Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERBANDINGAN PENDIDIKAN NEGARA ISLAM

“Sistem Pendidikan di Negara Palestina”

Dosen Pengampu: Dr. Nurhabibullah, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Nurjannah : 18.11.2378

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini, meskipun masih banyak
kekurangannya. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah yang
berjudul “Perbandingan Pendidikan Negara Islam”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbingan
yang telah membantu dalam memberikan pengarahan, dan juga kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua dan mampu memberikan nilai tambahan kepada penyusun.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan yang harus diperbaiki. Oleh karna itulah, penulis mengharapkan kritik
maupun saran positif yang bersifat membangun dan memotivasi dari pembaca demi
perbaikan pada makalah berikutnya. Harapan kami smoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca.
BAB II

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
Pendidikan  adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non formal. Pendidikan secara
formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang telah direncanakan,
terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau kementtrian suatu negara seperti
di sekolah pendidikan memerlukan sebuah Kurikulum untuk melaksanakan
perencanaan penganjaran. Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan
yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman baik yang
dialami atau dipelajari dari orang lain.

Palestina adalah sebuah nama untuk wilayah barat Syiria, yaitu wilayah yang
terletak di bagian barat Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah. Sebagaimana
diketahui oleh para arkeolog bahwa kota yang pertama kali dibangun dalam sejarah
manusia adalah kota “Ariha” yang terletak di timur laut Palestina, yang dibangun
kira-kira 8000 tahun SM. Palestina pada awalnya memang merupakan tanah air bagi
bangsa Israel yaitu dari tahun 1000 SM-135 M.

Dalam rentang waktu yang lama (1000 SM-135 M) nrgri palestina pernah
berada di bawah kerajaan Achaemanid Persia (539 SM-330 SM). Kira-kira dua abad
sebelumnya,negri itu berada dibawah kerajaan Assyiria dan Babilonia. Kemudian
selama kurang lebih 300 tahun Palestina berada di bawah dinasti Ptomely dari Mesir
dan Dinasti dari india bagian barat, sampai kemudian muncul Romayang menaklukan
Dinasti Selecuid pada tahun 63 SM. Pada tahun 611 M, raja Chosroes dari kerajaan
Sasan (Persia) dating menyerang hingga berhasil merebut negri palestina dari
Romawi. Romawi berhasil merebut kembali negri itu tahun 628 M pada masa
pemerintahan Raja Heraclius. Umar bin Khattab ra, kemudian menyerang negri
Palestina pada tahun 636 M, dan berhasil menguasainya. Pemerintahan Islam
kemudian beralih dari Umar bin Khattab ra kepada Dinasti Umayyah (661-749
M)hingga akhirnya Dinasti Abbasiyyah (749-940 M).

Sumber konflik masalah Palestina dan Israel dapat dilihat dari dua hal.
Pertama segi Agama. Agama-agama besar dunia yaitu Islam, Kristen dan
Yahudi,menganggap wilayah Palestina sebagai tempat suci mereka. Di Palestina
terdapat tembok Ratapan yang amat dihormati. Sementara bagi umat Kristen
tempat tersuci di kawasan itu adalah Gereja kuburan suci yang didirikan sebagai
tanda bagi tempat penyaliban , pemakaman, dan kebangkitan Yesus. Sedangkan
umat Islam menganggap kota Yerusalem sebagai tempat suci ketiga setelah Mekkah
dan Madinah, karena di sini terdapat Masjidil Aqsha tempat Nabi Muhammad Saw
melakukan Mi’raj.

Kedua, segi sejarah. Sejarah juga menjadi faktor penyulut konflik Palestina
dan Israel, karena tempat-tempat di Israel terdapat situs-situs bersejarah yang
berkaitan dengan agama dan tempat tinggal orang-orang Yahudi, Islam dan Kristen.
Sampai sekarang ini, baik orang Yahudi, Islam dan Kristen banyak berkunjung ke
daerah ini untuk beromantisme dengan tempat tinggal nenek moyang dan juga nabi-
nabi mereka.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan di Distrik Gaza

Pendidikan di distrik gaza menghadapi serangan terus menerus dari agresor


Israel semenjak beberapa tahun. Untuk menghancurkan pendidikan, mereka
melakukan penyerangan militer dan politik, melakukan blokade dan penutupan, dan
melarang masuknya barang-barang kebutuhan terutama kebutuhan dan
perlengkapan di bidang pendidikan,kesehatan dan lingkungan dengan target
membuat generasi anak-anak yang bodoh.

Statistik departemen pendidikan dan pengajaran palestina menyebutkan


bahwa 1.200 siswa yang lulus ujian tingkat SMU pada tahun 2008 dan siswa yang
berminat belajar di luar negri terancam gagal melanjutkan studi mereka. Para siswa
yang berprestasi akan kehilangan beasiswa pendidikan yang mereka peroleh dari
sejumlah Negara arab dan asing selama penutupan jalur transformasi dan larangan
bepergian masih diberlakukan.

Penderitaanjuga menimpa siswa-siswa yang dilarang untuk pulang kenegri mereka


kecuali setelah menamatkan pendidikzn tingginya.

Pelanggaran Pendidikan yang terjadi di distrik Gaza berupa:

1. Penutupan jalur lintasan dan embargo ekonomi


Embargo ekonomi mengancam masa depan sekitar siswa-siswi di distrik Gaza
pada tingkat SD, SMP, dan SMA yang tersebar di 629 sekolah yang tergabung
dalam sekolah negri, sekolah lembaga donor, dan sekolah swasta. Penutupan
jalur sejak lebih dari satu tahun setengah, telah menghalangi sekitar 700 siswa
untuk melanjutkan studi mereka di Universitas di luar negeri sesuai dengan
statistic pusat perlindungan hak-hak palestina. Beasiswa Fullbright Amerika
misalnya.
Sejumlah beasiswa pendidikan yang diperoleh siswa dari yayasan fullbright
ditarik kembali karena keterlambatan mereka di wasington akibat pemerintah
Israel menolak untuk memberi izin kepada mereka untuk meninggalkan gaza.
2. Kekurangan fasilitas fisik dan perlengkapan akibat embergo

Kekurangan buku sekolah dan dan perlengkapannya berdampak burukb bagi


para siswa di distrik gaza menurunnya kualitas pendidikan mereka disamping
berakibat buruk secara psikologis bagi setiap siswa, guru dan pemerintah.
Berdasarkan laporan yayasan hak-hak asasi manusia di gaza menunjukan bahwa
keterbatasan jumlah buku dan SMP tidak memiliki buku sekolah.

Departemen pendidikan dan pengajaran menutupi kebutuhan 70% siswa dengan


cara memanfaatkan buku-buku lama dan buku-buku yang diambil dari siswa-
siswa pada tahun –tahun sebelumnya.

B. Sistem Pendidikan di Indonesia dan Palestina

a. Sistem Pendidikan di Indonesia

Indonesia saat ini menerapkan sistem pendidikan nasional. Semua jenjang,


jalur, dan jenis pendidikan harus mengimplementasikan sistem tersebut. Salah satu
program pendidikan yang terkini di dalam negeri adalah “Wajib Belajar 12 Tahun”,
yakni 6 tahun Sekolah Dasar (SD), 3 tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA).

Ada tiga instansi pemerintah yang membawahi sekolah-sekolah.


Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk
pendidikan menengah dan dasar. Kedua, terdapat Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi untuk jenjang pendidikan tinggi. Ketiga adalah Kementerian
Agama untuk semua jenjang yang berbasis agama. Sistem pendidikan nasional
bertujuan membina karakter positif, memberikan pengetahuan akademis, dan
menempa keterampilan peserta didik sejak dini.
Beberapa sistem yang sudah diterapkan di dalam negeri, antara lain,

1. Sistem pendidikan terbuka

Sistem pendidikan ini mendorong peserta didik untuk meningkatkan kreativitas,


inovasi, serta kemampuan kerja sama dengan teman sekelas. Pada sistem terbuka,
murid menjadi inti dari program belajar mengajar. Peserta didik dilatih untuk mandiri
dalam bertanggung jawab dan mengambil inisiatif untuk mengelola proses
pembelajaran.

Murid dituntut untuk mengukur sendiri performa yang dikehendaki dan dibutuhkan.
Kemudian, peserta didik bisa memilih materi, tempat, waktu, dan cara belajar secara
aktif dan mandiri.

