Anda di halaman 1dari 18

Makalah Pendidikan Komunitas Asia

Sistem Pendidikan Di Negara-Negara Asia Timur


Dosen Pengampu: Muh. Syarif, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

1. Ulya Ramadhani A 221 22 111


2. Dwi Ninik Sunarti A 221 22 061
3. Khairunnisa Dwi Fahra A 221 22 039
4. Nuraini A 221 22 011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023

1
a. JEPANG

Negara Jepang dijuluki dengan nama


Negara Matahari Terbit yang terletak di benua
Asia bagian timur. Negara Jepang merupakan
Negara kepulauan yang memiliki sekitar 6.852
pulau. Beberapa pulau utama Jepang
diantaranya adalah Pulau Hokkaido, Pulau
Honshu, Pulau Shikoku dan Pulau Kyushu.
Tokyo yang merupakan Ibukota Jepang
terletak di pulau terbesar yaitu pulau Honshu.
Sistem pemerintahaan Jepang berbentuk
Monarki Konstitusional Parlementer yaitu
sistem pemerintahan yang kepala negaranya
adalah seorang Kaisar sedangkan kepala
pemerintahannya adalah seorang Perdana
Menteri yang merupakan pemimpin partai
atau koalisi politik terbesar di Parlemen
dengan masa jabatan Perdana Menteri adalah
4 tahun.
Secara astronomis, negara Jepang terletak pada 30° LU – 47° LU dan 128° BT –
146° BT dan secara geografis, Jepang tidak berbatasan lansung (darat) dengan Negara
lain. Sebelah Barat Kepulauan Jepang adalah Benua Asia (Korea Selatan, Korea Utara,
Tiongkok dan Rusia) sedangkan di sebelah Timurnya adalah Samudra Pasifik. Luas
wilayahnya 377.915 km2 dengan jumlah penduduk 125.507.472 jiwa dengan tingkat
pertumbuhan penduduk -0,27% (data 2020). Negara Jepang secara demografi
termasuk negara yang cukup homogen karena penduduk Jepang mayoritas adalah
suku Jepang sekitar 98,1%, Tionghoa 0,5%, Korea 0,4%, suku bangsa lainnya 1%
(estimasi 2016). Agama mayoritas penduduk Jepang adalah Shinto, sekitar 70,4%,
sisanya agama Buddha, Kristen, dan agama lainnya (estimasi 2015). Bahasa resmi
yang digunakan adalah bahasa Jepang. Ekonomi Jepang menduduki urutan ketiga
setelah Amerika Serikat dan China (Tiongkok). Pendapatan Domestik Bruto atau
PDB Nomimal Jepang adalah US$ 5,443 triliun dengan Pendapatan Per Kapita
sebesar US$42.900,- (Dickson, Profil Negara Jepang (Japan), 2021).

a) Filsafat dan Sejarah Singkat Pendidikan Negara Jepang


Negara Jepang merupakan salah satu negara yang terletak di Asia
timur yang mendapat pengaruh pemikiran konfusianisme seperti China dan
Korea Selatan. Ajaran ini sangat mengagungkan pendidikan dan penanaman
karakter secara kuat, serta teori dan praktek tidak dapat dipisahkan. Selain itu
juga dikatakan bahwa leluhur kaisar membangun kekaisaran dengan basis nilai

2
luhur dan kekal. Falsafah ini yang mempengaruhi falsafat pendidikan Jepang
dari masa ke masa.

Sejarah pendidikan Negara Jepang secara umum dapat dibagi dalam


dua periode yaitu sebelum perang dunia ke dua dan setelah perang dunia
kedua. Sebelum perang dunia ke dua kebijakan pendidikan negara Jepang
dirangkum dalam salinan Naskah Kekaisaran mengenai pendidikan yang
disebut dengan Imperial Rescript on Education. Materi atau pelajaran yang
diajarkan cendrung mengajarkan pada kesetiaan dan kepatuhan dari generasi
kegenerasi dengan tetap memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai estetika
(Arifin, 2003). Pendidikan sangat menekankan perkembangan ilmu, nilai etika
(karakter) dan estetika (seni) yang merupakan hakikat pendidikan, sesuai
dengan pendapat Henderson bahwa pendidikan sebagai proses pertumbuhan
dan perkembangan pengetahuan, nilai, dan keterampilan dan tujuan
pendidikan menurut Hummel adalah menyangkut masalah nilai (Sadullah,
2004).

Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II pada tanggal 3 November 1946,


kebijakan pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak Asasi Manusia,
kebebasan hati nurani, jaminan setiap individu untuk mengembangkan
kebebasan berfikir, kebebasan akademik dimana setiap individu memperoleh
hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuannya (Anggraini,
2014).

b) Sistem dan Kebijakan Penidikan Negara Jepang


Sistem Pendidikan Negara Jepang dibangun atas Dasar prinsip-prinsip sebagai
berikut:

1) Legalisme: Pendidikan di Jepang tetap mengendepankan aturan


hukum dan melegalkan hak setiap individu untuk memperoleh
pendidikan tanpa mendiskriminasikan siapapun, suku, agama, ras, dan
antar golongan berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
2) Administrasi yang Demokratis: Negara memberikan kesempatan
kepada siapa saja untuk memperoleh pendidikan dengan biaya yang
masih terjangkau oleh masyarakatnya. Biaya pendidikan Jepang di
usahakan untuk bisa dijangkau sesuai keuangan masyarakatnya,
memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi ataupun kurang
mampu.
3) Netralitas: Pendidikan Jepang diberikan kepada setiap siswa dengan
tingkat pendidikan masing-masing dengan mengedepankan pandangan
persamaan derajat setiap siswanya tanpa membeda-bedakan latar
belakang materil, asal-usul keluarga, jenis kelamin, status sosial, posisi
ekonomi, suku, agama, ras, dan antar golongan.

3
4) Penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan: Dalam proses
pengajaran memiliki tingkat kesulitan masing-masing yang disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan pendidikan yang ditempuh.
5) Desentralisasi: Penyebaran kebijakan-kebijakan pendidikan dari
pemerintah pusat secara merata kepada seluruh sekolah yang ada
dinegara tersebut sehingga perkembangan dan kemajuan sistem
pendidikan sehingga dapat diikuti dengan baik.

Prinsip-prinsip tersebut diterjemahkan dalam kebijakkan pendidikan Negara Jepang


diantaranya adalah:

 Pendidikan SD hingga SMP merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh
setiap siswa di Jepang dimana pendidikan tersebut menjadi dasar-dasar pembentukan
kepribadian, watak, dan prilaku;
 Pemerintah Jepang membebaskan biaya pendidikan untuk tingkat SD hingga SMP;
 Pendidikan wajib di diikuti oleh siswa yang berusia 6-15 tahun;
 Setiap tanggal 1 April Sekolah Dasar di Jepang mulai membuka tahun ajaran baru dan
membuka pendaftaran bagi para calon-calon siswa tingkat Sekolah Dasar.

c) Tujuan Pendidikan Negara Jepang


Tujuan pendidikan Jepang tercantum dalam undang-undang pokok
pendidikan tahun 1947 ayat 1, menyatakan bahwa, pendidikan Jepang
bertujuan untuk mengembangkan sepenuhnya kepribadian setiap individu baik
fisik, maupun psikis, yang cinta kebenaran dan keadilan, menghormati nilai-
nilai pribadi orang lain, menghargai pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab
dengan semangat kemerdekaan sebagai pendiri Negara dan masyarakat yang
damai.
Filsafat pendidikan Jepang tercermin dalam tujuan pendidikannya yaitu:
 Mengembangkan kepribadian setiap individu secara utuh;
 Berusaha keras mengembangkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas baik pikiran maupun jasmani;
 Mengajarkan kepada setiap siswa agar senantiasa memelihara keadilan
dan kebenaran;
 Setiap siswa di didik untuk selalu menjaga keharmonisan dan
menghargai terhadap lingkungan sosialnya;
 Setiap siswa dituntut untuk disiplin, menghargai waktu, dan memiliki
etos kerja;
 Pengembangan sikap bertanggungjawab terhadap setiap pembebanan
pelajaran dan tugas yang diberikan kepada siswa sesuai dengan tingkat
pendidikannya masing-masing;
 Meningkatkan semangat independen setiap siswa untuk membangun
negara dan menjaga perdamaian dunia.

d) Struktur dan Jenis Pendidikan Negara Jepang

4
Struktur dan Jenis Pendidikan Negara Jepang dibagi atas beberapa
jenjang yaitu:
1) Pendidikan Dasar
Sebelum perang dunia II, system pendidikan Jepang memiliki banyak
jalur (Multi tract), namun setelah tahun 1980-an pemerintah Jepang
melakukan reformasi di bidang pendidikan. Taman kanak-kanak
menerima anak berusia 3-5 tahun. Pendidikan Dasar di Jepang terdiri
dari Sekolah Dasar dan Sekolah menegah pertama. Pendidikan ini
wajib diikuti oleh anak berusia 6-15 tahun. Pada pendidikan wajib
Jepang memiliki prosedur yang sama dengan negara Indonesia dimana
siswa harus melewati jenjang secara bertahap, murid tidak
diperbolehkan mengambil jenjang keatas sebelum tuntas pelajaran,
murid bisa tinggal kelas apabila tidak memenuhi nilai-nilai yang layak
atau dianggap belum mampu menguasai ilmu-ilmu yang diberikan
guru kelas. Pendidikan dasar di Jepang sangat menekankan pendidikan
karakter dan terintegrasi dalam kehidupan sosial mereka. Berikut
uraian pendidikan dasar tersebut:

 Sekolah Dasar (Shōgakkō)


Sistem Sekolah Dasar di Jepang hampir sama dengan Indonesia
yaitu dipimpin oleh seorang guru kelas yang menguasai seluruh
mata pelajaran yang diajarkan kepada para siswanya.
Pendidikan ini Sekolah Dasar meliputi bahasa Jepang,
pengenalan lingkungan hidup, musik, menggambar, olahraga,
kerajinan tangan, pelajaran-pelajaran topik, ilmu-ilmu sains,
aritmatik, homemaking, dan sosial. Pada pelajaran mengenai
ilmu sosial murid-murid Sekolah Dasar diberikan pendidikan
moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan lainnya.
Terlihat bahwa penekanan kurikulum pada pendidikan Sekolah
dasar diarahkan untuk menanam nilai-nilai karakter dan
estetika.

 Sekolah Menengah Pertama (Chūgakkō)


Sistem Sekolah Menengah di Jepang juga hampir sama dengan
sistem pendidikan di Indonesia yaitu setiap mata pelajaran di
kelas dipimpin oleh guru-guru yang berbeda sesuai dengan
mata pelajaran masing-masing. Pendidikan ini wajib diikuti
oleh anak berusia sekitar 12-15 tahun. Kurikulum SMP
meliputi pendidikan bahasa Jepang, bahasa Inggris atau bahasa
asing lainnya, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik,
kesehatan, pendidikan jasmani, seni, industri, kesejahteraan
keluarga, homemaking. Semua pelajaran tersebut diberikan
pada hari-hari berbeda dalam seminggu tanpa ada pengulangan
mata pelajaran yang sama dalam seminggu. Pada pelajaran
5
mengenai ilmu sosial murid-murid SMP juga diberikan
pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan
lainnya.

2) Sekolah Menengah Atas (Koutougakkou)


Sistem Sekolah Menengah Atas (SMA) di Negara Jepang cukup
berbeda dengan sistem di Indonesia. Untuk masuk atau melanjutkan
pendidikan pada tingkat SMA setiap calon siswa harus mengikuti ujian
saringan masuk pada SMA tujuan masing-masing. Ujian tersebut
cukup sulit sehingga setiap calon siswa yang akan mengikuti ujian
saringan masuk disarankan untuk mengikuti bimbingan belajar di
sebuah lembaga khusus seperti di juku atau yobiko untuk
meningkatkan kemampuan dan kesiapan siswa pada tes saringan
masuk menuju jenjang SMA. Jurusan pada SMA di Jepang
dikategorikan kedalam beberapa jenis yaitu jurusan umum (akademis),
pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, ekonomi, dan perawatan.
Semua jurusan tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di
negara tersebut. Pendidikan tingkat ini terbagi atas 3 jenis kelas:
 Full Time: Berlangsung selama 3 tahun penuh, sesuai dengan
Sekolah Menengah Atas pada umumnya dan rata-rata siswa
Jepang memilih pendidikan Full Time seperti ini. Siswa
dituntut harus mengikuti 80 kredit mata pelajaran, siswa kelas
satu harus mengikuti mata pelajaran wajib, sedangkan untuk
siswa kelas dua dan tiga diperbolehkan memilih 4 mata
pelajaran wajib ditambah 14 kredit mata pelajaran sesuai
dengan kebutuhannya pada perencanaan karier masa depannya.
 Part Time: Pendidikan ini diberikan pada waktu malam hari
disesuaikan dengan waktu yang dimiliki mahasiswa yang
mengikuti kerja part time dan dianggap setara dengan Diploma
dan memakan waktu lebih dari 3 tahun. Jenis pendidikan ini
hanya berlaku di universitas pada kelas-kelas karyawan seperti
di Indonesia. Part Time pada pendidikan Jepang terbagi
menjadi dua kelas yaitu:
 Daytime Part Time Course: Siswa dinyatakan lulus
apabila telah mengambil mata pelajaran sebanyak 74
kredit. Dalam menempuh pendidikan tersebut siswa
dapat menghabiskan waktu selama empat hingga 6
tahun dibangku sekolah, mata pelajaran yang
ditawarkan berupa mata pelajaran berupa pilihan
dengan sistem belajar menyerupai pola pembelajaran di
universitas dimana siswa tersebut menentukan sendiri
mata pelajaran yang akan diambil pada setiap

6
semesternya. Sehingga jenis pendidikan ini dapat
dikatakan setara dengan Diploma;
 Evening Part Time Course: Siswa dinyatakan lulus
apabila telah menempuh 74 kredit mata pelajaran sama
seperti pendidikan Daytime Part Time Coursedengan
lama waktu pendidikan sekitar tiga hingga 4 tahun.
Jenis pendidikan ini diperuntukan bagi siswa yang
bekerja pada siang hari sehingga siswa dapat
mengambil kelas pada waktu sore ataupun malam
disesuaikan dengan waktu kerjanya.
 Correspondence: Jenis pendidikan ini merupakan
kombinasi antara Full Time dan Part Time dengan
menawarkan cara pembelajaran yang khas yaitu siswa
tidak perlu setiap hari menghadiri pelajaran dikelas dan
cukup hadir tiga kali dalam satu bulan dengan kredit
yang harus dikumpulkan sebanyak 74 kredit, course ini
juga diperuntukan bagi siswa yang hanya ingin sekedar
belajar dan meningkatkan pengetahuan tanpa berniat
untuk mendapatkan ijazah atau kelulusan. Rata-rata
yang mengambil course ini siswa-siswa yang berusia
sekitar 15-30 tahun. Tugas siswa pada course ini lebih
ditingkatkan pada pembelajaran sendiri dirumah. Siswa
diberikan tugas-tugas yang diselesaikan dirumah
berdasarkan buku panduan, dengan tetap mengikuti
ujian pada tiap-tiap semester. Tugas membuat laporan
menentukan nilai siswa tersebut dan tugas dikirimkan
melalui pos ke sekolah dan guru akan segera menilai
hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa-siswanya.
Setelah pemeriksaan guru akan mengirim balik hasil
tugas tersebut disertai dengan penilaian. Untuk
mendaftar pada jenis pendidikan ini setiap calon siswa
harus mengikuti tes.

Dari uraian di atas terlihat sistem pendidikan SMA di Jepang lebih fleksibel dari segi
waktu dan juga pemilihan mata pelajaran yang disesuaikan dengan karir masa depan peserta
didik begitu juga dengan sistem sks yang dianut menjadikan peserta didik menjadi lebih
bertanggung jawab. Sistem pendidikan agak mirip dengan sistem di pendidikan tinggi.
Berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia yang masih dipaketkan dan waktu
pembelajaran tidak fleksibel dan kurang mengakomodir peserta didik yang bekerja.

3) Pendidikan Tinggi (Daigaku)

7
Sistem pendidikan tinggi Jepang berbeda dengan model
pendidikan tinggi di Indonesia. Terdapat tiga jenis pendidikan pada
Perguruan Tinggi Jepang yaitu:

 Universitas: Pada universitas terdapat pendidikan untuk


menempuh gelar sarjana S1 bergelar Bachelor's Degree yang
ditempuh selama 4 tahun (untuk mahasiswa kedokteran dan
dokter gigi menempuh pendidikan selama 6 tahun) dan
Pascasarjana S2 Master's Degree ditempuh selama 2 tahun dan
S3 Doctor's Degree ditempuh selama 5 tahun.
 Junior College: Membutuhkan waktu sekitar tiga hingga 4
tahun masa pendidikan bagi para lulusan SMA. Junior College
cukup memenuhi setengah dari kredit yang harus ditempuh
Bachelor's Degree.
Calon-calon mahasiswa Universitas dan Junior College dipilih
berdasarkan hasil ujian serta prestasi calon mahasiswa ketika
berada di SMA. Untuk universitas negeri calon mahasiswa
dipilih berdasarkan dua tahap penyeleksian yaitu tes gabungan
kecakapan dan ujian masuk universitas sebagai tahap akhir
penyeleksian.
 Technical College: Dapat diambil bagi calon mahasiswa yang
tamat pendidikan SMP. Technical College menghasilkan
lulusan-lulusan tenaga teknisi. Jenis pendidikan tinggi ini mirip
dengan sekolah SMK di Indonesia.

Dari uraian tentang jenis dan jenjang pendidikan Jepang, untuk pendidikan dasar agak
mirip dengan pendidikan dasar yang diterapkan di Indonesia termasuk wajib belajarnya.
Pendidikan karakter di Jepang betul-betul ditekankan dan diintegrasikan dengan kehidupan
peserta didik serta didukung oleh orang tua dan juga masyarakat. Untuk pendidikan
menengah dan tinggi di Jepang agak mirip dan pemisahannya tidak setegas pada pendidikan
SMA dan pendidikan tinggi di Indonesia.

e) Management Pendidikan Negara Jepang


 Otoritas
Otoritas Pendidikan negara Jepang dipegang oleh tiga lembaga
pengelolaan yaitu: Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
Swasta.Dengan sistem admistrasi pendidikan dibangun atas empat
tingkatan yaitu:
 Sistem administrasi pusat;
 Sistem administrasi prefectural (Provinsi dan Kabupaten);
 Sistem administrasi municipal (Kabupaten dan Kecamatan);
 Sistem administrasi sekolah.

8
Masing-masing sistem administrasi memiliki tingkatan,
peranan dan kewenangannya masing-masing untuk saling mengisi dan
berkerjasama dalam mengatur setiap sistem administrasi pada
pendidikan Jepang. Kohesi atau kerjasama yang baik antara pemerintah,
kepala sekolah, guru, murid dan orang tua sehingga dukungan terhadap
perkembangan dan kemajuan pendidikan berlangsung dengan baik.

 Pendanaan
Pendidikan wajib (7-15 tahun) diberikan secara gratis di negara
Jepang dan ditanggung oleh pemerintah. Negara bertanggungjawab
terhadap pemenuhan kebutuhan negaranya termasuk memfasilitasi
sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses belajar mengajar.

 Personalia
Guru dan dosen adalah orang yang professional di bidangnya.
Profesi guru merupakan profesi yang sangat dihormati dan dihargai di
Negara Jepang. Penghargaan tersebut juga terlihat dari peringkat gaji
guru seperti yang dirilis Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD) menempatkan Jepang sebagai salah satu dari 10
negara dengan gaji tertinggi di dunia yaitu sebesar USD 64.000.
Menurut Ferguson dalam Ali Muhtadi (2008), semakin tinggi gaji guru
maka semakin berkualitas hasil pendidikan.

 Kurikulum
Kurikulum sekolah ditentukan oleh menteri pendidikan yang
kemudian dikembangkan oleh dewan pendidikan distrik dan kota praja.
Kurikulum awal athun 980 memuat mata pelajaran untuk SD terdiri
dari, bahasa Jepang sebagai pengantar, ilmu social, berhitung, ilmu
pengetahuan umu, musik/seni dan kerajinan, pendidikan jasmani dan
kerumah tanggaan (grade 4 dan 6), disamping itu pendidikan moral
wajib belajar 9 tahun, khusus perbaikan kurikulum dilakukan setiap 10
tahun sekali.

 Evaluasi
Pada semua tingkat system pendidikan di Jepang harus
menempuh berbagai ujian, yang merupakan syarat untuk naik kelas
atau untuk mendapatkan ijazah/sertifikat. Bagi siswa yang
kehadirannya kurang dari 5% tahun belajar, dan hasil ujian jelek, maka
diwajibkan untuk mengulang pada level yang sama.

 Isu-Isu Pendidikan di Jepang


Kekurangan tenaga kerja yang terampil merupakan isu utama,
untuk itu pendidikan Jepang memerlukan guru guna pembelajaran
kreatifitas dan pengembangan karakter setiap anak.

9
Pendidikan Jepang saat ini mengalami kelemahan dalam hal
ilmu dan keterampilan serta tidak punya sikap hidup yang baik, dengan
indicator-indikator lain seperti: kurang respek terhadap orang tua,
meningkatnya individualisme, dank eras kepala.

f) Perbandingan Sistem Pendidikan Jepang dan Indonesia


Perbandingan sistem pendidikan Jepang dan Indonesia secara umum
disajikan dalam tabel berikut ini:

Analisis Jepang Indonesia

Filosofi Filsafat Pendidikan Jepang Filsafat pendidikan


dipengaruhi ajaran konfusianisme dan Indonesia berlandaskan
berbasis pada nilai-nilai yang luas dan pada pancasila sebagai
kekal dan menanamkanya secara nilai-nilai luhur yang
dalam dan kokoh yang dilestarikan digali dari bangsa
dalam pendidikan. Pendidikan Indonesia yaitu:
mengafiliasi seseorang ketuhanan yang maha
kepada orang tuanya, suami isteri esa, kemanusian yang
secara harmoni, sebagai sahabat, adil
sederhana dan moderat, dan beradap, persatuan
mencurahkan kasih sayang, serta Indonesia, kerakyatan
menuntut ilmu dan memupuk seni. yang dipimpin oleh
Daya intelektual dan kekuatan moral hikmah kebijaksanaan
yang sempurna, selalu menghormati dalam permusyawaratan
konstitusi, dan menjalankan hukum, perwakilan dan keadilan
dalam kondisi darurat sekalipun. sosial bagi seluruh
Setelah perang dunia kedua rakyat
pendidikan tetap menekankan pada Indonesia.
karakter tetapi lebih mengusung
persamaan atau demokrasi untuk
kemajuan negara.
Tujuan Tujuan pendidikan Jepang yaitu: Tujuan pendidikan
a. Mengembangkan kepribadian bangsa Indonesia sesuai
setiap individu secara utuh. dengan UU sisdiknas
b. Berusaha keras 2003 yaitu:
mengembangkan SDM yang
berkualitas baik pikiran maupun Untuk mengembangkan
jasmani. manusia Indonesia dan
c. Mengajarkan kepada siswa agar mencerdaskan
senantiasa memelihara keadilan kehidupan bangsa.
dan kebenaran. Manusia yang
d. Siswa dididik selalu menjaga mempunyai takwa dan
keharmonisan dan menghargai iman kepada Tuhan
lingkungan sosial. Yang Maha Esa dan
e. Setiap siswa dituntut untuk mempunyai budi pekerti
disiplin, menghargai waktu, dan yang luhur, mandiri,
memiliki etos kerja. kepribadian yang
f. Pengembangan sikap tanggung mantap, kesehatan
jawab terhadap beban pelajaran rohani, dan jasmani,
dan tugas yang diberikan kepada keterampilan dan

10
siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan, dan
pendidikannya masing-masing terakhir mempunyai
g. Meningkatkan semangat rasa tanggung jawab
independent setiap siswa untuk untuk berbangsa dan
membangun negara dan bermasyarakat.
menjaga perdamaian dunia
Manajemen dan Desentralisasi dengan beberapa point Desentralisasi tapi
Otoritas masih sentralisasi sebagian besar masih
sentralisasi
Kurikulum Kurikulum pendidikan diawasi oleh Kurikulum nasional
The Board of Education yang terdapat ditetapkan pemerintah
pada tingkat perfectur dan pusat terakhir Indonesia
munipal, pengembangan kurikulum menggunakan
masih sentralistiknya. Central Council kurikulum 2013 dan ada
for Education (chuuou shingi kyouiku wacana kurikulum
kai) dan sekolah berperan lebih merdeka belajar
banyak dalam pengembangan
kurikulum di masa mendatang.
Penjenjangan Jenjang pendidikan secara garis besar Jenjang pendidikan
dan jalur di Jepang dibagi atas beberapa jenjang secara garis besar di
yaitu: Sekolah Dasar (Shōgakkō) dan Indonesia dibagi
Sekolah Menengah Pertama beberapa jenjang
(Chūgakkō) merupakan pendidikan yaitu: Taman Kanak
dasar yang ditempuh anak usia 6-15 (TK) anak usia 4-6
tahun dan merupakan wajib belajar di tahun;
Negara Jepang. Lebih banyak Sekolah Dasar (SD)
penekanan pada pendidikan karakter. anak usia 7-12 tahun.
Sekolah Menengah Pertama Sekolah
(Chūgakkō) setingkat SMA terdiri dari Menengah Pertama
Full Time (3 tahun penuh), Part Time (SMP), Tsanawiyah
(malam hari disesuaikan dengan (MTs) untuk anak usia
waktu yang dimiliki mahasiswa, setara 13-15 tahun; Sekolah
dengan Diploma dan memakan waktu Menengah Atas (SMA),
lebih dari 3 tahun). Correspondence Aliyah (MAN), Sekolah
(kombinasi antara Full Time dan Part Menengah Kejuruan
Time). Pendidikan Tinggi (Daigaku) (SMK) untuk anak usia
terdiri dari: Universitas (Bachelor's 16-18 tahun;
Degree selama 4 tahun, kedokteran Pendidikan Tinggi,
dan dokter gigi ditempuh selama 6 dibagi dua yaitu:
tahun) dan Pascasarjana S2 Master's Akademi/ Politeknik
Degree ditempuh selama 2 tahun dan
S3 Doctor's Degree ditempuh selama
5 tahun). Junior College (3- 4
tahun bagi para lulusan SMA).
Technical College: Dapat diambil bagi
calon mahasiswa yang tamat
pendidikan SMP. Technical College
menghasilkan lulusan tenaga teknisi
Pendidikan Terdapat pendidikan tinggi yang Terdapat Fakultas
guru mempersiapkan guru dan untuk pendidikan yang
meningkatkan profesionalitas guru mempersiapkan guru
diadakan pelatihan atau training-
training seperti pembuatan RPP dan
juga model belajar secara berkala.

11
Gaji Guru Gaji guru di Jepang sangat tinggi Gaji guru di Indonesia
sehingga dikatakan guru tidak perlu standar
kerja sambilan. Gaji guru 20-30 jt
per bulan belum termasuk extra salary
dan bonus. Versi lain mengatakan
bahwa gaji guru Jepang USD 64.000
dan termasuk 10 tertinggi di dunia.
Pembiayaan Biaya pendidikan berasal dari Negara Pendidikan negeri
atau pemerintah, karena Negara sebagian besar di biayai
bertanggungjawab terhadap pemerintah tapi sekolah
pemenuhan kebutuhan warganya masih memungut biaya.
termasuk memfasilitasi sarana dan Pendidikan tinggi
prasarana yang bermutu dalam proses sebagian besar dari
belajar mengajar mahasiswa
Akreditasi Terdapat tiga (per 2016) organisasi Terdapat Lembaga
yang disertifikasi oleh pemerintah akreditasi nasional
untuk mengakreditasi perguruan tinggi untuk sekolah dan
diantaranya JUAA, NIADQE, dan perguruan tinggi
JIHEE.
Ujian kenaikan Di Jepang tidak ada ujian naik kelas, Penilaian di sekolah
kelas semua anak naik kelas dan diakhir SD meliputi ulangan harian,
dan SLTP pun tidak ada ujian ujian mid semester dan
kelulusan, siswa bebas masuk SLTP semester.
dan untuk masuk SLTA baru ada ujian
yang sangat sulit.
Ujian Nasional Ujian nasional adalah ujian ketika Ujian nasional tiap
masuk SLTA jenjang pendidikan
Guru Guru Jepang sangat loyal dan Profesi guru belum
profesional serta negara dan merupakan profesi yang
masyarakat sangat menghargai profesi terlalu dihargai oleh
guru masyarakat.

12
b. Korea
a. Korea Utara
Korea Utara,
secara resmi dikenal
sebagai Republik
Rakyat Demokratik
Korea, adalah sebuah
negara yang terletak di
Semenanjung Korea.
Korea Utara didirikan
pada tahun 1948 setelah
pemisahan dari Korea

Negara ini memiliki sejarah yang kompleks, termasuk Perang Korea yang
terjadi antara tahun 1950-1953 antara Korea Utara yang didukung oleh Tiongkok dan
Uni Soviet, dan Korea Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat. Perang ini
berakhir dengan gencatan senjata yang hampir memulihkan perbatasan awal antara
kedua negara. Korea Utara berbagi Bahasa Korea dengan Korea Selatan. Terdapat
perbedaan dialek di kedua negara, tetapi perbatasan Utara dan Selatan tidaklah
mewakili perbatasan bahasa secara jelas. Hanja (Hanzi) tidak lagi dipakai di Korea
Utara, dan adopsi istilah-istilah modern dari bahasa asing lebih dibatasi dibandingkan
di Korea Selatan. Korea Utara dikenal sebagai negara yang tertutup dan otoriter.
Pemerintahannya telah dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia dan pembatasan
kebebasan berpikir dan berekspresi. Selain itu, negara ini juga memiliki program
senjata nuklir yang telah menimbulkan ketegangan dengan komunitas internasional.

a) Sistem Pendidikan di Korea Utara


Sistem pendidikan di Korea Utara menganut prinsip "doktrin Juche",
yang merupakan gagasan dari Presiden Korea Utara Kim Il-sung. Prinsip ini
percaya bahwa seluruh lapisan masyarakat dan negara tidak dapat merdeka
apabila tidak ada hubungan yang adil dan memihak. Sitem ini mengajarkan
bahwa setiap individu harus menjadi mandiri dan mengandalkan dirinya
sendiri dalam mencapai tujuan hidupnya. Seluruh kegiatan akademik di Korea
Utara dikendalikan oleh pemerintah, sifatnya wajib belajar selama 11 tahun
dan berkiblat pada cita-cita sosialistik.

Sistem pendidikan di Korea Utara didasarkan pada cita-cita sosialistik.


Negara ini memiliki wajib belajar sebelas tahun yang terdiri dari satu tahun
taman kanak-kanak, empat tahun sekolah dasar (6-9th) di Sekolah Rakyat, dan

13
enam tahun sekolah menengah (10-16th). Pada tahun 2012, pendidikan wajib
diperluas menjadi dua belas tahun, menyerupai sistem pendidikan di Korea
Selatan. Universitas Kim Il Sung, yang ditubuhkan pada Oktober 1946, ialah
satu-satunya institusi pendidikan tinggi yang komprehensif di negara ini yang
menawarkan ijazah sarjana muda, sarjana, dan kedoktoran. Pendaftaran 16,000
orang pelajar sepenuh dan separuh masa pada awal tahun 1990-an, menurut
kata-kata seorang pemerhati, merupakan "puncak sistem pendidikan dan sosial
Korea Utara". Korea Utara juga merupakan salah satu negara paling melek
huruf di dunia dengan tingkat melek huruf yang dilaporkan sebesar 98-100
persen. Dalam sistem pendidikan di Korea Utara, usia termuda yang
memperoleh gelar sarjana diprediksi sekitar 21-22 tahun.

Sistem pendidikan di Korea Utara terdiri dari tiga jenis sekolah, yaitu
sekolah umum, sekolah untuk melanjutkan pendidikan, dan sekolah untuk
tujuan khusus:
 Sekolah umum menawarkan siswa total enam tahun belajar
dan memiliki dua tingkat utama: sekolah menengah tingkat
rendah yang dihadiri oleh siswa berusia antara 10-13 tahun dan
ini berlaku untuk empat tahun; dan sekolah tinggi tingkat yang
lebih tinggi yang selesai dalam dua tahun
 Sekolah untuk melanjutkan pendidikan adalah sekolah
menengah atas yang menawarkan program pendidikan lanjutan
untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan mereka.
 Sekolah untuk tujuan khusus adalah sekolah yang
menawarkan program pendidikan khusus untuk siswa yang
ingin belajar keterampilan tertentu, seperti seni atau olahraga.

b) Kurikulum Pendidikan Korea Utara


Sistem pendidikan di Korea Utara didasarkan pada doktrin Juche, yang
merupakan gagasan dari Presiden Korea Utara Kim Il-sung. Seluruh kegiatan
akademik di Korea Utara dikendalikan oleh pemerintah. Hal ini termasuk
dalam pengaturan kurikulum dan pengawasan terhadap pengajaran di kelas.
Kurikulum di Korea Utara mencakup pelajaran politik yang menjadi
kurikulum wajib. Selain itu, siswa juga diajarkan ideologi Komunis dan
kebesaran pemimpin seperti Kim Jong II dan II Kim Sung melalui pendidikan.

Studi dari Institut Evaluasi Kurikulum Korea mengungkapkan bahwa


siswa Korea Utara menghabiskan waktu 684 jam belajar mengenai
kepemimpinan Keluarga Kim termasuk Kim Jong-un, Kim Jong-il, Kim Il-
sung, dan Kim Jong-suk. Sejarah kehidupan para pemimpin negara ini
merupakan mata pelajaran wajib bahkan sejak sekolah dasar. Program
pendidikan di Korea Utara memiliki tujuan untuk menanamkan permusuhan
dan kebencian yang mendalam terhadap Amerika Serikat, Jepang, dan Korea

14
Selatan. Di bawah rezim Kim Jong-un, Korea Utara telah memperluas
pembelajaran jarak jauh untuk pendidikan tinggi berbasis komputer dan
pembelajaran.

c) Perbandingan Sistem Korea Utara dan Indonesia


 Sistem pendidikan di Korea Utara lebih terpusat dan didasarkan pada
"doktrin Juche", sementara sistem pendidikan di Indonesia lebih
terbuka dan didasarkan pada UU Sisdiknas
 Pendidikan di Korea Utara bebas biaya, sementara di Indonesia
terdapat biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh peserta didik
 Durasi wajib belajar di Korea Utara adalah 11 tahun, sedangkan di
Indonesia adalah 9 tahun
 Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa di Korea Utara
wajib mengikuti program militer, sedangkan di Indonesia tidak ada
kewajiban tersebut
 Literatur bacaan mahasiswa di Korea Utara mengalami penyensoran,
sedangkan di Indonesia tidak ada penyensoran dalam literatur bacaan
mahasiswa

b. Korea Selatan

Republik Korea Selatan yang


didirikan pada tahun 1948 terletak di
semenanjung daratan Asia Timur,
dengan batas-batas wilayah sebelah
timur berbatasan dengan lautan
pasifik, sebelah selatan berbatasan
dengan selat Jepang, disebelah barat
berbatasan dengan demarkasi militer
(garis lintang 38°) yang memisahkan
Korea Selatan dan Korea Utara.

Penduduk Korea Selatan kurang lebih 47 juta jiwa dengan angka


pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% per tahun dengan kondisi penduduk
yang homogen (etnik Korea), dengan angka literasi 98% (World Almanac
2000).
Adapun sistem pemerintahan Korea Selatan bersifat sentralistik.
Dengan sistem sentralistik ini, maka kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk
di bidang pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan
badan legislatif daerah, seperti yang terdapat pada pemerintahan sistem
desentralisasi.

a) Tujuan Pendidikan Korea Selatan

15
Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948
adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini,
maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap
orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional;
(menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita
persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup
mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh
umat manusia; dan menanamkan sifat patriotisme.

b) Struktur dan Jenis Pendidikan


Secara umum sistem pendidikan di Korea Selatan terdiri dari empat
jenjang yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan
pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini sejalan dengan “grade” 1 -
6 (SD), grade 7 - 9 (SLTP), 10 -12 (SLTA), dan grade 13 - 16 (pendidikan
tinggi/program S1) serta program pasca sarjana (S2/S3).

Berikut visualisasi grade pendidikan yang dimaksud:


Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak
usia 6 sampai 12 tahun, dengan jumlah Angka Partisipasi Murni (APM) SD
mencapai 99,8%, putus sekolah SD 0%.
SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-15 tahun, selama 3
tahun pendidikan, yang kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 15-18,
dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan
meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah
komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah
kejuruan yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (yunior
college) atau universitas (senior college) yang kemudian dapat melanjutkan ke
program pasca sarjana (graduate school) gelar master/dokter.

c) Manajemen Pendidikan Korea Selatan


Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan.
Di daerah terdapat dewan pendidikan (board of education). Pada setiap
propinsi dan daerah khusus (Seoul dn Busam), masing-masing dewan
pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota, yang mana lima orang dipilih oleh
daerah otonom dan dua orang lainnya merupakan jabatan “ex officio” yang
dipegang oleh walikota daerah khusus atau gubernur propinsi dan super
intendent, Dewan pendidikan diketuai oleh walikota atau gubernur.
 Anggaran pendidikan.
Anggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari
anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dari Anggaran Negara.
Pada tahun 1995 ada kebijakan wajib belajar 9 tahun, sehingga porsi
anggaran terbesar diperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya
pendidikan, bersumber dari GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan,

16
keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan
kejuruan.
 Guru/Personalia
Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat academic (grade 13-
14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru
sekolah menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk
pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu:
sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah,
sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru
magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan on-job training) dan
lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus
ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang
engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan untuk
menjadi dosen yunior college (D2), harus berkualifikasi master (S2)
dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di senior
college harus berkualifikasi doktor (S3).
 Kurikulum
Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun
1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas
dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru,
meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis
murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test
dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan
saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan “equal
accessibility” ke sekolah menengah di daerahnya.

d) Isu-isu Pendidikan di Korea Selatan


Diantaranya adalah:
 Meningkatkan investasi pendidikan,
 Memperkecil jurang pemisah antara penduduk kota dan desa,
 Memberikan perhatian besar terhadap pendidikan sosial dan moral.

e) Perbandingan Sistem Pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia


Korea Selatan:
 Sistem pendidikan di Korea Selatan merupakan salah satu sistem
pendidikan terbaik di dunia
 Pendidikan di Korea Selatan dimulai dari sekolah dasar selama 6 tahun,
kemudian dilanjutkan ke sekolah menengah selama 3 tahun, dan
terakhir ke perguruan tinggi
 Sekolah dasar dan menengah di Korea Selatan gratis dan wajib
 Kurikulum pendidikan di Korea Selatan dikembangkan dan dipantau
oleh Kementerian Pendidikan

17
 Fasilitas pendidikan dan jaringan internet di Korea Selatan memadai
 Siswa di Korea Selatan fokus pada mata pelajaran STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics)
 Tekanan pendidikan yang diperoleh pelajar di Korea Selatan
menjadikan mereka sebagai pelajar paling tidak bahagia di antara
negara-negara maju lainnya

Indonesia:

 Sistem pendidikan di Indonesia masih perlu diperbaiki dan berada pada


urutan ke-64 pendidikan di dunia.
 Pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar selama 6 tahun
dan pendidikan menengah selama 6 tahun
 Sekolah dasar dan menengah di Indonesia tidak sepenuhnya gratis dan
tidak wajib
 Kurikulum pendidikan di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003
 Fasilitas pendidikan dan jaringan internet di Indonesia masih perlu
diperbaiki
 Siswa di Indonesia fokus pada mata pelajaran yang lebih umum seperti
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris
 Tekanan pendidikan di Indonesia tidak seberat di Korea Selatan.

Perbedaan sistem pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti:

 Perbedaan dalam pengembangan kurikulum pendidikan dan pengawasan oleh


pemerintah
 Perbedaan dalam pembiayaan pendidikan dan fasilitas pendidikan
 Perbedaan dalam fokus mata pelajaran dan tekanan pendidikan yang diberikan kepada
siswa

Dalam hal ini, Korea Selatan memiliki sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih
maju dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peringkat Korea Selatan yang
berada di urutan 10 negara dengan pendidikan terbaik di dunia, sedangkan Indonesia masih
berada pada urutan ke-64. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan perbaikan dalam
sistem pendidikan dan fasilitas pendidikan agar dapat mengejar ketertinggalannya dengan
negara-negara maju lainnya.

18

Anda mungkin juga menyukai