Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI


“RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ”

OLEH
KELOMPOK 12

Nur Aprilyanti Syam (20 31 025)


Muhammad Ahsan (20 31 035)

DOSEN PEMBIMBING
Furhaniati, S.Pd.i., M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEMESTER V
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Ruang Lingkup pembelajaran Pendidikan
Agama Islam " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran


PAI. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa saja yang
berhubungan dengan pembelajaran Islam, fungsi dan ruang lingkupnya, bagi para
pembaca dan juga bagi kami.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Maros, 29 November 2022

2
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................... 2
Daftar Isi ........................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan........................................................................... 3
A. Latar Belakang....................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................... 3
BAB II Pembahasan
A. Pengertian pembelajaran pendididkan agama Islam.............. 4
B. Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.................... 7
C. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam............................. 8
BAB III Penutup................................................................................ 11
A. Kesimpulan............................................................................ 11
B. Saran ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


           Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia.  Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan
yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran
agama bagi kehidupan umat manusia maka  internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu
berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan
peradaban bangsa yang bermartabat.
Oleh karena itu dalam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di dikemukakan
beberapa bidang pembahasan Pendidikan Agama Islam itu yang sudah jadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri, Pendidikan Agama Islam itu lebih spesifik dan
diklasifikasikan kedalam beberapa mata pelajaran yaitu Al-Quran-Hadis
( Qurdits ), Aqidah-akhlak, fikih, dan tarikh    ( sejarah ) kebudayaan islam.
Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi
dan melengkapi. Jumlah dan jenis mata pelajaran dapat saja bertambah / dipecah
dan mungkin digabung. Tetapi prinsip pokok dan sumber tidak akan mengalami
perubahan, karena wahyu dan sabda Rosulullah tidak akan bertambah lagi, yang
bertambah adalah bidang studi dari segi pengelompokannya serta
pembahasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?
2. Bagaimana Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam?
3. Bagaimana ruang lingkup Pendidikan Agama Islam ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Mengetahui Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
3. Mengetahui Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam

4
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pengertian pembelajaran berbeda dengan istilah pengajaran,
perbedaannya terletak pada orientasi subjek yang difokuskan, dalam istilah
pengajaran guru merupakan subjek yang lebih berperan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, sedangkan pembelajaran memfokuskan pada peserta didik.
Untuk memahami hakikat pembelajaran dapat dilihat dari dua segi,
yaitu dari segi bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara bahasa,
kata pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, instruction yang
bermakna sederhana “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok
orang, melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. 1
Secara terminologis, Assocation for educational Communication and
Technology (AECT) mengemukakan bahwa pembelajaran (instructional)
merupakan suatu sistem yang didalamnya terdiri dari komponen-komponen
sistem instruksional, yaitu komponen pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan
latar atau lingkungan.2

Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan


guru secara terpadu dalam desain instruksional (instructional design) untuk
membuat siswa atau peserta didik belajar secara aktif (student active learning),
yang menekankan pada penyediaan pada sumber belajar.3 Beberapa ahli
merumuskan pengertian pembelajaran sebagai berikut;

1
Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2012),
270.
2
Ibid, 269.
3
Heri Gunawan, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh”, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014), 116

1) Menurut Syaiful Sagala, pembelajaran adalah membelajarkan siswa


menggunakan azaz pendidikan maupun teori belajar yang merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.4
2) Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu.5
3) Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri
atas siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium.

Materil meliputi buku- buku, papan tulis fotografi, slide dan film,
audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan
kelas, perlengkapan audio visual juga komputer. Prosedur meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan
sebagainya.6

4
Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam” , (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), 338.
5
Ibid, 339.
6
Ibid. 20

6
7

Dari asumsi para ahli mengenai pengertian pembelajaran, Syaiful


Sagala dan Oemar hamalik lebih mengartikan pembelajaran sebagai aktifitas
yang tidak hanya didominasi oleh pendidik saja, ataupun sebaliknya, namun
keduanya memiliki peran yang sama pentingnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sedangkan Corey lebih memandang pembelajaran sebagai
proses penyampaian pengetahuan (transfer of knowledge) sehingga
mengutamakan pengelolaan lingkungan agar peserta didik dapat
menghasilkan respon yang baik berupa penerimaan informasi secara
maksimal.
Menurut Dzakiyah Darajat, pembelajaran agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup.7
6
Ibid. 20
7
Ibid., 12

B. Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak
terlepas dari fungsi pendidikan agama Islam sebagai proses transformasi ilmu
dan pengalaman. Abdul Majid mengemukakan tujuh fungsi pembelajaran Agama
Islam di sekolah atau madrasah, di antaranya;
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri
anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Agama Islam.
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayaka dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem
dan fungsionalnya.
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.

Ketujuh fungsi pendidikan agama Islam yang dikemukakan oleh Abdul


Majid menggambarkan bahwa peran pendidikan agama Islam sangat penting
guna membentuk karakter peserta didik untuk menjadi pribadi muslim yang
sempurna lewat pengajaran dan kegiatan yang diadakan di sekolah.13

13
Ibid, 15-16

8
9

C. Ruang lingkup pendidikan agama islam

                  Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,


keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT., hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan, manusia dengan makhluk
lain dan lingkungannya.
14

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan


aspek-aspek Pendidikan Agama Islam karena materi yang terkandung
didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang
lainnya. Aspek-aspek ruang lingkup PAI diantaranya:

1.      Al-Quran dan Hadits


            Secara etimologi al-quran artinya bacaan, kata dasarnya qara-a, yang
artinya membaca. Al-quran bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi isinya
harus diamalakan. Menurut Abdul Wahhab Khallaf Al-Quran adalah firman
alloh yang diturunkan kepada hati Rosulullah, Muhammad bin Abdullah,
melalui malaikat Jibril dengan menggunakan lafal bahasa arab dan maknanya
yang benar, agar al-quran menjadi hujjah ( dalil ) bagi rosul, bahwa ia benar-
benar rosulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunju
kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan
ibadah kepada Allah SWT dengan membacanya.

 Tujuan Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits  bertujuan untuk:


1.      Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,
menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur’an dan Hadits;
2.      Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat al-Qur’an-Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan;
3.      Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman
pada isi kandungan ayat al-Qur’an dan al-Hadits.

2.      Aqidah-Akhlak
          Mata pelajaran aqidah-akhlak adalah salah satu bagian mata
pelajaran pendidikan agama islam yang digunakan sebagai wahana pemberian
pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat
memahami, meyakini dan menghayati kebenaran ajaran islam, serta bersedia
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
        
Mata pelajaran Aqidah-Akhlak berisi pelajaran yang dapat mengarahkan
kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami
rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak
Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam kehidupan

Zakiah Daradja, “Ilmu Pendidikan Islam”https://idr.uin-antasari.ac.id/10591/5/BAB%20II.pdf,


14

Desember 08, 2022


sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Tujuan mata pelajaran aqidah-akhlak yaitu:
1.      Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah
SWT;
2.      Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari  baik dalam
kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-
nilai aqidah Islam.

3.      Fiqih
         Fiqih merupakan salah satu disiplin ilmu yang terkait dengan
pembicaraan aspek kaifiyyat amaliyyat mukallaf, ia disebut juga dengan ilmu
hukum islam.
Mata Pelajaran Fiqih bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1.      Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2.  Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama
Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia
itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.

4.      Tarikh ( sejarah) kebudayaan Islam


Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran PAI
yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah
Islam di masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah
kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai masa
Khulafaurrasyidin.  
Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan,  membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bertujuan agar peserta didik


memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam  yang telah dibangun oleh
Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.

10
11

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan


tempat yang merupakan  sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa
lampau.
5. Mengembangkan  kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks
dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.15

15
Raihanatun Nisa, “Ruang lingkup pendidikan agama
islam“https://raihanatunnisa.blogspot.com/2016/06/ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam.html ,
Desember 04, 2022
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Pembelajaran agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan dan menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup.
 fungsi pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah, di
antaranya;

1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan


peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
lingkungan keluarga.
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Agama
Islam.
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan.
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,
sistem dan fungsionalnya.
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang Agama Islam.
 Ruang lingkum pembelajaran PAI
1. Al- Qur’an dan hadist
2. Akidah-Akhlak
3. Fikih
4. Tarikh (Sejarah)

12
13

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari akan adanya


banyak kekurangan baik materi, penulisan, maupun tutur kata yang mungkin
belum tepat. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kemajuan dan penyempurnaan makalah ini. Atas segala
kekurangannya mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

o Abdul Majid, “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama


Islam”, (Bandung: Rosdakarya, 2012)

o Heri Gunawan, “Pendidikan Islam, Kajian Teoretis dan Pemikiran


Tokoh”, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2014)

o Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam” , (Jakarta: Kalam Mulia,


2012)

o Raihanatun Nisa, “Ruang lingkup pendidikan agama


islam“https://raihanatunnisa.blogspot.com/2016/06/ruang-lingkup-
pendidikan-agama-islam.html, Desember 04, 2022

o Zakiah Daradja, “Ilmu Pendidikan Islam”https://idr.uin-


antasari.ac.id/10591/5/BAB%20II.pdf, Desember 08, 2022

14

Anda mungkin juga menyukai