(Utility)
KELOMPOK I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sigit Fajarrisqim
Anindya Nurul Ain
Moch. Taufik Taufani
Tuti Ramadhani
Lathifah
Ayu Kurniasari
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2014
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari
kepuasan atau nikmat yang diperoleh oleh seorang konsumen dari
mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka
semakin tinggi nilai guna atau utilitinya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan
dari suatu barang maka utilinya semakin rendah pula. Teori utilitas dapat di
bedakan menjadi dua yaitu teori utilitas cardinal dan terori utilitas ordianal.
Teori Utilitas Cardinal
Dikemukakan oleh ekonom Austria heinrich gossen 1854, Stanley Jevons 1871,
dan Leons walras 1894.
Menurut utilitas cardinal, daya guna suatu barang yang di konsumsi akan
memeberikan dayaguna sejumlah tertentu. Bila barang kedua di konsumsi lagi
daya guna total akan bertambah. Demikian juga penggunaan barang ketiga akan
memberikan daya guna yang semakin bertambah bagi konsumen. Pertambahan
daya guna yang di berikan barang kedua lebih kecil dari day guna yang di
peroleh dari barang pertama. Daya guna barang yang di peroleh konsumen dari
barang ke tiga lebih kecil lagi dari daya guna yang di peroleh dari barang kedua.
Dengan demikian di rumuskan suatu hokum pengurangan daya guna marginal
yang bunyinya: jika konsumen mengkonsumsi satu macam barang beberapa
satuan secara berturut turut , maka daya guna total akan bertambah, dan daya
guna marginal akan semakin berkurang. Daya guna marginal adalah daya guna
yang bertambah pada daya guna toatal karena adanya pertambahan konsumsi
satu satuan barang.Teori Utilitas dapat dibedakan diantara dua pengertian,
yaitu :
1. Marginal utility (kepuasan marginal)
yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya
pertambahan/pengurangan penggunaan barang tertentu.
2. Total Utility yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
Penjelasan lebih lanjut tentang ini akan dapat diberikan dalam 2 cara
yaitu pertama dengan tabel dan kedua dengan kurva.
Dayagun
a Total
2
0
5
9
12
14
15
15
Dayaguna
Marginal
3
5
4
3
2
1
0
Px
.X +
P y . X =I
Contoh 1:
Misalkan seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang yaitu barang X
dan Y dengan utilitas sebagai berikut:
Baran
gX
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
TU
0
10
19
27
34
40
45
49
51
51
Baran
gY
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MU
10
9
8
7
6
5
4
2
0
TU
MU
0
9
17
24
30
35
39
42
43
43
9
8
7
6
5
4
3
1
0
Bila harga barang X Rp 4/unit dan harga barang Y Rp 2/unit serta anggaranya
Rp 24, hitunglah:
1.
2.
Untuk menjawa soal itu perlu menggunakan syarat pertama dan syarat kedua
yaitu:
Kesamaan itu tercapai pada saat konsumen
MU x MU y
=
membelanjakan uangnya pada barang X
Px
Py
sebanyak 3 unit dan barang Y sejumlah 6 unit
Itu berarti Mu dari barang X dan Y per-rupiah
8 4
=
telah sama, yaitu 2 util.
4 2
Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah :
Px . X + P y . Y =I
4.3 + 6.2
b.
Contoh 2 :
Bila fungsi daya guna total (TU) barang X dan Y yang di konsumsi seorang
konsumen:
2
2
TU = X +2 X +Y +6 Y
Px
Rp 30.
Berapa:
a. Jumlah barang X dan Y yang di beli untuk mencapaikeadaan
equilibrium dalam batasan anggaranya?
b. Total daya guna yang di nikamati dari barang X dan Y yang di
konsumsi?
c. Daya guna marginal barang X dan Y?
Soal di atas dapat di selesaikan dengan memperhatikan kedua syarat di atas
sekaligus.
MU x
Syarat pertama: P x
MU y
Py
MUx adalah pertambahan daya guna total karena adanya pertambahan satu
satuan barang yang di konsumsi . Karena itu MUx dapat di cari dengan cara
menarik turunan pertama dari fungsi dayaguna total.
MUx = 2X + 2 dan MUy = 2y + 6. Hasil itu di masukkan dalam kesamaan
syarat pertama:
2 x +2 2 Y +6
=
KPK ( 4 )
4
2
(2X+2) = 2(2Y+6)
2X+2 = 4Y + 12
2X-4Y= 10 persamaan (1)
Syarat kedua :
4X + 2Y =30 persamaan (2)
I 1x I
+ 4Y = 30 I 2x I
(1)
2X - 4Y = 10
(2)
4X
10 x=70
x=70 :10
10
2 x4 Y =10
8 x + 4 Y =60
Satua
n
Y
6
3
2
1,5
1,2
Kombinasi
A
B
C
D
E
(gambar)
X =
YHx= B
Y
=B
Hy
Hx
. Y(2) atau
- XHx
B Hx
H y Hy
. X (3)
X=
100 10
.Y
20 20
=5
Y dan
(3) Y =
100 20
.X
10 10
Y = 10 2 X
Garis badget (2) dan (3) dapat digambarkan.
Gambar kesesimbangan konsumen.
Bila persamaan (3) di gambarkan di peroleh garis anggaran PR. Pada gambar di
atas terlihat beberapa kurva indeferens U1, U2, dan U3. Garis anggaran
indiferensi tertinggi di capainya yaitu U2 pada titik E. Dengan demikian
konsumen akan mencapai kepuasan optimal dalam batasan anggaranya Rp 100
dengan harga harga X dan Y masing masing Rp 20 dan Rp 10 per tahun. Jumlah
barang X dan Y yang di belinya masing masing 3 dan 4 satuan.
Kalau 51 konsumen memilih kombinasi A, maka dia akan menikmati
dayaguna U1 yang lebih rendah dari U2 ( U2 berada di atas kanan dari U1),
walaupun pengeluarannya tetap Rp 100. Mau mencapai U3 dia tidak dapat
karena keterbatasan anaggarannya.
Anggaran Tetap
(Harga barang berubah)
Gambar 9. Keseimbangan konsumen bila harga turun
Kalau anggaran konsumsi tetap Rp 100, harga barang barang X turun menjadi
Rp 10 /satuan dan Y tetap. Garis anggaran yang baru akan bergeser ke kanan
mengikuti arah berlawanan dengan gerakan jarum jam. Anggaran yang baru PR,
terletak di sebelah kanan dan bersinggungan (mencapai) kurva indeferens yang
lebih tinggi U2 pada titik E. Denagan demikian jumlah X yang di beli
bertambah menjadi 7 satuan dan barang Y hanya 3 satuan saja.
Gambar 10. Kurva permintaan konsumen pada barang X