2. Sistem edukasi beragam

Negeri ini memiliki keanekaragaman bahasa dan budaya. Oleh karena itu, dibuat
sistem pendidikan yang dapat menyesuaikan dengan kekayaan bangsa. Adapun jenis
jenjang yang dapat dipilih, yakni formal, nonformal, dan informal.

3. Sistem pendidikan dengan orientasi nilai

Sistem pendidikan yang satu ini diberlakukan sejak tingkat dasar. Para murid
diberikan pendidikan karakter, seperti disiplin, tanggung jawab, tenggang rasa, dan
jujur. Pelajaran terkait nilai-nilai karakter dapat ditemukan dalam pelajaran PKn,
bahkan pada jenjang pendidikan tinggi dan menengah.

4. Sistem edukasi efisien dalam pengaturan waktu

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pengelolaan waktu sudah diperhatikan


dengan cermat sehingga murid tak merasa terbebani dengan materi pelajaran yang
disampaikan. Selain itu, penyerapan materi lebih efektif dan efisien karena waktu
yang diberikan tak terlalu singkat ataupun terlalu lama. Peserta didik pun akan lebih
bersemangat dalam menuntut ilmu.

5. Sistem pendidikan sesuai perubahan zaman

Indonesia selalu dinamis alias berubah dari masa ke masa. Butuh kurikulum yang
tepat untuk menyesuaikan setiap situasi dan kondisi. Salah satu kurikulum yang
merupakan hasil dari perubahan zaman adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini
menyempurnakan dan merevisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Selain menyeimbangkan pendidikan dengan zaman, perubahan kurikulum juga
bertujuan untuk mengevaluasi tenaga pengajar dan memperbaiki sarana prasarana.
Kurikulum 2013 memiliki aspek-aspek yang menjadi pokok penilaian meliputi aspek
sikap dan perilaku, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Di periode
kurikulum ini terdapat beberapa mata pelajaran yang dirampingkan dan
dikembangkan. Materi pelajaran tersebut meliputi Ilmu Pendidikan Sosial (IPS),
Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sedangkan mata
pelajaran yang mendapat pengembangan adalah Matematika.

b. Sistem Pendidikan di Palestina

Mengacu pada sistem pendidikan di Jalur gaza dan  tepi barat, yang dikelola
oleh Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina .Tingkat pendaftaran di
antara warga Palestina relatif tinggi menurut standar regional dan global. pendidikan
adalah prioritas pertama mereka. Tingkat melek huruf remaja (usia 15-24) adalah 98,2%,
sedangkan tingkat melek huruf nasional adalah 91,1%.  Rasio pendaftaran untuk
pendidikan tinggi adalah 46,2% pada tahun 2007, termasuk yang tertinggi di dunia. Pada
tahun 2016 Hanan Al Hroub dianugerahi Penghargaan Guru Global Varkey
Foundation atas karyanya dalam mengajar anak-anak cara mengatasi kekerasan. 
Ada tiga jenis sekolah dari perspektif gender di Palestina: sekolah laki-laki (37%),
sekolah perempuan (35%), dan sekolah pendidikan bersama (29%). 
Dalam sistem pendidikan Palestina, wajib belajar pendidikan dasar meliputi Kelas 1
sampai 10 dan ini dibagi menjadi tahap persiapan (Kelas 1 sampai 4) dan tahap
pemberdayaan (Kelas 5 sampai 10). Pendidikan menengah (pendidikan menengah
umum dan beberapa sekolah menengah kejuruan) mencakup Kelas 11 dan 12. Di
pendidikan tinggi, ada 11 universitas (10 swasta dan satu negeri) dan 11 perguruan
tinggi teknik (4 Otoritas Palestina, 2 Tidak Waspada , 4 negeri dan 1 sekolah menengah
kejuruan). swasta), yang semuanya menawarkan kursus empat tahun. Selain itu, ada 19
perguruan tinggi komunitas (1 Otoritas Palestina, 9 negeri, 2 TIDAK waspada, dan 7
swasta) yang sebagian besar menawarkan program diploma dua tahun dalam
spesialisasi teknis dan komersial. 
Sekolah kamp pengungsi pertama didirikan oleh Palang Merah pada tahun 1949.  Sekolah
dasar enam tahun pertama yang tidak waspada dimulai pada tahun ajaran 1959–
60.  Sekolah UNWARY menawarkan Kelas 1 sampai 10 dan tidak menyediakan pendidikan
menengah (Kelas 11 dan 12). Penyediaan pendidikan Rwanda telah memainkan peran
utama dalam pendidikan Palestina sejak tahun 1967 
C. Perbandingan Kondisi Pendidikan di Indonesia dan palestina
a. Indonesia memiliki sistem sekolah yang luas dan beragam seperti sekolah swasta
dan negeri. Setiap sekolah akan berupaya menunjukan kelebihan sekolahnya.Baik
Negeri autaupun Swasta memiliki peran dalam sistem pendidikan
Berdasarkan pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945), Pemerintah Negara Indonesia bertanggung jawab untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia
untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia. Sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi
dan efisiensi manajemen pendidikan. Pendidikan nasional untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local,nasional,global.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/06/210000569/sistem-pendidikan-nasional?
page=all

