Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG

Nama Kelompok :

1. Devi Haryanti Oktavia


2. Luthfi Fadhillah Anshar
3. Rahma Aulia
4. Rizky Nigmatullin

1. Sistem Pendidikan Jepang


Pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan
moral di rumah, dan pendidikan masyarakat (pendidikan seumur hidup). Wajib
belajar pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk penduduk berusia 6 tahun
hingga 15 tahun. Penduduk terdaftar yang memiliki anak usia wajib belajar akan
menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke sekolah. Sebagian besar
lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas.
2. Sistem Kurikulum Sekolah di Jepang

Seperti di Indonesia, kurikulum pendidikan Jepang disusun oleh sebuah


komite khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT). Komisi Kurikulum
terdiri dari wakil dari Teacher Union, praktisi (pakar pendidikan), wakil dari kalangan
industri, dan wakil MEXT. Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan
Jepang yang terdapat dalam Fundamental Education Law (Kyouiku kihonhou), lalu
menyesuaikannya dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar
negeri.
Dalam menyusun draf kurikulum seringkali terjadi perdebatan panjang antara
wakil-wakil persatuan guru dan wakil kementrian karena kepentingan politik. 
Kurikulum di level sekolah disusun dengan kontrol penuh dari The Board of
Education di Tingkat Prefectur dan municipal (distrik). Karena kedua lembaga ini
masih terkait erat dengan MEXT, maka pengembangan kurikulum Jepang masih
sangat kental sifat sentralistiknya. Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central
Council for Education (chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997 memungkinkan
sekolah berperan lebih banyak dalam pengembangan kurikulum di masamendatang.
Pembaharuan kurikulum di Jepang mengikuti pola 10 tahunan. Hal-hal baru
dimasukkan dalam setiap perubahan kurikulum yang terjadi. Pertimbangan dilakukan
perubahan kurikulum adalah adanya perubahan sosial dan ekonomi masyarakat
Jepang khususnya dan dunia pada umumnya.
3. Mata Pelajaran yang Wajib di Jepang
Pelajaran pokok SMA di Jepang adalah Bahasa Jepang sebagai bahasa
nasional. Pelajaran lainnya yaitu Bahasa Inggris, Matematika, eksak (Kimia, Biologi,
Fisika, dll) dan Sosiologi (Ilmu kemasyarakatan, Sejarah Jepang, Sejarah Dunia,
Ekonomi Pemerintah dll). Selain itu juga ada Olahraga, おんがく/ongaku (Musik),
びじゅつ/bijutsu (Seni rupa), dan しょどう/shodo (seni kaligrafi huruf Jepang), serta
juga terdapat kelas memasak dan juga diajari bagaimana cara membuat pakaian. Dan
untuk sekolah Jepang hanya memiliki satu pelajaran bahasa asing, yaitu bahasa
Inggris. Semua siswa menggunakan kamus elektronik (denshi jisho).
Setelah pelajaran selesai, ada yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (yang
terdiri dari sports club dan culture club. Ada juga yang mengikuti bimbingan
belajar/les diluar sekolah, tempat les ini disebut じ ゅ く /juku. biasanya anak-anak
kelas III (Kelas XII) yang akan mengikuti ujian semester dan persiapan untuk masuk
ke perguruan tinggi. Di Jepang, tidak ada Ujian Nasional, Ujian Akhir Sekolah, atau
Ujian Praktek. Jadi, siswa yang telah berhasil mengikuti tes ujian masuk perguruan
tinggi, akan diumumkan nama perguruan tingginya di papan pengumuman yang ada
di juku tersebut.
4. Sistem Administrasi Pendidikan di Jepang
Pendidikan di Jepang dipegang tiga lembaga pengelolaan yaitu :

