PENDIDIKAN PAI
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI
Disusun oleh :
MALANG
2022
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah materi kuliah “Dimensi Pengembangan Pembelajaran dan Karakteristik
Pendidikan PAI.”
Bagaimanapun, kami juga tidak bisa memendam ucapan terima kasih yang ingin kami
sampaikan kepada Dosen pengampu kami dalam pembelajaran mata kuliah Pendekatan Studi
Islam, kedua orang tua kami yang tak pernah lelah mendukung kami atas tercapainya semua
cita-cita kami, serta kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
serta masih banyak terdapat kekurangannya. Oleh Karena itu, kritik saran yang bersifat
membangun dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami guna perbaikan dan peningkatan
kualitas penyusunan makalah kami yang lainnya di masa yang akan datang.
Besar harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menjadi
tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senanda di waktu yang akan
datang. Semoga bermanfaat Amin Ya Robbal Alamin.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejatinya manusia dilahirkan adalah untuk belajar atau memahami dalam
suatu yang ada didalam bumi. Belajar dapat dijabarkan dalam pemahaman sederhana
adalah suatu kriteria perubahan prilaku manusia yang relatif permanen dan dihasilkan
dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang direncanakan. Atau dalam
maksud lain yakni suatu aktivitas yang terdapat beberapa orang yang salah satunya
pendidik (orang profesional) dan peserta didik (murid) yang dengan tujuan untuk
mendidik peserta didik dari hal yang belum tahu ke hal yang lebih paham serta
dengan memanusiakan manusia. Menurut Farid Hasyim dalam bukunya Kurikulum
Pendidikan Islam menjelaskan bahwa pengertian dari belajar adalah:
a. Belajar adalag sebuah perubahan prilaku yang dapat dicermati
(observable) dan dapat diukur segi kemampuan.
b. Proses berfikir dalam belajar bergantung pada suatu kemampuan dalam
pembelajaran untuk menciptakan atau membentuk pribadi manusia guna
memperoleh dan mengubah gambaran internal segala sesuatu yang dialami
atau yang telah terjadi di lingkungan.
c. Perubahan dalam mindset pola berfikir melalui pengalaman dalam
memecahkan suatu problem.1
Pembelajaran PAI yakni prilaku sesuatu usaha untuk membina dan mengasuh
serta mendidik peserta didik agar selalu dapat memahami kandungan ajaran Islam
secara menyeluruh dengan mengamalkan nilai-nilai keislaman dan menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup serta pondasi dalam kehidupan.2
B. Rumusan Masalah
1
Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Malang: Madani, 2015), hal. 76-77.
2
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 24.
1
1. Bagaimana Karakteristik Pembelajaran PAI ?
2. Bagaimana Dimensi Pengembangan Pembelajaran PAI ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Karakteristik Pembelajaran PAI.
2. Untuk mengetahui Dimensi Pengembangan Pembelajaran PAI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 270.
4
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 269.
5
Heri Gunawan, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), hal. 116.
3
Beberapa tokoh pendidikan merumuskan pengertian pembelajaran sebagai
berikut, yakni :
1. Menurut Syaiful Sagala, pembelajaran merupakan membelajarkan siswa
dengan menggunakan asas pendidikan ataupun teori belajar sebagai
penentu utama dalam proses pembelajaran guna mencapai keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran yakni proses komunikasi dua arah ada seorang
guru dan siswa.
2. Menurut pendapat Corey, pembelajaran adalah suatu proses yang dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dan dikelola untuk memungkinkan
ia turut serta dalam kondisi khusus atau menghasilkan interaksi yang
responsif terhadap situasi tertentu.6
3. Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu bentuk kombinasi
yang tersusun dari beberapa unsur-unsur manusiawi, material, sarana-
prasarana, perlengkan dan dilengkapi dengan prosedur yang saling
mempengaruhi guna dalam mencapai tujuan pembelajaran yang baik.
Menurut Ramayulis, pendidikan agama islam baik dari sisi proses maupun
akhir dari hasil belajar selalu berkaitan dengan ajaran keislaman. Keislaman
melandasi aktivitas suatu belajar dengan menafasi perubahan yang telah terjadi
serta menjiwai aktivitas berikutnya. Artinya keseluruhan proses belajar mengajar
selalu berpegang pada prinsip-prinsip al-Qur’an dan al-Hadits atau Sunnah serta
terbuka untuk unsur-unsur luar yakni secara adaptif dari presepsi keislaman.
Proses perubahan pada ketiga domain yang dikehendaki Islam yakni bentuk
perubahan yang terdapat serta menjembatani manusia dari segi individu dengan
sosial atau masyarakat dan dengan sang-Khaliq (habl min Allah wa habl min al-
Nas) dengan tujuan akhir berupa pembentuka orientasi hidup secara menyeluruh
sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa (bermakna ibadah) dan konsisten
6
Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam” , (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hal. 338-339.
7
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 18.
4
dengan kekahlifahannya dan Luarannya (Out-Put) secara utuh harus
mencerminkan adanya bentuk pola orientasi ibadah yang dilakukan setiap
individu.8
Pembelajaran dan pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang saling
berkontribusi dalam proses suatu pembelajaran yang ideal dalam membentuk
karakter siswa dengan menanamkan nilai keislam serta ajaran Islam berdasarkan
isi kandungan al-Qur’an dan Sunnah. Disini penulis telah menyimpulkan bahwa
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai usaha yang telah
direncanakan utuk menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi peserta didik
untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dari potensial karakter akhlak
maupun potensial berfikir yang baik serta mempunyai pengetahuan yang aktif dan
untuk dapat bermuamalah dengan masyarakat maupun dengan sang Khaliq (habl
min Allah wa habl min al-Nas).
8
Ramayulis, “Metodologi Pengajaran Agama Islam”, (Jakarta: Kalam Mulia, Cet. ketiga, 2001), hal. 77-78.
9
Zuhairini, “Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”,.... , hal. 12.
5
b. Pendidikan agama Islam, sebagai program pembelajaran yamg diarahkan pada
2 fungsional, yakni: (1) menjaga aqidah dan ketaqwaan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari, dan (2) untuk menjadikan suatu landasan guna untuk
lebih rajin dalam mempelajari keilmuan lainnya yang diajarkan di
sekolah/madrasah.10
c. Pembelajaran pendidikan agama Islam tidak hanya menekankan situasi
penguasaan kompetensi kognitif saja, melainkan juga secara afektif dan
psikomotornya.
d. Isi dari mata pelajaran dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
didasarkan dan kembangkan dari dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-
Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Disamping juga dari istinbath atau
ijtihad para ‘ulama’ sehingga bersifat umum, rinci dan mendetail.
e. Materi pendidikan agama Islam dikembangkan dari tiga karangka pokok atau
yang mnejadi ciri khas pembelajaran pendidikan agama Islam yakni, aqidah,
syari’ah dan akhlak.
f. Out-Put pembelajaran dalam pendidikan Islam di sekolah/madrasah adalah
terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia serta memiliki
misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad Saw didunia.11
Untuk itu pendidikan agama Islam tidak hanya menitikberatkan dalam upaya
memberikan materi ajaran keislaman secara bertahap maupun secara langsung.
Maka, seharusnya pembelajaran pendidikan agama Islam malahan cenderung
ditargetkan dalam suatu muatan dalam waktu yang terbatas sehingga dalam
penerimaan materi ajaran yang diberikan oleh guru dapat maksimal dan mudah
dipahami oleh peserta didik.12
6
maksud tujuan serta proses didalamnya. Dari pendidikan agama Islam ini ada tiga
kategori dalam tujuan pendidikan agama Islam, yaitu:
a. Tujuan berkaitan dengan individual
Menekankan minat seseorang mengenai kehidupan pribadinya. Dalam
pendidikan agama Islam, bahwa salah satu bekal untuk mempersiapkan diri
menuju kehidupan setelah dunia yakni akhirat berkaitan dengan tujuan hidup
dari masing-masing orang. Disinilah pentingnya dari arti kehidupan yang
kelak akan berlabuh dalam keadaan yang baik serta benar dijalan Allah SWT.
b. Tujuan kehidupan bersosial
Sebagai insan, pada hakikatnya manusia tidak hanya hidup sendiri atau
individu saja melainkan harus dengan bermasyarakat atau bersosial. Tujuan ini
berkaitan dengan kahidupan masyarakat sehingga belajar pendidikan agama
Islam dapat membuat masyarakat hidup damai tenang dan tetap dalam kaidah
ajaran Islam. Dalam tujuan ini diharapkan memiliki tingkah laku yang solid,
berbudi luhur, serta toleransi agar tujuan dan maksud dalam pendidikan agama
Islam tercapai dengan maksimal dan baik-benar seperti didalam hadits
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”. Islam telah
mengajarkan bahwa hidup didunia tidak bisa sendiri melainkan harus dengan
bermasyarakat saling membantu.
c. Tujuan berkaitan dengan profesi
Tujuan yang ketiga ini berkaitan dengan profesi seseorang yang
memanfaatkan pendidikan agma Islam sebagai ilmu yang wajib untuk
diamalkan dan disalurkan serta diaplikasikan dalam kehidupan maupun
penyampaian ke peserta didik agar ranah tujuan hidup dapat berlabuh dengan
kebaikan. Belajar pendidikan agama Islam merupakan salah satu langkah yang
sangat penting dan salah satu langkah untuk memperbanyak bekal kelak
diakhirat. Oleh karena itu, tujuan pendidikan agam Islam ini sangat penting
untuk kita miliki agar tetap benar diajaran Islam.13
13
https://www.staialmusdariyah.ac.id/tujuan-pendidikan-agama-islam/#:~:text=Tujuan%20pendidikan
%20agama%20Islam%20ini%20menekankan%20minat%20seseorang%20mengenai%20kehidupan
%20pribadinya.&text=Belajar%20pendidikan%20agama%20Islam%20menjadi,itulah%20mengapa%20disebut
%20tujuan%20individual, diakses 23 Februari 2022, 10:08 wib.
7
B. Metodologi Pengembangan Pembelajaran PAI
1. Pengertian Metodologi Pengembangan Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah semua cara yang digunakan dalam upaya
mendidik, memahamkan peserta didik dengan upaya sekreatif mungkin cara agar
peserta didik tidak merasa jenuh serta bosan dengan tujuan dapat berfikir kreatif,
inovatif dan aktif.14
Dindin Jamaludin mengemukakan bahwa metode pendidikan adalah semua
cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata “metode”, menurutnya
diartikan secara luas yakni mengajar yang artinya bentuk upaya memanusiakan
manusia atau mendidik, maka metode dalam presepsi beliau mencakup metode
mengajar. Adapaun metode mendidik selain dengan vara mengajar peserta didik
tidak perlu banyak dibahas oleh para ahli pendidikan. Dengan alasan metode
mengajar lebih jelas, lebih tegas, objektif bahka universal sedangkan metode
mendidik selain mengajar lebih subjektif, kurang jelas, kurang tegas, lebih bersifat
seni dari pada sains.15
Metode pembelajaran pendidikan Agama Islam adalah cara yang paling tepat
dan cepat dalam mengerjakan ajaran yang berkaiatan dengan Islam. Dikatakan
cepat dan tepat bermakna efektif dan efisien yang menggambarkan bahwa
pembelajaran agama Islam tersebut sesuatu yang berguna dan mudah dipahami
oelh murid secara tepat dan sempurna.16
Ghunnah mendefinisikan metode pembelajaran pendidikan agama Islam
adalah sebagai cara-cara praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dari maksud
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Ada juga yang mengatakan bahwa
metode dalam pendidikan sebagai rentetan kegiatan terarh bagi guru yang
menyebabkan timbulnya proses belajar mengajar pada murid-murid atau proses
14
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. 3, h. 131.
Menurut Ahmad Tafsir pada buku dan halaman yang sama bahwa kata “metode ” diartikan secara luas karena
mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik. Bandingkan dengan, Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran
Agama, Mukhlis (ed.), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. ke -9, hal. 9.
15
Dindin Jamaludin, Metode Pendidikan Anak, (Bandung: Penerbit Pustaka al-Fikris, 2010), cet. ke -1, hal. 53.
16
Deden Saeful Ridhwan MZ, “Analisa Penggunaan Metode Pembelajaran Agama Islam”, Jurnal Pendidikan
dan Pemikiran Pendidikan Islam Istighna’, Tangerang, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Islamic Village,
Volume 2, No. 1, hal. 57.
8
yang pelaksanaannya yang sempurna menghasilkan proses belajar dengan
pembelajaran yang sangat terkesan.17
17
Edgar Bruce Wesley, Teaching Social Studies in High Schools, (Boston: U.S.A, 1950), hal. 421.
18
Omar Mohammad, Falsafah pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 553.
9
disesuaikan sehingga secara efektif dan efisien dengan dilandasi nilai-nilai
yang ada didalam kandungan isi al-Qur’an dan Hadits.
b. Asas Biologis, perkembangan biologis ini mempunyai nilai pengaruh dalam
perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis
manusia maka dengan sendirinya makin meningkat daya intelektualnya.
Sehingga, dalam menggunakan metode pendidikan agama Islam ini seorang
guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik dalam
penyampaian materi pembelajaran.
c. Asas Psikologis, kondisi psikologis peserta didik akan memberikan efek yang
sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang
hendak dilaksanakan, dengan kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan
dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai denagn yang diharapkan. Oleh
karena itu, dalam penerapan metode pendidikan agama Islam baru hendak
akan dilaksanakan serta diterapkan dengan secara efektif bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik. Untuk itu guru sebagai
tenaga pendidik dituntut guna untuk mengembangkan potensi psikologisnya
peserta didik sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
d. Asas Sosiologis, saat berjalnnya proses pembelajaran guru dan murid maka
disitu ada interaksi antara murid dan gurunya serta ada interaksi sebaliknya
guru terhadap muridnya. Hal ini, dalam penggunaan metode pendidikan Islam
harus benar-benar memperhatikan landasan atau dasar ini. Jika sampai dalam
penggunaan metode pendidikan Islam ini tidak seuai atau kurangnya
pemahaman guru. Maka, akan sulit tujuan pendidikan yang baik untuk
terwujud yang ingin diharapkan dengan baik.19
3. Reorientasi Metodologi Pendidikan Islam
Seorang pendidik atau guru harus siap dalam membekali dirinya kemampuan,
yang dimana peran seorang pendidik harus profesional. Kemampuan intelektual
dan metodologis, serta kepribadian dan juga akhlak mulia harus dikuasi serta
miliki oleh pendidik. Karena keteladanan mutlak harus dimiliki guru agar ia siap
untuk berperan sebagaimana mestinya sebagai guru pendidikan agama Islam.
Erwati Aziz didalam bukunya mengungkapkan, bahwa para pakar ahli
pendidikan Islam, seperti Hasan Langgulung, Muhammad Fadhil Jamali dan
19
Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hal. 216.
10
Fathiyah Hasan Sulaiman yang senantiasa memasukkan wahyu pertama ini
sebagai ayat pendidikan.20
4. Metode dalam Pendidikan Islam
a. Metode Ceramah, cara penyampaian informasi mata pelajaran dalam suatu
pembelajaran pendidikan Islam melalui penuturan secara lisan secara langsung
oleh pendidik atau guru kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini dalam
penyampaian materi belajar terdapat didalam al-Qur’an: “Maka tatkala Allah
menyelematkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi
tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana)
kezalimanmu akan menima dirimu sendiri (hasil kezaliman) itu hanyalah
kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S Yunus: 23)
b. Metode Tanya Jawab, suatu cara mengajar yang dimana guru sebagai pendidik
mengajukan beberapa pertanyaan kepada muridnya tentang materi yang telah
diajarkan.
c. Metode Diskusi, yakni cara penyampaian materi pelajaran yang dimana
peserta didik memberikan kesempatan kepada peserta didik dengan
membicarakan serta menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, kemudian diperintahkan membuat kesimpulan atau menyusun
berbagai alternative pemecahan atas segala sesuatu permasalahan yang belum
terpecahkan ketika pembelajaran. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode
ini dengan sebutan hiwar atau dialog.21
d. Metode Pemberian Tugas, yakni suatu metode atau cara mengajar dimana
seseorang pendidik atau guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta
didik, kemudian hasil tersebut diperiksa oleh guru. Prinsip dalam metode ini
terdapat didalam al-Qur’an: (1) hai orang yang berkemul (berselimut), (2)
bangunlah, lalu berilah peringatan!, (3) dan Tuhanmu agungkanlah!, (4) dan
pakaianmu bersihkanlah!, (5) dan perbuatan dosa tinggalkanlah!, (6) dan
janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak, (7) dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
e. Metode Demonstrasi, suatu cara mengajar yang dimana peran seorang guru
mempertunjukkan tentang proses sesuatu pengajaran guru mempertunjukkan
20
Erwati Aziz, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka, 2003), hal. 2.
21
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hal. 194.
11
tentang proses sesuatu atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid
memperhatikannya.
f. Metode Eksperimen, dengan menyuruh murid untuk melakukan suatu
percobaan atau penelitian yang perannya lebih condong kepada murid, murid
disini akan mencari informasi sendiri dari panduan guru sehingga murid dapat
mengambil pengetahuan dengan hasil percobaan suatu pembelajaran.
g. Metode Pengulangan (Taqrar), cara mengajar dimana guru memberikan materi
ajar dengan cara mengulang-ulang materi tersebut dengan harapan siswa
benar-benar paham dari materi yang telah diberikan dengan harapan siswa bisa
mengingat lebih lama materi.22
5. Pengembangan Metodologi Pendidikan Islam
Pada hakikatnya manusia dalam kenyataan hidup menunjukkan bahwa ia
sangat membutuhkan suatu proses belajar, justru di wajibkan atas orang Islam
untuk belajar dan menuntut ilmu. Manusia tidak dirancang oleh Allah SWT untuk
dapat hidup secara langsung tanpa proses belajar terlebih dahulu guna untuk
memahami jati dirinya sebagai insan dibumi. Aktivitas pendidikan terkait dengan
perubahan yang bersifat secara moral bersifat lebih baik dari yang sebelumnya,
ciri dari perubahan atau kemajuan secara fundamental adalah telah terjadinya
perkembangan internal didalam diri manusia yaitu keimanan dan ketaqwaan,
bukan hanya perubahan secara eksternal yang cenderung bersifat material yang
dapat menghancurkan keimanan dan ketaqwaan. Dalam kehidupan di era zaman
milenial ini, produk pendidikan sering hanya diukur dari perubahan yang bersifat
secara eksternal yaitu kemajuan fisik dan material yang dapat meningkatkan
pemuasan dalam kehidupan manusia. Masalahnya adalah manusia dalam
memenuhi kebutuhannya bersifat terbatas, bersifat subjektif justru akan
mengakibatkan kehancuran harkat martabat kemanusiaan yang paling dalam
adalah terletak pada kehidupan rohaninya. Mengembangkan dan mengamalkan
ilmu serta kahlian kreativitasnya dengan bersumber pada ajaran Islam.
Menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman yang kuat prilaku seharian baik
sebagai anggota masyarakat maupun sebagai ilmuan ditengah-tengah kehidupan
masyarakat modern yang semakin global, komplek, kompetitif dalam kehidupan
masyarakat.23
22
Ulfa Rhomaisa Basar, Pengembangan Metodologi Pendidikan Islam, (Makalah: STAIN Tulungagung).
23
AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam, ......, hal. 200.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Metode dan pendekatan dalam pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pencapaian dan tujuan dalam pendidikan. Sebaik apapun materi yang
akan kita sampaikan tanpa disertai metode yang tepat dalam pencapaiannya maka
dikhawatirkan esensi dari materi tersebut tidak sampai dan tidak dapat dipahami oleh
peserta didik. Metodologi pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai salah satu segala
usaha yang untuk menunjang daripada tujuan pendidikan agma Islam, baik usaha
yang dilakukan dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Metodologi
pendidikan bukan satu-satunya faktor penentu kebrhasilannya proses belajar, akan
tetapi belajar menajar pendidikan agama Islam tidak akan berhasil tanpa adanya
metodologi yang tepat dan benar, maka pendidikan Islam harus selalu diarahkan pada
konsep pembelajaran dengan menggunakan paradigma holistik, rasional, partisipatori,
pendekatan empirik deduktif.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari atas banyaknya
kekurangan dalam penyusunannya, yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan
kami. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik baik dari Bapak
dosen maupun dari para pembaca, agar makalah ini dapat lebih mendekati
kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
14
Aziz, Erwati, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai Pustaka, 2003.
Gunawan, Heri, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014.
15
Zuhairini, “Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”,....
https://www.google.com/amp/s/123dok.com/a-article/karakteristik-pendidikan-
agama-islam-kajian-pendidikan-agama-islam.qmond57y, diakses 22 Februari 2022, 13:56
wib.
https://www.staialmusdariyah.ac.id/tujuan-pendidikan-agama-islam/#:~:text=Tujuan
%20pendidikan%20agama%20Islam%20ini%20menekankan%20minat%20seseorang
%20mengenai%20kehidupan%20pribadinya.&text=Belajar%20pendidikan%20agama
%20Islam%20menjadi,itulah%20mengapa%20disebut%20tujuan%20individual, diakses 23
Februari 2022, 10:08 wib.
16