Anda di halaman 1dari 13

1.

Emelia Asriani Hidayah


2. Jatu Slavia Krisnawati
3. Zadan Akmal Fata
4. Hasna Nusaibah Nur Salim
1. Perkembangan Kognitif (Piaget)
Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang
hidup manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan
mengetahui sesuatu (Marinda, 2020: 116). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget ini
menunjukkan bahwa kecerdasan akan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Oleh
karena itu, teori Piaget berfokus pada anak-anak, mulai dari lahir hingga remaja. Selain itu,
teori ini juga menjelaskan berbagai tahap perkembangan, termasuk ada bahasa, moral,
memori, dan pemikiran. Terdapat 4 tahapan perkembangan anak menurut Piaget:
a. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun)
1. Tahap Sensorimotor
Tahap sensori motor dimulai sejak lahir dengan adanya refleks-reflesk sederhana
pada bayi yang baru lahir dan berakhir sekitar usia 2 tahun dengan dimulainya pikiran
simbolis pada bayi, yang menggambarkan bahasa anak usia dini. Dalam tahapan
perkembangan ini, kita dapat melihat bagaimana anak berkembang dari suatu organisme
yang relatif pasif dan bertindak tanpa tujuan sistematis menjadi makhluk berpikir berpikir
yang menunjukan unsur-unsur intelegensi awal.
Selama fase awal tahap perkembangan ini, anak-anak akan memanfaatkan
keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki sejak lahir (seperti melihat,
menghisap, menggenggam, dan mendengarkan) untuk belajar lebih banyak tentang
lingkungan. Dengan kata lain, mereka belajar tentang dunia dan memperoleh
pengetahuan melalui indera dan gerakan motorik mereka. Melalui trial and error (coba-
coba), anak-anak menemukan lebih banyak pengetahuan tentang dunia di sekitar mereka.
Jean Piaget memilih untuk menyebut tahap ini sebagai tahap 'sensorimotor' karena
anak yang masih bayi dalam tahap ini belajar melalui indera dan kemampuan motorik,
dengan begitu bayi akan memperoleh pemahaman dasar tentang dunia di sekitar mereka.
Kemampuan yang dimiliki bayi sejak lahir antara lain adalah penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecapan, dan sentuhan yang dikombinasikan dengan kemampuan fisik
yang terus berkembang termasuk sentuhan, genggaman, dan pengecapan yang
memungkinkan bayi berinteraksi dan membangun kesadaran akan diri mereka sendiri dan
apa yang ada di sekitarnya.
Saat anak-anak berinteraksi dengan lingkungan mereka, mereka mengalami
pertumbuhan kognitif yang menakjubkan dalam waktu yang relatif singkat pada tahap
sensorimotor yang berlangsung sejak lahir hingga kira-kira berusia 2 tahun.
Seperti yang bisa dibuktikan oleh orang tua atau pengasuh mana pun, bahwa
banyak pembelajaran dan perkembangan yang terjadi selama dua tahun pertama
kehidupan seorang anak. Dalam tahap perkembangan sensorimotor dapat dibagi menjadi
enam sub-tahapan terpisah yang ditandai dengan perkembangan keterampilan baru
sebagai berikut ini:
Tabel Tahapan-tahapan Perkembangan Intelektual Piaget

Tahapan Perkiraan usia Karakteristik


Sensorimotor 0-2 tahun Intelegensi yang didasarkan
pada pengalaman perseptual
1. Refleksif 0-1 bulan Meningkatkan efesiensi
refleks, tidak adanya
diferensiasi.
2. Reaksi-reaksi 1-4 bulan Perulangan perilaku tertentu
Siklus Primer yang dirasa menyenangkan
dan pembentukan kebiasaan.
3. Reaksi-reaksi 4-8 bulan
Perulangan kejadian dengan
siklus sekunder tujuan yang didapat melalui
kesempatan; gagasan
8-12 bulan mengenai sebab dan akibat.
4. Koordinasi
Penerapan skemata lama
skemata sekunder
pada situasi-situasi baru,
ketetapan objek, pertanda
awal yang jelas mengenai
intelegensi, kegiatan
5. Reaksi-reaksi 12-18 bulan instrumental.
siklus tersier Penemuan sarana-sarana
baru dan perulangan secara
bervariasi untuk mengalami
hal baru, eksperimentasi
dengan situasi-situasi sebab
dan akibat, pengujian
6. Representasi 18-24 bulan
hipotesis.
simbolik Internalisasi tindakan-
tindakan, munculnya
pemikiran sebelum tindakan,
representasi objek-objek
tertentu melalui pencitraan,
penemuan ide-ide baru.
b. Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase perkembangan kemampuan kognitif ini terjadi para rentang usia 2-7 tahun.
Pada tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-
gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan informasi inderawi dan tindakan fisis. Dalam tahap
ini anak sangat egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Anak percaya
bahwa apa yang mereka pikirkan dan alami juga menjadi pikiran dan pengalaman orang
lain. Mereka percaya bahwa benda yang tidak bernyawa mempunyai sifat bernyawa.
Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua bagian. Pertama, tahap pra
konseptual (2- 4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan dengan bahasa,
gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap intuitif (4-7 tahun). Pada tahap ini
representasi suatu objek didasarkan pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada
penalaran.
Cara berpikir anak pada tingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan
tidak logis Hal ini ditandai dengan ciri-ciri:
a. Transductive reasoning, yaitu cara berfikir yang bukan induktif atau deduktif tetapi
tidak logis
b. Ketidak jelasan hubungan sebab-akibat, yaitu anak mengenal hubungan sebabakibat
secara tidak logis
c. Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda itu hidup seperti dirinya
d. Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di lingkungan itu
mempunyai jiwa seperti manusia
e. Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan apa yang dilihat atau di
dengar
f. Mental experiment yaitu anak mencoba melakukan sesuatu untuk menemukan
jawaban dari persoalan yang dihadapinya
g. Centration, yaitu anak memusatkan perhatiannya kepada sesuatu ciri yang paling
menarik dan mengabaikan ciri yang lainnya
h. Egosentrisme, yaitu anak melihat dunia lingkungannya menurut kehendak dirinya

Karakteristik anak usia 2 sampai 7 tahun

Karakter diskripsi
Penggunaan Anak-anak tidak perlu melakukan kontak
simbol-simbol sensorimotorik dengan sebuah benda, orang, atau
kejadian untuk memikirkan hal tersebut. Anak
dapat membayangkan bahwa benda atau orang
memiliki properti- properti selain dari yang
sebenarnya mereka miliki.

Pemahaman Anak menyadari bahwa perubahan artifisial tidak


identitas akan mengubah sifat suatu hal.

Pemahaman Anak menyadari bahwa kejadian memiliki


sebab-akibat penyebab.

Kemampuan Anak dapat mengorganisasikan benda-benda,


mengklasifikasi- orang, dan kejadian dalam kategori yang
kan bermakna.

Pemahaman terhadap Anak dapat menghitung dan menangani kuantitas.


angka

Empati Anak mulai lebih bisa untuk membayangkan apa


yang dirasakan oleh orang lain.

Teori tentang Anak menjadi lebih sadar mengenai aktivitas mental


dan fungsi dari pikiran.
pikiran

c. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)


Tahap operasional konkret adalah tahap ketiga pada teori perkembangan kognitif
Piaget. Pada tahap ini anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika
atau operasi, namun hanya untuk objek fisik yang ada saat ini (Ibda, 2015: 34).
Perkembangan kognitif anak di tahap ini ditandai dengan perkembangan pemikiran
yang terorganisir dan rasional. Jean Piaget menganggap bahwa tahap konkret ini adalah
sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak karena menandai awal
pemikiran logis.
Dalam tahapan ini, animisme dan articialisme serta egosentrisme anak cenderung
sudah berkurang. Selain itu anak sudah memahami konsep sebab-akibat secara rasional
dan sistematis. Kemudian pada tahapan ini anak sudah mampu mengembangkan pikiran
logisnya. Anak mulai mampu memahami operasi dalam sebuah konsep. Namun pada
tahap ini anak belum sepenuhnya bisa berpikir abstrak. Sehingga tanpa objek fisik di
hadapannya, anak yang masih pada tahap operasional konkret ini masih mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas logikanya (Jarvis, 2011: 149-150). Pada
tahap ini anak mulai mengembangkan kemampuan bertahan (konservasi), kemampuan
untuk mengelompokkan secara memadai, mampu melakukan pengurutan (dari yang
terkecil hingga paling besar dan sebaliknya), dan menangani konsep angka.

Tahap operasional konkret dimulai dengan tahap progressive decentring di usia 7


tahun. Sebagian besar anak telah memiliki kemampuan untuk mempertahankan ingatan
mengenai ukuran, panjang, atau jumlah volume benda cair. Di usia 7 atau 8 tahun, anak
akan mengembangkan kemampuan mempertahankan ingatan terhadap subtansi
(Mu’min, 2013: 94). Di usia 9 atau 10 tahun, kemampuan terakhir dalam
mempertahankan ingatan mulai diasah, yaitu ingatan tentang ruang.
Tabel Karakteristik Tahap Operasional Konkret

Tahapan Karakteristik Kemampuan Bahasa


Operasional 1. Reversibility 1. Memahami bahasa verbal
Konkrit 7-12 2. Concervation 2. Memahami hal-hal
Tahun 3. Seriation konkret
4. Classification

d. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)


Pada tahap ini disebut sebagai tahap operasional formal dimana anak berada pada
tahap akhir perkembangan kognitif. Artinya anak telah mampu menggunakan
simbol-simbol yang berhubungan dengan konsep-konsep abstrak, seperti aljabar dan
sains. Mereka juga dapat memikirkan berbagai hal dengan cara yang sistematis,
menghasilkan teori, dan mempertimbangkan kemungkinan. Pada fase ini dikenal
juga dengan masa remaja. Remaja dapat berpikir fleksibel dan efektif serta mampu
berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Ia dapat berpikir fleksibel karena
dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada. Ia dapat berpikir efektif
karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk persoalan yang dihadapi.
Seseorang dengan keterampilan ini dapat membayangkan berbagai solusi dan hasil
potensial dalam situasi tertentu (Leny Marinda, 2020).
Sifat pokok tahap operasi formal adalah sebagai berikut:
a. Pemikiran Deduktif Hipotesis: Pemikiran deduktif adalah pemikiran yang
menarik kesimpulan yang spesifik dari sesuatu yang umum. Alasan deduktif
hipotesis adalah alasan/argumentasi yang berkaitan dengan kesimpulan yang
ditarik dari premis-premis atau pernyataan awal yang masih menjadi dugaan.
Artinya seseorang yang mengambil kesimpulan dari suatu proposisi yang
diasumsikan, tidak perlu berdasarkan dengan kenyataan yang nyata. Dalam
pemikiran remaja, Piaget dapat mendeteksi adaanya pemikiran yang logis,
meskipun para remaja sendiri pada kenyataannya tidak tahu atau belum menyadari
bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain, model logis itu lebih
merupakan hasil kesimpulan Piaget dalam menafsirkan ungkapan remaja, terlepas
dari apakah para remaja sendiri tahu atau tidak.
b. Pemikiran Induktif Sintifik: Pemikiran induktif adalah pengambilan kesimpulan
yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus. Pemikiran ini
disebut juga dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran ini, anak sudah mulai
dapat membuat hipotesis, menentukan eksperimen, menentukan variabel control,
mencatat hasi, dan menarik kesimpulan. Disamping itu mereka sudah dapat
memikirkan sejumlah variabel yang berbeda pada waktu yang sama.
c. Pemikiran Abstraksi Reflektif: Menurut Piaget, pemikiran analogi dapat juga
diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif karena pemikiran itu tidak dapat
disimpulkan dari pengalaman (I Nyoman Abdi, 2011).

