Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG DAN KOREA SELATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :
“Perbandingan Pendidikan”
Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Rozali, MA

Disusun Oleh :
Kelompok V
1. Rabiatul Adawiyah (0301202080)
2. Tengku Muhammad Alfi Syahrin (0301203269)

KELAS PAI-7/SEMESTER VII


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
(UINSU)
MEDAN

2023
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara tentu memiliki sistem pendidikan. Melalui sistem
pendidikan itu suatu negara dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai
luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi. Studi
perbandingan sistem pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui
berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan negara tertentu,
terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada sistem
pendidikan negara tersebut. Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis
menguraikan perbandingan pendidikan terhadap negara Jepang dan Korea
Selatan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, tim penulis
tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai metode-metode dan sistem
pendidikan yang diterapkan di negara Jepang guna sebagai penambah informasi
dan wawasan sehingga kita dapat membandingkan sistem pendidikan di negara
kita dengan sistem pendidikan yang ada di negara tersebut.
Makalah perbandingan pendidikan di Jepang, dan Korea Selatan ini
bertujuan untuk mengambil manfaat dan mencoba merekonstruksi pendidikan
agar dapat disesuakan apabila diterapkan di Indonesia. Sebagai tambahan
pengetahuan dan lebih jauhnya untuk membangun pendidikan Indonesia yang
lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa tujuan Pendidikan Jepang dan Korea Selatan?
b. Bagaimana penerapan kurikulum pendidikan Jepang dan Korea Selatan
?

C. Rumusan Masalah
a. Apa tujuan pendidikan Jepang dan Korea Selatan ?
b. Bagaimana penerapan kurikulum pendidikan Jepang dan Korea
Selatan ?
II. PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan Di Jepang
Jepang atau dikenal juga dengan sebutan Negara Matahari Terbit
(Nihonggo) adalah negara kepulauan di Asia Timur. Kepulauan Jepang terdiri
dari pulau-pulau stratovolcano, empat pulau utama dari utara ke selatan adalah
Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Jumlah penduduk nya saat ini yaitu
122 Juta Penduduk. Jepang merupakan negara maju diberbagai bidang
kehidupan seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dll. Kemajuan-
kemajuan yang dimiliki Jepang tentu saja mempengaruhi sarana dan prsarana
serta kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut. Jepang terpilih sebagai
negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik se-Asia dan tercatat sejak
tahun 1970 negara Matahari Terbit ini mampu mengemban setiap tujuan-tujuan
pendidikan yang telah dicanangkannya hanya dalam kurun waktu 25 tahun.
1. Politik dan Kebijakan Pendidikan Jepang
Kebijakan pendidikan dijepang terbagi menjadi dua yaitu Kebijakan Pra
perang dunia kedua dan pasca perang dunia kedua.
a. Imperial Rescript on Education (Aturan kekaisaran)
Yang menyatakan bahwa setiap warga memiliki kewajiban untuk
mengembangkan daya intelektual dan moral mereka, melaksanakan
hukum dan mempersembahkan keberaniannya demi negara untuk
melindungi dan menjaga kesejahteraan istana Kaisar.
b. Fundamental Law of Education (Hukum dasar pendidikan )
Yang menyatakan bahwa Setiap warga memiliki kesempatan yang sama
menerima pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari
diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi,
asal usul keluarga, bantuan finansial, bagi yang memerlukan, kebebasan
akademik, dan tanggung jawab untuk membangun negara dan
masyarakat yang damai).1

Sistem pendidikan di Jepang merupakan salah satu contoh pola


pendidikan yang berhasil menerapkan norma-norma yang luar biasa. Jepang

1
Joko hartono, Evolusi Pendidikan Jepang pasca perang dunia ke – 2, Gemiling Ilmu 2001,
h. 23 - 24
merupakan salah satu negara yang unggul dalam sistem pendidikan hal ini juga
di buktikan oleh survey Best Country Report yang diadakan oleh US News and
World Report. Dalam survey tersebut Jepang menduduki peringkat ke 7 sebagai
negara dengan sistem pendidikan terbaik di seluruh dunia. Sistem di negara ini
berkembang melalui beberapa proses. Pola yang pertama pada mulanya
mengikuti pola yang diterapkan oleh China. Setelah itu pada era missionaris
program pendidikan di Jepang mulai berubah dan disesuaikan dengan
perkembangan yang dibawa oleh negara barat. Setelah itu masuk ke era Edo
dimana literasi mulai meningkat juga pada ideology dan kedisiplinan.2
Jepang memulai tahun pembelajaran baru mulai bulan September atau
Oktober. Lalu kalender akademik tahunan mereka dibagi menjadi 3 bagian
yaitu. 1 September-26 Desember, 7 Januari-25 Maret dan 1 April-20 Juli. Untuk
libur sekolah didapatkan siswa selama 6 minggu yaitu pada musim panas dan
libur 2 minggu pada musim dingin dan semi. Sekolah di Jepang biasanya
menerapkan masuk belajar selama lima hari pada satu minggu yaitu antara hari
Senin sampai Jumat. Tetapi ada juga sekolah yang masih menerapkan sekolah
6 hari masuk. Uniknya lagi, setelah selesai proses pembelajaran siswa
diwajibkan untuk membersihkan kelas lalu mengikuti ekstrakurikuler atau
disebut dengan students clubs.
Politik pendidikan yaitu Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu:
pusat, perfektual (antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara
Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut
menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis
Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat dengan
alokasi dari apbd negara sebanyak 229 Triliun untuk tahun 2023.

2. Tujuan dan kurikulum Pendidikan Jepang


Adapun tujuan pendidikan di Jepang adalah “Pendidikan harus
bertujuan untuk pengembangan penuh kepribadian dan berusaha untuk
memelihara warga, suara dalam pikiran dan tubuh, yang dijiwai dengan

2
Horikita, Majalah perkembangan pendidikan jepang 2023. h. 1-2
kualitas yang diperlukan bagi mereka yang membentuk negara dan masyarakat
yang damai dan demokratis.”
Tujuan-tujuan yang menjadi target yang ingin dicapai pendidikan
Jepang yaitu :
a. Pencapaian pengetahuan luas dan budaya, budidaya sensibilitas kaya dan
rasa moralitas, dan pengembangan tubuh yang sehat.
b. Pengembangan kemampuan individu, membina semangat otonomi dan
kemandirian, dan menekankan hubungan antara karir dan kehidupan
praktis.
c. Membina sikap menghargai keadilan dan tanggung jawab, saling
menghormati dan kerjasama, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,
dan jiwa sipil.
d. Membina sikap menghormati kehidupan dan alam, dan memberikan
kontribusi terhadap perlindungan lingkungan.
e. Membina sikap menghormati tradisi dan budaya, mencintai negara dan
wilayah yang mengasuh mereka, menghormati negara-negara lain, dan
memberikan kontribusi bagi perdamaian dunia dan perkembangan
masyarakat internasional.3
Adapun kurikulum pendidikan jepang yaitu Kurikulum sekolah
ditentukan oleh Menteri Pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh Dewan
Pendidikan Distrik dan Kota. Pada semua tingkat pendidikan di Jepang harus
menempuh berbagai ujian yang merupakan syarat untuk mendapatkan ijazah.
Bagi siswa yang kehadirannya kurang dari 5% tahun belajar dan hasil belajar
dan ujiannya kurang dari 59% maka diwajibkan untuk mengulang pada level
yang sama. Kurikulum disusun oleh sebuah komite khusus dibawah kontrol
Kisaburō Tokai (Kementrian Pendidikan).
Pembaruan kurikulum di Jepang mengikuti pola 10 tahunan. Tentunya
ada hal baru yang dimasukkan dalam setiap kurikulum, mengikuti perubahan
sosial dan ekonomi masyarakat Jepang di dunia. Sekalipun perubahan sosial
terjadi, para pakar pendidikan Jepang mensinyalir adanya kemunduran dalam

3
Djodjok Soepardo, Kurikulum Pendidikan Negara Matahari Terbit, Anggara Cahaya
Bandung : 2017, h. 15 - 19
dunia pendidikan di Jepang. Kemunduran tersebut diantaranya adalah
menurunnya minat bersekolah anak-anak, dekadensi moral dan kedisiplinan
yang mulai rapuh, juga prestasi belajar yang menurun, sekalipun beberapa pakar
meragukan alat ukur ini sebagai alat yang tepat untuk mengukur kemampuan
akademik siswa.
Hal-hal yang ditegaskan oleh Kementerian Pendidikan Jepang terkait
dengan menyusun kurikulum adalah:
a. standar kurikulum nasional,
b. mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa,
c. menyesuaikan dengan lingkungan sekitar,
d. memperhatikan step perkembangan siswa, dan
e. memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level SMA.
Jenjang pendidikan Jepang pada dasarnya adalah Sekolah Dasar (SD) 6
(enam) tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 (tiga) tahun, Sekolah
Menengah Atas (SMA) 3 (tiga) tahun, Universitas 4 (empat) tahun, dan
Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua) tahun. Wajib belajar adalah dari SD sampai
SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas pada dasarnya harus mengikuti ujian
masuk. Selain sekolah tersebut, ada sekolah kejuruan atau sekolah khusus yang
menampung lulusan SD atau SMP. Sekolah ini mengajarkan keterampilan
khusus. Di samping beberapa jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga
terdapat program pendidikan prasekolah, baik dalam bentuk Taman Kanak-
Kanak (TK) maupun Play Group (PG).
Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah,
Sekolah provinsi adalah sekolah yang dikelola pemerintah daerah, Sekolah
Swasta adalah sekolah yang dikelola badan hukum.4
a. Dalam tujuan umum pendidikan Jepang mengutamakan perkembangan
kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan
menanamkan jiwa yang bebas.

4
S.Sudibyo, Hukum Pendidikan Negara Jepang, Cv Adi Perkasa : 2011, h. 45-51
b. Jepang tidak memasukkan mata pelajaran pendidikan agama di semua
jenjang persekolahan (memisahkan pendidikan agama dengan
persekolahan
c. Dilihat dari kurikulum yang dikembangkan dapat dikemukakan
beberapa hal:
1) Kurikulum TK di Jepang tidak membebani anak, karena anak tidak
dijejali materi-materi pelajaran secara kognitif tetapi lebih pada
pengenalan dan latihan ketrampilan hidup dan sikap afektifnya
yang dibutuhkan anak untuk kehidupan sehari-hari, seperti
bersyukur sebelum makan, membungkuk apabila menyebrang
melewati jalan, izin terlebih dahulu sebelum berbicara kepada
orang tua dan lain sebagainya.
2) Mata pelajaran level pendidikan dasar di Jepang tidak seberagam
yang jumlahnya tidak banyak, sehingga berbagai mata pelajaran
tersebut diberikan pada waktu yang berlainan setiap hari selama
seminggu, maka jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari
yang berbeda.
d. Pendidikan wajib di Jepang gratis bagi semua siswa, bahkan bagi anak
yang kurang mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat
maupun daerah untuk biaya makan siang, sekolah, piknik, kebutuhan
belajar, perawatan kesehatan dan kebutuhan lainnya.
e. Sistem administrasi pendidikan di Jepang sudah lama menerapkan
kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), dan partisipasi masyarakat.
f. Di samping itu juga ada perbedaan kecil dalam hal mulai masuknya
anak pada pendidikan prasekolah, terutama di TK. Kalau di Jepang
dimulai usia 3 tahun.5
Budaya disiplin waktu dan kerja keras negara Jepang yang sejak
dahulu diajarkan dari leluhur-leluhur mereka selalu mereka tanamkan di
dalam kehidupan sehari-hari turut berpengaruh pada kemajuan negara ini.

5
Widisuseno, Metodologi Kependidikan Jepang, PT Dinamika Astrapedia Sejahtera : 2017,
h. 36 – 42.
Kesuksesan dari negara maju inilah yang patut kita contoh bagi negara kita
dimana harus ada kerjasama yang baik antar berbagai sistem yang ada di
negara terutama sistem pendidikan yang kaitannya dengan peningkatan
kualitas manusia.

B. SISTEM PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN


1. Tujuan Pendidikan di Korea Selatan
Pada tahun 1948, di Korea Selatan muncul undang-undang pendidikan
yang merupakan salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea yang
berisi salah satunya tujuan pendidikan Korea Selatan. Tujuan pendidikan Korea
Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional
dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional, menyempurnakan kepribadian
setiap warga negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal,
mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara
yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia, dan menanamkan
sifat patriotisme.6
Dari pemaparan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan nasional
dari pendidikan di negara Korea Selatan yaitu untuk menanamkan jiwa
nasionalis pada diri setiap warga negaranya, serta mengembangkan kemampuan
untuk dapat berkontribusi bagi sesama manusia dan juga negara Korea Selatan
itu sendiri.

2. Jenjang Pendidikan di Korea Selatan


Jenjang pendidikan di Korea Selatan tidak jauh berbeda dengan
Indonesia. Struktur jenjang pendidikan di Korea Selatan sebagai berikut:
a. Taman Kanak-kanak (TK)
Di Korea, sekolah taman kanak-kanak dimulai dari umur tiga tahun.
Sekolah taman kanak-kanak bukan program formal, namun merupakan
lembaga swasta yang mengajarkan para murid bahasa Korea dan bahasa Inggris.
b. Sekolah Dasar (Chodeunghakgyo)

6
Ali Muhtadi, Studi Komparatif Sistem Pendidikan di Jerman dan Korea Selatan, Jurnal
Pendidikan, 2013, Vol.1, No.1, h.8
Pendidikan sekolah dasar selama 6 tahun, dengan grade 1-6 dengan
rentan usia 7-13 tahun. Selama di SD, para murid kelas 1 dan 2 akan belajar
mengenai bahasa Korea, Matematika, Sains, Ilmu Sosial, Seni dan Bahasa
Inggris. Sedangkan untuk kelas 3 hingga 6, ditambahkan PE (Physical
Education), pendidikan moral, seni praktis dan musik.7
c. Sekolah Menengah Pertama (Junghakgyo)
Pendidikan sekolah menengah tingkat pertama ini ditempuh selama 3
tahun, dengan kelas 7-9 dan rentan usia masuk sekitar 12 atau 13, dan lulus
sekitar usia 15 atau 16. Kebanyakan dari siswa SMP di Korea Selatan
mendapatkan 6 mata pelajaran dalam sehari dan biasanya seusai sekolah mereka
melanjutkan dengan les tambahan.
Dalam tahap ini, nilai ujian sekolah menengah menjadi sangat penting
bagi siswa untuk masuk ke tingkat selanjutnya, yaitu sekolah menengah atas
atau kejuruan. Bagi siswa yang nilainya mencukupi mereka dapat melanjutkan
ke sekolah menengah atas, namun bagi siswa yang nilainya kurang, mereka
akan masuk ke sekolah menengah kejuruan.8
d. Sekolah Menengah Atas (Godeunghakyo)
Sekolah menengah atas ini ditempuh selama 3 tahun, dengan grade 10-
12 dengan rentan usia 15 atau 16 saat masuk dan lulus sekitar usia 17-19 tahun.
Di tahap ini ada dua jalur, yaitu khusus sesuai dengan minat dan jalur minat.
Jalur khusus misalkan, khusus sains, bahasa asing atau seni dimana para siswa
dapat mengikuti ujian masuk yang sangat kompetitif.9
Selain itu ada juga sekolah komprehensif yang merupakan gabungan
dari sekolah umum dan kejuruan yang merupakan bekal bagi para siswa untuk
meneruskan ke akademik (junior college) atau universitas (senior college).10
Pada umumnya, siswa kelas 10 akan mengikuti kurikulum umum nasional,
kemudian di kelas 11 dan 12 mereka akan mempelajari pelajaran yang sesuai
dengan jurusan yang mereka ambil.

7
Hendery Jurnawan, 2015, Mari Kita Lebih Mengenal Korea Selatan, Pontianak: PT.
Pantraco Wira Dinamika, h.51
8
Ibid, h.55
9
Ibid, h.56
10
Cepi Riyana, 2014, Kurikulum Cina, Korea dan Jepang, Jakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia, h.83
e. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi di Korea Selatan berada pada kelas 13-16 untuk
tingkatan universitas (S1) atau akademik (junior college) dan kemudian
dilanjutkan dengan program pasca sarjana (S2/S3).11 (Rochmah, A, 2015). Di
Korea Selatan banyak perguruan tinggi swasta maupun negeri, sekitar 330
perguruan tinggi. Adapun beberapa perguruan tinggi yang terkemuka di Korea
Selatan antara lain Universitas Korea (Korea University), Universitas Nasional
Seoul (Seoul National University), Universitas Ewha (Ewha Women's
University), dan Universitas Yonsei (Yonsei University).

3. Manajemen Pendidikan di Korea Selatan


Sistem pendidikan di Korea Selatan merupakan gabungan antara
sentralistik dan desentralisasi. Sifat kesentralistiknya terbatas pada penyusunan
panduan dan pedoman pendidikan, sedangkan secara oprasional secara penuh
diserahkan kepada komite/dewan sekolah secara mandiri untuk mengkaji proses
pendidikan secara keseluruhan.12
Menteri pendidikan Korea Selatan mendapatan kekuasaan dan
kewenangan penuh dalam pendidikan. Dewan pendidikan (board of education)
terdapat di setiap daerah, dan di setiap provini dan dearah khusus (Seoul dan
Busan), dewan pendidikan terdiri dari 7 orang yang dipilih oleh daerah otonom,
lima orang dipilih dan dua orang lainnya merupakan jabatan yang dipegang oleh
walikota daerah khusus atau gubernur provinsi. Dewan pendidikan ini pun juga
diketahui oleh walikota dan gubernur.

4. Kurikulum
Pada tahun 1970-an di Korea Selatan dilakukan reformasi pendidikan
dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan
teknologi. Adapun yang dikerjakan oleh guru di Korea Selatan, meliputi empat
langkah, yaitu :

11
Arif Rochman, 2015, Pendidikan Komparatif: Menuju ke Arah Metode Perbandingan
Pendidikan Antar Negara, Yogyakarta: Laksbang Grafika, h.112
12
Citra Kurniawan, 2021, Wawasan Pendidikan: Studi Komparatif Sistem Pendidikan di
Beberapa Negara Maju, Jurnal Pendidikan Tambusai Vol.5 No.1, h.7
a. Perencanaan pengajaran
b. Diagnosis murid
c. Membimbing siswa belajar dengan berbagai program
d. Tes dan menilai hasil belajar
Di sekolah menengah tidak diadakan saringan masuk sekolah karena
adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur provinsi ke sekolah
menengah di daerahnya. Kurikulum di Korea Selatan dikeluarkan oleh KICE
(Korea Institute of Curriculum and Evaluation) dengan kurikulum standar
meliputi: bahasa Korea, kesenian, kode etik, ilmu pengetahuan sosial,
matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kesehatan dan jasmani, musik,
bahasa asing (Inggris).

5. Sistem Penilaian Pendidikan di Korea Selatan


Korea Selatan semenjak tahun 1969 telah menghapus ujian masuk
sekolah menengah pertama, dengan langkah ini 99,2% siswa lulusan SD dapat
melanjutkan pendidikan mereka ke SMP. Pada tahun 1973, ujian masuk SMA
juga dihapuskan, tetapi ujian masuk universitas tetap dilakukan.13
Di tingkat sekolah menegah pertama, setiap semester akan diadakan 2
kali ujian evaluasi dan hasilnya akan dikirim kerumah masing-masing, dan
ketika menginjak kelas 3, nilai dan kemampuan siswa akan dipertimbangan
untuk melanjutkan ke SMA. Pada tahap ini wali kelas akan memberi saran dan
petunjuk untuk para siswa melanjutkan ke SMA.
Penilaian yang dilakukan oleh Korea Selatan dikenal dengan College
Scholastic Aptitude (CSAT) pada tingkat SMA yang berada di bawah naungan
KICE. Tes yang diberikan meliputi 5 mata pelajaran yaitu bahasa Korea,
matematika, bahasa Inggris, ilmu sosial/alam/kejuruan (sesuai jurusan) dan
siswa dapat memilih salah satu bahasa asing seperti karakter bahasa Cina klasik.
Siswa dinyatakan lulus jika nilai mereka diantata 0-200 dengan 100 sebagai

13
Afifah Rochmah, 2015, March 10, Sistem Pendidikan di Korea Selatan. Diakses pada
tanggal; 16 September 2023, pukul: 16:59, dari Konsep/Kurikulum Pendidikan Korea:
http://pendidikannegarakorea.blogspot.co.id/2015/03/sistem-pendidikan-di-korea-selatan-
add_10.html
nilai minimal mereka, sedangkan untuk mata pelajaran jurusan, mereka harus
mendapatkan nilai minimal 50. Sehingga total nilai yang mereka dapatkan
untuk lulus minimal 250.
Penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian
selama masa SMA digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara
nasional (Su-Neung). Rapor ketika SMA menyumbang 40% dalam penentuan
kelulusan.

III. KESIMPULAN
Pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang
rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional
(menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita
persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup
mandiri dan berbuat untuk negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh
umat manusia) dan menanamkan sifat patriotisme
Sistem pendidikan di Jepang, maupun Korea Selatan hampir sama.
Tetapi yang membedakan adalah karakter yang dimiliki oleh setiap siswa
seperti kejujuran dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Joko. 2001. Evolusi Pendidikan Jepang Pasca Perang Dunia ke – 2.


Jember: Gemilang Ilmu.
Horikita. 2023. Majalah Perkembangan Pendidikan Jepang.
Jurnawan, Hendery. 2015.Mari Kita LebihMengenal Korea Selatan. Pontianak: PT.
Pantraco Wira Dinamika.
Kurniawan, Citra. 2021.Wawasan Pendidikan: Studi KomparatifSistem Pendidikan
di Beberapa Negara Maju, Jurnal Pendidikan Tambusai Vol.5 No.1.
Riyana, Cepi. 2014. Kurikulum Cina, Korea dan Jepang. Jakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Rochman, Arif. 2015.Pendidikan Komparatif: Menujuke Arah Metode
Perbandingan Pendidikan Antar Negara. Yogyakarta: LaksbangGrafika.
Rochmah, A. 2015. Sistem Pendidikan di Korea Selatan. Diakses pada tanggal; 16
September 2023 pukul: 16:59 dariKonsep/Kurikulum Pendidikan Korea:
http://pendidikannegarakorea.blogspot.co.id/2015/03/sistem-pendidikan-
di-korea-selatan-add_10.html
Soepardo, Djodjok. 2017. Kurikulum Pendidikan Negara Matahari Terbit.
Bandung: Anggara Cahaya Bandung.
Sudibyo, S. 2011. Hukum Pendidikan Negara Jepang. Surabaya: Cv. Adi Perkasa.
Widisuseno. 2017. Metodologi Kependidikan Jepang. Malang: PT Dinamika
Astrapedia Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai