1. PENGERTIAN KURIKULUM
Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang
olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa yunani, yaitu
curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah
kurikulum pada jaman romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Pada tahun
1855, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mngandung arti
sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi.
“Seperangkat rencana, pengatura, isi, bahan kajian, dan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaian sebagai pedoman penyelenggara”
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
1. LANDASAN FILOSOFIS
Kondisi bangsa : Pasca Kemerdekaan
1
Pendidikan Indonesia sebelum merdeka memiliki landasan dan tujuan untuk
kepentingan penjajah, sehingga pada tahun 1947 Panitia Penyelidik Pengajaran
melakukan perubahan terhadap kurikulum pendidikan yang ada pada saat itu.
Pada tahun 1947 dibentuk kurikulum yang dasar hukumnya telah disesuaikan
dengan dasar hukum yang berlaku di Indonesia.
2. LANDASAN PSIKOLOGI
Menurut Sudjana (1988: 14) Minimal terdapat dua bidang psikologi yang
mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2)
psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
tentang perilaku individu pribadi anak didik berkenaan dengan perkembangannya.
Landasan psikologi sangat penting untuk dijadikan landasan dalam
mempertimbangkan bobot belajar pada masing-masing tingkatan dan jenjang serta
beban belajar yang mesti diselaraskan dengan tingkat perkembangan psikologi
2
dan kejiwaan peserta didik.
Menurut penulis pengembangan kurikulum 1947 mempertimbangkan
landasan psikologis karena beberapa hal berikut :
1. Bobot per mata pelajaran pada kurikulum 1947 telah sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik sekolah menengah,
2. Materi yang diajarkan pada kurikulum 1947 telah dikaitkan dengan kejadian
di kehidupan sehari-hari, hal ini selaras dengan tahap perkembangan kognitif
peserta didik dimana pada saat itu usia peserta didik kira-kira sudah mencapai
usia 11 tahun keatas. Menurut Piaget, saat berusia 11 tahun perkembangan
kognitif peserta didik telah memasuki periode operasi formal dimana pada
periode ini peserta didik telah dapat berpikir logis dan abstraks.
3. LANDASAN SOSIOLOGIS
3
4. LANDASAN ORGANISATORIS
5. LANDASAN YURIDIS
Kurikulum 1947 yang lebih dikenal dengan sebutan Rentjana Peladjaran
memiliki landasan hukum, sebagai berikut:
• Landasan idiil pendidikan di Indonesia yang dianut dalam kurikulum I947
adalah Pancasila.
• Landasan konstitusional pendidikan nasional yang juga sebagai dasar
konstitusional kurikulum 1947 adalah UUD l945.
• Instruksi Menteri Pengajaran RI pada 29 September 1945 tentang
pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, antara lain:
Agar segala usaha pendidikan dan pengajaran berlandaskan dasar
Kebangsaan Indonesia, memelihara dan menguatkan “rasa cinta Nusa dan
Bangsa dalam hati sanubari murid-murid dan pelajar-pelajar dengan
memasukkan semangat kebangsaan dalam kebangsaan dalam segala
pelajaran, serta menghapuskan segala isi pengajaran yang dapat
melemahkan semangat itu.
6. LANDASAN TEKNOLOGIS
Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis dalam kehidupan. Menurut penulis, pada
4
pengembangan kurikulum 1947 belum didasarkan pada landasan teknologis,
hal ini dikarenakan kondisi negara Indonesia yang baru saja merdeka dan
teknologi yang ada pada saat itu belum bias mendukung proses pemebelajaran.
5
5. Keyakinan bahwa orang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga dan
masyarakat
6. Keyakinan bahwa orang hidup dalam masyarakat harus tunduk pada tata
tertib
7. Keyakinan pada dasarnya manusia itu sama harganya karena itu harus
hormat-menghormati, berdasar rasa keadilan, dengan berpegang teguh atas
harga diri sendiri
8. Keyakinan negara memerlukan warga negara yang rajin bekerja, tahu
kewajiban, judur dalam pikiran dan tindakan
6
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP 1947
1 Bahasa Indonesa 6 6 6 5
2 Bahasa Daerah 2 2 3 2
3 Bahasa Inggris 3 3 4 3
4 Berhitung 4 4 2 4
5 Ilmu Ukur 3 3 - 3
6 Ilmu Alam 2 3 2 5
7 Ilmu Hayat 2 2 2 2
8 Ilmu Bumi 2 2 3 2
9 Sejarah Tatanegara 2 2 3 2
10 Pengetahuan Dagang - 1 2 -
11 Seni Suara 1 1 1 1
12 Menggambar 1 1 1 1
13 Pekerjaan Tangan 1 1 1 1
14 Pendidikan Jasmani 3 3 3 3
15 Budi Pekerti - - - -
16 Agama 2 2 2 2
Jumlah 34 36 35 37
7
akan adanya pembagian jurusan. Bagian A, jurusan Bahasa dan Pengetahuan
sosial sedangkan bagian B, jurusan ilmu pasti dan pengetahuan Alam
8
3. SISTEM EVALUASI
Sistematika pendidikan pada masa berlakunya Kurikulum 1947 tidak
dijelaskan secara rinci karena implementasinya dilaksanakan pada 1950.
Evaluasi terhadap pencapaian hasil pendidikan lebih diarahkan pada ketentuan
mengenai kelulusan seseorang dari suatu unit atau lembaga pendidikan
tertentu.
Kualitas yang harus dikuasai oleh peserta didik tidak didasarkan pada
tujuan pendidikan nasional sehingga alat evaluasinya pun tidak dikembangkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan pendidikan.
Soal-soal yang dikembangkan untuk Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA)
adalah untuk menentukan kelulusan seorang siswa, bukan untuk mengukur
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
• Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dilakukan oreh guru dan
dijadikan sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan penentuan
kenaikan kelas. Ulangan harian dan ulangan umum catur wulan dipakai
sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal
kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal nilai 6 dalam
ulangan catur wulan, yang bersangkutan mengikut, ulangan perbaikan (her).
• Ujian Penghabisan dikoordinasikan oleh rayon (karesidenan) untuk
menentukan kelulusan siswa. Soal dibuat di pusat dan bentuk soal yang
digunakan adalah soal uraian (esai). Seorang siswa SMP dapat dinyatakan
lulus jika memperoleh :
1. Nilai rata-rata 6 untuk semua mata pelajaran, diperkenankan maksimal
ada nilai 5 (nilai kurang) sebanyak 4 mata pelajaran atau ekuivalennya
(nilai 4 ekuivalen dengan dua nilai 5).
2. Tidak boleh ada nilai lebih kecil dari pada 4 (nilai 3 disebut angka mati).
9
Gambar 1 . ijazah dan Surat Tamat Belajar
4. KARATERISTIK
1. Kurikulum 1947 termasuk dalam jenis kurikulum Separated Subject
Curriculum (1946-1947). Hal ini mengacu pada pemberian mata pelajaran
yang antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya tidak ada keterkaitan
sama sekali.
2. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah.
3. Jumlah mata pelajaran : Sekolah Rakyat (SR) – 16 bidang studi, SMP-17
bidang studi dan SMA jurusan 19 bidang studi.
10
d. Disusun dengan landasan filosofis masyarakat Indonesia sebagai suatu
system yang dapat menentukan arah hidup serta menggambarkan nilai-
nilai apa yang paling dihargai dalam hidup berbangsa dan bernegara.
11
DAFTAR PUSTAKA
Iswati, Endah Nur. 2015. Analisis Filosofi Kurikulum Dalam Kurun Waktu 1947-
1964. Yogyakarta : UNY Press.
12