Anda di halaman 1dari 29

FILSAFAT YUNANI

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah Filsafat Umum Dosen pengampu:
Bapak Muhammad Ardiansyah, M, Ag

Disusun Oleh: Kelompok 6

Nama:

Achmad Firman Alamsyah (222103030022)

Army Satria Hero Bhakti (222103030023)

Cheppy Paundra Wardhana (222103030024)

Annisa Nur Aulia Ihsanti (222103030025)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS NEGERI KIAI HAJI ACHAMD SHIDDIQ
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah
Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Filsafat Yunani ” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Filsafat Umum”

Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini
hingga selesai. Rasa terimakasih juga kami haturkan kepada:
1. Bapak Muhammad Ardiansyah, M, Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Umum
2. Rekan-rekan yang telah membantu support atas penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu kami mohon saran dan kritik dari semuanya.
Penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Jember,13 September 2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Filsafat Periode Yunani......................................................................
B. Filsafat Yunani Pra-Socrates....................................................................................................

C. Tokoh-Tokoh Pada Masa Yunani Kuno...................................................................................

D. Filsafat Yunani.........................................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................................
B. Daftar pustaka..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara etimologis kata filsafat dari kata Yunani filosofia, yg berasal dari kata kerja
filosofein yg berarti mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat juga berasal dari kata Yunani
philosophis yg berasal dari kata kerja philein yg berarti mencintai / philia yg berarti cinta, dan
sophia yg berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yg bias
diterjemahkan “cinta kearifan”. Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada
awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang
munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat
yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam
alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keteranganketerangan
tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini
berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari
keterangan melalui budinya

Filsafat Yunani yang sampai kepada dunia Islam tidaklah seperti yang ditinggalkan oleh
orang-orang Yunani sendiri, baik melalui orang-orang Masehi Nestoria dan Jakobites maupun
melalui golongan-golongan lainnya. Akan tetapi, filsafat sampai kepada mereka melalui
pemikiran Hellenisme Romawi yang mempunyai ciri khas dan corak tertentu yang memengaruhi
filsafat itu sendiri. Oleh karena itu, tidak semua pikiran-pikiran filsafat yang sampai kepada
dunia Islam berasal dari Yunani, baik dalam teksteks aslinya maupun ulasan-ulasannya,
melainkan hasil dari dua fase yang berturut-turut, yaitu “fase Hellenisme” dan “fase Hellenisme
Romawi”. Oleh karena itu, dalam pikiran filsafat terdapat dua corak yang berbeda atau dua corak
yang bercampur, sesuai dengan perbedaan alam pikiran pada dua masa yang membicarakannya.

Sebelum filsafat Yunani muncul, kebudayaan Yunani telah mencitrakan khas berpikir yang
filosofi, sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di Yunani adalah bagian yang menentukan
kelahiran filsafat. Oleh karena itu, filsafat Yunani bukan semata-mata hasil ciptaan kaum filosof,
tetapi merupakan kelanjutan dari kultur Yunani sebelum masa filsafati. Bahkan mulanya, filsafat
di Yunani lahir untuk melepaskan diri dari kekuasaan aliran agama bersahaja yang menyebarkan
ajaran agamanya dengan doktrin dan kekuasaan. Lebih dari itu, filsafat mengajarkan segala hal
yang benar menurut ukuran rasio, dan standar kebenaran adalah rasio itu sendiri. Apa yang dapat
dibenarkan oleh akal pikiran dinamakan filsafat, sedangkan segala sesuatu yang irasional
dikategorikan sebagai “ajaran agama yang penuh dengan mitos.” '

Dalam filsafat Yunani, unsur-unsur agima bersahaja yang berhalais sangat kental, antara
lain kepercayaan tentang adanya banyak zat yang membekasi alam dan yang menjadi sumber
segala peristiwa alamiah, meskipun dalam bentuk yang berbeda dengan ajaran agama Yunani
sendiri, karena zat yang berbilang dalam agama itu dinamakan “dewa-dewa”, sedangkan dalam
filsafat disebut “akal benda-benda langit”, sebagaimana yang paham tentang “akal bulan” dengan
“akal manusia”: Menurut filsafat Yunani bukan hanya sebab yang pertama (first cause) yang
memengaruhi alam, tetapi juga ada kekuatan-kekuatan lain yang ikut serta memengaruhinya,
yaitu akal-akal yang menggerakkan benda-benda langit.

Ciri pemikiran filsafat Yunani ialah adanya cara berpikir yang tidak relevan dengan realitas
yang ada atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan eksistensi
yang sesungguhnya, karena setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang paling hakiki,
sebagaimana adanya api yang kemudian padam. Lalu, orang mencari ke mana perginya api.
Apakah berubah menjadi benda lain atau bersembunyi di dalam benda lain sehingga gesekan
besi dapat mengeluarkan api, bahkan gesekan batu dan kayu yang kering? Oleh karena itu,
hakikat api yang sesungguhnya bukan realitas yang biasa terlihat secara awam, melainkan
terletak di balik keberadaannya yang dapat berubah-ubah dengan dimensi ruang dan waktu yang
berbeda. Cara berpikir model demikian dipandang sebagai ciri filsafat, yang kemudian disebut
sebagai “ketidakselarasan” antara logika dan realitas. sebagaimana adanya api yang kemudian
padam. Lalu, orang mencari ke mana perginya api. Apakah berubah menjadi benda lain atau
bersembunyi di dalam benda lain sehingga gesekan besi dapat mengeluarkan api, bahkan
gesekan batu dan kayu yang kering? Oleh karena itu, hakikat api yang sesungguhnya bukan
realitas yang biasa terlihat secara awam, melainkan terletak di balik keberadaannya yang dapat
berubah-ubah dengan dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Cara berpikir model demikian dan
realitas.
B. RUMUSAN MASALAH

A. Jelaskan Filsafat Yunani

B. Jelaskan Filsafat Yunani Pra Socrates

C. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Pada Masa Yunani Kuno

D. Sejarah Filsafat Yunani

C. TUJUAN PENULISAN

Agar dapat menambah wawasan pembaca tentang memperdalam ilmu Filsafat dan
mengerti tentang apa itu filsafat yunani
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT PRIODE YUNANI

Periode ini dapat dikaji sejak saman Yunani Kuno (600 SM 2400 Mj). Pada zaman Yunani
Kuno terdapat tiga perlada masa sejarah filsafat yaitu masa awal, masa keemasan, sarta masa
holonitas dan Rumawi Masa awal filsafat Yunaru Kuno ditandai dengan tercatatnya Uya nang
filosof yang berasal dan daerah Miletos, yaitu Thalos, Anaximandren, dan Anaximenos, Selain
ketiga nama tersebut, bebarapa nama dari daerah lain, seperti Herakleitos dari Ephesos,
Pythagoras di Italia Selatan, Perminides dari Elea, dan Demokritos dari Abdura. Pikiran. pikiran
Thales ditulis oleh murid-muridnya, yaitu Anaximandros dan Anaximenes. Perhatiannya adalah
pada alam dan kejadian alamiah, terutama dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan
yang terjadi. Namun, mereka yakin bahwa terhadap perubahan-perubahan itu terdapat suatu asas
yang menentukan, tetapi di antara mereka menyebut asas yang berbeda. Thales menyebutnya
asas air. Anaximandros dengan asas yang tidak terbatas (to apeiron), dan Anaxjmenes dengan
asas udara.1

Selanjutnya, Herakleitos berpendapat bahwa asas itu adalah api Menurut pendapatnya, api
adalah lambang perubahan. Ia berpendapa bahwa di dunia ini tidak ada suatu apa pun yang tetap,
definitif, day sempurna, tetapi berubah, seperti kayu karena api dapat menjadi abu, Segala
sesuatu berada dalam status “menjadi” mengalir, panta rhei. Pemikiran Pythagoras berbeda
dengan filosof pada masanya kecuali dengan Anaximandros. Ia tidak menganggap perlunya asa
pertama yang dapat ditentukan dengan pengenalan indra karena sepala hal dapat diterangkan atas
dasar bilangan. Ia mengemukakan tangpa nada yang sepadan dengan perbandingan
antarbilangan. Oleh karena itu, Pythagoras terkenal sebagai pengembang ilmu pasti dengan
mengemukakan “Dalil Pythagoras”nya. ,

Perminides dari Elea pada masa awal filsafat Yunani Kuno mengemukakan “metafisika”,
yaitu bagian filsafat yang mempersoalkan “ada (being) yang berkembang menjadi “yang ada,

1
Abdur Rozak dan Isep Zainal Arifin, 2002. Filsafat Umum, Gema Media Pusakatama, Bandung.
sejauh ada” (being as being, being as such). Parmenides juga berpendapat yang ada, ada, dan
yang tidak ada, tidak ada mempunyai arti bahwa prulalitas itu tidak ada.2

Filosof berikutnya kembali pada kesaksian indra, antara lai 'os yang bersama Leucippus
membangun dan mengajukan teori yang dikenal dengan istilah atomisme. Demokritos beserta
kawankawannya berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada terdiri atas bagian-bagian kecil
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atom-atom, a tomos). Meskipun bentuk atom itu kecil dan
tidak dapat dilihat oleh mata, ia selalu bergerak sehingga membentuk realitas yang tampak
padaindramanusia.

Dilanjutkan pada masa keemasan Yunani Kuno yang ditandai oleh SN sejumlah nama
besar yang sampai sekarang tidak pernah dilupakan 1 oleh kalangan pemikir, termasuk pemikir
masa kini yang berbeda pendapat. Nama besar yang pertama dipimpin Perikles yang tinggal 3 di
Athena. Athena menjadi pusat dari penganut berbagai aliran filsafat 1 yang ada pada masa itu.
Pada masa itu terdapat pula pemikiran sofistik a yang penganutnya disebut kaum sofis, yaitu
kaum yang pandai g berpidato yang tidak lagi menaruh perhatian utama pada alam, tetapi
menjadikan manusia sebagai pusat perhatian studinya. Tokohnya adalah Protagoras.
Pemahamannya memperlihatkan sifat-sifat Relativisme, atau kebenaran bersifat relatif, tidak ada
kebenaran yang i. tetap dan definitif. Benar, baik, dan bagus selalu berhubungan dengan at. -.
manusia, tidak mandiri sebagai kebenaran mutlak.

Pengetahuan ilmiah sampai di tangan orang-orang Yunani, juga di Ionia diperkirakan pada
permulaan abad ke-7 SM. Sarjana-sarjana Yunani memfilsafatkan ilmu dan menghasilkan teori-
teori baru.

Pemikir-pemikir mereka dikenal seperti Thales, Anaximander, Anaximenes, Hipocrates,


Pythagoras, Demorritus, Socrates, Plato, dan ala - Aristoteles. Warisan mereka dalam bidang
ilmu dan filsafat merupakan ga penambahan yang baru dan tak tertandingi dalam khazanah ilmu
pengetahuan. Dunia mengenal teori-teori, seperti unsur-unsur kimia, an teori bilangan,
pandangan Demokritos tentang atom, pandangan Hipocrates tentang pengobatan, pandangan
Pythagoras tentang matematika, pandangan Plato tentang geometri, dan pandangan Aristoteles
tentang anatomi, botani, zoologi, dan metalurgi. Di antara as pemikiran Aristoteles yang radikal,
yaitu bahwa alam semesta tidak dikendalikan oleh serba kebetulan, magi, atau oleh keinginan tak
2
Abdur Rozak dan Isep Zainal Arifin, 2002. Filsafat Umum, Gema Media Pusakatama, Bandung.
itu terpikirkan kehendak dewa, tetapi oleh tingkah laku alam semesta itu yang tunduk pada
hukum-hukum rasional.3 Ilmu pengetahuan Yunani ini mencapai puncak tertinggi dan
kebesarannya di Athena. Ilmu-ilmu mereka jauh melebihi semua negara lain karena Akademi
Plato dan Lyceum Aristotelesnya.

Dikatakan bahwa pada 600 tahun SM, di Negeri Cina telah berkembang industri besi
(zaman besi). Berkat kemampuan persenjataan besinya, pada masa ini, orang-orang Babylonia
menaklukkan Yudea dan menghancurkan Kuil Nabi Sulaeman. Tak lama kemudian, Cyrus Yang
Agung bergantian menaklukkan Babylonia. Pada 500 tahun SM, terjadi pertempuran Maraton,
infanteri yang dipersenjatai secara melimpah mengalami kemenangan.4

Periode Yunani ini -dianggap sejarawanmenandai permulaan pengetahuan ilmiah yang


sebenarnya, tetapi ilmu pengetahuan Yunani itu merupakan rangkaian tak terpisahkan berkat jasa
ilmu-ilmu pengetahuan ilmiah sebelumnya. Jadi, telah terjadi kontak antara sarjana Yunani dan
rekan-rekan sezaman mereka. Periode gemilang ilmu-ilmu Helenis ini berakhir dengan
meninggalnya Iskandar Yang Agung, kemudian disusul oleh Aristoteles.

B. FILSAFAT YUNANI PRA-SOCRATES

Menurut Juhaya S. Pradja (2003 : 50 - 58), para filosof Yunani yang pertama tidak lahir di
tanah airnya sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia Minor. Dahulu, bangsa Yunani di
Semenanjung Balkan banyak yang menjadi perantau, karena tanahnya tidak subur, dan sepanjang
daratan dilalui oleh bukit barisan, serta banyak teluk yang menjorok ke daratan, sehingga tidak
banyak tanah yang baik untuk tempat tinggal. Mereka yang merantau itu hidup makmur, dari
perniagaan dan pelayaran. Kemakmuran itu memberikan kelonggaran bagi mereka untuk
mengerjakan hal-hal selain mencari penghidupan. Waktu yang terluang dipergunakannya untuk
memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan mengembangkan buah pikiran. Itulah sebabnya,
Miletos di Asia Minor, kota tempat mereka merantau, menjadi tempat lahirnya filosof-filosof
3
Abdur Rozak dan Isep Zainal Arifin, 2002. Filsafat Umum, Gema Media Pusakatama, Bandung.
4
Michael H. Hart, 1985. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Pustaka Tava, Jakarta.
Yunani yang pertama, seperti Thales, Anaximandros, dan Anaximenes. Mereka disebut Filosof
Alam, sebab tujuan filsafat mereka ialah memikirkan masalah alam besar, dari mana terjadinya
alam. 5

C. TOKOH-TOKOH PADA MASA YUNANI

1. Thales

Filosof alam pertama adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 sebelum Masehi. Di
kalangan orang-orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai salah seorang hoi liepta soplioi,
yaitu tujuh orang yang bijaksana, atau The Seven Wise Men atau al-Hukania' as-Sab'ah.
Aristoteles memberikan gelar kepada Thales sebagai filosof yang pertama. Thales adalah seorang
saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari Mesir dan
membawanya ke Yunani. Diceritakan pula bahwa ia memiliki ilmu tentang cara mengukur tinggi
piramid-piramid dari bayangannya: cara mengukur jauhnya kapal di laut dari sebuah pantai: ia
juga mempunyai teori tentang banjir tahunan Sungai Nil di Mesir. Bahkan, ia juga berhasil
meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Oleh karena itu, ia
dikenal sebagai abli astronomi dan metafisika. Berbagai penemuan Thales menggiring cara
berpikir manusia dari mitos-mitos kepada alam nyata yang empirik. -

Sumber utama ajaran Thales diungkapkan oleh Aristoteles, sebagaimana dalam traktatnya
mengenai metafisika Aristoteles menyatakan bahwa Thales adalah orang pertama yang
memikirkan tentang asal muasal terjadinya alam semesta ini. Menurut Thales, asal mula alam ini
adalah air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu. Segala
sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air. Menurut Thales, tumbuh-tumbuhan dan
binatang lahir ditempat yang lembap, bakteri-bakteri hidup dan berkembang di tempat yang
lembap, bakteri makan sesuatu yang lembap dan kelembapan bersumber dari air. Dari air itu
terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air. Argumen Thales
merupakan argumen yang bukan hanya rasional, tetapi observatif, meskipun pada zamannya
belum lahir ilmu pengetahuan yang segala sesuatu baru dinyatakan benar jika telah terbukti
secara empirik dan observatif. Pandangan Thales menurut Juhaya S. Pradja, (2000 : 516)
merupakan pandangan yang rasional, karena dikemukakan melalui salah satu sumber

5
Jubaya S. Pradja, 2003. Filsafat Ilmu, 'Teraju, Bandung.
6
Juhaya S. Pradja, 2003. Filsafat Ilmu, 'Teraju, Bandung
pengetahuan yang konkret. Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang sangat tinggi,
karena sebelumnya, orang-orang Yunani lebih banyak mengambil jawaban-jawab tentang alam
dengan kepercayaan dan mitos-mitos yang tentu dipen ketakhayulan. Thales telah membuka
alam pikiran dan keyakinan te7ntang alam serta asal muasalnya, tanpa menunggu hadirnya
penemuan ilmi | atau dalil-dalil agamais. Bagi Thales, semua kehidupan berasal dari air, bahkan
air berasal dari air. Air adalah causa prima dari segala yang ad yang jadi, tetapi juga akhir dari
segala yang ada dan yang jadi. Di awal ai dan di ujung air, atau dengan perkataan filosofis, air
adalah subtrat (bingkai) dan substansi (isi). Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, tak ada jura
pemisah antara hidup dengan mati Semuanya satu.

8
Naluriah imanen Thales adalah animisme, yang memercay ai balwa —bukan hanya yang
hidup saja yang mempunyai jiwa, tetapi juga band mati mempunyai jiwa. Aristoteles menamakan
pendapat Thales yan | menyatakan bahwa jagat raya ini memliki jiwa, dengan naina hylezoim
(Juhaya S. Pradja, 2000 ' 51)

Fil safat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkaj munculnya filsafat.
Pada waktu itu sekitar abad ke-6 SM di wilayah Yunani muncul pemikir-pemikir yang disebut
filosof alam. Dinamakan demikian karena objek yang dijadikan pokok persoalan adalah
mengenai alam (cosmos). Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar. Dari mana
terjadinya alam, itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka.

Pemikiran demikian merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional, dan radikal. Sebab,
pada waktu itu, kebanyakan orang hanya menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang
dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Di pihak lain, orang
cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang, mitos,
legenda.

Para filosof alam tersebut tidak memercayai cerita-cerita mitos demikian, dan
menganggapnya sebagai takhayul yang irasional. Oleh karena itulah, mereka berusaha secara
rasional untuk mendapatkan keterangan hakikat dasar alam. Itulah sebabnya, mereka pantas
mendapat julukan sebagai pemikir yang radikal dan kontemplatif. Setiap hakikat yang ada

8
Juhaya S. Pradja, 2003. Filsafat Ilmu, 'Teraju, Bandung
ditelusuri dengan semangat intelektualitas yang radikal dan meragukan segala sesuatu yang
dijawab dengan mitos.

. Salah satu filosof yang mempertanyakan asal mula adanya alam adalah Thales. Dia adalah
seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir. Ia juga seorang ahli politik yang
terkenal di Miletos. Dalam hal itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu
matematik (ilmu pasti) dan astronomi (ilmu bintang). Ada cerita yang mengatakan bahwa Thaies
mempergunakan kepintarannya sebagai ahli nujum. Dengan jalan itu ia, . menjadi kaya raya.
Pada suatu waktu, ia meramalkan akan ada gerhana matahari pada bulan itu dan ternyata pada
tahun itu, ramalannya terbukti. Gerhana matahari itu terjadi pada tahun 585 sebelum Masehi. Hal
itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babylonia, yang Sangat tersohor
pada waktu itu.

Sebuah cerita menuturkan bahwa Thales menyisihkan dirinya dari pergaulan awam. Ia berpikir
senantiasa terikat kepada alam semesta. Pada Suatu hari, Thales pergi berjalan-jalan. Matanya
asyik memandang ke atas, melihat keindahan alam di langit. Tanpa sepengetahuannya, ia terjatuh
masuk lubang. Seorang perempuan tua yang lewat di dekat itu menerlawakannya sambil berkata,
“Hai Thales, jalan di langit engkau ketahui, tetapi jalanmu di muka bumi ini tidak kau ketahui.”

2. ANAXIMANDROS .

Anaximandros (610 - 547 SM) adalah murid Thales. Usianya Him ' “belas tahun lebih muda
daripada Thales, tetapi meninggal dunia dua tahun lebih dahulu. Sebagai filosof, ia lebih besar
daripada gurunya. Ia juga ah astronomi, di samping itu, ia juga ahli ilmu bumi.

Sama halnya dengan gurunya, Anaximandros juga ingin mencari asa) dari segalanya. Ia
tidak menerima saja apa yang diajarkan oleh gurunya. Yang dapat diterima akalnya ialah bahwa
yang asal itu satu, tidak banyak, Akan tetapi, yang satu itu bukan air, dan bukan suatu anasir
yang dapat diamati oleh pancaindra. Menurut Anaximandros, segala sesuatu itu berasal dari to
apeiron, yaitu yang tak terbatas, sesuatu yang tidak terhingga.

Menurut Anaximandros, Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaannya
dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini, sebah segala yang kelihatan itu, yang dapat
ditentukan rupanya dengan pancaindra kita adalah barang yang mempunyai akhir yang
berhingga. Oleh sebab itu, apeiron adalah barang yang asal, yang tidak berhingga dan tiada
berkeputusan itu mustahil bagi salah satu dari barang yang berakhir itu. Segala yang tampak dan
terasa dibatasi oleh lawannya. Yang panas dibatasi oleh yang dingin. Di mana bermula yang
dingin, di sana berakhir yang panas. Yang cair dibatasi oleh yang beku. Yang terang dibatasi
oleb yang gelap. Bagaimana yang terbatas itu dapat memberikan sifat kepada yang tidak
berkeputusan? ,

Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat ditentukan rupanya dengan pancaindra kita,
semuanya mempunyai akhir. Ia timbul (jadi), hidup, dan lenyap. Segala yang berakhir berada
dalam kejadian senantiasa, yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu dengan yang lain. Yang
cair menjadi beku, dan sebaliknya. Yang panas menjadi dingin, dan sebaliknya. Semua itu terjadi
dari Apeiron, dan kembali pula kepada Apeiron. Oleh karena itu, Apeiron itu bersifat Ilahi, abadi
tak terubahkan dan meliputi segala-galanya.

Kemudian, Anaximandros menerangkan bagaimana dari Apeiron timbul alam semesta.


Bermula dari Apeiron, keluarlah yang panas dan yang dingin. Yang panas membalut yang dingin
sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya Dari yang dingin it terjadilah yang cair d yang
beku Yang beku irulah kemudian menjadi bumi. Api yang memb ut yang dingin itu kemudian
terpecah-pecah pula, dan pecahan-pecahan itu berputar-putar, dan kemudian terpisah-pisah,
maka terjadilah matahari, bulan, dan bintang-bintang

Adapun bumi pada awalnya dibalut oleh uap yang basah. Karena berputar terus-menerus,
yang basah itu secara berangsur-angsur menjadi kering, akhirnya tinggallah sisa uap yang basah
itu sebagai laut pada bumi,

Mengenai terjadinya makhluk di bumi, Anaximandros menerangkan bahwa atas pengaruh


yang panas tersebut, dari uap yang basah di bumi itu terjadilah makhluk-makhluk hidup, yang
kemudian secara bertingkattingkat mengalami kemajuan dalam hidupnya. Pada mulanya, bumi
ini diliputi oleh air semata-mata. Oleh sebab itu, makhluk yang pertama di atas bumi ialah hewan
yang hidup di dalam air, seperti ikan. Akan tetapi, setelah tanah senrakin kering, timbullah
daratan maka makhluk yang lain mulai berkembang di atas daratan.
Mengenai manusia, Anaximandros mengatakan bahwa dari binatang yang berupa ikan
itulah terjadi manusia yang pertama. Manusia bermula tidak bisa serupa dengan manusia
sekarang, sebab orang yang dilahirkan dalam bentuk bayi sekarang memerlukan asuhan orang
lain. Makhluk seperti itu tidak bisa hidup pada permulaan penghidupan di atas dunia ini. Sata-
satunya yang bisa menolong dirinya sendiri sejak lahir hanyalah binatang berupa ikan.

Pendapat Anaximandros tentang kejadian dan kemajuan makhluk di dunia ini banyak
menyerupai teori evolusi Darwin yang muncul pada abad ke-19. Tidak heran, kalau orang
mengarang lelucon bahwa Anaximandros patut dipandang sebagai “Darwinis”, yaitu pengikut
Darwin yang pertama kali.

Dilihat dari kacamata ilmu modern sekarang, tampak adanya kejanggalan-kejanggalan


pada keterangan Anaximandros tentang kejadian alami. Akan tetapi, dititik dari masanya, di
mana segala keterangan berdasar kepada takhayul dan cerita yang ganjil-ganjil, pendapatnya itu
merupakan buah pikiran yang maju, sehingga cukup untuk menilai Anaximandros sebagai
pemikir yang genius.”

Sebagai filosof, ia mempunyai pandangan bahwa alam adalah satu, tetapi prinsip dasar
tentang alam tersebut bukan dari jenis benda alam Seperti air sebagaimana yang dikatakan
gurunya. Prinsip dasar alam berasal dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas, yang
disebutnya apeiron.

3. ANAXIMENES

Anaximenes (585 —524 SM) adalah murid Anaximandros, yang secara substansial,
pemahamannya tentang alam tidak berbeda dengan gurunya. Anaximenes mengajarkan bahwa
asal dari alam ini satu dan tidak terhingga. Hanya saja, ia tidak dapat menerima ajaran
Anaximens bahwa yang asal itu tidak ada persamaannya dengan barang yang lahir dan tak dapat
dirupakan. Baginya, yang asal itu mestilah satu dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal
itu jalah udara. Udara itulah yang satu dan tidak perharga. Pandangan Anaximenes tersebut
didasarkan atas alasan-alasars sebagai berikut: .

1. Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat di mana-mana. Dunia inj diliputi oleh udara, tidak
ada satu ruangan pun yang tidak terdapat udara di dalamnya. Oleh karena itu, udara itu tidak
habis-habisnya, tidak berkesudahan dan tidak berkeputusan.
2. Suatu keistimewaan dari udara ialah ia senantiasa bergerak. Oleh karena itu, udara memegang
peranan yang penting dalam berbagai rencana kejadian dan perubahan dalam alam ini.

3. Udara adalah unsur kehidupan. Udara adalah dasar hidup. Tidak ada sesuatu pun yang hidup
tanpa udara. Oleh karena itu, ia dapat menerima ajaran gurunya, bahwa “jiwa itu serupa dengan
udara”. Sebagai kesimpulan atas ajarannya, ia mengatakan, “Sebagaimana jiwa kita, yang tidak
lain dari udara, menyatukan tubuh kita, demikian juga udara mengikat alam ini menjadi satu.
Maksudnya, jiwalah yang menyusun tubuh manusia menjadi satu, dan menjaga agar tubuh tidak
bercerai-berai. Kalau jiwa keluar dari badan, badan menjadi mati, hancur dan bercerai-berai
bagian-bagiannya. Juga alam besar ini ada karena udara, udaralah yang menjadi dasar hidupnya,
jika tak ada udara, hancurlah alam ini. Dengan demikian, alam (makro kosmos) dan manusia
(mikro kosmos) itu pada dasarnya satu rupa.”

Mengenai terjadinya alam ini, ia mengatakan, “Semuanya terjadi dari udara. Karena gerak
udaralah yang menjadi sebab terjadinya. Udara bisa jarang dan bisa rapat. Kalau udara menjadi
jarang, terjadilah api, kalau udara terkumpul menjadi rapat, terjadilah angin dan awan, kalau
udara bertambah padat lagi, turunlah hujan dari awan itu. Dari air terjadi tanah, dan tanah yang
sangat padat menjadi batu.

Dari pandangan-pandangan dan hasil pemikiran filosof-filosof pertama dari Miletos di atas
dapat diringkaskan sebagai berikut:

1. Alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang mempunyai dasar atas asal yang satu,
walaupun mereka tidak sepakat tentang yang satu, yang menjadi dasar dari kejadian alam
semesta ini.

2. Alam semesta ini dikuasai oleh hukum, kejadian-kejadian dalam alam tidak terjadi secara
kebetulan, tetapi ada semacam keharusan di belakang kejadian-kejadian itu. "

3. Akibatnya, alam semesta ini merupakan kosmos, dalam arti alam yang teratur, sebagai lawan
dari chaos dalam arti alam yang kacau-balau.

Anaximenes adalah seorang murid Anaximandros yang merupakan filosof alam terakhir
dari kota Miletos. Sesudah ia meninggal dunia, .kemajuan filosof alam berakhir di kota tersebut.
Banyak ahli pikir yang . berasal dari kota tersebut sebab kota Miletos pada tahun 494 SM
diserang dan ditaklukkan oleh bangsa Persia. Dengan kepergian para ahli pikir itu, kebesaran
kota Miletos sebagai pusat pengajaran filosofi alam telah lenyap. Pandangan filsafatnya tentang
kejadian alam ini sama dasarnya dengan pandangan gurunya. Ia mengajarkan bahwa barang yang
asal itu satu dan tidak berhingga. Hanya saja ia tak dapat menerima ajaran Anaximandros bahwa
barang yang asal itu tak ada persamaannya dengan barang yang lain dan tak dapat dirupakan.
Baginya yang asal itu mestilah satu dari yang ada, dan yang tampak. Barang yang asal itu ialah
udara. Udara itulah yang satu dan tidak berhingga.

4. PYTHAGORAS

Pythagoras dilahirkan di Samos antara tahun 580 sampai 370 Kemudian, ia berimigrasi ke
daerah koloni Grik di bagian selatan Itay, pada tahun 529 SM karena sikap oposisinya terhadap
pemerintahan tirary di bawah pemerintahan Plykrates. Sikapnya yang loyal terhadap golongan
aristokrat, menyebabkan ia meninggalkan daerahnya dan pindah ke ko, Krotona. Di tempat
inilah, ia mendirikan perkumpulan agama yang terkeng Sebagai mazhab Pythagorean.

Mohammad Hatta mengatakan bahwa Pythagoras seun, dengan Xenophanes. Yang ketika
itu kota kelahirannya diperintah oley Seorang tiran, pemerkosa yang kejam dan lalim bernama
Polykrates. 4 pergi mengembara ke seluruh dunia Greek. Akhirnya, ia sampai di sebelah Selatan
semenanjung Italia. Kemudian, kaum Greek secara bertahap membangun tempat tinggal. Pada
tahun 530 SM, Pythagoras menetap di kota Kroton. 9

Di kota itu, Pythagoras membangun kelompok tarekat yang hidup mengasingkan diri dari
keramaian. Ada yang berpendapat bahwa Pythagoras terpengaruh oleh aliran mistik yang
berkembang dalam alam Yunani, yang bernama Orfisisme. '

Ajaran tarikat yang dikembangkan oleh Pythagoras ialah riyadhah bathiniyah semacam
pendidikan jiwa yang dimaksudkan untuk menyucikan roh. Pythagoras percaya akan kepindahan
jiwa dari makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan datang. Apabila seseorang
meninggal, jiwanya kembali lagi ke dunia, masuk dalam badan salah suatu hewan, Karena
ajarannya itu, orang-orang menyindirnya dengan sebuah cerita bahwa pada suatu hari Pythagoras
sedang berjalan-jalan. Tampak olehnya seorang memukul anjing, sehingga anjing itu menjerit-

9
Mohammad Hatta, 1986. Alam Pikiran Yunani, Tintamas, Jakarta. Michael H. Hart, 1985. Seratus Tokoh yang
Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Pustaka Tava, Jakarta.
jerit. Lalu, ja berkata, “Hai sanak, jangan dipukul anjing itu, di dalamnya ada jiws seorang
sahabatku, terdengar olohku dari jeritannya "

Menurut kapercayaan Pythagoras, manusia itu asalnya Tuhan Jiwa stu adalah penjelmaan
dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa, Is akan kembali ke langit ke dalam lingkungan
Tuhan bermuls, apabila sudah habis dicuci dosanya itu. Hidup murni adalah jalan untuk
menghapus dosanya itu. Akan tetapi, prosesnya tidak tercapai sekaligus, Melainkan berangsur-
angsur. Sebab, jiwa itu berulang-ulang turun ke tubuh makhiuk dahulu. Dengan jalan begitu, dari
setingkat demi setingkat, ia mencapai kemurnian. Untuk mencapai hidup murni, orang wajib
makan daging dan kacang yang sudah matang. Menurut kepercayaan itu, Pythagoras menjadi
penganjur vegetarisme, memakan sayur-mayur dan buah-buahan saja.

Manusia yang menginginkan kesucian rohnya, harus membersihkan jasmani dan


rohaninya. Jasmani dapat dibersihkan dengan meninggalkan makanan-makanan yang berasal dari
binatang. Rohani dibersihkan melalui berzikir. Setiap hari manusia harus membersihkan jiwanya
dengan bertobat, karena setiap hari manusia melakukan dosa. Sebelum tidur malam, manusia
harus menghisab diri, tentang segala dosa yang telah diperbuatnya. Bertanya dalam hatinya, dosa
apa yang telah dilakukannya hari ini? Perbuatan apa yang telah menyimpang dari kesucian batin?
Introspeksi diri harus mendalam sehingga kesadaran rohaniah muncul atau bangkit. Segala
perbuatan yang salah hendaknya membangkitkan rasa rindu kepada Tuhan, sedangkan perbuatan
yang benar menjadikan hidup bahagia dengan bekal yang cukup di akhir nanti.

Hidup di dunia ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhir. Segala bentuk
perbuatan duniawi adalah bekal di kehidupan ukhrawi. Berlagu dengan musik termasuk jalan
untuk membersihkari roh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras, musik itu dimuliakan.

Peraturan hidup dalam tarikat itu sangat keras. Tiap-tiap orang yang akan diterima menjadi
anggotanya, hendaklah berdiam diri lebih dahulu, tidak berkata-kata lima tahun lamanya.
Apabila ia tahan menanggung percobaan itu, barulah ia diakui sebagai kawan. Setiap hari dalam
bekerja harus relevan antara bisikan hati dengan gerak anggota badan.

Pythagoras mengajarkan filsafatnya dengan lisan. Kebenaran bagi Pythagoras adalah


keseimbangan antara roh dan jiwa, jasmani dan rohani. Ajarannya diakuj kebenarannya oleh
seluruh muridnya. Jika ada yang mengatakan “tidak benar”, itulah kebenarannya. Oleh karena
itu, kebenaran bersifat positif dan negatif. Benar tentang benarnya kebenaran Sesuatu dan benar
tentang ketidakbenaran sesuatu.

Pythagoras dikenal sebagai seorang ahli dalam dunia mistik, seorang filosof, dan ahli
dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Dialah orang pertama yang mengemukakan teori dari
hal angka-angka yang menjady dasar ilmu berhitung. Karena dialah, orang menyadari bahwa
berhitung itu bukan saja kecakapan menghitung seperti yang dikerjakan sehari-hari, Orang yang
belajar matematik mengenal segi-segi Pythagoras.

Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Ia beranggapan bahwa


hakikat dari segala sesuatu adalah angka. Benda dari benda lain dibatasi oleh angka. Kita
menentukan segala sesuatu dengan bilangan. Batas, bentuk, dan angka dalam pengertian
Pythagoras adalah sesuatu yang sama. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat
hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya ilmu pasti
(pure mathematics).

5. HERAKLEITOS

Herakleitos (540 — 480 SM) dilahirkan di Apa neng enal kompromi, yang tergolong
aristokrat. Ia mempunyai watak tidak mengenal kompromi, dan sangat ekstrem dalam menentang
damokrasi. Dia sangat beba, mengemukakan pendapatnya, terutama dalam hai mencela orang
Inin, bahkan tidak segan-segan, is menghina orang-orang terkemuka yang dijunjung tinggi oleh
banyak orang, seperti: Humetos, Arkhilokhes, Hesiodos, Pythagoras, Xenophaues, Hekataios,
dan lain-lain,

Oleh sebab itu, tidak heran kalau ia tidak mau menerima pendapat filosof-filosof
sebelumnya, dan mempunyai pandangan sendiri filsafat. Kalau filosof-filosof Lonia tertarik pada
masalah substarsi yang menjadi asal atau sebab dari alam dan filosof Pythagoras tertarik pads
masalah bentuk dan hubungan-hubungannya dalam alam yang bersifat kuantitatif, maka
Herakleitos tertarik pada masalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam (Problem of
changing or becoming). Herakleitos sangat terpengaruh oleh kenyataan bahwa alam ini
mengalami perubahan terus-menerus, sehingga terjadilah pluralitas dalam alam ini.
Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun di alam ini yang bersifat tetap atau permanen. Apa
yang kelihatan tetap, sebenarnya ia berada di dalam proses perubahan yang tiada henti-hentinya.
Adapun ucapanucapan Herakleitos yang sangat terkenal yang menggambarkan pandangan
filsafatnya, seperti: Pan tarhei kai uden menei, semuanya mengalir dan tidak ada satu pun yang
tinggal menetap. Engkau tidak bisa turun dua kali ke dalam sungai yang sama. Matahari-adalah
baru setiap hari.

Herakleitos berkeyakinan bahwa api adalah elemen utama dari segala sesuatu yang timbul.
Api merupakan lambang dari perubahan-perubahan dalam alam ini, sebab nyala api
selalu'memakan bahanbakar yang baru, dam bahan bakar senantiasa berubah menjadi asap dan
abu.

Menurut Herakleitos, dunia ini tidak dijadikan oleh siapa punjuga.Ia . ada selama-lamanya.
Ia sebagai api yang hidup selalu, yang menyala dan padam secara berganti-ganti. Perjalanan
dunia ini senantiasa beredar, tidak bermula dan tidak berkesudahan. Dunia selalu dalam kejadian,
sebab tidak ada sesuatu yang kuasa menahannya. Dunia senantisa bergerak, sebab ia
mengandung hukumnya, logosnya dalam dirinya sendiri, sebab itu kemajuan berlaku menurut
irama yang tetap.10 (Juhaya S. Pradja, 2000 : 56) Sungguhpun mempunyai pandangan sendiri
yang berlainan dari pendirian para filosof sebelumnya, ia juga terpengaruh oleh alam pikir
Tilosof alam dari Miletos. Ia juga menyatakan bahwa asal segala sesuatu hanyalah satu anasir,
yakni api. Api itu lebih daripada air dan udara, dan setiap orang dapat melihat sifatnya yang
mudah bergerak dan mudah bertukar rupa. Api membakar semuanya, menjadikan semuanya api
dan akhirnya menukarnya lagi jadi abu.

Dunia adalah tempat yang senantiasa bergerak, tempat kemajuan yang ' tidak berkeputusan.
Yang baru itu mendapat tempatnya dengan menghancurkan dan menewaskan yang lama. Dunia
ini medan perjuangan yang tidak berkeputusan antara dua aliran yang bertentangan. Semua
benda yang nisbi, segala keadaan yang sementara adalah akibat berturut-tung dari suatu gerakan
yang mahabesar. “Perjuangan itu adalah bapak dari segalanya, raja dari segalanya.” Akan tetapi,
segala perubahan dikuasai | oleh hukum dunia yang satu: Jogos. Logos artinya pikiran yang
benar. Dari Situ, timbul perkataan “logika.” | " Logos itulah juga yang menjadi dasar (norma)
10
Juhaya S. Pradja, 2003. Filsafat Ilmu, 'Teraju, Bandung.
perbuatan manusia. Oleh sebab itu, mengetahui logos adalah kewajiban akal manusia. Siapa
yang dapat mengetahuinya itu, dia bukan saja orang pandai, tetapi juga orang cerdik. Oleh
karena itu, mempunyai pengetahuan yang dalam dipandang oleh Herakleitos sebagai kesenangan
yang sebesar-besarnya. Hidup berpikir adalah pangkal kesenangan.

Dunia pikiran yang dinamai oleh Heraklejtos sebagai logos, Logos menjadi pusat
pandangan Herakleitos tentang alam. Untuk mengetahui logos itu, yang menjadi dasar yang
sebenarnya, dan terkandung dalam segala yang ada, hendaklah orang melepaskan diri dari
segalanya, bahwa yang sebenarnya itu dapat diketahui dengan pengalaman saja. Pengalaman
tidak menyatakan kebenaran yang sebenar-benarnya sebab pengalaman seseorang itu sangat
terbatas.11

Pandangan Herakleitos tentang keabadian adalah bermula dari pahamnya tentang ketiadaan
yang abadi atau keabadian itu sendiri. Sebagaimana tiada yang tetap artinya tiada abadi, atau
sebaliknya ketidaktetapan dan perubahan merupakan keabadian. Alam ini terus , bergerak
sebagai wujudnya yang abadi, dan karena gerakannya tidak berhenti sehingga keabadian itu
rasional adanya.

6. PERMINIDES

Dari Perminides adalah seorang filosof Elea yang dilahirkan pada tahun 540 SM. Ia terkenal
sebagai seorang yang besar. Ia ahli politik dan pernah usia memangku jabatan pemerintah. Akan
tetapi, bukan karena itu, ia terkenal, iapa melainkan karena ia terkenal sebagai ahli pikir yang
melebihi siapa saja juga . pada masanya. Filsafatnya: Yang realitas dalam alam ini hanya satu,
tidak lam bergerak, tidak berubah dasar pemikirannya, yang ada itu ada, mustahil ya. tidak ada.
Perubahan itu berpindah dari ada menjadi tidak ada, itu mustahil, sebagaimana mustahilnya yang
tidak ada menjadi ada. Konsekuensi dari pandangan demikian ialah:

A.Bahwa "yang ada" adalah satu dan tidak terbagi, kerana itu pburmlitag po tidak mungkin ada.

B. Bahwa "yang ada" itu tidak dijadikan, dan tidak akan dimusnahkan bukan (dihilangkan).
Dengan kata lain, "yang ada" itu bersifat kekal dan Udak da " terubahkan. dala

11
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
C. Bahwa "yang ada” itu sempurna, tidak ada sesuatu yang dapa do ditambahkan padanya, dan
tidnk ada sesuatu yang dapat diambij 2s darinya. filos

D. Bahwa “yang ada" itu mengisi segala tempat, sehingga tidak ada rueng yang kosong, sebab
kalau ada ruang kosong, "yang ada” akan ed dan dalam pergerakan, dan pergerakan berarti
perubahan. Hal serupa Ing “U tidak mungkin.”12

Sebagai ahli pikir yang brilian dan tidak tertandingi pada zamannya, Perminides mengatakan
bahwa kebenaran adalah satu, namun berbeda -beda, bergantung pada subjek yang
meng:atakannya. Ada kebenaran yang dikatakan dengan rendah hati dan ada ketenaran yang
disampaikan dengan cara teror dan paksa. Dan cara kedua berlaku dari zaman dahulu hingga
zaman modern. Orang banyak tidak diajak berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam
menghadapi masalah-masalah yang serba tidak ada kepastian. Mereka lebih suka dimanja dengan
cerita khayal yang menyenangkan daripada dihadapkan pada kenyataan yang pahit.13

Perminides mengatakan bahwa segala kebenaran dapat dicapai dengan akal dan logika.
Yang ada adalah ada, dan yang tak ada adalah tak ada, Yang tak mungkin tidak ada, dan yang tak
ada mustahil menjadi ada. Dunia ini tidak bertambah dan tidak berkurang. Perubahan yang
tampak adalah tipuan belaka. “Kau tak dapat mengetahui apa yang tak ada, ini adalah mustahil,
dan tak juga kau dapat mengatakannya, karena yang dapat kau pikir dan yang bisa ada adalah
barang yang tak berlainan”. Perminides menganggap bahwa di dunia tak ada barang barunya,
tidak ada barang lahir keduanya, dan tidik ada barang menghilang dari dunia.

