PERBANDINGAN PENDIDIKAN
"Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Jepang "
DOSEN PENGAMPU:
ISWATI, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
APRIANA 19250016
APRIANI 19250017
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami diberikan kesehatan
untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami diberi
kekuatan untuk membuat makalah yang berjudul " Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Jepang "
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah "Perbandingan Pendidikan".
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar dan mengakui
masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun
kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Besar harapan kami untuk menjadikan makalah ini membawa
manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jepang merupakan negara maju diberbagai bidang kehidupan seperti : politik, ekonomi,
sosial, budaya, teknologi, dll. Kemajuan-kemajuan yang dimiliki Jepang tentu saja
mempengaruhi sarana dan prsarana serta kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut.
Sejarah membuktikan bahwa pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Yunani, Jerman, serta negara-negara maju lainnya membangun kemajuan bangsa dengan
memprioritaskan pendidikan yang ada di negaranya dimana negara berupaya mencerdaskan
kehidupan bangsa serta menghargai terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan.
Bagi negara Jepang pendidikan merupakan alat yang berperan sangat penting guna
meningkatkan Sumber Daya Manusia. Dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan
karena mampu menentukan kualitas Sumber Daya Manusia pada suatu negara itu sendiri.
Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan watak setiap individu di
tengah peradaban bangsa. Jepang dianggap unggul dalam memajukan pendidikan yang ada di
negaranya diamana Jepang terpilih sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan
terbaik se-Asia dan tercatat sejak tahun 1970 negara Matahari Terbit ini mampu mengemban
setiap tujuan-tujuan pendidikan yang telah dicanangkannya hanya dalam kurun waktu 25
tahun.
Berbagai keunggulan pendidikan di negara Jepang seperti pada jurusan : kedokteran,
teknologi, sastra, dan seni serta masih banyak lagi merupakan keberhasilan sistem pendidikan
Jepang yang secara gemilang telah mampu menjawab berbagai permasalahan mengenai
Sumber Daya Manusia yang di butuhkan diberbagai bidang lapangan pekerjaan.
Bahkan negara Jepang mampu meminimalisir tingkat pengangguran yang faktanya di
setiap negara selalu meningkat jumlahnya. Kreativitas para lulusan-lulusan pendidikan
Jepang diakui secara internasional sebagai contoh : keberhasilan dibidang otomotif yaitu
Honda, Suzuki, yang selalu mampu menginovasi produk-produknya dalam kurun waktu yang
singkat. Selain menghasilkan tenaga kerja buruh negara ini juga mampu menghasilkan
tenaga-tenaga ahli yang mampu mengembangkan riset-riset terbaru secara terus menerus.
Dari rangkuman diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa negara Jepang mampu menjadi
negara yang unggul di berbagai bidang seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi,
dll. Karena memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan hal tersebut dapat terwujud
apabila adanya kesadaran antara pemerintah dan warga masyarakat untuk memprioritaskan
pendidikan guna mempersiapkan diri dalam tantangan lapangan pekerjaan, masa depan, serta
kamajuan zaman yang kian menuntut keahlian setiap individunya. Budaya disiplin dan kerja
keras orang Jepang turut berperan serta dalam pencapaian kesuksesan negara tersebut. Nilai-
nilai positif dari negara Jepang patut kita terapkan dalam menyongsong kesuksesan dan
kemajuan pada negara yang sedang berkembang seperti negara kita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang dan kondisi pendidikan di Jepang?
2. Apa tujuan pendidikan di Jepang?
3. Bagaimana sistem pendidikan yang diterapkan Jepang?
4. Bagaimana struktur jenis dan jenjang pendidikan Jepang?
5. Bagaimana kurikulum pendidikan Jepang?
6. Apa saja syarat-syarat pendidik di Jepang?
7. Apa saja isu dan reformasi pendidikan di Jepang?
8. Bagaimana Manajemen Pendidikan di Jepang ?
9. Bagaimana komparasi pendidikan jepang dan Indonesia?
10. Bagaimana analisis penulis
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang dan kondisi pendidikan di Jepang
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan di Jepang
3. Untuk mengetahui sistem pendidikan yang diterapkan Jepang
4. Untuk mengetahui struktur jenis dan jenjang pendidikan Jepang
5. Untuk mengetahui kurikulum pendidikan Jepang
6. Untuk mengetahui syarat-syarat pendidik di Jepang
7. Untuk mengetahui isu dan reformasi pendidikan di Jepang
8. Untuk mengetahui Manajemen Pendidikan di Jepang
9. Untuk mengetahui komparasi pendidikan jepang dan Indonesia
10. Untuk mengetahui analisis penulis
D. Manfaat
Supaya mengetahui tentang system pedidikan di Jepang sebagai bandingan untuk pendidikan
di Indonesia, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta bisa dijadikan
sebagai referensi tentang perbandingan system pendidikan antara jepang dan indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun akademik di Jepang dimulai dari bulan April sampai bulan Maret, terbagi menjadi dua
semester, dan melangsungkan lima kali yaitu pada bulan Mei, Juli, Oktober, Desember,dan
Februari.
8. Pemerataan dan efektivitas pendidikan masih harus ditangani secara serius, sehingga
diskriminasi masuk sekolah yang dahulu hanya dibatasi pada anak- anak orang yang
berpangkat, orang kaya dan anak laki- laki saja, dapat di hapus. Penerimaan untuk
bersekolah harus didasarkan hanya pada faktor kemampuan individual anak, bukannya
pada status sosial orang tuanya. Yang berkemampuan rendah pun harus diberi pendidikan
sama dengan berkemampuan tinggi, agar tidak terjadi jurang pemisah yang semakin
melebar dalam masyarakat masa depan.
Masalah lainnya ialah penyediaan tenaga guru yang lebih bermutu untuk mempersiapkan
anak didik menghadapi masyarakat masa depan yang semakin kompleks. Pendidikan karakter
bagi generasi muda Jepang masih dirasa belum berhasil setelah Perang Dunia II usai. Untuk
itu pendidikan guru masih perlu di prioritaskan kearah strategi pendidikan karakter tersebut
dan lembaga pendidikan guru perlu ditingkatkan mutunya dan diarahkan kepada pendidikan
karakter tersebut. Perlu diusahakan agar siswa yang cerdas dan pandai tertarik kepada profesi
guru.
Reformasi pendidikan pada masa awal modern Jepang sudah dilakukan secara radikal
(Okano dan Tsuchiya, 2003). Awalnya, reformasi pendidikan dilakukan untuk mengubah
system sekolah tradisional (terakoya) ke sistem modern.
Sekolah yang awalnya hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan (samurai) diubah menjadi
sistem pendidikan modern yang demokratis dan bagi semua golongan. Sistem pendidikan
sempat dipolitisasi untuk mendukung gerakan nasionalisme dan militerisme negara pada
masa perang.
Pascaperang (setelah 1945), melalui pengaruh pemikiran kolonial Amerika Serikat,
reformasi pendidikan fokus ke pengembangan individu untuk industrialisasi negara. Tahun
1960-an kebijakan pelaksanaan ujian nasional (UN) juga pernah menjadi isu besar di Jepang.
Dimotori oleh Serikat Guru Jepang (Nikkyouso) pemerintah dikritik habis dalam pelaksanaan
ujian ala Jepang ini.
Setelah terjadi konflik berkepanjangan antara pemerintah dan nikkyouso serta gerakan
masyarakat di tingkat akar rumput, tahun 1969 kebijakan UN dihapus. Pada 1980-an
reformasi pendidikan menjadi isu nasional ketika PM Yasuhiro Nakasone menghapus
kebijakan pengaruh kolonial Amerika yang dianggap tidak sesuai lagi.
Melalui reformasi ini pendidikan lebih fokus untuk pembentukan identitas diri masyarakat
Jepang sesuai pribadi asli bangsa JeSpang. Mulai 1990 reformasi pendidikan menghasilkan
kebijakan yang mendukung pengembangan lifelong learning. Pada 1886 Arinori Mori,
menteri pendidikan pertama di Jepang, memisahkan antara institusi untuk studi akademis
(gakumon) dan pendidikan (secara umum) atau kyouiku. Meski sistem ini dihapus pada 1945,
pada praktiknya komponen gakumon dan kyouiku tetap ada di kurikulum sekolah modern.
Menurut kajian para peneliti, pendidikan Jepang lebih menekankan moral dan spiritual (Hori;
Rohlen, 2006) dan soft-skill (termasuk kyouiku). Pendidikan Barat dianggap cenderung lebih
menitikberatkan pengembangan kognitif.
Tahun 2001 Kementrian Pendidikan Jepang mengeluarkan rencana reformasi pendidikan
di Jepang yang disebut sebagai `Rainbow Plan`. Berikut ini adalah isi dari rencana reformasi
tersebut.
1. Mengembangkan kemampuan dasar scholastic siswa dalam model pembelajaran yang
menyenangkan. Ada 3 pokok arahan yaitu, pengembangan kelas kecil terdiri dari 20 anak per
kelas, pemanfaatan IT dalam proses belajar mengajar, dan pelaksanaan evaluasi belajar
secara nasional
2. Mendorong pengembangan kepribadian siswa menjadi pribadi yang hangat dan terbuka
melalui aktifnya siswa dalam kegiatan kemasyarakatan, juga perbaikan mutu pembelajaran
moral di sekolah
4. Menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya oleh orang tua dan
masyarakat. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan sistem evaluasi sekolah secara mandiri,
dan evaluasi sekolah oleh pihak luar, pembentukan school councillor, komite sekolah yang
beranggotakan orang tua, dan pengembangan sekolah berdasarkan keadaan dan permintaan
masyarakat setempat.
5. Melatih guru untuk menjadi tenaga professional, salah satunya dengan pemberlakuan
evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada guru yang berprestasi, juga
pembentukan suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan etos kerja guru, dan pelatihan
bagi guru yang kurang cakap di bidangnya.
7. Pembentukan filosofi pendidikan yang sesuai untuk menyongsong abad baru, melalui
reformasi konstitusi pendidikan (kyouiku kihon hou).
e. Diselenggarakan dengan
budaya “Calistung”
f. Diselenggarakan dengan
memberdayakan semua
komponen masyarakat
3. Acuan Pendidikan Negara maju terutama AS, Negara maju terutama AS,
dengan penyesuaian terhadap tetapi kurang penyesuaian
budaya bangsa sendiri, terhadap budaya bangsa
sehingga dihasilkan suatu sendiri. Misalnya kita telah
bentuk yang unik yang memiliki konsep Pendidikan
menjadi ciri khas Negara Taman siswa, tetapi lebih
Jepang memilih konsepnya Bloom,
dkk dari AS.
J. Analisis Penulis
Pendidikan anak usia dini memang tidak termasuk dalam pendidikan yang diwajibkan,
namun pemerintah menyediakan sekolah TK atau yg disebut dengan Youchien. Sekolah
Dasar usia 7-12 tahun, Sekolah Menengah Pertama usia 13 – 15 tahun, Sekolah Menengah
Atas usia 15-18 tahun, Perguruan Tinggi usia 18-22 tahun.
Di Jepang juga SD dan SMP terdapat di setiap distrik, di setiap sekolah maksimal ada 40
siswa, ini menjadikan setiap sekolah di Jepang dapat diperhatikan secara merata.. Di Jepang
tidak ada sistem ujian, hanya ada ujian semester. Siswa yang telah lulus SD (6 tahun) dapat
langsung melanjutkan ke SMP (3 tahun), karena masih termasuk wajib belajar (9 tahun),
hamper 97% dikelola oleh pemerintah (negeri).
Jenjang pendidikan di Jepang sama seperti di Indonesia. Kelulusan di Jepang tidak
berdasarkan pada nilai Ujian Nasional, kelulusan di tentukan dengan nilai keseharian. Namun
untuk masuk ke Universitas di Jepang sangatlah sulit, ini yang di anggap sebagai
(jigoku= neraka) ujian neraka. Lulus dari sebuah perguruan tinggi di Jepang dapat dibilang
mudah, karena tanpa susah payah SKS yang diperlukan untuk lulus dapat diperoleh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan di Jepang adalah “Pendidikan harus bertujuan untuk pengembangan
penuh kepribadian dan berusaha untuk memelihara warga, suara dalam pikiran dan tubuh,
yang dijiwai dengan kualitas yang diperlukan bagi mereka yang membentuk negara dan
masyarakat yang damai dan demokratis.”
Berbagai keunggulan pendidikan di negara Jepang seperti pada jurusan : kedokteran,
teknologi, sastra, dan seni serta masih banyak lagi merupakan keberhasilan sistem pendidikan
Jepang yang secara gemilang telah mampu menjawab berbagai permasalahan mengenai
Sumber Daya Manusia yang di butuhkan diberbagai bidang lapangan pekerjaan.
Sistem pendidikan pada negara Jepang memiliki kemiripan pada sistem pendidikan di
negara kita dimana jenjang pendidikannya melalui 4 tahap secara umum yaitu 6-3-3-4 artinya
siswa harus melewati 6 tahun untuk tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah Menengah
Pertama, 3 tahun Sekolah Menengah Atas, 4 tahun Perguruan Tinggi.
Kurikulum di sekolah-sekolah Jepang pada semua tingkatan mencerminkan tujuan
kembar antara modernisasi dan persatuan. Tingkat dasar menitikberatkan pada pendidikan
moral, music, dan sejarah Jepang serta memberikan pengantar untuk ilmu-ilmu praktis.
Kurikulum sekolah di Jepang mengikuti tiga aspek, yaitu subjects (kamoku), pendidikan
moral (dotokukyoiku), dan ekstrakurikuler.
Terdapat beberapa masalah dan tantangan dalam pendidikan di Jepang, satu diantaranya
adalah populasi sekolah yang terus meningkat jumlahnya terutama diperkotaan ditambah pula
dengan gelombang anak muda yang cenderung berpindah ke kota.
B. Saran