Anda di halaman 1dari 18

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik
pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan
suatu pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan
tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena
ketiga komponen ini secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyaraka. Keterampilan dan
pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari
khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing-
masing. Jadi yang dikatakan seorang yang profesioanal dituntut banyak belajar dalam
mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan
kurikulum yang ada di sekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan
pembelajaran, secara kualitatif dan kuantitatif.

B. Rumusan Masalah Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan


permasalahannya adalah :
1. Bagaimana perkembangan kurikulum sekolah dasar sampai tahun 1975 ?
2. Bagaimana kurikulum sekolah dasar tahu 1984 – 2004 ?
3. Bagaimana landasan dan prinsip pengembangan KTSP ?
4. Bagaimana proses pengembangan KTSP ?
5. Bagaimana Kebutuhan Pendidikan pada masa depan ?
6. Bagaimana profil kurikulum masa depan ?
7. Bagaimana produk pengembangan kurikulum secara makro ?
8. Bagaimana program pembelajaran (kurikulum secara makro) ?

1
MODUL 5
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1
Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar Sampai Dengan Tahun 1975.
A. Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968.
Pada masa sebelum orang-orang Eropa ke Indonesia sebenarnya sudah ada lembaga-
lembaga pendidikan yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan dan tentu saja
mata pelajaran yang di ajarkan lebih berorientasi pada pengembangan agama. Setelah
agama islam masuk ke Indonesia maka berdirilah pesantren-pesantren yang
memberikan pengajaran islam secara lebih teratur dan mendalam. Pada awal abad ke-
20 muncul revolusi sosial dan industri di Eropa yang berpengaruh terhadap perluasan
sekolah bagi putra-putri Indonesia. Sesuai undang-undang Hindia Belanda yang
menggolongkan pendidikan Indonesia menjadi tiga kelas yaitu ELS (Eropesche
Lagere School) untuk orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS (hollands
Chinesche School) untuk golongan Tionghoa, HIS (hollands Inlandshe School) untuk
rakyat bumiputra kalangan atas. Kurikulum ELS terdiri atas mata pelajaran membaca,
menulis, berhitung, Bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain. Mata
pelajaran agama yang semula dijadikan alasan utama untuk mendirikan sekolah,
ditiadakan. ELS dipandang sebagai alat politik yang sepenuhnya dikuasai dan diawasi
oleh pemerintah. Kurikulum HIS meliputi semua mata pelajaran ELS dan diajarkan
pula membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara Latin dan bahasa Melayu
dalam tulisan Arab dan Latin. Pada masa penjajahan Jepang, semua jenis sekolah
rendah yang bermacam-macam tingkatannya dihapus sama sekali. Pelajaran yang
berbau Belanda ditiadakan. Tinggallah sekolah rendah untuk bangsa Indonesia yaitu
sekolah rakyat yang disebut “Kokumin Gako” yang lama belajarnya selama 6 tahun.
Pada masa kemerdekaan, UUD 1945 dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan
pendidikan. Sebagai langkah perbaikan dari kurikulum yang berlaku sejak tahun 1952,
Direktorat Pendidikan Dasar/Prasekolah Departemen PP dan K pada tahun 1964
menerbitkan buku pedoman kurikulum baru yaitu Rencana Pendidikan Taman Kanak-
kanak dan Sekolah Dasar.
Adapun sistem rencana pendidikan Sekolah Dasar pada saat itu dikenal dengan Sistem
Pancawardana yaitu :
1. Perkembangan moral, meliputi pelajaran : Pendidikan Kemasyarakatan dan
Pendididkan Agama/Budi Pekerti

2
2. Perkembangan Itelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran : Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Berhitung dan Pengetahuan Alamiah
3. Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajajara: seni Suara/Musik, Seni
Lukis/Rupa, Seni Tari dan seni Sastra/Drama
4. Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri
kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan dan Keprigelan lainnya
5. Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan
Pendidikan Kesehatan Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Kurikulum Rentjana Pelajaran
1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.
Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di
muka bumi ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada
pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
B. Profil Kurikulum SD Tahun 1968
Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai
berakhirnya masa pemerintahan orde lama. Peristiwa tersebut banyak berpengaruh
pada tatanan politik, ekonomi, social dan budaya termasuk juga dalam bidang
pendidikan. DEPDIKBUD pada tahun 1968 segera melakukan perbaikan-perbaikan
dengan menerbitkan buku pedoman kurikulum Sekolah Dasar dan adanya perubahan
pokok dalam rumusan tujuan pendidikan yang didasarkan pada falsafah Negara
Pancasila.
Tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan diarahkan
untuk:
1) Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
2) Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3) Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.

3
Penerbitan kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju
integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan
tinggi. Kurikulum SD 1968 terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok
pembinaan jiwa pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok
pembinaan kecakapan khusus.
C. Profil Kurikulum SD Tahun 1975
Menurut penilaian, kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakaan di berbagai
sekolah ternyata dipandang kurang sesuai dengan kondisi masyarakat pada masa
pembangunan lima tahun (Pelita Kedua), oleh karena itu dilaksanakan inovasi dalam
kegiatan belajar-mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien. Untuk itu mulai tahun
1975 dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum SD 1975 yang
merupakan tonggak pembaruan yang lebih nyata dan lebih mantap dalam system
pendidikan nasional. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk mencapai
keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan baru di bidang pendidikan,
meningkatkan efisiensi pendidikan dan meningkatkan mutu lulisan pendidikan.
Kurikulum SD tahun 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan SD
mengharapkan kelulusannya :
1) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik.
2) Sehat jasmani dan rohani.
3) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk
melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai
dengan asas pendidikan seumur hidup Kurikulum SD tahun 1975 menganut
pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan integratif, pendekatan
sistem dan pendekatan ekosistem.
KEGIATAN BELAJAR 2
Kurikulum Sekolah Dasar Tahun1984 Sampai Dengan Tahun 2004
A. Kurikulum SD Tahun 1984
Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah
dalam lingkungan Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar diberlakukan
kurikulum baru yaitu Kurikulum Tahun 1984. Pengembangan kurikulum 1984
berorientasi pada landasan teori, yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar yang
diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses perolehannya.
Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu: ranah

4
kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan
pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak.
Kegiatan yang berhubungan dengan program pendidikan (kegiatan kurikuler) yang
dilaksanakan dalam kurikulum sekolah dasar tahun 1984 meliputi kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pada GBHN 1983 dinyatakan bahwa
pendidikan berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
bangsa. Tujuan pendidikan nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah
dasar dan kurikulum 1984 ini, yaitu :
1. Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila yang
mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap
pembangunan bangsa.
2. Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.
B. Profil Kurikulum SD Tahun 1994
Didalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 telah dirumuskan tujuan Pendidikan
Nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME , dan
berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Dan Kurikulum 1994 disusun dalam
rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Di dalam Kurikulum SD 1994
menggunakan sistem caturwulan yang membagi waktu belajar satu tahun ajaran
menjadi tiga bagian waktu.
Isi kurikulum SD tahun 1994, sesuai dengan UU no.2/1989 dan PP no.28/1990,
sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan pancasila, pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis,

5
matematika, pengantar sains dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah
umum, kerajian tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar
serta bahasa inggris. Bahkan kajian tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran
melainkan satuan yang mengacu pada pmbentukan kepribadian dan unsure-unsur
kemampuan yang diajarkan melalui Pendidikan Dasar.
C. Profil Kurikulum SD Tahun 2004
Di dalam Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Setiap
pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Kurikulum
Berbasis Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, mulai diterapkan sejak tahun 2004.
Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum1994,
perbedaannya hanya pada cara para murid belajar dikelas. Dalam kurikulum
terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam
kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.
Pada kurikulum sebelumnya, para siswa hanya belajar pada isi materi pelajaran
belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikul 2004 ini, para siswa
dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPT tanpa
meninggalkan kerjasama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling
berkompetisi. Jadi disini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu
pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan dikelas, para
siswa bukan lagi objek, namun subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dan setiap
kegiatan siswa ada nilainya. Dalam Kurikulum Tahun 2004 ada yang disebut dengan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD adalah sebagai berikut :
1. Mengenali dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang
diyakini.
2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli
terhadap lingkungan.
3. Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkonikasi melalui berbagai media.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

6
MODUL 6
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGERTIAN KTSP
Menurut BSNP KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di sekolah sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah
untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan siswa.
Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP
1. Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing masing satuan
pendidikan
2. Tiga pilihan kegiatan
3. Standar nasional pendidikan (SNP)
4. Persamaan dan perbedaan Kurikulum 2004 (KBK) dengan kurikulum 2006 (KTSP)
Dengan demikian dapat dikemukaan bahwa KTSP merupakan kurikulum berbasis
kompetensi yang disusun oleh dan dilaksanakan di sekolah sesuai kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan siswa
Pengertian KTSP Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No .19 tahun2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) Bab 1 pasal 1 butir 15, KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing – masing satuan
pendidikan. Pengembangan KTSP merupakan salah satu upaya untuk mengatasi
masalah pendidikan khususnya relevansi pendidikan.
B. LANDASAN ATAU RASIONAL KTSP
1. Sekolah dapat memberikan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan belajar siswa serta memenuhi tuntutan perkembangan daerah dan
kebutuhan nasional (responsif)
2. Pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, sekolah akan lebih mempunyai
inisiatif dan kreativitas dalam meningkatkan mutu sekolah
3. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), 5 ciri: Kemandirian, Kemitraan, Partisipasi,
Keterbukaan, Akuntabilitas.
4. Profesionalisme guru
C. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP
Menurut Sukmadinata ( 2005) :
1. Relevansi

7
2. Fleksibilitas
3. Kontinuitas
4. Praktis
5. Efektifitas BSNP mengemukakan tujuh prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengenbangan KTSP yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
KEGIATAN BELAJAR 2
PROSES PENGEMBANGAN KTSP
A. DASAR PENGEMBANGAN KTSP
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) No. 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
B. PROSEDUR PENGEMBANGAN KTSP
1. Penyiapan dan Penyusunan
2. Reviu dan revisi
3. Finalisasi
4. Pemantapan dan Penilaian KTSP bertujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan,
Struktur dan Muatan Kurikulum, Kalender Pendidikan, Silabus, dan Dokumen
Kurikulum Sekolah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan KTSP :
1. Analisis Konteks
2. Menelaah Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

8
3. Mengembangkan kompetensi untuk program Muatan Lokal dan Pengembangan
diri
4. Memilih serta Mengorganisasikan Pengalaman Belajar dan Materi
5. Menetapkan Pendekatan dan prosedur asesmen
C. PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus dapat dikembangkan secara individual oleh guru atau secara berkelompok
dalam satu sekolah atau beberapa sekolah.
Terdapat 8 prinsip :
1. Prinsip Ilmiah
2. Relevan
3. Sistematis
4. Konsisten
5. Memadai
6. Aktual
7. Fleksibel
8. Menyeluruh Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pengembangan
silabus :
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Menentukan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar
D. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN KTSP
Pihak yang terlibat dalam pembuatan KTSP adalah :
1. Kepala Sekolah adalah ketua tim merangkap anggota penyusun kurikulum sekolah
2. Guru sebagai pihak kunci dalam pengembangan kurikulum sekolah
3. Komite sekolah memberikan pertimbangan baik berupa masukan maupun saran
baikan terhadap kurikulum sekolah
4. Nara Sumber
5. Dinas pendidikan melakukan pemantauan dan evaluasi baik selama proses
pengembangan kurikulum maupun pelaksanaan kurikulum yang dikembangkan
6. Pihak yang berkepentingan dengan sekolah (Stakeholders).

9
MODUL 7
PROSPEK PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN

KEGIATAN BELAJAR 1
KEBUTUHAN PENDIDIKAN PADA MASA DEPAN
A. KARAKTERISTIK MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA DEPAN
Karakteristik masyarakat masa depan merupakan hal yang sangat penting dikaji dalam
dunia pendidikan karena pendidikan pada dasarnya merupakan upaya penyiapan siswa
sebagai anggota masyarakat bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan
harus dapat mengantisipasi keadaan :
a. Masyarakat dalam era globalisai  
b. Masyarakat dalam era perkembangan IPTEK
c. Masyarakat dalam era transportasi, komunikasi, dan informasi
d. Masyarakat dalam era perkembangan Profesionalisme
B. KEBUTUHAN PENDIDIKAN MASA DEPAN
Kehidupan pada masa depan membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang
memiliki 3 ciri utama:
1) Menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi
2) Memiliki kreatifitas
3) Memiliki solidaritas social.
Oleh karena itu , pendidikan masa depan harus menumbuhkan kemamapuan-
kemampuan :
1. Kemampuan Dasar
a. Kompetensi keagamaan  
b. Kompetensi akademik
c. Kompetensi ekonomik
d. Kompetensi social pribadi
2. Kemampuan Belajar Sepanjang Hayat
3. Pemanfaatan Tekhnologi
4. Pendidikan Moral
KEGIATAN BELAJAR 2
PROFIL KURIKULUM MASA DEPAN
A. KONSEP DAN PRINSIP KURIKULUM MASA DEPAN
Kajian masa depan (futurestudies) adalah suatu disiplin yang sistematik untuk
mengkaji kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa depan dalam

10
waktu-waktu tertentu. Kajian ini merupakan kajian mengenai manusia masa depan dan
bukannya kajian mengenai masa depan itu sendiri. Kurikulum masa depan
(futurecurriculum) adalah suatu perancangan seluruh program pendidikan manusia
masa depan, di mana perencanaan masa depan dijadikan sebagai salah satu elemen
yang utama dalam merancang atau mengembangkan kurikulum. Prinsipnya bahwa
perancangan kurikulum tidak dibuat untuk mengubah masa kini sekalipun
fenomenanya selalu berubah dibandingkan dengan masa kini.
B. FOKUS MUATAN KURIKULUM SD MASA DEPAN
Fokus muatan kurikulum SD masa depan adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Fokus tersebut dirumuskan dalam standar
kompetensi lulusan SD dengan tujuan membentuk peserta didik menjadi:
a. Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia,
b. Memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
c. Mengembangkan logika, kemampuan berpikir, dan analisis peserta didik
d. Membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan
pemahaman budaya, serta
e. Membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menunjukkan
rasa sportivitas.
C. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN
Pendekatan pengembangan kurikulum sekolah dasar masa depan dari sudut pandang
kebijakan lebih mengarah pada penerapan pendekatan akar
ramput(Grassrootsapproach), dari sudut pandang pengorganisasian isi kurikulum lebih
mengarah pada penerapan pendekatan terpadu (integratedcurriculum). Pendekatan ini
menekankan suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
Dari sudut pandang orientasi penyusunan kurikulum nampaknya akan cukup
bervariasi diarahkan pada pencapaian kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan siswa
untuk dapat hidup dalam situasi global yang penuh dengan kompetisi antar negara,
penerapan kurikulum yang berbasis pada masyarakat (community-basedcurriculum),
penggunaan filsafat dan teori konstruktivisme (constructivisticcurriculum) dan
pemanfaatan format-format belajar yang relevan seperti:
a. Pembelajaran elektronik (cyberl/e-learning)

11
Cyber atau ElectronikLearning (E-Learning) pada hakikatnya adalah belajar atau
pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer dan/atau internet.
Teknologi belajar seperti ini dapat juga disebut sebagai atau pembelajaran berbasis
web (Web-BasedInstruction).
b. Pembelajaran terbuka dan jarak jauh (open/distancelearning)
Pembelajaran jarak jauh merupakan metode belajar di mana guru dan siswa tidak
berada dalam suatu tempat dan waktu yang sama serta tidak bertatap muka secara
fisik/langsung, namun di antara mereka ada komunikasi dua arah yang dilakukan
dengan berbasis cara dan bantuan dari teknologi komunikasi dan informasi.
c. Pembelajaran kuantum (quantumlearning)
Metode Quantumlearning ini menjadi awal munculnya metode QuantumTeaching
yang dapat melejitkan kemampuan guru dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. QuantumTeaching ini menawarkan tentang cara-cara baru untuk
memaksimalkan dampak dari usaha pembelajaran melalui penciptaan lingkungan
belajar yang efektif untuk memudahkan proses belajar. Asas utama dari
QuantumTeaching ini adalah “ bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka”.
d. Pembelajaran kooperatif ( cooperativelearning)
Pembelajaran kooperatif diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil yang dapat menumbuhkan kerja sama secara maksimal dan
masing-masing siswa belajar satu dengan lainnya (Johnson, 1990). Karakteristik
pembelajaran kooperatif ditunjukkan oleh 4 hal, yaitu:
 Perilaku kerja sama antara anggota kelompok.
 Memberikan suatu insentif kepada semua orang dan kelompoknya.
 Terjadinya saling membantu dan kerja sama yang kuat dan yang lemah dalam
satu kelompok.
 Mengembangkan motif atau budaya kerja sama yang baik.
e. Pembelajaran akselerasi (acceleratedlearning)
Belajar akselerasi adalah suatu kemampuan menyerap dan memahami informasi
baru secara cepat serta mempertahankan informasi tersebut.
f. format-format belajar modern lainnya.

