Anda di halaman 1dari 3

A.

Masa Kemerdekaan
Pada zaman kemerdekaan kondisi sosial politik sangatlah tidak stabil, hal tersebut mengakibatkan
pula terjadinya dinamika di bidang pendidikan, namun dimasa tersebut pemerintah dapat
menghasilkan produk hukum tentang pendidikan, yaitu Undang- undang pendidikan Nomor 4 tahun
1950. Undang- undang pendidikan Nomor 4 tahun 1950 yang menjadi dasar Pendidikan dan
pengajaran pertama.1 Adapun susunan persekolahan dan kurikulum yang berlaku sejak tahun 1945-
1950 adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Rendah adalah Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan
yang disebut dengan Sekolah Rakyat (SR). Berbeda dengan Sekolah Rakyat zaman Jepang
SR awal kemerdekaan lama pendidikannya adalah 6 tahun dimana penekanna pembelajaran
berada di bidang bahasa dan berhitung.2
2. Pendidikan guru periode antara tahun 1945- 1950 adalah
a. Sekolah Guru B: Lama pendidikan 4 tahun dan tujuan pendidikan guru untuk sekolah
rakyat
b. Sekolah Guru C: karena permintaan guru di SR sangat meningkat maka dibangun sebuah
sekolah guru dua tahun setelah SR namun sekolah ini dirasakan kurang bermanfaat
maka SGC di hapus.
c. Sekolah Guru A: sekolah yang di oleh pemerintah gunamengatasi kurangnya guru yang
berada di sekolah SR dan SMP3
3. Pendidikan Umum: Terdapat dua jenis pendidikan umum yang ada di pada awal kemerdekaan
sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah Tinggi (SMT). Dimana SMP sama
halnya dengan Jepang dilaksanakan selama 3 tahun dan di tempati oleh lulusan SR, dan untuk
Sekolah Mennegah tinggi adalah sekolah yang di peruntukan oleh lulusan lulusan SMP.
4. Pendidikan kejuruan: fokus pada pendidikan ekonomi dan pendidikan kewanitaan, untuk
Pendidikan ekonomi sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi atau
pembukuan serta untuk Pendidikan kewanitaan yaitu Sekolah kepandean Putri.
5. Pendidikan Teknik: Untuk Pendidikan Teknik sendiri di buka 5 jurusan yaitu Kursus
Kerajinan Negeri (SKN), Sekolah Teknik Pertama (STP), Sekolah Teknik (ST), Sekolah
Teknik menengah (STM) dan Pendidikan guru untuk sekolah teknik.
6. Pendidikan tinggi: dalam priode 1945-1950 Lembaga pendidikan yang ada adalah Universitas
Gajah Mada, beberapa sekolah tinggi dan akademi di Jakarta (daerah kependudukan) Klaten,
Solo dan Yogyakarta. Sistem persekolahan serta tujuan dari masingmasing tingkat pendidikan
di atas diatur dalam UU No 4 Th 1950.
Pada masa Orde lama perkmebangan politik mempengaruhi kebijakan Pendidikan di Inonesia,
Pendidikan berada di bawah gelora Manipol (Manifestasi Politik)-USDEK (UUD 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia). 4 Keputusan Presiden Nomor 145 tahun
1965 merumuskan tujuan pendidikan nasional pendidikan Indonesia sesuai dengan Manipol-Usdek
yaitu ”Tujuan pendidikan nasional, baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun
pihak swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi supaya melahirkan warga
negara sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat
sosialis Indonesia, adil dan makmur spiritual maupun material dan berjiwa Pancasila.” Manusia
sosialis Indonesia adalah cita-cita utama setiap usaha pendidikan di Indonesia. 5
Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 3 kurikulum yaitu
1. Rentang Tahun 1945-1968 Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai
istilah dalam bahasa Belanda “leer plan” artinya rencana pelajaran. Sedangkan, asas
pendidikan ditetapkan Pancasila. Proses pendidikan sangat kental dengan kehidupan sehari-

1
Muhammad Rifa’i. Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik hingga Modern (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2011) hal : 148
2
Sjamsudin, Helius, dkk. (1993). Sejarah pendidikan di Indonesia: Zaman Kemerdekaan, 1945-1966. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
3
ibid
4
Rifa’i, loc.cit : 176.
5
ibid
hari. Aspek afektif dan psikomotorik lebih ditekankan dengan pengadaan pelajaran kesenian
dan pendidikan jasmani.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang
disebut “Rencana Pelajaran Terurai 1952”, Pada masa ini kebutuhan peserta didik akan ilmu
pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran lebih dirincikan.
3. Kurikulum 1964
Rentjana Pendidikan 1964, Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana.6

B. Masa Orde Baru


Tujuan pendidikan sudah ditanyakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII pasal 31
yaitu Masing- masing penduduk negeri berhak mendapat pengajaran dan Pemerintah
mengusahakan serta menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan
undang-undang.Perihal tersebut kemudian dikuatkan dalam pasal 4 ketetapan MPRS Nomor
XXII/MPRS/1966 tersebut, berikutnya disebutkan tentang isi pendidikan wajib memuat:
1. Mempertinggi mental, moral, budi pekerti, serta menguatkan kepercayaan beragama
2. Mempertinggi kecerdasan serta keahlian
3. Membina/mengebankan fisik yang kuat serta sehat.
Perkembangan Kurikulum pada masa orde baru
1. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan tonggak awal pendidikan pada masa orde baru.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dimana kurikulum ini lebih menekankan untuk
Sekolah Dasar. Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang pasif, dengan hanya
menghapal teori-teori yang ada tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut. Aspek afektif dan
psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Maka secara praktis, kurikulum ini
menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi intelektualnya saja. 7
2. Kurikulum 1975
Sejak diberlakukannya kurikulum 1968 terjadi perubahan-perubahan dalam
kebijaksanaan, Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan
istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci menjadi tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi
3. Kurikulum 1984 8
Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”, dalam kurikulum ini siswa
dijakian subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga diperankan dalam pembentukkan
suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan
mendiskusikan sesuatu. Sementara dasar dan tujuan pendidikan sama dengan kurikulum 1975
4. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulumkurikulum
sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Pada kurikulum ini bentuk opresi kepada
siswa mulai terjadi dengan beratnya beban belajar siswa, dari muatan nasional sampai muatan

6
Syahruddin dan Heri Susanto, Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme Nusantara sampai
Reformasi (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat.2019) hal 75
7
Ibid hal 94
8
Ibid hlm 96
lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya
bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain 9

Daftar Pustaka
Syahruddin dan Heri Susanto. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonialisme Nusantara
sampai Reformasi. Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Rifa’i, Muhammad. (2016). Sejarah Pendidikan Nasional: Dari Masa Klasik Hingga Modern.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sjamsudin, Helius, dkk. (1993). Sejarah pendidikan di Indonesia: Zaman Kemerdekaan, 1945-1966.
Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan.

9
Ibid hlm98

Anda mungkin juga menyukai