Bagi Perminides, sejak semula: segala sesuatu itu ada yang ada, ada yang tidak ada, dan
ada yang mustahil ada, juga ada yang kemungkinan ada satu atau tidak ada. Yang paling
mendasar, tidak ada yang ada menjadi tidak ada apalagi yang mustahil menjadi ada. Semua ada
tidak dengan sendirinya, tetapi dengan sendirinya segala yang ada dapat berubah keadaannya.

Perminides adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting, kalay bukan yang
terpenting. Perminides dikatakan sebagai logikawan pertama dalan penpertian sojarah filsafat,
bahkan dapat disebut filosof pertamg dalan pengortian modern. Sistemnya secara keseluruhan
disandarkan pads deduksi logis, dak seperti Herakloitos, misalnya, yang menggunakan atode

12
Juhaya S. Pradja, 2003. Filsafat Ilmu, 'Teraju, Bandung.
13
Mohammad Hatta, 1986. Alam Pikiran Yunani, Tintamas, Jakarta. Michael H. Hart, 1985. Seratus Tokoh yang
Paling Berpengaruh dalam Sejarah. Pustaka Tava, Jakarta.
intuisi. Ternyata, Plato amat menghargai metode Perminides, dan plato lebih banyak mengambil
dari Perminides dibandingkan dengan dari filosof lain pendahulunya.14

7. LEUKIPPOS

Leukippos (t 540 SM) adalah seorang ahli pikir yang pertama mengajarkan tentang atom.
Menurut pendapatnya, tiap benda terdiri d atom. Atom adalah benda yang sangat kecil sehingga
tak dapat dibagi, bagi lagi. Karena kecilnya atom itu tidak kelihatan, tetapi tetap ada, tidak bilang
dan tidak berubah-ubah. Ia bergerak terus tidak henti-hentinya, Dasar teori tentang atom ialah
rumus tentang “yang penuh yan " kosong”. Atom dinamainya yang penuh sebagai benda betapa
pun kecilnya dan bertubuh. Setiap yang bertubuh mengisi lapangan yang kosong. Jadi di sebelah
yang penuh dan yang kosong itulah kejadian alam ini. Keduany, yang penuh dan yang kosong
mesti ada sebab kalau tak ada yang kosong, atom itu tak dapat bergerak. Paham Leukippos
bahwa atom itulah yang ada, tetap tak berubah ubah, dipengaruhi oleh teori gurunya Perminides
(aliran Elea), sedangkan pahamnya bahwa atom itu banyak dan bergerak dipengaruhi oleh
Herakleitos. Rupanya Leukippos akan melakukan kompromi dari dua teori yang bertentanganitu.

Seperti Perminides, ia menyatakan tidak mungkinnya ada penciptaan dan pemusnahan


mutlak, tetapi ia tidak ingin menolak kenyataan tentang banyak, bergerak, lahir ke dunia dan
menghilang yang tampak pada segala sesuatu. Banyak, gerak, lahir, dan hilang tidak mungkin
kita pahami tanpa adanya tidak ada. Dalam hal ini, ia sependapat dengan Perminides. Namun, ia
menambahkan bahwa tidak ada mempunyai arti pula sebagaimana ada, Being berarti
pemenuhan-ruang, berarti pula penuh, nonbeing berarti kekosongan. 15

Pandangan ontologis.dari Leukippos tidak berbeda jauh dengan Perminides. Semua pada
hakikatnya adalah hakikat, dan semua yang ada adalah hakikat. Hakikat itu ada yang ada dan
yang tiada. Keberadaandengan kotiadaan wujudnya aslinya sama, hanya realitasnya y Oleh
karena itu, tidak akan ada jika tidak ada yang tidak ada, dan tidak ada sebagai hukum alam yang
sebenarnya.

14
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
15
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
8.DEMOKRITOS

Eduard Teller (460 — 360 SM), seorang komentator filsafat Yu dari Jerman, berpendapat,
“Democritus was a universal mind who embraced the whole ofthe philosophical knowledge of
his tima, and in this respect can be compared only with Aristotle”.

Dalam hidupnya, ia banyak mengadakan perjalanan ke Mesir, Babylonia, Persia, akhirnya


ke Athena. Dengan semangat seorang idealis besar di semua zaman, E. Zeller menambahkan, ia
mengabdi hidupnya untuk penyelidikan dan berpandangan bahwa lebih baik menemukan
hubungan sebab-akibat dalam ilmu alam daripada menerima mahkota kerajaan terbesar di dunia.

Demokritos berpandangan bahwa segala sesuatu mengandung “penuh” dan “kosong”. Jika
mau menggunakan pisau, kita harus menemukan ruang kosong supaya dapat menembus. Jika
apel itu tidak mengandung kekosongan, ia tentu sangat keras dan tidak dapat secara fisik dibelah.
Adapun bagian yang penuh dari segala sesuatu dapat dibagi-bagi menjadi titik-titik yang tak
terbatas jumlahnya, dan karena kecilnya, ia tidak dapat ditangkap oleh pancaindra. Bagian kecil-
kecil itu tak dapat dibagi dan tidak mengandung kekosongan. Ia bernama atomos, artinya, tak
dapat dibagi. Atomos ini tidak lahir dan tidak hijang, ia sangat homogen, satu | dari ruang lain
tidak berbeda, kecuali dalam"bentuk dan besarnya, tak berubah-ubah sifatnya, kecuali hanya
dalam letaknya, lahir dan hilangnya suatu benda bergantung kepada bersatu atau berpisah-
pisahnya atom-atom itu. Letak, bentuk dan besar-kecilnya atom menentukan sifat-sifat benda.
Atom-atom itu dalam keadaan bergerak selamanya, sebagaimana geraknya titik-titik debu yang
dapat dilihat dalam berkas sinar matahari di udara yang "tak berangin. Gerak itu terjadi tidak
karena akal, ia terjadi secara mekanis.

Demokritos adalah murid Leukippos dan sama dengan pendapat gurunya bahwa alam ini
terdiri dari atom-atom yang bergerak-gerak tanpa akhir, dan jumlahnya sangat banyak.

Atom adalah benda yang bertubuh meskipun sangat halus. Di antara atom-atom yang
banyak itu terdapat yang kosong di mana atom-atom bergerak. Di Demokritos sependapat
dengan Herakleitos bahwa anasir yang pertama adalah api. Api terdiri dari atom,yang sangat
halus, hitam, dan bulat. Atom apilah yang menjadi dasar dalam segala yang hidup. Atom api
adalah jiwa.
Jiwa itu tersebar ke seluruh badan kita, yang menyebabkan bad kita bergerak. Waktu
menarik napas, kita tolak ia keluar. Kita hidup hany, selama kita bernapas. Demikianlah
Demokritos menjadi atom sebagai TN hidup penglihatan, perasaan dan pendengaran, semua
timbul dari Berak, atom.16

9.ZENO

Zeno lahir tahun 490 SM di Elea. Ia menjadi terkenal karen, ketangkasan perkataan dan
ketajaman pikirannya. Zeno termasuk salap #eorang dari murid-murid Perminides. Ia
mempertahankan filsafat guruny, tidak dengan menyambung keterangan atau menambahkannya,
melainkay dengan mengembalikan keterangan terhadap dalil-dalil orang-orang yang membantah
pendapat gurunya. Ia menyatakan jika keterangan orang yang membantah dinyatakan salahnya,
pendirian gurunya (Perminides) bena dengan sendirinya. Oleh banyak filosof, ia dianggap
banyak merelatifkan kebenaran yang telah mapan. Misa dan dalam memperbincangkan anak
panah yang meluncur dari busurnya, Zeno mengatakan diam. Diam ialah bila suatu benda pada
suatu saat berada di suatu tempat. Sebagaimana anak panah yang berada di suatu tempat, anak
panah itu diam. Ini khas logika. Kita dengan jelas menyaksikan bahwa anak panah itu bergerak '
dengan cepat. Siapa yang benar? Yang mengatakan bergerak atau yang mengatakan diam? Itu
relatif, kedua-duanya benar bergantung pada cara membuktikannya. Contoh lain seperti
pernyataan ia tentang suara (pendengaran). Ia berkata bahwa jika sekarung gandum yang jatuh
berbunyi, tiap-tiap biji gandum itu, betapa juga kecilnya, mesti pula berbunyi. Akan tetapi, jika
sebutir gandum tiada berbunyi kalau jatuh, sekarung gandum yang jatuh pun tiada berbunyi pula.
Sebab, karung gandum tak lain dari jumlah butir gandum di dalamnya.

Terhadap paham yang mengatakan, yang bergerak itu ada, Zeno mengemukakan empat pasal:

1. Suatu gerakan tidak bisa bermula, sebab tiap-tiap badan tidak bise sampai kepada suatu tempat
atau titik yang dilaluinya.

2. Achilleus yang cepat seperti kilat tidak bisa mengejar penyu, ya?f begitu lambat jalannya.
Sebab apabila ia tiba di tempat penyu tadi dia sudah maju lagi sedikit ke muka.

3.Anak panah yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak, tetapi " berhenti. Sebab, setiap saat
ia berada pada satu tempat. Ada pada satu tempat sama artinya dengan berhenti.
16
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
4. Setengah waktu sama dengan sepenuh waktu. Sebab, suatu barang yang bergerak terhadap
suatu badan akan melalui panjang badan itu dalam setengah waktu atau sepenuh waktu. Dalam
sepenuh waktu, apakah bergerak sama cepatnya ke arah yang bertentangan.

Sikap yang dipakai oleh Zeno ialah meneruskan keterangan lawannya sampai selanjutnya,
sehingga bertentangan satu sama lain. Uraiannya itu rupanya seperti bertele-tele. Akan tetapi,
jika diperiksa lebih dalam, ia menunjukkan berbagai kesukaran dalam logika.

Dalil pertama atau ketiga yang ditemukannya untuk meniadakan yang bergerak. Suatu
badan yang bergerak juga dalam keadaan berhenti, karena mengatakan bahwa barang yang ada
pada satu tempat itu berhenti. Tidak dapat dibantah. Bahwa barang yang bergerak setiap saat
pula pada suatu tempat yang tertentu sukar pula membantahnya. Bergerak yaitu melalui jalan
dalam waktu. Sebab itu, setiap saat, sekalipun seperseribu detik lamanya, badan yang bergerak
itu ada pada satu tempat sepanjang jalan yang dilaluinya.17

Sebagai murid Perminides, Zeno cukup ulet dalam mempermainkan logika. Hanya bagi
orang-orang yang kurang cerdas yang akan merasakan bingung memainkan keterampilan kata-
kata yang diuntainya, seperti pernyataan bahwa anak panah dilepaskan dari busurnya akan diam
di suatu tempat yang pada saat tertentu ia senantiasa berada di tempat tertentu. Oleh karena itu,
anak panah itu sebenarnya diam, karena tidak mungkin berada di dua tempat dalam waktu yang
bersamaan.

10. Gorgias

Gorgias (427 SM) seorang filosof yang berpandangan bahwa: Pertama, tidak ada yang ada:
maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Kita harus mengatakan bahwa realitas itu tunggal
dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tak dicipta. .

Gorgias dalam akhir kesimpulan pemikirannya selalu paradoks karena harus mengatakan
bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan -. terbatas dicipta dan tak dicipta. Karena
kontradiksi tidak dapat diterima dalam pemikiran, menurut Gorgias, pemikiran lebih baik tidak
menyatakan A-apa tentang realitas. 18

17
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
18
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
Kedua, akal tidak juga mampu meyakinkan kita tentang bahan alan samasta ini, karena kita telah
dikungkung oleh dilema subjektif, Orang berpikir sesuai dengan kemauan dengan idoa kita yang
sesuai denga, fenamena, Karena damikian, proses ini tidak akan menghasilkan kobenaray

Ketiga, ia menegaskan, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, | tidak akan dapat
diberitahukan kepada orang lain. Dari sini, memperlihatkan kekurangan bahasa untuk
menyebutkan isi pengetahuay itu, atau dengan kata lain, kata-kata tidak mempunyai pengertian
absoly, dan kata-kata hanya mompunyai pengertian relatif. Dengan demikian, i, tidak pernah
menjawab persoalan socara final.19

Terdapat perbedaan pemikiran antara ajaran Gorgias dan ajara Pythagoras. Meskipun
keduanya meniadakan kebenaran umum, Pythagoras berkata, “Tiap-tiap pendirian salah”. Setiap
orang berkata benar, sebah setiap arang boleh benar. Tidak ada kebenaran yang umum, tetapi
semua orang berkata benar, Bonar milik bersama, seseorang telah berpendirian benar

D. FILSAFAT YUNANI

Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa
segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-
dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya
suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng). Setelah abad ke-6 SM muncul
sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan
tentang isteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang
demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan
akal pikir dan meninggalkan halhal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat
suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib
The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.

Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati
itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang,
19
Ahmad Syadali dan Mudzakir, 2004. Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung.
pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama
menang. Diantara keduanya , dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut dominasi dalam
mengendalikan kehidupan manusia. Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang
bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal
itulah yang menghasilkan pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya
menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini.
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-
orang sofis.

Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat
barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran
yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas
akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan
mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka
warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam,
dengan istilah mereka: mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti
mula, asal). Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:

1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari
uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara
sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional,
seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.

2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, karya
Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang
yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.

3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil,
kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga
mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga
setelah pergeseran tersebut filsafat lahir. Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat
alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir
alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka
membuat pertanyaanpertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal
pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta
(arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah

Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan
Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan
ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada di belakang semua materi itu.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang diawali
oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap
setiap gejala alam. Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem
kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos
atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai
pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya
berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang
terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan
kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan
melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Ciri
yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditunjukkannya perhatian
terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu
(arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala
B. DAFTAR PUSTAKA

DRS. Atang Abdul Hakim, M,A CV PUSTAKA SETIA Jl. BKR (Lingkar Selatan) BANDUNG

DR. Beni Beni Ahmad Saebani, M. Si. M,A CV PUSTAKA SETIA Jl. BKR (Lingkar Selatan)
BANDUNG

Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009)

Anda mungkin juga menyukai