Tabel Karakteristik Tahap Operasional Formal

Tahapan Karkteristik Kemampuan Bahasa


Tahap Operasional 1. Berfikir Abstrak 1. Bahasa lebih berkembang
Formal 2. Mampu melakukan 2. Dapat mengapresiasikan
self reflection ide-ide dalam bahasa.
3. Membayangkan
peran orang dewasa
4. Menyadari dan
memperhatikan
kepentingan
masyarakat.

2. Karakteristik terkait anak, pengalaman masa kecil anda sendiri


a. Tahap Operasional Konkret Usia 0-2

Karakter Deskripsi Contoh


Refleksif anak akan belajar Menyusu dan melihat
memahami lingkungan
murni melalui refleks
bawaan.
Reaksi-reaksi Siklus Sub tahap ini melibatkan seorang anak mungkin
Primer koordinasi sensasi dan secara tidak sengaja
skema baru mengisap ibu jarinya dan
kemudian dengan sengaja
mengulangi tindakan
tersebut. Tindakan ini
diulangi karena bayi
menganggapnya
menyenangkan.
Reaksi-reaksi siklus Anak menjadi lebih fokus Seorang anak akan dengan
sekunder pada dunia dan mulai sengaja mengambil mainan
dengan sengaja mengulangi untuk dimasukkan ke
suatu tindakan untuk dalam mulutnya.
memicu respons di
lingkungan.
Koordinasi skemata Anak mulai menunjukkan seorang anak mungkin
sekunder tindakan yang disengaja menyadari bahwa mainan
dengan jelas, anak juga akan mengeluarkan suara
dapat menggabungkan ketika diguncang
skema untuk mencapai efek
yang diinginkan dan
meniru orang disekitarnya.
Reaksi-reaksi siklus tersier Anak-anak memulai Misalnya, seorang anak
periode eksperimen coba- mungkin mencoba suara
coba selama sub tahap atau tindakan yang berbeda
kelima. sebagai cara untuk
mendapatkan perhatian dari
pengasuh atau orang
tuanya.
Representasi simbolik Anak-anak mulai Anak sudah mulai bisa
mengembangkan simbol berbicara.
untuk mewakili peristiwa
atau objek di dunia dalam
sub tahap sensorimotor
akhir, anak mulai bergerak
menuju pemahaman dunia
melalui perilaku mental
daripada melalui tindakan,
kemampuan bahasa anak
semakin baik.

b. Tahap Operasional Konkret Usian2-7


Pengalaman saya ketika berada di usia 2 -7 tahun adalah fase dimana terjadi
perubahan dari bayi menjadi anak sudah dapat mengembangkan kempuan kongnitif
dan psikomotor.
Daftar karakteristik terkait anak, pengalaman masa kecil

Karakter diskripsi Contoh masa kecil

Penggunaan Anak-anak tidak perlu melakukan Waktu kecil anak menanyakan


simbol-simbol kontak sensorimotorik dengan sebuah kepada ibunya mengenai gajah
benda, orang, atau kejadian untuk yang pernah mereka lihat ketika
memikirkan hal tersebut. Anak dapat pergi ke kebun binatang beberapa
membayangkan bahwa benda atau bulan lalu. Ralf berpura-pura
orang memiliki properti- properti bahwa sepotong apel adalah
selain dari yang sebenarnya mereka sebuah gajah yang ada di kebun
miliki. binatang yang “menderu” di atas
meja makan.

Pemahaman Anak menyadari bahwa perubahan Waktu kecil anak tahu bahwa
identitas artifisial tidak akan mengubah sifat meskipun gurunya berpakaian
suatu hal. sebagai seorang bajak laut, di
balik kostum itu gurunya masih
ada.

Pemahaman Anak menyadari bahwa kejadian Ketika melihat ada bola yang
sebab-akibat memiliki penyebab. menggelinding dari balik dinding,
waktu kecil anak mencari orang
yang menendang bola tersebut di
balik dinding.

Kemampuan Anak dapat mengorganisasikan Waktu kecil anak memilah-milah


mengklasifikasi- benda-benda, orang, dan kejadian biji cemara yang ia kumpulkan
kan dalam kategori yang bermakna. ketika berjalan-jalan sesuai
dengan ukurannya “besar” dan
“kecil”.

Pemahaman Anak dapat menghitung dan Waktu kecil anak membagikan


terhadap angka menangani kuantitas. beberapa permen dengan
temannya, menghitung untuk
memastikan bahwa masing-
masing temannya mendapatkan
jumlah yang sama.

Empati Anak mulai lebih bisa untuk Waktu kecil anak berusaha
membayangkan apa yang dirasakan menghibur temannya ketika ia
oleh orang lain. melihat temannya itu sedang sedih.

Teori tentang Anak menjadi lebih sadar mengenai Waktu kecil anak ingin menyimpan
aktivitas mental dan fungsi dari kue untuk dirinya sendiri sehingga
pikiran
pikiran. ia menyembunyikan kuenya dari
kakaknya di kotak pasta. Ia tahu
bahwa kuenya akan aman karena
kakaknya tidak akan mencari kue di
tempat di mana ia tidak
mengharapkan akan menemukan
kue itu.

c. Tahap Operasional Konkret Usia 7-11


Pengalaman saya ketika berada di jenjang Sekolah Dasar kelas 1, Matematika
menjadi pelajaran yang menakutkan karena guru SD saya membiasakan peserta
didiknya berhitung secara logika. Hal itu membuat saya merasa kesusahan ketika
melakukan pelajaran berhitung. Kemudian oleh orang tua saya, saya diperkenalkan
dengan metode jarimatika. Metode jarimatika ini adalah metode berhitung
menggunakan jari dengan mudah. Adanya jarimatika ini menjadi alat bantu visual
untuk belajar Matematika dengan mudah dan efektif. Akhirnya saya dapat
memahami cara penjumlahan maupun pengurangan dengan metode jarimatika.
Daftar Karakteristik Tahap Operasional Konkret Berdasarkan Pengalaman

Tahapan Karakteristik Kemampuan Bahasa


Tahap 1. Belum sepenuhnya dapat 1. Memahami hal-hal yang
Operasional berpikir abstrak bersifat konkret
Konkret 2. Mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugas
logikanya, tanpa objek fisik

d. Tahap Operasional Konkret Usia 7-12 tahun


Pengalaman saya ketika berada di usia 12 – 18 tahun adalah fase dimana terjadi
perubahan dari anak-anak menuju ke remaja. Pada usia ini saya memiliki rasa
penasaran yang tinggi terhadap suatu hal baru terutama dalam hal teknologi. Seperti
halnya pada saat usia 12 tahun saya pertama mengenal internet sehingga saya
berusaha untuk belajar mengoperasikan komputer dan internet. Pada rentang usia ini,
jiwa egois saya kerap muncul dan menganggap segala sesuatu yang saya perbuat
sudah benar. Sehingga segala sesuatunya seringkali dilakukan dengan semaunya
sendiri. Perintah atau nasihat yang diberikan oleh orang tua sering kali tidak saya
dengarkan dan kadang kala membangkang. Larangan yang disampaikan orang tua
justru membuat saya nekat untuk melakukan hal-hal yang dilarang tersebut.

Daftar karakteristik pengalaman pribadi

Tahapan Karkteristik Kemampuan Pengalaman Masa


Bahasa Remaja
Tahap 1. Ingin mencoba 1. Dapat 1. Bolos sekolah
Operasional melakukan segala hal mengungkakan demi ke warnet
Formal sendiri pendapat dengan dan main Play
2. Cenderung Egois bahasa dan istilah Station
3. Semaunya sendiri yang lebih 2. Nekat pergi
4. Membangkang perintah kompleks bermain
orang tua walaupun
5. Nekat dilarang orang
6. Senang mencoba hal baru tua
7. Senang mengkritik 3. Mengaktualisasik
an diri ke dalam
berbagai
extrakulikuler di
sekolah seperti
futsal, paduan
suara, dan band

3. Bandingkanlah kedua daftar yang telah anda buat


- Jelaskan dengan cara apa anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta
sosio-emosionalnya?
a. Pada anak uisa 0-2
Pada tahap ini, anak dapat menyerap sensasi dan persepsi sekelilingnya
melalui indra motoriknya. Anak dapat dengan gembira menjalani hidup dan
menikmati lingkungan sepenuhnya, ia terutama mulai belajar melalui manipulasi
objek dan sentuhan. Ini adalah tahap ketika indera anak menjadi aktif saat ia terus
memahami persepsi inderawi dan mengenali kesadaran akan lingkungannya.
Perkembangan kogniti serta sosial-emosional anak usia 0-2 tahun sangat
bergantung dengan lingkungan sekitar dan apa yang dilihat oleh anak tersebut.
Kemampuan kognitifnya tentu saja masih sangat terbatas. Cara yang dapat
dilakukan oleh orangtua dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak yaitu
dengan mengenalkan benda-benda yang ada di sekitar anak.
b. Pada anak usia 2-7
Anak usia 2 sampai 7 tahun untuk bisa mengembangkan fungsi kognitif
serta sosio-emosional juga bisa membantu anak untuk lebih mudah memahami
persoalan dan beradaptasi dengan lingkungannya. erikut adalah beberapa contoh
perkembangan kognitif pada anak usia dini: Merespon bila namanya dipanggil.
Mengenal dan menyebut nama-nama benda dalam buku. Mengungkapkan
kebutuhannya. Mengikuti instruksi. Berhitung sampai 10. Mengetahui jenis
kelamin mereka. Mendengarkan cerita. Membaca. Contoh Meningkatkan
perkembangan kognitif anak melalui bermain dan aktivitas sederhana. Berikut
caranya: Bernyanyi, Mengidentifikasi Suara, Belajar Alfabet, Belajar Berhitung,
Belajar Bentuk dan Warna, Membaca Buku dan Bermain Berbagai Macam
Permainan
c. Pada anak usia 7- 11
Pada anak usia 7-11 tahun pengembangan kognitif pada masa ini
diberikannya ilmu seperti membaca, menulis dan berhitung (calistung). Hal
tersebut untuk mengembangkan daya nalarnya, sehingga anak dapat dilatih untuk
bisa mengungkapkan pendapatnya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya
maupun peristiwa lain yang terjadi di sekitar. Pada usia 7-11 tahun, anak akan
memasuki tahap dimana anak akan banyak keluar di lingkungan sekolah, daripada
sebelumnya yang berada di lingkungan keluarga. Sehingga semua aspek sangat
berpengaruh terhadap fungsi sosio-emosional anak seperti orang tua harus selalu
mendorong, guru harus memberikan perhatian, dan teman harus menerima
kehadirannya. Untuk mengembangkan sosio-emosionalnya, maka anak dapat
dikenalkan dengan kerja sama karena pada tahap ini anak mulai meninggalkan
egosentrisnya. Anak juga dapat diberikan motivasi namun dalam
menyampaikannya tetap harus diperhatikan penggunaan bahasa yang mampu
mereka pahami.
d. Pada anak usia 12 ke atas
Anak usia 2 sampai 7 tahun untuk bisa mengembangkan fungsi kognitif
serta sosio-emosional juga bisa membantu anak untuk lebih mudah memahami
persoalan dan beradaptasi dengan lingkungannya. erikut adalah beberapa contoh
perkembangan kognitif pada anak usia dini: Merespon bila namanya dipanggil.
Mengenal dan menyebut nama-nama benda dalam buku. Mengungkapkan
kebutuhannya. Mengikuti instruksi. Berhitung sampai 10. Mengetahui jenis
kelamin mereka. Mendengarkan cerita. Membaca. Contoh Meningkatkan
perkembangan kognitif anak melalui bermain dan aktivitas sederhana. Berikut
caranya: Bernyanyi, Mengidentifikasi Suara, Belajar Alfabet, Belajar Berhitung,
Belajar Bentuk dan Warna, Membaca Buku dan Bermain Berbagai Macam
Permainan.
- Penyesuaian yang seperti apa yang anda butuhkan agar anak bisa berinteraksi
secara efektif bersama anda?
a. Pada usai 0-2
Yang dapat dilakukan agar dapat berinteraksi dengan anak berusia 0-2
tahun yaitu dengan bermain merangsang indera mereka, dan membantu mereka
belajar dan berkembang. Bermain dengan bayi biasa disebut stimulasi bayi –
termasuk aktivitas yang membangkitkan atau merangsang indra penglihatan,
suara, sentuhan, rasa, dan penciuman bayi. Pada usia ini, anak memang belum
banyak memberikan respon, namun mereka tetap membutuhkan adanya interkasi
untuk membangun komunikasi dalam diri mereka.
Adapun beberapa cara berkomunikasi untuk anak batita adalah sebagai berikut:
1) Menanggapi celotehan anak dengan penuh antusias.
2) Memberikan banyak sentuhan fisik bisa berupa belaian, kecupan, pelukan, dan
lainnya.
3) Menggunakan bahasa tubuh yang ekspresif untuk untuk membantu anak
memahami kata-kata yang Mama atau Papa ucapkan.
4) Perbanyak mengajak bicara anak meskipun ia belum bisa merespon kata-kata.
Tujuannya untuk membiasakan dan membuat anak paham bagaimana cara
berkomunikasi.
b. Pada usia 2-7
Penyesuaian yang dapat saya lakukan agar anak dapat berinteraksi secara
efektif yakni dengan membangun komunikasi dengan anak dengan menggunakan
Bahasa yang dia pahami, karena pada masa di umur 2 sampi 7 tahun anak sedang
senang senangnya meniru omongan kita jadi kita harus memfilter dan
menyampaikan apa pantas di kelurkan, bangun suasana yang menyenagkan ketika
kita Bersama anak usia 2 sampai 7 tahun karena anak masih memiliki jiwa
emosional tinggi juga dengarkan mereka saat mereka berbicara, Selain itu orang
tua diharapkan tidak berbohong kepada anak karena anak akan mengingat setiap
kebohongan kita,
c. Pada usia 7-11
Penyesuaian yang dibutuhkan yakni menjalin komunikasi yang positif
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Ketika menjalin komunikasi
dengan anak harus melibatkan kemampuan saling mendengarkan tanpa judgemnet
serta keterbukaan untuk mengekspresikan ide dan perasaan. Hal tersebut membuat
anak merasa dipamahi dan dihargai. Selain itu anak juga terlibat dalam proses
berpikir kritis dan interaktif. Kemampuan komunikasi tidak hanyak dengan kata-
kata saja, namun juga nada suara, ekspresi wajah dan bahasa tubuh.
d. Pada usia 12 keatas
Penyesuaian yang dapat saya lakukan agar anak dapat berinteraksi secara
efektif yakni dengan membangun komunikasi dengan anak dengan menggunakan
Bahasa yang dia pahami, karena pada masa di umur 2 sampi 7 tahun anak sedang
senang senangnya meniru omongan kita jadi kita harus memfilter dan
menyampaikan apa pantas di kelurkan, bangun suasana yang menyenagkan ketika
kita Bersama anak usia 2 sampai 7 tahun karena anak masih memiliki jiwa
emosional tinggi juga dengarkan mereka saat mereka berbicara, Selain itu orang
tua diharapkan tidak berbohong kepada anak karena anak akan mengingat setiap
kebohongan kita,

Sumber:

Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualita,
3(1), 27-38.
I Nyoman Abdi, dkk. (2011). Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi Pada
Pembelajaran Matematika. Jurnal Sigma, Vol 3 Ed 1.

J Salkind, Niel. Pandangan Kognitif Developmental Dalam Perkembangan Manusia.


Khozim, M. 2021. Nusamedia

Jarvis, Matt. (2011). Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media.


Leny Marinda. (2020). Teori Perkembangan Jean Piaget dan Problematikanya Pada Anak
Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman Vol. 13, No. 1

Marinda, Leny. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya
Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman, 13(1), 116-152.
Piaget, J. (1983). Piaget's Theory. In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th
edition. Vol. 1. New York: Wiley.

Tritjahjo Soesilo. (2018). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Salatiga: Satya Wacana
University Press

Santrock, John W. (2008). A Topical Approach to Life-Span Development (4 ed.). New


York City: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai