Perkembangan Kognitif
Pembimbing: Dr. Veranita Pandia, dr., Sp.KJ(K)., M.Kes.
• Pasien DI minta tes IQ (apakah mengerti konservasi, reversibilitas) 50-70 DI ringan; 35-50 DI
sedang; 20-35 DI berat; 0-20 DI sangat berat
Skor IQ = Usia mental dibagi usia kronologis x100 berlaku untuk anak usia 18 tahun ke bwh
Tahap Operasi
Konkret (7 - 11 tahun)
• Anak dapat bernalar, mengikuti sense moral dan code of values anak
yang terlalu banyak terpaku pada aturan dapat menunjukkan perilaku
obsesif-kompulsif; anak yang menolak code of value sering tampak reaktif
harus seimbang hasil perkembangan yang diharapkan pada tahap ini
adalah seorang anak mencapai rasa hormat yang sehat terhadap aturan &
memahami mengapa ada aturan tersebut
• Konservasi: kemampuan untuk mengenali bahwa, meskipun bentuk objek
dapat berubah, benda tersebut masih mempertahankan karakteristik lain
yang sama (contoh: jika bola tanah liat digulung menjadi bentuk sosis
yang panjang & tipis, anak-anak menyadari bahwa setiap bentuk
mengandung jumlah tanah liat yang sama) Ketidakmampuan untuk
konservasi (yang merupakan karakteristik dari tahap praoperasional)
diamati ketika seorang anak menyatakan bahwa ada lebih banyak tanah
Tahap Operasi
Konkret (7 - 11 tahun)
• Reversibilitas: kemampuan untuk memahami relasi antara objek, untuk
menyadari bahwa satu hal dapat berubah menjadi yang lain & kembali lagi
(contoh: es & air)
• Tanda yang paling penting bahwa anak-anak masih dalam tahap
praoperasional adalah mereka belum mencapai konservasi atau
reversibilitas.
• Kemampuan anak-anak untuk memahami konsep kuantitas (ukuran zat,
panjang, jumlah, cairan, dan luas) adalah salah satu teori perkembangan
kognitif Piaget yang paling penting
Tahap Operasi
Konkret (7 - 11 tahun)
Beberapa tes sederhana untuk konservasi,
dengan perkiraan usia pencapaian ketika
konservasi tercapai, anak menjawab bahwa
B mengandung jumlah yang sama dengan
A; anak stadium preoperational akan
menganggap jumlah yang tersebar lebih
banyak/berbeda dengan A
Anak berusia 7-11 tahun itu harus bisa
mengatur & mengurutkan kejadian di dunia
nyata, berurusan dengan masa depan &
kemungkinan yang dapat terjadi dalam
tahap operasi formal.
Tahap Operasi Formal
(11 tahun - akhir masa remaja)
• Tahap operasi formal dinamakan demikian karena pemikiran remaja
beroperasi secara formal, sangat logis, sistematis, dan simbolis
• Tahap ini ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak, memberikan
alasan deduktif, mendefinisikan konsep, dan memahami konsep
probabilitas remaja mampu menmberikan beberapa kemungkinan
hipotesis untuk menjelaskan suatu peristiwa (hypothetical thinking)
• Bahasa yang digunakan lebih kompleks mengikuti aturan formal dari
logika & tata bahasanya benar
• Pemikiran abstrak ditunjukkan oleh minat remaja dalam berbagai
masalah (filsafat, agama, etika, dan politik)
Tahap Operasi Formal
(11 tahun - akhir masa remaja)
• Pemikiran hipotetikodeduktif: organisasi kognisi tertinggi, memungkinkan seseorang
untuk membuat hipotesis/proposisi lalu mengujinya di kehidupan nyata
• Remaja dapat merefleksikan pemikiran mereka sendiri dan orang lain sehingga
cenderung melakukan self-conscious behavior ketika remaja mencoba untuk
menguasai tugas kognitif baru, mereka dapat kembali ke pemikiran egosentris, tetapi
pada tingkat yang lebih tinggi daripada di masa lalu (contoh: remaja mungkin berpikir
bahwa mereka dapat mencapai segalanya atau dapat mengubah peristiwa dengan
berpikir sendiri)
• Tidak semua remaja memasuki tahap operasi formal pada saat yang sama atau pada
tingkat yang sama tergantung pada kapasitas individu & pengalaman intervensi,
beberapa mungkin tidak mencapai tahap pemikiran operasional formal sama sekali dan
mungkin tetap dalam mode operasional konkret sepanjang hidup (pemikiran abstrak tidak
berkembang krn menutup diri thd perkembangan sekitar untuk perkembangan abstract thinking
remaja hrs dilatih untuk berdiskusi spy dia jd tahu pemikirannya ga selalu plg benar di dunia ini
• Pasien remaja hrs rahasiakan masalahnya, setelah ngobrol dgn pasien baru panggil ortu spy
menghindari remaja mengganggap kita sengkokol dgn ortu kalo kita mendahului pertemuan dgn ortu
TEORI JEAN PIAGET APLIKASI
PSIKIATRI
Teori Piaget memiliki banyak implikasi kejiwaan:
• Anak-anak yang yang berada dalam tahap sensorimotor belum mencapai objek permanen
akan lebih dapat menangkap penjelasan melalui role-playing dibandingkan via lisan terinci
(contoh: seorang anak akan menerima terapi intravena dijelaskan dengan set intravena mainan
& boneka hal ini dilakukan karena anak-anak pada tahap praoperasional tidak memahami
sebab-akibat, mereka dapat menafsirkan penyakit fisik sebagai hukuman atas pikiran/perbuatan
buruk; dan karena mereka belum menguasai kemampuan untuk konservasi & tidak memahami
konsep reversibilitas, mereka tidak dapat memahami bahwa patah tulang dapat di”perbaiki”
dengan operasi/bahwa darah yang hilang dalam kecelakaan dapat diganti
• Orang dewasa di bawah tekanan dapat mengalami kemunduran secara kognitif maupun emosional