1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
3. Swasta.
Dengan sistem admistrasi pendidikan dibangun atas empat tingkatan yaitu :
1. Sistem administrasi pusat
2. Sistem administrasi prefectural (Provinsi dan Kabupaten)
3. Sistem administrasi municipal (Kabupaten dan Kecamatan)
4. Sistem administrasi sekolah.
Masing-masing sistem administrasi tersebut memiliki tingkatan dan perananya
dan kewenangannya masing-masing untuk saling mengisi dan berkerjasama dalam
mengatur setiap sistem administrasi pada pendidikan Jepang. Di samping itu terjalin
kohesi yang baik antara pemerintah, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua
sehingga dukungan terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan berlangsung
dengan baik.
Selain itu bisa dikatakan bahwa sistem pendidikan pada negara Jepang
memiliki kemiripan pada sistem pendidikan di negara kita dimana jenjang
pendidikannya melalui 4 tahap secara umum yaitu 6-3-3-4 artinya siswa harus
melewati 6 tahun untuk tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah Menengah Pertama,
3 tahun Sekolah Menengah Atas, 4 tahun Perguruan Tinggi.
Sekolah negeri atau sekolah umum (公立学校 kōritsu gakkō) diselenggarakan
oleh pemerintah prefektur atau pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah
pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri
dikelola pemerintah kota. Sebagian besar sekolah menengah atas dikelola oleh
pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota. Sekolah swasta ( 市
立学校 shiritsu gakkō) diselenggarakan oleh badan hukum.
5. Jam Belajar Sekolah di Jepang

Tahun ajaran dimulai bulan April. Kegiatan belajar mengajar berlangsung


dari Senin hingga Jumat (sekolah negeri) atau Sabtu (sekolah swasta). Satu tahun
ajaran dibagi menjadi 3 caturwulan yang dipisahkan oleh liburan singkat musim
semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang. Lama liburan
sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada. Di Hokkaido dan
tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur
musim panas lebih pendek.

Semester 1

1. April : Penerimaan siswa baru, Perpisahan guru-guru yang dipindahkan ke sekolah


lain, Tes Akademik (Ujian), Tes Kesehatan, dan Orientasi Karir bagi kelas 3.
2. Mei : Pemilihan pengurus Parent Teacher Association(PTA), Ujian mid semester,
Orientasi Karir untuk kelas 2, Sports Day (Ball Game Tournaments).
3. Juni : Penggantian seragam dari musim dingin ke musim panas, praktek mengajar
calon guru, Belajar dari alumni (kls 1), dan Ujian untuk kls 3
4. Juli : Ujian akhir semester, Pertemuan PTA, closing ceremony, Acara bersih
sekolah akhir semester, Tambahan Pelajaran, Pertemuan PTA antar wilayah,
Camping
5. Agustus : Pemilihan pengurus Asosiasi Alumni, Open Day, School Day, Camping,
Persiapan untuk festival sekolah (pertengahan Juli hingga akhir Agustus adalah
masa liburan musim panas)

Semester 2 :

1. September : Opening Ceremony, Tes Kemampuan Akademik (Ujian), Festival


Sekolah
2. Oktober : Penggantian seragam dari musim panas ke musim dingin, trip sekolah
dan acara bebas yang diputuskan sendiri oleh siswa (untuk anak kelas 1 dan kelas
3), Ujian mid semester, Kuliah dari Universitas untuk anak kelas 2
3. November : Masa Ulangan, Tes Kemampuan Akademik untuk kelas 3, Reading
session untuk kelas 1
4. Desember : Masa ulangan, closing ceremony, Acara bersih-bersih akhir tahun,
tambahan pelajaranPertengahan Desember hingga pertengahan Januari adalah masa
liburan musim dingin.
5. Januari : Opening ceremony, Tes Kemampuan Akademik, Ujian Akhir untuk kls 3,
Reading Session untuk kls 2.
6. Februari : Ujian masuk SMA untuk calon-calon yang terpilih, Ujian akhir untuk kls
1 dan 2, Persiapan Wisuda.
7. Maret : Wisuda, Ujian Masuk SMA untuk pendaftar biasa, Field Study untuk kls 1,
Closing ceremony, Acara bersih akhir semester, dan Ujian susulan Pertengahan
Maret mulai berlangsung liburan musim semi di mana siswa dapat menikmati
keindahan sakura.

SMA Di Jepang jam pelajaran pertama dimulai pada pukul 8:45, dan jam pelajaran
terakhir (jam ke-6) berakhir pada pukul 15.15. Terdapat 31 jam pelajaran selama 5 hari
belajar, yaitu masing-masing 6 jam, dan pengecualian untuk hari Rabu terdapat 7 jam
pelajaran. Satu jam pelajaran lamanya 50 menit.

6. Sistem Penilaian Siswa di Jepang


Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan
menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan
Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
digolongkan sebagai Compulsory Education dan Sekolah Menengah Atas
digolongkan sebagai Educational Board.
Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa
yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke
kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada, karena SD dan SMP masih
termasuk kelompok compulsory education, sehingga siswa yang telah menyelesaikan
studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan
SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti
ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational
Board. 
Selanjutnya Siswa SMA tidak mengikuti ujian kelulusan secara nasional,
tetapi ada beberapa prefecture yang melaksanakan ujian. Penilaian kelulusan siswa
berbeda di setiap prefecture. Mengingat angka Drop out siswa SMA meningkat di
tahun 1990-an, maka beberapa sekolah tidak mengadakan ujian akhir, jadi kelulusan
hanya berdasarkan hasil ujian harian.
Untuk masuk universitas, siswa lulusan SMA diharuskan mengikuti ujian
masuk universitas yang berskala nasional atau JUNKEN. Ini yang dianggap `neraka`
oleh sebagian besar siswa SMA. Ujian masuk PT dilakukan dua tahap. Pertama secara
nasional- soal ujian disusun oleh Ministry of education, terdiri dari lima subject, sama
seperti ujian masuk SMA-, selanjutnya siswa harus mengikuti ujian masuk yang
dilakukan masing2 universitas, tepatnya ujian masuk di setiap fakultas.
Skor kelulusan adalah akumulasi ujian masuk nasional dan ujian di setiap PT.
Seperti halnya di Indonesia, skor hasil UMPTN tidak diumumkan, tetapi jawaban
ujian diberitakan via koran, TV atau internet, sehingga siswa dapat mengira2 sendiri
berapa total score yg didapat. Siswa yang memilih Universitas dg skor tinggi, tapi
ternyata skornya tidak memadai, dapat mengacu ke pilihan universitas ke-2. Namun
jika skornya tidak mencukupi, maka siswa tidak dapat masuk Universitas. Selanjutnya
dia dapat mengikuti ujian masuk PT swasta atau menjalani masa ronin (menyiapkan
diri untuk mengikuti ujian masuk di tahun berikutnya) di prepatory school (yobikou).
Daftar Pustaka

Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia dan Di Jepang. (2014, Mei 16). Dipetik April
29, 2019, dari wordpress.com:
https://yayasanberliancirebon.wordpress.com/2014/05/16/perbandingan-sistem-
pendidikan-di-indonesia-dan-di-jepang/

A, T. S. (2014). Seperti apa sistem kurikulum pendidikan di Jepang? Yuk, lihat bersama!
Dipetik 04 29, 2019, dari japanesestation.com: https://japanesestation.com/seperti-
apa-sistem-kurikulum-pendidikan-di-jepang-yuk-lihat-bersama/

Aghniya, D. F. (2013, september 17). SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG. Dipetik april 29,
2019, dari wordpress.com:
https://benkyoukaihimabajaupi.wordpress.com/2013/09/17/sistem-pendidikan-di-
jepang/

Akenoyuki. (2014, April 20). Mengintip Kurikulum Pendidikan di Jepang. Dipetik April 29,
2019, dari wordpress.com: https://akenoyuki.wordpress.com/2014/04/20/mengintip-
kurikulum-pendidikan-di-jepang/

Fianatasya. (2016, Mei 26). Pendidikan di Indonesia vs Pendidikan di Jepang. Dipetik April
29, 2019, dari kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/fianatasha12509/5b08fa59cf01b437bd6ced83/pendidik
an-di-indonesia-vs-pendidikan-di-jepang?page=all

Nadiro. (2012). Keseharian Siswa SMA di Jepang. Dipetik april 29, 2019, dari
wordpress.com: https://nadir0.wordpress.com/keseharian-siswa-sma-di-jepang/

nazroelwathoni. (2014, 10 07). Bedanya Kuliah di Jepang dengan di Indonesia. Dipetik 04


29, 2019, dari https://www.google.com/amp/s/nazroel.id/2014/10/07/bedanya-kuliah-
di-jepang-dengan-di-indonesia/amp/

Pierrewee. (2019, Januari). Pendidikan di Jepang. Dipetik April 29, 2019, dari
wikipedia.com: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang

Purwaningrum, A. (2018, Juli 16). 6 Sistem Pendidikan Jepang yang Tak Ada di Indonesia,
Perilaku Lebih Penting dari Nilai Pelajaran. Dipetik April 29, 2019, dari
www.msn.com: https://www.msn.com/id-id/travel/ideperjalanan/6-sistem-pendidikan-
jepang-yang-tak-ada-di-indonesia-perilaku-lebih-penting-dari-nilai-pelajaran/ar-
AAA8nF9

Anda mungkin juga menyukai