Anda di halaman 1dari 2

SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI JEPANG

A. Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Jepang


Sistem pendidikan Jepang bisa dikategorikan sebagai suatu sistem pendidikan
tradisional. Pemerintah pusat memegang kontrol pendidikan, termasuk menentukan
kurikulum yang berlaku secara nasional baik bagi sekolah negeri ataupun sekolah
swasta.
Adapun tujuan pendidikan di Jepang adalah “Pendidikan harus bertujuan untuk
pengembangan penuh kepribadian dan berusaha untuk memelihara warga, suara dalam
pikiran dan tubuh, yang dijiwai dengan kualitas yang diperlukan bagi mereka yang
membentuk negara dan masyarakat yang damai dan demokratis.”
Untuk sistem pendidikan tersusun dalam lima tahap, taman kanak-kanak (satu
sampai tiga tahun), sekolah dasar (enam tahun), sekolah menengah pertama (tiga tahun),
sekolah menengah atas (tiga tahun), dan universitas (pada umumnya empat tahun). Ada
juga junior college (akademi) yang menyelenggarakan studi dua atau tiga tahun dan
Technical Collage yang menghasilkan lulusan tenaga teknisi. Selain itu, banyak
universitas menyediakan pendidikan pasca-sarjana untuk studi lanjutan.
Sistem pendidikan negara Jepang dibangun atas dasar 5 prinsip, yaitu; (1) legalisme,
(2) administrasi yang demokratis, (3) netralitas, 940 penyesuaian dan penetapan kondisi
pendidikan, (5) desentralisasi. Prinsip-prinsip tersebut diterjemahkan dalam kebijakkan
pendidikan Negara Jepang diantaranya adalah: 1) Pendidikan SD hingga SMP
merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa di Jepang dimana
pendidikan tersebut menjadi dasar- dasar pembentukan kepribadian, watak, dan prilaku;
2) Pemerintah Jepang membebaskan biaya pendidikan untuk tingkat SD hingga SMP; 3)
Pendidikan wajib di diikuti oleh siswa yang berusia 6-15 tahun; 4) Setiap tanggal 1 April
Sekolah Dasar di Jepang mulai membuka tahun ajaran baru dan membuka pendaftaran
bagi para calon-calon siswa tingkat Sekolah Dasar.
B. Kurikulum Pendidikan di Jepang
Pembuatan kurikulum pendidikan Jepang diawasi oleh The Board of Education yang
terdapat pada tingkat perfectur dan munipal. Karena kedua lembaga ini masih terkait
erat dengan MEXT, maka pengembangan kurikulum masih sangat kental sifat
sentralistiknya (Shigesa Komatsu, 2002). Kurikulum sekolah ditentukan oleh Menteri
Pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh Dewan Pendidikan Distrik dan Kota.
Pada semua tingkat pendidikan di Jepang harus menempuh berbagai ujian yang
merupakan syarat untuk mendapatkan ijazah. Pembaruan kurikulum di Jepang mengikuti
pola 10 tahunan.
Hal-hal yang ditegaskan oleh Kementerian Pendidikan Jepang terkait dengan
menyusun kurikulum adalah: 1) standar kurikulum nasional, 2) mengutamakan
keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa, 3) menyesuaikan dengan
lingkungan sekitar, 4) memperhatikan step perkembangan siswa, dan 5) memperhatikan
karakteristik course pendidikan/jurusan pada level SMA.
C. Manajemen Pendidikan di Negara Jepang
Otoritas Pendidikan negara Jepang dipegang oleh tiga lembaga pengelolaan yaitu:
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Swasta. Dengan sistem admistrasi
pendidikan dibangun atas empat tingkatan yaitu: 1) Sistem administrasi pusat; 2) Sistem
administrasi prefectural (Provinsi dan Kabupaten); 3) Sistem administrasi municipal
(Kabupaten dan Kecamatan); 4) Sistem administrasi sekolah.
Pendidikan wajib (7-15 tahun) diberikan secara gratis di negara Jepang dan
ditanggung oleh pemerintah. Negara bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan
negaranya termasuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses
belajar mengajar.
Guru dan dosen adalah orang yang professional di bidangnya. Profesi guru
merupakan profesi yang sangat dihormati dan dihargai di Negara Jepang.
D. Perbedaan Pendidikan di Jepang dan Indonesia
Di Jepang tidak ada ujian naik kelas, semua anak naik kelas dan diakhir SD dan
SLTP pun tidak ada ujian kelulusan. Siswa bebas masuk SLTP dan SLTA pilihan
mereka, tetapi untuk masuk SLTA ada ujian yang menentukan pendidikan siswa
selanjutnya yang dikenal sangat ketat dan sulit.
Perbedaan pendidikan antara Jepang dan Indonesia ini terdiri dari beberapa aspek,
yaitu: 1) Tujuan Pendidikan Nasional, 2) Prinsip penyelenggaraan Pendidikan, 3) Acuan
Pendidikan, 4) Pengembangan Kurikulum Sekolah, 5) Kemunduran Pendidikan, 6)
Pendidikan guru, 7) Gaji Guru, 8) Pembiayaan, 9) Akreditas, 10) Ujian Kenaikan Kelas.
E. Pendidikan Islam di Jepang
Jepang tidak mengizinkan pendidikan agama diajarkan di sekolah umum, tetapi
diperbolehkan di sekolah swasta. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu karena
ideologi negara, kepentingan keluarga dan negara, serta jenis masyarakatnya yang
monokultural (negara memiliki masyarakat homogen). Sehingga pendidikan agama
tidak terlalu dipentingkan karena tidak terlalu membutuhkan adanya toleransi beragama.

Anda mungkin juga menyukai