Anda di halaman 1dari 20

Kajian Pedagogik

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd
Dr. Nandang Budiman M. Si

PRESENTASI KELOMPOK 4
Tentang
Kajian Landasan Religi, Etika, Yuridis, Sosial-Kultural, dan Sosio-
Ekonomis Terhadap Tujuan dan Isi Pendidikan

Anggota :
1. Alya Putri Suhaya
2. Mohamad Anjar Darojatun Senin, 6 April 2020
3. Pispian Rahman

PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA UPI BANDUNG
ALYA PUTRI SUHAYA (SUARA)
Ruang Lingkup Bahasan
Landasan Religi, Etika, Yuridis, Sosial-Kultural, dan Sosio-Ekonomis Terhadap Tujuan dan Isi
Pendidikan

Religi,

Etika,

Tujuan dan Isi Perspektif


Yuridis,
Pendidikan Landasan

Sosial-Kultural,

Sosio-Ekonomis

Alya Putri Suhaya (Audio)


• Tujuan pendidikan akan menentukan
kearah mana anak didik itu dibawa.

• Tujuan pendidikan secara umum adalah


membentuk kematangan dan integritas
pribadi.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya


potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
Tujuan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
Pendidikan dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Thomas Armstrong (2006)


Tujuan pendidikan adalah untuk
mendukung, mendorong, dan memfasilitasi
perkembangan peserta didik sebagai
Alya Putri Suhaya (Audio) manusia yang utuh (a whole human being)
Tujuan pendidikan nasional merupakan
Tujuan
implementasi dari empat pilar pendidikan
Pendidikan
yang dicanangkan UNESCO

1. learning to know (belajar untuk


mengetahui),

2. learning to do (belajar untuk


melakukan sesuatu),

3. learning to be (belajar untuk menjadi


seseorang),

4. learning to live together (belajar untuk


menjalani kehidupan bersama.

Alya Putri Suhaya (Audio)


Isi Isi pendidikan adalah segala sesuatu yang
Pendidikan diberikan kepada peserta didik untuk
keperluan pertumbuhan dan Pengembangan.

1. Pengembangan pribadi
2. Pengembangan warga negara
3. Pengembangan bangsa

Isi pendidikan tersebut berupa nilai,


pengetahuan, keterampilan yang dibelajarkan.

Religi, Etika,
Perspektif
Tujuan dan Isi Yuridis, Sosial-
Kajian
Pendidikan Kultural, dan
Landasan
Sosio-Ekonomis.

Alya Putri Suhaya (Audio)


Agama menjadi sumber inspirasi untuk
menyusun ilmu atau konsep- konsep
pendidikan dan melaksanakan pendidikan.

1. Mencerdaskan kehidupan bangsa


• Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang
berilmu pengetahuan.
Perspektif • seseorang yang berilmu (berpengetahuan)
Religius (Agama) memiliki kedudukan yang tinggi dalam
pandangan Agama

2. Mengembangkan Manusia Indonesia


Seutuhnya
• Manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Menurut pandangan Islam lebih dominan kepada pembentukan
Mohamad Anjar Darojatun (suara) akhlak, akidah dan iman
1. Aspek ideologi (the ideological dimension) berkaitan dengan
tingkatan seseorang dalam menyakini kebenaran ajaran
agamanya (religious belief).

2. Aspek ritualistik (the ritulistic dimension) yaitu tingkat


kepatuhan seseorang mengerjakan kewajiban ritual
Perspektif sebagaimana yang diperintahkan dalam agamanya (religious
Religius (Agama) practice).

3. Aspek eksperiensial (the experiential dimension) yaitu


5 ASPEK RELIGIUSITAS tingkatan seseorang dalam merasakan dan mengalami
Menurut Gloc dan Stark (1996) perasaanperasaan atau pengalaman‐pengalaman keagaman
(religious feeling).

Menuntut Ilmu 4. Aspek inteklektual (the intelectual dimension) berkaitan


Anjuran Semua dengan tingkatan pengetahuan dan pemahaman seseorang
Umat Beragama terhadap ajaran agama yang dianutnya (religious knowledge)

5. Aspek konsekuensial (the consequential dimension) yaitu


Mata Pelajaran aspek yang mengukur sejauhmana perilaku seseorang
dimotivasi oleh ajaran agamanya dalam kehidupan sosial,
Agama yakni bagaimana individu berhubungan dengan dunia
terutama dengan sesama manusia (religious effect).

Mohamad Anjar Darojatun (suara)


“Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang
berarti adat istiadat/kebiasaan yang baik

Bertens (1993-6)
1. Etika diartikan sebagai ‘nilai-nilai dan moral yang
menajdi pegangan bagi seseorang atau kelompok
masyarakat dan sangat mempengaruhi tingkah
lakunya’. (Sebagai contoh Etika Hindu, Etika
Protestan/Katolik, Etika Islam, Etika masyarakat
Badui dan sebagainya).

Perspektif 2. Etika diartikan sebagai ‘kumpulan asas atau nilai


moral, atau bisa disebut dengan kode etik’,
sebagai contoh kode etik kedokteran, kode etik
Etika guru. ketiga etika diartikan sebagai ‘ilmu tentang
tingkah laku yang baik dan buruk’,

3. Etika diartikan sebagai ‘ilmu tentang tingkah laku


yang baik dan buruk’, etika merupakan ilmu
apabila asas-asas atau nilai-nilai etis yang berlaku
begitu saja dalam masyarakat dijadikan bahan
refleksi atau kajian secara sitematis dan metodis.

Mohamad Anjar Darojatun (Audio)


pendidikan mencakup kegiatan mendidik,
mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut
dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk
mentransformasikan segala nilai-nilai umum
yang disepakati bersama.

Jika membahas tentang tujuan pendidikan, akan


Etika dalam Pendidikan terkait erat dengan sistem nilai dan norma-
norma dalam suatu konteks kebudayaan.

Tujuan pendidikan itu adalah untuk


mengembangkan perilaku manusia, antara lain
afeksi (sikap) peserta didik. Segala sesuatu
yang memiliki sisi keterkaitan, dengan nilai atau
memiliki relevansi etis dapat dipandang sebagai
etika. Dari terwujudnya moral seperti itu,
menunjukkan terwujudnya target
pengembangan sistem  pendidikan.

Mohamad Anjar Darojatun (Audio)


kasus perilaku etika yang kurang baik di
dalam dunia pendidikan

“Sejumlah warga berhasil menggagalkan seorang pelajar di SMKN 56 Muara Baru


rencana penyerangan 15 murid sekolah berinisial RAS (16). RAS diduga
dasar (SD) terhadap sekolah lain di melakukan Bully terhadap lima orang
Kampung Baranang Siang RT 59/16 pelajar
Kelurahan Sindangkasih,
Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jumat
(20/4/2018).

Mohamad Anjar Darojatun (Audio)


Perspektif Yuridis

Perspektif yuridis ini mengacu kepada landasan hukum yang telah ditetapkan
oleh suatu negara, undang-undang maupun peraturan pemerintahan
mengenai pendidikan termasuk tujuan dan isi dari pendidikan itu sendiri

1. Pembukaan UUD 1945


2. UUD 1945 Sebagai Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia.
3. Pancasila Sebagai Landasan Idiil Sistem Pendidikan
Indonesia
4. Ketetapan MPR
5. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Menteri

Mohamad Anjar Darojatun (Audio)


Perspektif Yuridis

Landasan hukum pendidikan yang terdapat pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi:

“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen

Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Permendikbud Nomor (No) 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar


dan Menengah

dan berbagai Regulasi lainnya yang di keluarkan lembaga Terkait

Mohamad Anjar Darojatun (suara)


Perspektif Yuridis

Hamidah (2008) mengemukakan bahwa landasan yuridis ini tidak hanya sebagai landasan
bagi penyelenggara pendidikan namun sebagai alat untuk mengatur sistem
pendidikan, jika mana terjadi penyimpangan dalam penyelenggaran pendidikan dapat
diatasi oleh landasan yuridis, hal itu dapat dikenakan sanksi

Dalam perspektif yuridis, pendidikan tidak terlepas dari tiga kerangka


acuan, yaitu
1. Kebijakan yang melahirkan produk regulasi
2. Sistem yang melahirkan produk sitem penyelenggaraan
pendidikan seperti kurikulum.
3. Prosedur yang membuat para stakeholder menjalankan sistem itu
dengan cara yang prosedural.

Maka dalam persepktif ini tujuan pendidikan dimaksudkan untuk:


4. Menciptakan manusia Indonesia yang sadar hukum
5. Menciptakan manusia Indonesia yang paham Hukum
6. Menciptakan manusia Indonesia yang taat Hukum

Mohamad Anjar Darojatun (Audio)


Perspektif Sosio-Kultural

Catherine A. Sanderson (2010) Perspektif sosio-kultur merupakan sebuah


perspektif yang menggambarkan perilaku dan proses mental seseorang yang
dibentuk sebagian oleh kontak sosial dan/atau budaya mereka, termasuk ras,
jenis kelamin, dan kebangsaan

2 Tokoh yang mendasari terbentuknya


teori Sosiokultur

Piaget (1995) Vygotsky (1978)


pengetahuan manusia berasal dari individu itu pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara
sendiri dan sosial merupakan faktor penting menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari
dalam penciptaan dan pertumbuhan interaksi sosial (seperti aktivitas dan bahasa
pengetahuan. yang digunakan) yang didasari oleh sejarah
hidupnya.
Perkembangan kognitif merupakan proses
genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal
lingkungan sehingga terjadi ekuilibrasi (proses dari individu itu sendiri melainkan berasal dari
memulihkan keseimbangan antara kehidupan sosial atau kelompoknya.
pemahaman sekarang dan pengalaman-
pengalaman baru)
Pispian Rahman (Audio)
Perspektif Sosio-Kultural

Hamidah (2008)

Perubahan sosial dan kultur masyarakat berpengaruh dalam dunia


pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan seperti
mengubah cara hidup, cara belajar, cara berkomunikasi dan berpikir serta
lainnya.

Teori sosiokultural juga mengusulkan bahwa pembelajaran adalah proses


aktif dan konteks yang memiliki peran penting dalam pembelajaran

Perspektif sosiokultur adalah teori yang digunakan dalam ruang lingkup


keilmuan seperti psikologi dan digunakan untuk menggambarakan
kesadaran keadaan di sekitar individu dan bagaimana perilaku mereka
dipengaruhi secara khusus oleh faktor-faktor sosial dan budaya di
sekitarnya

Pispian Rahman (Audio)


Perspektif Sosio-Kultural

Perspektif Sosio-Kultural Perspektif Sosio-Kultural


Sebagai sebagai
Sumber Pendekatan Iklim dalam Proses
Pengetahuan berdasarkan Belajar didukung
interaksi sosial dan budaya Lingkungan sosial dan
(Konteks) individu budaya belajar yang
mempengaruhi Individu

Pispian Rahman (Audio)


pendidikan merupakan human invesment
yang akan menghasilkan manusia-manusia
yang handal untuk menjadi subyek
penggerak pembangunan ekonomi
nasional.
Perspektif
Sosio-
Ekonomi Di era global sekarang ini, berbagai
bangsa di dunia telah mengembangkan
knowledge-based economy (KBE), yang
mensyaratkan dukungan SDM berkualitas

Suryadi (2002) investasi di bidang pembangunan pendidikan bernilai


sangat strategis dalam jangka panjang, sebab manusia-manusia terdidik
akan memberikan kontribusi yang amat besar terhadap kemajuan
pembangunan, termasuk untuk memacu pertumbuhan ekonomi

Pispian Rahman (suara)


Perspektif Sosio-Ekonomi

Pada beberapa argumentasi tersebut, maka pendidikan dalam


perspektif ekonomi, kiranya dapat dijelaskan dengan mengutip
pendapat dari (Kartono, 1997, hlm. l0l) antara lain:

1. mampu menyiapkan tenaga kerja yang handal, baik


(bermutu);
2. ikut mempersiapkan dibukanya lahan-lahan kerja baru;
3. bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat pada umumnya,
serta untuk pemerataan keadilan dan kesejahteraan pada
khususnya.

Pispian Rahman (suara)


Perspektif Sosio-Ekonomi

Pada beberapa argumentasi tersebut, maka pendidikan dalam


perspektif ekonomi, kiranya dapat dijelaskan dengan mengutip
pendapat dari (Kartono, 1997, hlm. l0l) antara lain:

1. mampu menyiapkan tenaga kerja yang handal, baik (bermutu);


2. ikut mempersiapkan dibukanya lahan-lahan kerja baru;
3. bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat pada umumnya,
serta untuk pemerataan keadilan dan kesejahteraan pada
khususnya.

Pispian Rahman (Audio)


Perspektif Sosio-Ekonomi
Terhadap Tujuan dan Isi Pendidikan

pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan bermutu


yang memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan
mempunyai keterampilan teknis yang memadai. Pendidikan juga
harus dapat menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang
memiliki kemampuan kewirausahaan, yang menjadi salah satu
pilar utama aktivitas perekonomian nasional.

Pendidikan juga merupakan investasi untuk masyarakat yang


mana dengan pendidikan sesungguhnya dapat memberikan
suatu kontribusi yang substansial untuk hidup masyarakat yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Pispian Rahman (Audio)

Anda mungkin juga menyukai