12
MODUL 8
PRODUK PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH DSAR

KEGIATAN BELAJAR 1
PRODUK PENGEMBANGAN KURIKULUM SECARA MAKRO
1. PRODUK PENGEMBANGAN KURIKULUM SD SEBELUM
PEMBERLAKUAN UNDANG UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003
Sebelum diberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, produk
pengembangan kurikulum sekolah dasar secara makro terdiri atas landasan, tujuan
dan program, garis-garis besar program pengajaran (GBPP), pedoman, pelaksanaan
dan penelitian.
a. Kurikulum sekolah dasar disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional dan berlandaskan kepada tahap perkembangan siswa, kesesuaiannya
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta menekankan kemampuan dan keterampilan dasar “Baca-
Tulis-Hitung” yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan pendidikan pendidikan dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia, serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
c. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) adalah produk utama
pengembangan kurikulum sekolah dasar yang memuat semua komponen
minimal kurikulum sebagai rencana tertulis.
d. Pedoman pelaksanaan dan evaluasi merupakan acuan dalam melaksanakan
kurikulum dan mengadakan penilaian di sekolah dasar yang mencakup
kebutuhan mengenai waktu belajar, sistem guru, perencanaan kegiatan belajar
mengajar, bahasa pengantar, sistem pengajaran, bimbingan belajar dan
bimbingan karier, serta penilaian.
2. PRODUK PENGEMBANGAN KURIKULUM SD SESUDAH
PEMBERLAKUAN UNDANG UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2003
Setelah diberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, produk
pengembangan kurikulum sekolah dasar secara makro mengalami penyempurnaan
berkaitan adanya standar nasional pendidikan, yaitu terdiri atas (a) standar isi, (b)

13
standar kompetensi lulusan, (c) standar proses dan (d) standar penilaian
pendidikan.
a. Standar isi merupakan standar yang mencakup lingkungan materi dan tingkat
kompetensi untu mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat empat hal, yaitu (1) kerangka
dasar dan struktur kurikulum, (2) beban belajar, (3) kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan (4) kalender pendidikan.
b. Standar proses berkaitan dengan standar proses pembelajaran pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratiof, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemadirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dalam proses
pembelajaran guru juga harus memberikan keteladanan. Standar untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ini mencakup empat
hal, yaitu (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses
pembelajaran, (3) penilaian hasil pembelajaran dan (4) pengawasan proses
pembelajaran.
c. Standar kompetensi lulusan merupakan standar yang mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu serta digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan siswa dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran serta mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
d. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar
siswa. Standar penilaian pendidikan berkaitan dengan penilaian pendidikan
pada satuan pendidikan sekolah dasar yang terdiri atas penilaian hasil belajar
oleh pendidik, satuan pendidik dan pemerintah.
KEGIATAN BELAJAR 2
PROGRAM PEMBELAJARAN (KURIKULUM SECARA MAKRO)
A. PENGEMBANGAN SILABUS
Terdapat dua macam program pembelajaran yang menjadi tugas guru, yaitu
program jangka waktu yang cukup panajang (program semester) dan program
untuk jangka waktu yang lebih singkat (rencana pelaksanaan pembelajaran). Kedua

14
program pembelajaran tersebut mengacu pada silabus yang telah dikembangankan
untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar.
1. PENGERTIAN DAN MANFAAT SILABUS
Silabus pada dasarnya merupakan produk utama dari pengembangan
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang memiliki prinsip ilmiah, relevan,
sistematis, konsisten, memadai/adequate, actual/kontekstual, fleksibel dan
menyeluruh. Silabus dikembangkan dengan mengikuti prosedur yang dimulai
dengan tahapan perancangan, dilanjutkan dengan validasi, pengesahan,
sosialisasi, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun langkah pengembangan silabus,
yaitu mengisi kolom identitas mata pelajaran, mengkaji standar kompetensi
dan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi pembelajaran, menegmbangkan
kegiatan pembelajara, merumuskan indicator pencapaian kompetensi,
menentukan jenis penilaian, menentukan alokasi waktu dan menentukan
sumber belajar.
2. PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
a. ilmiah
b. relepan
c. sistematis
d. konsisten
e. memadai
f. aktual dan kontekstual
g. fleksibel
h. menyeluruh
3. PROSEDUR PENGEMBANGAN SILABUS
a. perencanaan
b. validasi
c. pengesahan
d. sosialisasi
e. pelaksanaan
f. evaluasi
4. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SILABUS
a. mengisi kolom identitas mata pelajaran
b. mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
c. mengidentifikasi materi pembelajaran

15
d. mengembangkan kegiatan pembelajaran
e. merumuskan indikator pencapaian kompetensi
f. penentuan jenis penilaian
g. menentukan alokasi waktu
h. menetukan sumber belajar
5. format silabus
B. PROGRAM SEMESTER
Program semester merupakan program yang dilaksanakan pada periode waktu
belajar tertentu dimana setiap akhir semester siswa diharapkan dapat menguasai
keterampilan tertentu. Penyusunannya didasarkan kepada silabus yang telah
dikembangkan dalam setiap mata pelajaran. Program semester merupakan
penjabaran dari silabus yang disusun untuk setiap semester, kemudian dilakukan
pengaturan-pengaturan yang melengkapinya sehingga program tersebut
membentuk suatu program kerja (time schedule) selama satu semester lengkap
dengan penentuan alokasi waktu yang dibutuhkan serta kapan dilaksanakannya.

16
BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kurikulum merupakan pengalaman belajar bukan hanya mempelajari mata


pelajaran dan yang terpenting adalah memperoleh pengalaman belajar. Kita sebagai
calon guru yang nantinya pada saat akan berpedoman pada kurikulum haruslah
mengetahui apa itu kurikulum, apa hubungannya dengan pembelajaran, komponen-
komponen kurikulum dan yang terpenting adalah kita harus mengetahui prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. Karena sebuah kurikulum haruslah selalu mengalami
pengembangan dan perubahan itu harus dilakukan secara rutin, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

B. SARAN

1. Kurikulum hendaknya bersifat dinamis dalam artian selalu mengalami perubahan


dari waktu ke waktu, harus berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik .
2. Pemerintah khususnya Dinas Pendidkan lebih memperhatikan perkembangan
kurikulum dengan cara memberikan penyuluhan kepada guru-guru .
3. Agar kurikulum dapat berjalan secara kondusif, maka diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai .

17
DAFTAR PUSTAKA

Ariantoni. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia SD, SLTP, SMU.
Disampaikan pada Seminar Nasional ‘’Menyongsong Kurikulum Bahasa Indonesia
Berbasis Kompetensi: Peluang dan Tantangan’’. Pada tanggal 24 April 2002 di UPI
Bandung. Ariyanto, Totok.(2002).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (online). Balitbang Depdikbud. (1984). Kurikulum
Sekolah: Landasan Program dan Pengembang. Jakarta.
Hamalik, Oemar. (1990). Pengembangan Kurikulum : Dasar – dasar dan
Pengembangannya. Bandung: Mandar Maju. Bolstad, R. (2004).
School-Based Curriculum Development: Redefining the Term for New Zealand Schol
Today and Tomorrow. (online) Tersedia dalam http://222.nzcer.org.nz/pdfs/13514.pdf (25
Agustus 2009). Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006).
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta : BSNP.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

18

Anda mungkin juga menyukai