Anda di halaman 1dari 3

ESSAY KONSEP DASAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah

Dosen Pengampu :
Karta Sasmita, Ph.D.

Ditulis Oleh :

Nama :Dzikrillah
NIM :1104617006
Kelas : PLS A 2017

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam
usahanya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dirasakannya belajar sebagai suatu
kebutuhan yang vital karena semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menimbulkan berbagai perubahan yang melanda segenap aspek
kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tuntutan hidup,
kehidupan dan penghidupan yang senantiasa berubah. Dengan demikian belajar
merupakan suatu kebutuhan yang dirasakan sebagai suatu keharusan untuk
dipenuhi sepanjang usia manusia, sejak lahir hingga akhir hayatnya.
Pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education) secara makna haruslah
jelas, komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, sikap, perilaku dan dalam
penerapan terutama bagi para pendidik. Konsep pendidikan sepanjang hayat
(Life Long Education) tidak mengenal batas usia, semua manusia baik yang
masih kecil hingga lanjut usia tetap menjadi peserta didik, karena cara belajar
sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun. Hal ini
berarti bahwa manusia mengalami proses pendidikan secara berkesenambungan
atau berkelanjutan, serta berlangsung sampai ajalnya tiba, sebagaimana yang
sering dikemukakan para ahli hikmah yakni; yang artinya: ”tuntutlah ilmu
mulai dari ayunan sampai liang lahat”.
Banyak teori mengenai proses pembelajaran didasarkan pada rumusan
pendidikan sebagai suatu proses transmisi budaya, khususnya pendidikan luar
sekolah yang mempunyai falsafah ilmu aliran pragmantisme yakni penegasan
tentang sebuah pendidikan luar sekolah yang terdiri atas tujuan dan serangkaian
proses salam tahap peningkatan dan perkembangan kualitas manusia.
Dalam proses tersebut seperti contohnya sikap disiplin seorang individu
dapat tampak dengan jelas apabila kita peserta didik diwajibkan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan gidupnya. Karena
dalam setiap pendidikan yang terdapat dalam dunia PLS itu saling berkaitan
antara pendidikan luar sekolah dengan kehidupan nyata.
Selain itu aliran ini juga percaya bahwa peserta didik adalah insan yang
mempunyai kreativitas dan senantiasa berusaha untuk membentuk dan
mengiterpretasi pengalamannya. Dalam kegiatan belajar sendiri mempunya proses
dimana peserta didik tidak sekedar menguasai sejumlah informasi melainkan juga
mengembangkan pemikiran dan mengantisipasi perkembangan fakta yang
mungkin terjadi dimasa depan. Tidak berhenti disitu saja, bahkan dalam proses
menjadikan peserta didik dituntut untuk saling bekerjasama, saling belajar,
melibatjan diri dalam usaha bersama untuk memenuhi kebutuhan bersama dan
menjadi harapan masyarakat.
Aliran pragmatisme yang menjadi falsafah ilmu pendidikan luar sekolah
ini juga didukung denga teori-teori pendidikan lainnya seperti perenialisme,
progresivisme, esensialisme, dan rekontruksionisme.
Perenialisme adalah aliran yang lebih menekankan pada kemutlakan,
kelanggengan, dan pikiran-pikiran yang diutamakan dari perubahan. Psinsipnya
antara lain seperti hakekat manusia adalah sama di setiap tempat, walaupun
situasi lingkungannya berbeda-beda, setiap peserta didik harus dibantu untuk
menggunakan baik dalam mengkaji alasan-alasan tentang adanya suatu kenyataan
dan perlunya tindakan maupun untuk mengendalikan kehendaknya, membantu
perserta didi (warga belajar) dalam menemukan kebenaran, mempersiapkan dalam
memasuki dan meningkatkan kehidupan.
Progresivisme yaitu suatu teori yang mengutamakan sebuah kebgiatan
belajar yang dilakukan melalui kerjasama dan partisipasi, serta melalui
penyesuaian yang dilakukan oleh peserta didik terhadap lingkungan sosialnya.
Sehingga pendidikan luar sekolah merupakan proses pengembangan SDM yang
terjadi dalam satu kesatuan lingkungan sekaligus merupakan upaya pembaharuan
pengalaman yang dilakukan secara berkelanjutan. Prinsipnya antara lain seperti
pendidikan adlah kehidupan itu sendiri, kegiatan belajar berhubungan erat dengan
kebutuhan dan minat belajar peserta didik serta berpusat pada peserta didik (warga
belajar), kegiatan belajar tentang cara pemecahan masalah perlu dilakukan
terlebih dahhulu sebelum mempelajari materi pembelajaran.
Esensialisme yaitu mengedepankan suatu upaya yang mengutamakan
pengkajian kurikulum yang di lakukan secara teratur dengan tujuan untuk
membantu peserta didik sehingga dapat mengembangkan diri dalam kehidupana
nyata.
Rekonstruksionisme yaitu menjelaskan tentang pendidikan luar sekolah
yang memiliki tanggung jawab sosial dalam mewujudkan lahirnya masyarakat
baru. Prinsipnya antara lain seperti pendidikan melibatkan diri dalam
pembentukan aturan-aturan masyarakat baru dan dalam mengembangkan nilai-
nilai budaya baru, masyarakat baru ini adalah masyarakat demokratis sehingga
semua lembaga dan sumber-sumber yang ada dimasyarakat dapat dikelola oleh
masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai