnya Surplus Konsumen

Jika Pak Udin menganggap harga mangga perkilo bersedia membayar Rp 50.000
dan sampai di toko berharga Rp 40.000, maka surplus konsumen Rp 10.000

Jumlah Konsumsi Harga dibayar Surplus Konsumen Akumulasi


Mangga Per Konsumen (Rp) jika P Mangga Nilai Surplus
Minggu (Rp 10.000/kg)
1 17.000 10.000 10.000
2 15.000 8.000 10.800
3 13.000 6.000 24.000
4 11.000 4.000 28.000
5 9.000 2.000 30.000
6 7.000 0 30.000
7 5.000*)
8 3.000*)
*) mangga ke 7 dan 8 tidak dibeli karena P pasar > P yang dibayar konsumen

Istilah surplus digunakan dalam ekonomi untuk jumlah yang terkait. The surplus
consumen (kadang bernama surplus konsumen) adalah utilitas untuk konsumen dengan
mampu membeli produk dengan harga yang kurang dari harga tertinggi yang mereka
akan bersedia membayar.
Surplus Konsumen dapat dicari dengan
17.000 = ½ (17.000-7000) x6)
= 30.000

E
7.000

Demand
Q/unit
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Contoh :

Diketahui Qd = 80-2P dan Qs = -10 + P


Pertanyaan :
a. Berapakah besarnya P dan Q keseimbangan ?
b. Gambarkan dalam suatu grafiks !
c. Carilah besarnya surplus konsumen dan surplus produsen
d. Bila pemerintah mengenakan pajak perunit sebesar 1, carilah P dan Q akibat
kenaikan pajak ? Berapa kerugian yang diterima konsumen ?

Penyelesaian :
Keseimbangan konsumen terjadi apabila Qd = Qs
80 – 2P = -10 + P
3P = 90
P = 30, masukan P = 30 ke dalam persamaan Qd = 80 – 2P atau Qs = -10 + P Sehingga
di dapat Q = 20.
Consumer Surplus dapat dicari :
Qs
40 40
∫ (80-2P) dp
30
40

30 E (80P-P2)
30
= 80(40)-402 –(80(30)-302)
= 3200-1600-2400+900
= 100
10 Qd

0 20 80 Q/unit

Produsen Surplus dapat dicari dengan :

30
∫ (-10+P) dp
10
30
(-10P+0.5 P2)
10
Diperoleh :
= -10(30)+0.5(30)2 –(-10(10)+0.5(102))
= -300+450+100-50
= 200

Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar 1 satuan perunit maka persamaan Qs


menjadi :
Qs = -10 + P, dirubah
P = Qs + 10, karena ada pajak sebesar 1
maka P = Qs + 10 + pajak Atau P = Qs + 10 + 1

Sehingga didapat P = Qs + 11 atau Qs = -11 + P (kurva supply bergeser ke kiri).


Karena Qs berubah maka keseimbangan juga akan berubah Qd = Qs setelah pajak,
sehingga diperoleh :
80 – 2P = -11 + P
3P = 91
P = 30,33 dan Q = 19,67
Consumer Surplus dapat dicari
dengan :
40
∫ (80-2P) dp
30,3
40
2
(80P-P )
30,3
Diperoleh
= 80(40)-402 –(80(30,3)-30,32)
= 3200-1600-2426,67+920,11
= 93,44

Produsen Surplus dapat dicari dengan :


30,33
∫ (-11+P) dp
10
30,33
(-11P+0.5 P2)
11
Diperoleh :
= -11(30,33)+0.5(30,33)2 –(-11(11)+0.5(112))
= 126,32 – (-60,5)
= 186,82

Akibat adanya pajak maka harga barang menjadi meningkat (30 ke 30,3), kuantitas
keseimbangan menjadi menurun (20 ke 19,67) dan terjadi penurunan surplus konsumen
(100 ke 93,44) dan terjadi penurunan surplus produsen (200 ke 186,82).

B. LATIHAN ESSAY
1. Jelaskan perbedaan arti nilai guna total dan nilai guna marjinal.
2. Jelaskan mengenai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan surplus konsumen.
4. Seorang konsumen membeli apel dan pepaya, nilai guna total dari memakan
masing-masing buah tersebut adalah sebagai berikut:
Apel Pepaya
Jumlah Nilai Guna Total Jumlah Nilai Guna Total
1 400 1 500
2 610 2 780
3 780 3 980
4 910 4 1110
5 1000 5 1180
Pertanyaan:
a. Tentukan nilai guna marjinal dari memakan Apel dan Pepaya.
b. Apabila harga apel dan pepaya masing-masing adalah Rp.1500.
berapakah jumlah apel dan manga yang akan dibelinya apabila uang
yang akan dibelanjakan adalah sebanyak Rp.15000?
5. Apabila seorang konsumen ingin membeli minuman dan beras untuk
keluarganya dengan harga minuman adalah Rp.1000 dan beras per kg seharga
Rp.10.000. Nilai guna total yang diperoleh dari mengkonsumsi kedua barang
tersebut adalah sebagai berikut :

Minuman Beras
Jumlah Nilai Guna Total Jumlah Nilai Guna Total
1 1000 1 18000
2 1500 2 28000
3 1900 3 36000
4 2200 4 38000
5 2400 5 38500
Pertanyaan:
a. Tentukan nilai guna marjinal untuk minuman dan beras tersebut.
b. Apabila alokasi pendapatan yang akan dibelanjakan oleh konsumen sebesar
Rp.50000, berapa banyak minuman dan beras yang akan dibelinya untuk
memaksimumkan kepuasannya?
C. RANGKUMAN
1. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yakni
Pendekatan nilai guna (utility) cardinal dan Pendekatan nilai guna ordinal. Pada
pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna
ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan
barang-barang tidak dikuatifikasi.
2. Perilaku Konsumen merupakan proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan
Perilaku Konsumen sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan
pembelian misal untuk barang berharga jual rendah maka proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi maka
proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
3. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya yaitu pendapatan konsumen, selera konsumen dan harga
barang. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen.
4. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk
mencapai kegunaan maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan
(Utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan
kebutuhan seseorang.
5. Kegunaan marginal (marginal utility) merupakan peningkatan kepuasan seorang
konsumen karena mengonsumsi satu unit tambahan barang atau jasa.
6. Nilai guna dibedakan di antara dua pengertian yakni nilai guna total dan nilai guna
marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasaan yang
diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna
marjinal berarti pertambahan atau pengurangan kepuasaan sebagai akibat dan
pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
7. Hipotesis utama teori nilai guna,atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin
sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas
barang tersebut.
8. Terdapat dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah
apabila harga barang itu mengalami perubahan : efek penggantian dan efek pendapatan.
9. Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasaan yang
dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasaan ini, dalam analisis ekonomi,
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen wujud sebagai akibat dari nilai
guna marjinal yang semakin sedikit.

D. LATIHAN PILIHAN GANDA


1. Pernyataan mengenai teori tingkah laku konsumen berikut benar, kecuali …
a. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan.
b. Pada pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang
diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
c. Nilai guna total setiap barang sama
d. Dalam pendekatan nilai guna ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuatifikasi.
2. Tujuan seorang konsumen yang rasional dalam menggunakan uang yang akan
dia belanjakan adalah …
a. Membeli sebanyak mungkin barang.
b. Memaksimalkan jumlah kepuasannya
c. Meminimumkan jumlah pengeluaran dan menambah jumlah
tabungannya.
d. Berhemat dan membeli barang yang diperlukan saja.
3. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa factor diantaranya yaitu …
a. Pendapatan konsumen
b. Selera konsumen
c. Pendapat orang lain
d. Harga barang
4. Pencapaian kepuasan maksimum dari seorang konsumen yang membelanjakan
uangnya apabila…
a. Nilai guna total setiap barang sama
b. Nilai guna marjinal setiap barang sama
c. Jumlah rupiah yang dibelanjakan untuk setiap barang sama
d. Nilai guna marjinal per rupiah setiap barang sama.
5. Surplus konsumen merupakan…
a. Peningkatan kepuasan seorang konsumen karena mengonsumsi satu unit
tambahan barang atau jasa.
b. Derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan
seseorang.
c. Wujud kelebihan kepuasaan yang dinikmati oleh para konsumen.
d. Nilai guna total setiap barang sama

E. REFERENSI

Fitriah, Wani, dkk. 2004. Pengantar Ekonomi Mikro. Palembang : LPFE Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi
Revisi. Jakarta : LPFE Universitas Indonesia.

Rahayu, Sri dan Dinarossi Utami. 2016. Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro. Palembang :
LPFE Universitas Muhammadiyah Palembang.

Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali
Pers.

Sukirno, Sadono. 2016. MIKRO EKONOMI Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai