BAHAN PENGAJARAN
TENTANG
MANAJEMEN DISASTER
BAB I
PENDAHULUAN
2. Umum.
b. Indonesia adalah salah satu Negara yang paling rentan terhadap bencana
alam, dimana berdasarkan data yang diterbitkan oleh United Nations Global
2
Assessment on Disaster Risk Reduction tahun 2009, lebih dari 600.000 orang
setiap tahun menderita karena bencana alam. Selain itu, berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara
keseluruhan pada bulan Juli tahun 2013, telah terjadi 89 kali kejadian bencana
alam yang menyebabkan 94 jiwa meninggal dunia dan hilang, 2.709 jiwa luka-
luka dan 189.146 jiwa menderita & mengungsi. Berbagai bencana yang telah
terjadi di Indonesia memberikan banyak pembelajaran bagi masyarakat Indonesia
dan dunia bahwa banyaknya korban jiwa dan harta benda dalam musibah
tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapan masyarakat
dalam mengantisipasi bencana.
a. Bab I : Pendahuluan
e. BAB V : Penutup
BAB II
4
5. Umum. Kepulauan Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudera,
dan terbentuk sebagai hasil interaksi tiga lempeng kerak bumi utama. Proses-proses
geologi atau bencana geologi yang berlangsung di kawasan tersebut sangat ditentukan
oleh pola interaksi lempeng kerak bumi di sekitarnya, kondisi meteorologi, dan
oseanografi. Hasil analisis terhadap setting lingkungan di kawasan Kepulauan
Indonesia dan sekitarnya menunjukkan bahwa bencana geologi yang dapat terjadi
seperti letusan gunung api, gempa bumi, tsunami.
a. Tanah Longsor.
c) Tiba-tiba muncul rembesan atau mata air pada lereng dan air
menjadi keruh bercampur lumpur.
f) Jalan becek.
Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas bentuk kerucut,
dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah,
dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah; kerucut
sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar,
biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunung api utama akibat letusan
freatik atau freatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh
pelamparan leleran lava.
Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua,
terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk
akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah
samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar
samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan
kerak samudera.
20
3) Tanda Awal dan Bahaya Letusan Gunung Api. Tanda awal akan
terjadinya letusan gunung api dilihat dari isyarat sebagai berikut :
h) Terjadi aliran lava pijar. Aliran lava ini akan terlihat jelas
pada malam hari, melalui alur-alur. Lava pijar ini mampu
membakar apa saja yang diterjang, namun sangat indah apabila
dilihat dari kejauhan.
Intensitas gempa bumi adalah tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi
terjadinya. Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang
dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, dan tanah, dan
akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified Mercalli
Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Berikut
ini adalah tabel skala gempa bumi menurut Mercalli :
No
Magnitudo Klasifikasi secara umum
.
1 78 Bencana nasional (national disaster)
2 77 - 8 Gempa besar (major earth quake)
3 76 - 7 Gempa destruktif (destructiveearth quake)
4 76 - 6 Gempa merusak (damaging earth quake)
5 74 - 5 Gempa keras (stronglyearth quake)
6 73 - 4 Gempa kecil (small quake)
7 0-3 Goncangan kecil (small shock quake)
e) Ledakan nuklir.
30
d. Tsunami.
tetapi juga gempa yang terjadi di bagian lain dunia. Gempa ribuan
kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang
mematikan di daerah lain.
BAB III
PENGETAHUAN METEOROLOGI
9. Meteorologi. Menurut Wallace dan Hobbs (1977), ilmu atmosfer dibagi menjadi
2 disiplin ilmu yaitu meteorologi dan klimatologi. Pengertian Meteorologi berasal dari
bahasa Yunani : "METEOROS" atau ruang atas yakni astmosfer, ogos atau ilmu.
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari fenomena atmosfer dan perilakunya dari
waktu ke waktu, seringkali dikenal dengan istilah cuaca. Disiplin ilmu yang berkaitan
dengan meteorologi antara lain matematika, oseanografi, hidrologi, kimia dan biologi.
Matematika berperan sangat penting dalam mengekspresikan perilaku atmosfer dalam
bentuk persamaan-persamaan matematika sebagaimana dalam ilmu fisika. Meteorologi
sedikit berhubungan ilmu bumi seperti geologi, seismologi dan geomagnetisme.
Bagaimanapun perubahan bentuk muka bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca, seperti
abrasi oleh angin, bentuk permukaan gurun pasir, dsb. Demikian pula cuaca
dipengaruhi oleh bentuk muka bumi terutama oleh perbedaan jenis permukaan daratan
dan lautan serta beda ketinggian. Disisi lain hubungan dengan oseanografi cukup
dekat, karena atmosfer mempengaruhi pergerakan lautan dan sebaliknya menerima
energi yang cukup besar dari evaporasi air laut.
a. Cuaca. Cuaca adalah apa yang sedang terjadi di udara atau kondisi
sehari-hari atmosfir, serta variasinya dalam jangka pendek (beberapa menit
sampai minggu). Udara terdiri dari Nitrogen dan Oksigen, dan yang terbanyak
terkandung adalah Nitrogen yang mencapai 78%. Ditempat-tempat yang
berbeda, maka cuacanya juga berbeda, ada yang sedang hujan, terik, badai,
banjir, dan kekeringan. Perbedaan cuaca antara Garis Khatulistiwa dan Garis
Balik Utara dan Selatan sangatlah jauh. Karena daerah Khatulistiwa tersorot
sinar matahari yang terkuat, sedangkan daerah Garis Balik Utara dan Selatan
mendapat sedikit sorotan sinar matahari. Yang
menguraikan variasi
b. Iklim. Iklim adalah merupakan fondasi dari ekosistem dunia kita. Iklim
menentukan kehidupan di suatu tempat, kemana udara mengalir dan merupakan
statistik dari cuaca. Dengan demikian iklim juga menentukan hal-hal mendasar
mengenai berapa besar curah hujan yang kita terima di suatu tempat, seberapa
luas wilayah penguapan, pola pergerakan arus lautan, perubahan suhu, dan
sebagainya. Dengan demikian, ketika kita berbicara mengenai perubahan iklim,
kita sebenarnya membicarakan mengenai perubahan yang sangat mendasar
pada sistem alami dunia, termasuk didalamnya keadaan dimana sistem alam
39
tersebut bermanfaat bagi kita (misalnya dalam hal penyebaran pangan dan hal
sejenisnya) namun juga dalam cara-cara yang merugikan (misalnya dampak
banjir, kekeringan atau angin badai).
a. Angin Badai.
a) Reklamasi pantai.
c. Banjir.
pada lahan rendah disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang
semakin tinggi, mengalir dan melintasi muka tanah yang biasanya tidak
dilewati aliran air. Sedangkan yang kedua adalah gelombang banjir
berjalan kearah hilir sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan
muka air di muara akibat badai.
b) Banjir luapan sungai. Jenis banjir ini berbeda dari banjir kilat
karena banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama, meskipun
proses itu bisa jadi lolos dari pengamatan sehingga datangnya
banjir terasa mendadak dan mengejutkan. Selain itu banjir luapan
sungai kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa
berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu tanpa
berhenti. Penyebabnya adalah kelongsoran daerah-daerah yang
biasanya mampu menahan kelebihan air, pencairan salju yang
45
d. Kekeringan.
a) Kekeringan Alamiah.
2) Faktor Penyebab
53
BAB IV
MANAJEMEN BENCANA
c. Mempercepat pemulihan.
suatu peristiwa, baik akibat ulah manusia maupun alam, tiba tiba maupun
bertahap, menyebabkan kerugian yang luas pada manusia, materi, maupun
lingkungan. Menurut United Nations International Strategy for Disaster Redu
ction (UN – ISDR), bahaya terdiri atas bahaya alam dan bahaya karena ulah
manusia, yang dapat dikelompokkan menja di bahaya geologi, bahaya
hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya teknologi, dan penurunan kualitas
lingkungan.
Manajemen Risiko
Bencana
Mitigasi
Manajemen Manajemen
Kedaruratan Pemulihan
Kesiapsiagaan
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
4) Dana Siap Pakai (on call) adalah dana untuk bantuan kemanusiaan
(relief) pada saat terjadi bencana.
66
lainnya seperti banjir, kebakaran hutan, badai dan lain-lain yang sistem peringatan
dininya masih perlu dikembangkan sesuai dengan karakteristik wilayah dan masyarakat
yang sangat beragam. Pengembangan sistem informasi peringatan dini berbasis
masyarakat dan kearifan lokal juga merupakan sebuah intervensi yang dapat dilakukan
di dalam peningkatan kemampuan kesiapsiagaan dan mitigasi.
22. Kearifan Lokal. Sistem budaya dan kearifan lokal yang ada perlu diberdayakan
dan dibangun untuk membentuk sikap masyarakat yang terbiasa dengan kesiapsiagaan
bencana sehingga dapat diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh
kearifan lokal “Smong” di Pulau Simelue telah diterapkan turun temurun antar generasi
sehingga kesiapsiagaan terhadap tsunami telah menjadi suatu kebiasaan yang alami
dan dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia dengan kekayaan budaya dan
kearifan lokal merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk dapat secara alami
dan berkelanjutan membentuk sikap kesiapsiagaan di tingkat masyarakat dan lebih
lentur dalam menghadapi bencana. Tantangan yang dihadapi dengan tergerusnya nilai-
nilai tersebut memerlukan intervensi dalam melakukan revitalisasi kearifan dan budaya
yang dapat meningkatkan hubungan antara manusia dengan alam dan memperkuat
ketahanan terhadap risiko bencana.
23. Peran Pemerintah, LSM dan Masyarakat. Masyarakat adalah pihak yang
terpapar oleh bencana pertama kalinya. Karena itu, peningkatan kesadaran dan
kapasitas masyarakat mutlak diperlukan agar risiko dapat dikurangi khususnya sebelum
bantuan dari pihak luar mencapai lokasi bencana, mengingat lokasi Indonesia yang
74
sangat luas. Intervensi yang dapat dilakukan adalah pelaksanaan program pengurangan
risiko berbasis masyarakat yang dilakukan di tingkatan terkecil yaitu tingkat desa.
Pendampingan baik oleh pemerintah maupun organisasi terkait lainnya sangat penting
khususnya di tahap awal untuk memastikan proses peningkatan kesiapsiagaan
masyarakat dilakukan dengan kualitas yang baik dan selaras dengan kebijakan
pemerintah setempat. Beberapa tahapan pendampingan yang dapat dilakukan di tingkat
masyarakat antara lain adalah pembentukan kader siaga bencana desa, pelatihan
manajemen bencana dan pertolongan pertama, analisa bahaya, kerentanan dan risiko
bencana, penyusunan rencana kontinjensi dan pengurangan risiko bencana desa,
penyuluhan bencana, simulasi bencana, dan mitigasi. Proses kegiatan tersebut tentunya
menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dengan intervensi dari pihak luar yang
semakin kecil seiring berjalannya proses. Aspek keberlanjutan dan partisipasi
merupakan komponen utama yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Keberhasilan manajemen bencana tidak terlepas dari peran berbagai pihak, meliputi
pemerintah, organisasi-organisasi kemanusiaan dan masyarakat. Upaya respons dan
pemulihan dalam manajemen bencana berkaitan dengan interaksi pemerintah,
organisasi kemanusiaan dan masyrakat dalam civil society. Spirit aktivitas civil society
muncul berkaitan dengan penanganan peristiwa bencana yang tidak terduga, sehingga
memerlukan kerjasama dari berbagai pihak di wilayah yang terkena dampak bencana.
Kerjasama berbagai akan memberikan manfaat yang sangat besar. Interaksi tersebut
merupakan sebuah kekuatan untuk keberlanjutan penanganan bencana yang lebih
cepat dan efektif, baik jangka pendek maupun jangka panjang pada wilayah dimana
bencana terjadi. Cepat lambatnya pemulihan sangat tergantung pada beberapa faktor
seperti keputusan politik pemerintah, kerjasama berbagai pihak utamanya pemerintah,
masyarakat dan masyarakat dunia. Peran masyarakat sebagai individu-individu harus
waspada terhadap bahaya dan tahu bagaimana melindungi dirinya, keluarganya serta
rumahnya terhadap dampak dari bahaya bencana. Bila masing-masing dapat
melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya, akan mengurangi
keterancaman terhadap bencana dan kedaruratan.
75
BAB VI
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://www.info.gov.za/view/DownloadFileAction?id=68922
http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/GEOGRAFI/Integrasi_Pengurangan_Resiko_B
encana_(PRB )_dalam_Kegiatan_Pendidikan_di_Sekolah.pdf
http://www.beritaindonesia.co.id/berita-utama/bencana-masih-hantui-tahun-2007/all
http://iipjustiip.blogspot.com/2008/12/10-bencana-terbesar-sepanjang-sejarah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
77