Anda di halaman 1dari 16

FENOMENA PENDIDIKAN DI NEGARA

AMERIKA SERIKAT DAN INDONESIA

Untuk memenuhi Tugas Kuliah


Filsafat Pendidikan Sains

Dosen Pengampu:
Nazarudin, S.Si., M.Si., Ph.D

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK D
1. RIKI HARDIANSYAH (P2A521005)
2. VERA YULANDA (P2A521008)
3. PUSPA CANTIKA RIANA (P2A521011)

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata
kuliah Filsafat Pendidijan Sains yang membahas tentang “Fenomena
Pendidikan Di Negara Amerika Serikat dan Indonesia”.
Adapun kumpulan materi dalam makalah ini diperoleh dari literatur yang
ada, sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik mengenai isi maupun
penulisan dari makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat memperluas
wawasan para pembaca.

Jambi, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fenomena Pendidikan Di Amerika Serikat dan Indonesia ............. 3
2.2 Prinsip Pendidikan di Negara Amerika Serikat dan Indonesia ....... 5
2.3 Aliran filsafat pendidikan di Amerika Serikat dan Indonesia ......... 6
2.4 Analisis terhadap fenomena pendidikan Amerika Serikat
dan Indonesia ................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang penting baik negara yang sudah maju
maupun negara-negara yang sedang berkembang. pendidikan baik di negara maju
maupun negara yang sedang berkembang bukanlah tanpa masalah. Negara-negara
seperti Amerika Serikat, yang tergolong maju juga masih memiliki masalah
mengenai pendidikan yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Krisis multidimensi sepertinya masih enggan hengkang dari Indonesia, tak
terkecuali dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang dipandang sebagai suatu
proses memanusiakan manusia, dalam kenyataannya masih sebatas wacana saja.
Terbukti ketika pendidikan hanya dijadikan sebagai alat politik oleh para
penguasa, pendidikan hanya digunakan untuk mengejar strata ekonomi dan sosial
yang tinggi. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa hakekat pendidikan jauh dari
memanusiakan manusia. Fenomena tersebut mengisyaratkan adanya krisis yang
dialami dunia pendidikan kita dan mengingatkan agar dilakukan penanganan yang
serius.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana fenomena dari pendidikan di Negara Amerika Serikat dan
Indonesia?
2. Bagaimana Prinsip pendidikan di Negara Amerika serikat dan Indonesia ?
3. Aliran apa yang dipakai oleh pendidikan di Negara Amerika Serikat dan
Indonesia?
4. Bagaimana hasil Analisis terhadap fenomena pendidikan Amerika serikat
dan Indonesia?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui fenomena dari pendidikan di negara Amerika Serikat
dan Indonesia
2. Untuk Mengetahui Prinsip dari pendidikan di Negara amerika Serikat dan
Indonesia
3. Untuk Mengetahui aliran yang dipakai oleh pendidikan di Negara Amerika
Serikat dan Indonesia
4. Untuk Menganalisis fenomena yang terjadi terhadap pendidikan Negara
amerika Serikat dan Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fenomena Pendidikan Di Amerika Serikat dan Indonesia


Pendidikan juga sangat dipengaruhi dan mempengaruhi aspek-aspek yang
lain. Berupa: Aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya, merupakan serangkaian
hal yang tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Amerika dalam sejarah
pendidikannya juga harus menghadapi masalah-masalah pelik yang menyangkut
degradasi moral anak bangsanya. Aborsi, drugs, free-sex merupakan contoh
kegagalan dalam pendidikan moral dan budaya. Fenomena tersebut tidak hanya
terjadi di Amerika. Harus diakui bahwa dalam dekade akhir-akhir ini Indonesia
juga mengalami hal senada.
Berapa banyak pelajar yang tersangkut kasus narkoba, miras, aborsi,
pornografi, sex bebas, pembunuhan, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Inilah PR
terbesar bagi kita. Lantas bagaimana tinjauan pendidikan secara ekonomi dewasa
ini? Tidak bisa dipungkiri bahwa kritik-kritik terhadap komersialisasi pendidikan
adalah benar. Semakin mahalnya biaya-biaya penyelenggaraan pendidikan,
melejitnya harga buku, penyelenggaraan study tour yang kurang bermanfaat, dan
kasus yang akhir-akhir ini mencuat “ijazah palsu”, merupakan beberapa contoh
komersialisasi dalam bidang pendidikan.
Dari sisi politik masalah pendidikan juga tidak kalah peliknya. Pendidikan
hanya dijadikan sebagai syarat untuk dapat memegang tampuk kekuasaan,
sehingga tidak mengherankan ketika muncul kasus ijazah palsu anggota DPR dan
penguasa lainnya. Pendidikan hanya semata-mata sebagai alat para elit politik
untuk memenangkan kampanye politiknya.
Sedangkan di Amerika serikat karakteristik Pendidikan yang sangat
menonjol yaitu desentralisasi. Pemerintah federal negara bagian dan pemerintah
daerah memiliki aturan dan tanggung jawab administratif masing-masing yang
sangat jelas. Pemerintah federal Amerika Serikat tidak punya mandat untuk
mengontrol dan mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Hal ini disebabkan
soal pendidikan tidak disebutkan dalam konstitusi Amerika, dan para penyusun

3
konstitusi menyebutkan bahwa semua kekuasaan yang tidak tersebut diberikan
kepada pemerintah federal menjadi tanggung jawab pemerintah negara bagian.
Menurut Hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh agustiansyah Nur
(2021), ada beberapa isu dan masalah pendidikan yang dialami pemerintah dan
masyarakat Amerika Serikat, antara lain:
1. Banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh langsung oleh orang tua
mereka, karena adanya dinamika perubahan sosial masyarakat Amerika
Serikat yang umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan
yang sangat tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi permasalahan yang
serius bagi perkembangan sosial anak dilihat dari aspek psikis dan
emosional.
2. Tingginya tingkat perceraian, yang mengakibatkan banyaknya anak-anak usia
sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single parent dalam rumah
tangga. Tidak sedikit janda cerai di Amerika Serikat yang terpaksa
harus berprofesi rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi
perkembangan sosial anak-anak mereka.
3. Tingginya tingkat integrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak
mampu dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang
tidak memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan masalah
pendidikan anak-anak dari keluarga imigran tidak dapat teratasi. Ditambah
lagi faktor berasal dari kalangan imigran yang mendirikan bagi anak-anak
imigran diri sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
4. Dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh
berbagai badan resmi Amerika Serikat sendiri, ternyata kualitas pendidikan
dan lulusan sekolah di Amerika Serikat masih kalah dibandingkan dengan
negara-negara lain dalam standar internasional. Banyak anak-anak yang Drop
Outs dan tingginya kekerasan oleh anak-anak.
Karena adanya berbagai permasalahan tersebut, pemerintah AS sejak
tahun 1990 mencanangkan reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan dimulai
dengan mencanangkan 6 tujuan nasional pendidikan AS yang baru. Yaitu:
1) Seluruh anak di AS di waktu mulai masuk sekolah dasar sudah siap untuk
belajar.

4
2) Tamatan sekolah menengah naik sekurang-kurangnya 90%.
3) Murid-murid di AS yang menyelesaikan pendidikannya pada “grade 4, 8
dan 12” mampu menunjukkan kemampuannya dalam mata pelajaran yang
menantang, yaitu bahasa inggris, matematika, sains, sejarah, dan geografi.
Setiap sekolah di AS harus mampu menunjukkan bahwa anak- anak dapat
menggunakan pikirannya dengan baik, sehingga mereka siap menjadi
warga negara yang baik, siap untuk memasuki pendidikan yang lebih
tinggi, serta siap pula untuk pekerjaan yang produktif dalam perekonomian
modern.
4) Siswa-siswa AS adalah yang terbaik di dunia dalam bidang sains dan
matematika.
5) Setiap orang dewasa AS dapat membaca dan menulis, memiliki ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dalam
ekonomi global, serta dapat melaksanakan hak dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara.
6) Setiap sekolah di AS harus bebas dari obat-obat terlarang dan kekerasan,
serta dapat menciptakan suasana lingkungan yang mantap dan aman
sehingga kondusif untuk belajar.

2.2 Prinsip Pendidikan di Negara Amerika Serikat dan Indonesia


Menurut (Wulandari, 2008) Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS)
mencerminkan ciri dari sistem pemerintahan di sana yaitu federal dengan
desentralisasi melalui pemerintahan negara-negara bagian (states). Penanggung
jawab utama sistem pendidikan di sana adalah departemen pendidikan pemerintah
federal di Washington D.C, namun kegiatan sehari-hari didelegasikan penuh
kepada pemerintah setiap Negara bagian yang kemudian mendelegasikannya lagi
kepada Kantor Pendidikan Distrik (Public School District), dan kepada badan-
badan penyantun college dan universitas.
Sebagaimana dideskripsikan di atas bahwa karakteristik utama politik
sistem pendidikan Amerika Serikat adalah menonjolnya desentralisasi.
Pemerintah Pusat sangat memberi otonomi seluas-luasnya kepada Pemerintah di
bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik). Meskipun
Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang

5
bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada rumusan tentang tujuan
pendidikan yang berlaku secara nasional. Tujuan sistem pendidikan Amerika
secara umum dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut:
1) Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;

2) Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;

3) Untuk membantu pengembangan individu;

4) Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan

5) Untuk mempercepat kemajuan nasional.

Di luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan visi dan misi


pendidikan gratis bagi anak usia sekolah untuk masa 12 tahun pendidikan awal,
dan biaya pendidikan relatif murah untuk tingkat pendidikan tinggi.
Menurut (Richard, 2000) dalam (Wulandari, 2008) Manajemen pendidikan
di AS dikembangkan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat Negara
Bagian dan Pemerintah Daerah setempat. Hal ini dilakukan mengingat AS adalah
Negara dengan system desentralisasi. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk
satu departemen, yaitu Departemen Pendidikan Federal. Jadi meski dalam sistem
pendidikan di Amerika, sekolah adalah tanggung jawab pemerintah lokal,
Deparemen Pendidikan menyediakan kepeminpinan nasional untuk menjawab isu-
isu penting dalam pendidikan Amerika.
Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar
dan menengah, yang lebih dikenal dengan public schools, berasal dari Anggaran
Pemerintah Pusat (Federal), Anggaran Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran
Pemerintah Daerah.

2.3 Aliran filsafat pendidikan di Amerika Serikat dan Indonesia


Filsafat pada dasarnya merupakan pernyataan secara sengaja tentang suatu
kebudayaan tertentu, kekhususan pada adat-istiadat, pola tingkah laku, ide-ide,
maupun sistem nilai. Filsafat juga bisa berarti sebagai suatu ekspresi atau
interpretasi secara objektif tentang watak nasional suatu bangsa (Dimyati,
1988:29). Amerika merupakan suatu negara yang dibentuk dari bangsa-bangsa

6
asing yang mendiaminya. Mereka secara sadar memilih menjadi warga negara
Amerika.
Kondisi tersebut berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, karena pada
umumnya suatu negara dibentuk dari penduduk-penduduk asli bangsanya.
Perbedaan tersebut memicu berkembangnya dua aliran filsafat yang berlainan
yaitu Trancendentalisme dan Pragmatisme. Trancedentalisme mengekspresikan
hal-hal yang berkenaan dengan kebudayaan, sedangkan Pragmatisme merupakan
suatu pemikiran yang berusaha membentuk Amerika yang hidup, dinamis, dan
progresif. Kedua aliran filsafat tersebut saling tidak bersesuaian sehingga belum
ada kesepakatan tentang filsafat nasional Amerika. Meskipun demikian, kegiatan
pendidikan di Amerika tetap berpijak pada landasan kependidikan yang berupa
pemikiran kefilsafatan/keilmuan/wawasan lain.
Ada seperangkat nilai yang merupakan sumber perilaku dan sikap orang
Amerika yaitu:
1) Berorientasi pada prestasi kerja individual,
2) Bekerja atau melakukan kegiatan sebagai nilai kesusilaan
3) Berorientasi pada efisiensi, nilai praktis, dan kegunaan
4) Berorientasi pada masa yang akan datang sebagai suatu kemajuan, oleh
karenanya harus bekerja keras
5) Percaya bahwa dengan rasionalitas dan ilmu pengetahuan orang akan dapat
menguasai lingkungan
6) Berorientasi pada keuntungan material
7) Berorientasi pada nilai kesamaan derajat di bidang kesempatan pada berbagai
bidang kehidupan
8) Berorientasi pada kemerdekaan; dan
9) Berorientasi pada nilai kemanusiaan,dalam arti membantu yang lemah
(Dimyati, 1988: 61-62).
Salah satu ide yang menjadi dasar filosofi pendidikan Amerika
dikemukakan oleh Horace Mann (dalam Mayer, 1966) sebagai berikut:
1) Pendidikan harus universal untuk kaya dan miskin
2) Pendidikan harus gratis
3) Pendidikan harus ditangani oleh negara, bukan oleh organisasi

7
4) Pendidikan bergantung pada guru-guru yang terlatih dengan baik.
5) Pendidikan adalah untuk melatih baik laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan di Indonesia, Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman
berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan budaya bangsa
Indonesia. Pendidikan karakter memang harus diambil dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas,
berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah berisi filsafat pendidikan Pancasila yang
memiliki ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.

2.4 Analisis terhadap fenomena pendidikan Amerika serikat dan Indonesia


Tabel perbandingan kebijakan pendidikan di Amerika dan Indonesia
PILIHAN AMERIKA SERIKAT INDONESIA
Scope (cakupan) Negara tidak memonopoli Sama
penyelenggaraan sekolah.
Sekolah Swasta justru lebih Sama
banyak daripada sekolah
negeri.
Anggaran pemerintah pusat Sama
lebih banyak diberikan ke
sekolah-sekolah negeri.
Dukungan dari anggaran Dukungan dari anggaran
Negara bagian bervariasi. Pemprov/Pemkab/Pemkot
Bahkan ada negara bagian untuk wilayah masing-
yang sama sekali tidak masing. Ada program
memberi dukungan anggaran khusus: Bantuan
ke sekolah-sekolah swasta. Operasional Sekolah (BOS),
sumber anggarannya
sebagian dari pusat, prov,
kab/kot.
Instrumen Desentralisasi. Memberi Desentralisasi. Memberi

8
kewenangan dan otonomi yg kewenangan dan otonomi yg
luas kepada pemerintah luas kepada pemkab/pemkot,
Distrik, dengan dukungan dengan dukungan pemprov.
pemerintah Negara Bagian.
Konsekuensinya banyak Sama
variasi keputusan yg berbeda.
Agar variasi itu positif dan Sama
tetap konstruktif, pemerintah
pusat membentuk badan-
badan yang
mengkoordinasikan sector
pendidikan.
Di tingkat nasional ada Dept Di tingkat nasional ada
Pendidikan Federal, di tingkat DEPDIKNAS, di tingkat
regional dan lokal ada Board regional dan lokal ada Dinas
of Education (semacam Dinas Pendidikan Prov, dan Dinas
Pendidikan). Pendidikan Kab/Kota.
Distribusi Negara/pemerintah pusat Sama
menaruh perhatian kepada
tingginya apresiasi masyarakat
memasukkan anak-anaknya ke
Sekolah Dasar dan Menengah
Menciptakan semakin Sama (ada seleksi dalam
berkualitasnya mahasiswa recruitment mahasiswa)
yang masuk ke perguruan
tinggi.
Perguruan Tinggi diharapkan Sama
bisa melahirkan tenaga-tenaga
yang berkualitas dan mampu
bersaing secara universal.
Kebijakan pendidikan multy Sama
misi: Politik, social, ekonomi,

9
budaya, dan kemartabatan
bangsa (daya saing bangsa).
Pengekangan dan Dengan mendesentralisasikan Sama
Inovasi kebijakan pendidikan, banyak
permasalahan yang dapat
dipecahkan lebih cepat dan
lebih detail dg hasil yang
sesuai dengan semangat
desentralisasi dan otonomi
daerah.
Keterlibatan public diberi Sama. Bahkan dengan
akses sangat besar dalam kebijakan desentralisasi
turut serta mendisain, pendidikan, akses public dan
memonitor dan mengevaluasi keterlibatan public cukup
hasil-hasil implementasi diberi peluang lebar, yaitu
kebijakan pendidikan dengan diadakannya
kelembagaan semacam
Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah

Dari hasil analisis pendidikan antara Amerika dan Indonesia kami melihat
satu titik pembeda antara pendidikan kedua negara ini. Yaitu pada segi
Religiusnya. Yang mana Agama adalah suatu hal yang sangat dijunjung tinggi di
Indonesia. Jadi, nilai-nilai agama sudah ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah.
Di Indonesia, setidaknya seminggu sekali ada mata pelajaran Agama di kelas.
Berbeda dengan AS, agama dianggap sebagai suatu hal yang sangat
pribadi. Karenanya, secara umum agama tidak dibahas di ruang publik, termasuk
sekolah. Oleh sebab itu, orang tua dan keluarga lah yang berperan untuk
mengajarkan nilai-nilai agama.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai sumber yang kami temui, dapat kami simpulkan bahwa pada
fenomena pendidikan antara Amerika dan Indonesia memiliki persamaan, yang
jelas tampak ialah menyangkut degradasi moral anak bangsa. Aborsi, drugs, free-
sex merupakan contoh kegagalan dalam pendidikan moral dan budaya.
Meskipun Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang
terpusat atau yang bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada rumusan
tentang tujuan pendidikan yang berlaku secara nasional yang hampir sama dengan
Indonesia. Tujuan sistem pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5
poin sebagai berikut:
1) Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;

2) Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;

3) Untuk membantu pengembangan individu;

4) Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan

5) Untuk mempercepat kemajuan nasional.

Dapat kita lihat disini yang membedakan Tujuan pendidikan Amerika dan
Indonesia, yaitu hanya pada poin tujuan pendidikan untuk mengembangkan cita-
cita dan praktek demokrasi saja. Dan selebihnya kami rasa hampir sama dengan
Tujuan pendidikan di Indonesia.

Dari segi aliran filsafat antara Amerika dan Indonesia sangatlah berbeda,
yang mana di Amerika ada 2 aliran yang berkembang yaitu Trancendentalisme
dan Pragmatisme. Trancedentalisme mengekspresikan hal-hal yang berkenaan
dengan kebudayaan, sedangkan Pragmatisme merupakan suatu pemikiran yang
berusaha membentuk Amerika yang hidup, dinamis, dan progresif. Sangat
berbeda dengan Indonesia yang filsafat pendidikannya Pancasila yang memiliki
ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.

Dari hasil analisis pendidikan antara Amerika dan Indonesia kami melihat
satu titik pembeda antara pendidikan kedua negara ini. Yaitu pada segi

11
Religiusnya. Yang mana Agama adalah suatu hal yang sangat dijunjung tinggi di
Indonesia. Jadi, nilai-nilai agama sudah ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah.
Di Indonesia, setidaknya seminggu sekali ada mata pelajaran Agama di kelas.

Berbeda dengan AS, agama dianggap sebagai suatu hal yang sangat
pribadi. Karenanya, secara umum agama tidak dibahas di ruang publik, termasuk
sekolah. Oleh sebab itu, orang tua dan keluarga lah yang berperan untuk
mengajarkan nilai-nilai agama.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.com/blog/apa-bedanya-pendidikan-di-indonesia-dan-
amerika-serikat

Nur, A. S. (2001). Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Lubuk Agung.

Richard C. Schroeder. (2000). Garis Besar Pemerintahan Amerika Serikat. Deplu


AS.

Wulandari, T. (2008). Kebijakan Pendidikan di Amerika Serikat. Istoria: Jurnal


Pendidikan dan Sejarah, 7(1).

13

Anda mungkin juga menyukai