b. Murid di Palestina Alami Kesulitan Akses Pendidikan

Palestina Mengalami krisis kemanusiaan selama puluhan tahun, membuat warga


Palestina harus menerima kenyataan pahit. Di Gaza khususnya, anak-anak ikut merasakan
dampaknya, mereka kesulitan mengakses pendidikan.  Serangan besar Israel terhadap
Palestina akhir Mei lalu membawa dampak besar. Tak hanya meluluhlantakan kehidupan,
tapi juga sistem pendidikan. Bangunan banyak yang mengalami kerusakan, termasuk
sekolah. Akibatnya, akses pendidikan anak di Palestina mengalami hambatan. Belum lagi
adanya campur tangan Israel untuk urusan pendidikan.
Dilansir dari Antara News, campur tangan di sekolah oleh Israel dilakukan dalam
bentuk ancaman pembongkaran, bentrokan di jalan menuju sekolah antara pelajar dan
pasukan keamanan, guru diberhentikan di pos pemeriksaan dan aksi kekerasan lain oleh
Israel. Padahal, sejatinya siswa sekolah harus diberikan akses pendidikan yang aman dan
berkualitas. Lembaga pendidikan di Palestina pun membutuhkan dana dan bantuan
operasional lain, karena ada pengurangan dana bantuan di sekolah-sekolah. Namun, di balik
semua perjuangan itu, siswa Palestina tidak pernah putus asa dan berharap bisa
mewujudkan cita cita nya kelak.

Dukungan pendidikan ACT

Melalui sejumlah program, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara langsung turut
serta dalam memulihkan masalah di Palestina, termasuk dalam memberikan dukungan
pendidikan. Beberapa program pendidikan sudah berjalan. Selain itu, ACT menghadirkan
bus sekolah untuk mendukung pendidikan anak-anak Gaza. Sejak pertengah Juni lalu, unit
bus tersebut sedang dipersiapkan dan saat ini sedang memasuki tahap modifikasi untuk
operasional bus antar jemput.

Tim Global Humanity Response-ACT, Firdaus Guritno menjelaskan, nantinya bus ini
akan beroperasi, melakukan perjalanan pulang-pergi dari rumah siswa ke sekolah selama 6-
7 jam per hari. Adapun untuk setiap kali bus beroperasi, mampu mengantar 50 siswa sekali
jalan. Untuk diketahui bus ini adalah buah hasil kedermawanan masyarakat Indonesia yang
bersedekah melalui ACT.

https://news.act.id/berita/murid-di-palestina-alami-kesulitan-akses-pendidikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan  adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non formal. Pendidikan
secara formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang telah
direncanakan, terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau kementtrian suatu
negara seperti di sekolah pendidikan memerlukan sebuah Kurikulum untuk
melaksanakan perencanaan penganjaran. Sedangkan pendidikan non formal adalah
pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman
baik yang dialami atau dipelajari dari orang lain.
Pendidikan di distrik gaza menghadapi serangan terus menerus dari agresor
Israel semenjak beberapa tahun. Untuk menghancurkan pendidikan, mereka
melakukan penyerangan militer dan politik, melakukan blokade dan penutupan, dan
melarang masuknya barang-barang kebutuhan terutama kebutuhan dan
perlengkapan di bidang pendidikan,kesehatan dan lingkungan dengan target
membuat generasi anak-anak yang bodoh.

Anda mungkin juga menyukai