Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR-DASAR FILSAFAT

TENTANG

FILSAFAT YUNANI, TOKOH DAN PEMIKIRANNYA

Disusun oleh :

Imas nur fathia (20080005)

Ria anisa (20080015)

Elka dola safitri (20080013)

Widia febriani (20080027)

Pelangi maya sari (20080019)

Nora fatmawati (20080025)

Dosen pengampu :

Dr. Silvia Marni, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SUMATERA BARAT

PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 08 April 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 5


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6

1. Pengertian filsafat yunani ............................................................................. 6


2. Tokoh dan pemikirannya ...............................................................................9

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13

A. KESIMPULAN ............................................................................................. 13
B. SARAN ......................................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berkembangnya Yunani kuno tersebut tentu saja selain dipengaruhi faktorbinternal, juga tak
kalah kuatnya dipengaruhi faktor eksternal. Faktor eksternal, Yunani berdekatan dengan
daerah Timar Kuno (Cina) dan Mesir. Di daerah-daerah ini, ilmu pengetahuan sudah
berkembang, meskipun perkembangan tersebut masih terbatas di pusat perkembangan daerah
itu. Persentuhan ilmu yang diadopsi dari Timar Kuno dan Mesir yang sudah kaya dan maju
dengan ilmu pengetahuan, kemudian memengaruhi wacana mite-mite yang berkembang di
Yunani. Dunia mitos Yunani Kuno ini kemudian berhasil melahirkan sejumlah filosof yang
sangat berpengaruh. Lahirnya Yunani sebagai pusat peradaban dunia-pada zamannya-adalah
konsekuensi logis yang sangat rasional.

Orang Yunani khususnya sejak zaman Plato sudah memperhatikan ide-ide, hubungan antara
realitas dan ilusi, bentuk dan substansi, fakta dan fiksi.

Yunani Kuno cukup mempengaruhi peradaban Barat. Karya seni, desain, dan karya sastra
yang yulgarer sehingga filsafat yang tinggi, yang dihasilkan bangsa barat, memperhatikan
adanya pengaruh yang adikuat dari bangsa Yunani. Filsafat dianggap lahir begitu saja di
Yunani disebabkan kecerdasan alami bangsa Yunani yang sangat tinggi, tanpa campur tangan
perabadan lain yang jauh lebih tua, misalnya Mesopotamia dan Mesir, dua perabadan dengan
rentang waktu jauh lebih panjang dan berusia sangat tua, yang terletak sangat dekat dengan
Yunani (hanya dibatasi oleh laut Tengah atau Mediterania).

Yunani dianggap memiliki sangat banyak faktor internal, seperti keindahan alam, kebaikan
iklim dan kecerdasan manusia, yang mengakibatkan timbulnya filsafat dengan tiba-tiba pada
masa Thales, di dalam sebuah perabadan yang berusia jauh lebih singkat daripada perabadan
Mesir dan Mesopotamia ini. Sebelum perabadan Yunani, pemikiran rasional dan
penyelidikan teratur terhadap alam semesta tidak dikenal di dunia.

Ada lagi pandangan bahwa perabadan yunani memberikan sumbangan perabadan terbasar
dalam hal pemikiran rasional dan penelitian ilmiah bagi perabadan-perabadan lain yang
“kurang” maju. Pandangan-pandangan semacam inilah yang sangat mempengaruhi dunia
keilmuan sajak dulu hingga saat ini. George Sarton menegaskan bahwa “keajaiban” Yunani
dalam bidang sains sebenarnya telah didahului oleh ribuan tahun pencapaian sains di Mesir
dan Mesopotamia, maka pandangan bahwa sains bermula dari Yunani adalah pemalsuan
hakikat sejati yang merupakan sikap “kekanak-kanakan.
Sarton menyatakan bahwa sains Yunani sebenarnya lebih merupakan suatu pemulihan
daripada penciptaan. Lebih jauh, melalui pengamatan akan kaidah sejarah perabadan dunia
secara menyeluruh, dapat kita ambil suatu pelajaran bahwa kemunculan-kemunculan filsafat
dan sains di dalam setiap peradaban hanya dapat terjadi melalui suatu kesinambungan
intelektual (intellectual continuity) dalam rentang masa yang panjang. Namun, sejarah
mencatat bahwa zaman sebelum Thales adalah the Dark Ages of the greeks yang dipenuhi
dengan berbagai bencana alam dan penjajahan. Hal ini berkebalikan dengan iklim keilmuan
yang berkembang dalam perabadan Mesir dan Mesopotamia selama berabad-abad yang
membuktikan adanya benang merah tradisi amaliah yang memungkinkan mereka merenungi
pencapaian alamiah mereka demi men-tajrid-kan prinsip-prinsip umum sebagai asas disiplin
akliah seperti geometri, ilmu hisab, ilmu falak dan pengobatan.

Sebagai kesimpulan peradaban-peradaban dunia, baik peradaban Yunani,Islam, kristen, Barat


dan modern sebenarnya memiliki dua faktor dasar yang mempengaruhi perkembangannya,
yaitu faktor internal yang menyebabkan perkembangan internal dan faktor eksternal yang
mendasari perkembangan eksternalnya. Dalam peradaban Yunani, worldview Yunani Kuno
dibentuk melalui penggabungan unsur-unsur asli Indo-Eropa dan unsur-unsur non-Eropa,
yaitu Mesir dan Funesia yang pernah menjajahnya.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian filsafat yunani ?
2. Apa saja periode yang ada pada zaman yunani?
3. Siapa saja tokoh filsafat masa yunani?
4. Bagaimana pemikiran tokoh-tokoh pada masa yunani?

C. Tujuan
1. Dapat memahami sejarah filsafat yunani
2. Dapat memahami perkembangan ilmu pada masa yunani kuno
3. Dapat memahami siapa-siapa saja tokoh filsafat
4. Dapat memahami seperti apa pemikirannya

BAB II
PEMBAHASAN

1. Filsafat Yunani
Menurut Achmadi (2013:31), orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM
mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai
vsuatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu
kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran
yang bersumber pada mitos (dongeng-dongeng).

Menurut Achmadi (2013:31), faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya filsafat


Yunani adalah sebagai berikut.
a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitosmitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara terlihat rasional sehingga
muncul mitos selektif dan rasional.

b. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman
hidup orang-orang Yunani yang di dalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.

c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di Lembah


Sungai Nil. Kemudian, berkat kemampuan dan kecakapannya, ilmu-ilmu tersebut
dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek
praktisnya saja, tetatpi juga aspek teoretis kreatif.

Dengan adanya ketiga faktor di atas, kedudukan mitos diganti oleh logos (akal) sehingga
setelah pergeseran tersebut filsafat lahir. Zaman Yunani dibagi menjadi dua periode, yaitu
periode Yunani Kuno dan Yunani Klasik. Periode Yunani Kuno diisi oleh ahli pikir alam
(Thales, Anaximandros, Phytagoras, Xenophanes, dan Democritus. Sedangkan pada periode
Yunani Klasik diisi oleh ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles.
a. Yunani Kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam karena pada periode ini ditandai
dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa
yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat pernyataan-pernyataan tentang gejala alam
yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka
mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di
belakang segala sesuatu yang serba berubah. Para pemiikir filsafat yang pertama berasal dari
Miletos, sebuah kota perantauan Yunani terletak di pesisir Asia kecil. Mereka kagum
terhadap alam yang penuh nuansa dan ritue dan berusaha mencari jawaban atas apa yang ada
di belakang semua misteri itu (Achmadi, 2013:32-33).

b. Sejarah Perkembangan Ilmu pada Masa Yunani Kuno


Periode Yunani Kuno adalah cikal bakal dari berkembangnya ilmu pengetahuan modern
seperti t ini, dan yang paling menonjol dalam perkembangan ilmu pada era ini adalah filsafat
yang nantinya akan menjadi induk bagi ilmu pengetahuan. Zaman Yunani Kuno dipandang
sebagai zaman keemasan filsafat karena pada masa ini orang memiliki kebebasan
mengungkapkan ide-ideatau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan
bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Pada masa ini filsafat lebih
bercorak “kosmosentris”, artinya para filsuf pada waktu itu mengarahkan perhatian mereka
terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan asal mula terjadinya alam semesta. Mereka
berupaya mencari jawaban tentang prinsip pertama (arkhe) dari alam semesta. Oleh karena
itu, mereka lebih terkenal dengan julukan “Filsuf-filsuf Alam”.

c. Peradaban Yunani Kuno

Peradaban Yunani Kuno dimulai periode Yunani purba pada abad ke-8 hingga abad ke-6 SM.
Kemudian berlanjut hingga penaklukan Romawi atas Korintia pada 146 SM. Puncak
peradaban ini pada masa Yunani Klasik yang mulai berkembang pada abad ke-5 hingga abad
ke-4 SM. Pada masa inilah para ilmuwan masa lalu mencurahkan perhatiannya terhadap
berbagai kajian ilmu pengetahuan yang menjadi dasar-dasar pengembangan dan penemuan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan masa sekarang.Periode Yunani Klasik berada di bawah
pimpinan negara Kota Athena ketika mereka telah berhasil menghalau serangan Kekaisaran
Persia. Kekuasaan Athena berakhir karena mereka ditaklukkan bangsa Sparta saat perang
Peloponesia pada 401 SM. Namun, bukan berarti perkembangan dan kajian ilmu pengetahuan
ikut berakhir pula. Beberapa penemuan penting justru terjadi pada periode ini.

d. Hasil Peradaban Bangsa Yunani Kuno

Peradaban Yunani Kuno mewariskan peradaban tinggi untuk dunia. Hasil dari peradaban itu
bahkan sampai sekarang tetap dijadikan rujukan berbagai disiplin ilmu. Hasil peradaban
Yunani Kuno yang sangat penting bagi masyarakat dunia adalah karya sastra. Ada satu karya
sastra yang sangat terkenal yaitu kitab Illiad dan Odissesia. Kedua kitab tersebut ditulis oleh
Homerus. Kitab tersebut berisi kejadian sejarah perang Troya. Sampai saat ini, karya sastra
kuno ini menjadi rujukan penting dalam perkembangan sastra modern.Dalam bidang ilmu
pengetahuan dan filsafat, peradaban Yunani Kuno terbilang paling banyak memberikan
kontribusi bagi dunia sekarang ini. pada masa Yunani lahir filosof dan dan pemikir terkenal.
Dari pemikiran-pemikiran mereka, berkembang berbagai ilmu pengetahuan. Beberapa
pemikir yang terkenal dari Yunani di antaranya adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Hingga saat ini, buah dari pemikiran-pemikiran mereka masih dikaji oleh berbagai kalangan.
Sekalipun sebenarnya dalam perjalanannya para tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno
tersebut bersinggungan dengan tokoh-tokoh dari bangsa lain yang telah lebih dahulu
meletakkan dasar-dasar kajian ilmu pengetahuan. Namun , merekalah yang mengembangkan
menjadi kajian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Peradaban Yunani Kuno
masih terus dikenang sampai sekarang. Karya dan pemikiran dari peradaban Yunani
membawa pengaruh besar bagi kemajuan peradaban manusia di dunia.

e. Sejarah Perkembangan Ilmu pada Masa Yunani Kuno


Zaman ini berlangsung dari abad 6 M sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini
menggunakan sikap aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis) dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude mind
(sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani
mencapai puncak kejayaannya atau keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan
Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia yang merupakan salah seorang murid
Aristoteles.Pada abad ke-0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini
disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke-2 M, mulai ada
pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena yang
difokuskan pada bidang kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di
Alexandria yang fokus pada bidang empiris. Setelah Alexandria dikuasai oleh Roma yang
tertarik dengan hal abstrak, pada abad ke-4 dan ke-5 M ilmu pengetahuan benar-benar beku.
Hal ini disebabkan oleh 3 pokok penting:
1) Penguasa Roma yang menekan kebebasan berpikir
2) Ajaran Kristen tidak disangkal
3) Kerja sama gereja dan penguasa sebagai otoritas kebenaran.
Walaupun begitu, pada abad ke-2 M, sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh
aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan.

f. Yunani Klasik
Pada periode Yunani Klasik, perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yang ditandai
dengan besarnya minat orang terhadap filsafat.

2. Tokoh dan Pemikirannya


a. Tokoh Filsafat Masa Yunani Kuno
Menurut Achmadi (2013: 33-45), tokoh-tokoh filsafat masa Yunani adalah Thales (625-545
SM), Anaximandros (640-546 SM)), Phytagoras (± 572-497 SM), Xenophanes (570 - ? SM),
Heraclitos (535–475 SM), Parmenides (540-475 SM), Zeno (± 490-430 SM), Empedocles
(490-435 SM), Anaxagoras (± 499-420 SM), Democritos (460-370 SM)Bangsa Yunani
adalah sebuah bangsa yang tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap
menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu
secara kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir
terkenal sepanjang masa. Berikut adalah beberapa tokoh pemikir atau filsuf pada masa

Yunani Kuno.
1) Tokoh Filosuf yang Mencurahkan Perhatiannya pada Alam Semesta
a) Thales (624-548 SM)

Thales berasal dari Miletus, ia mendapat gelar Bapak Filsafat karena dialah orangt yang
bermula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukann pertanyaan yang amat
mendasar yang jarang dipertanyakan orang, juga orang pada zaman sekarang yaitu mengenai
“Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?”, pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas
apapun jawabannya. Namun yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan
pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan asal
alam ialah air karena air adalah unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup. Air dapat
berubah menjadi benda gas dan padat seperti uap dan es, dan bumi ini juga berada di atas air.

b) Pythagoras (580-500 SM)


Pytagoras adalah kelahiran Pulau Samos, Ionia. Ia dikenal sebagai filsuf dan juga ahlu ukur.
Ia mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan
bilangan (kuantitas). Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur pertama dari
alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas
alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan.Kalau
segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur bilangan merupakan juga unsur yang
terdapat dalam segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan
tak terbatas. Demikian juga seluruh jagad raya merupakan suatu harmoni yang
mendamaikann hal-hal yang berlawanan. Artinya, segala sesuatu berdasarkan dan dapat
dikembalikan pada bilangan.
Jasa Pytagoras ini sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu M pasti dan ilmu
alam. Ilmu yang dikembangkan di kemudian hari sampai hari ini sangat tergantung pada
pendekatan matematika. Dengan Filsafat Ilmu, matematika merupakan sarana imiah yang
terpenting dan akurat karena dengan pendekatan matematika-lah ilmu dapat diukur dengan
benar dan akurat. Di samping itu, matematika dapat menyederhanakan uraian yang panjang
dalam bentuk simbol sehingga lebih cepat dipahami.

c) Heraklitos (540-480 SM)


Heroklitos berasal dari Ephesos, Asia Kecil. Ia berpendapat bahwa tiap-tiap benda terdiri dari
hal-hal yang saling berlawanan dan yang berlawanan itu tetap merupakan suatu kesatuan.
Baginya tidak ada sesuatu pun yang bersifat tetap. Tidak ada yang benar-benar ada karena
semuanya menjadi berubah. Perubahan

dapat dinyatakan dengan dua cara: (1) seluruh kenyataan merupakan arus sungai yang
mengalir, (2) seluruh kenyataan adalah api. Ucapannya yang terkenal adalah “Engkau tidak
dapat turun dua kali ke sungai yang sama” dan “panta rhei kai uden menei” yang artinya
semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tetap.
Jadi, Heroklitos dalam melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu yang
dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa bila kita
hendak mendalami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis.
Segala sesuatu saling bertentangan dan dalam pertentangan itulah kebenaran. Itulah sebabnya
ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan
bahannya, melainkan actor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang paling asasi
dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat melunakkan es.
Artinya, api adalah actor pengubah dalam alam ini, sehingga api pantas dianggap sebagai
simbol perubahan itu sendiri.

2) Tokoh Filosuf yang Menjadikan Manusia sebagai Tolok Ukur Kebenaran


a. Pratagoras (481-411 SM)
Ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Pernyataan ini merupakan cikal
bakal humanism. Pertanyaan yang mucul adalah apakah yang dimaksudnya itu manuia
individu atau manusia pada umumnya. Memang dua hal itu yang menimbulkan konsekuensi
yang sungguh berbeda. Namun tidak ada jawaban yang pasti, mana yang dimaksud oleh
Protagoras. Yang jelas ialah bahwa ia menyatakan kebenaran itu bersifat subjektif dan
relative. Akibatnya, tidak aka nada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika, maupun
agama. Bahkan, teori matematika tidak dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut.

3) Tokoh Filosuf yang Mencurahkan Perhatiannya terhadap Suatu Masalah dengan Cara yang
Rasional
a) Socrates (470-399 SM)
Socrates adalah anak seorang pemahat yang bernama Sophoniscos dan seorang bidang yang
bernama Phainarete. Ia meninggal karena dihukum minum racun. Socrates berpendapat
bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasannya adalah pengujian
diri sendiri.Socrates tidak pernah meninggalkan tulisan, namun pemikirannya dikenal melalui
dialog-dialog yang ditulis oleh muridnya Plato. Metode Socrates dikenal sebagai Meieutike
Tekhne (ilmu kebidanan) yaitu suatu metode dialektika untuk melahirkan kebenaran.
Socrates selalu mendatangi orang yang dia pandang memiliki otoritas keilmuan dalam
bidangnya untuk diajak berdiskusi. Socrates lebih mementingkan metode dialektika itu
sendiri daripada hasil yang diperoleh.
Jadi, meskipun Socrates tidak meninggalkan teori-teori ilmu tertentu, namun ia meninggalkan
suatu sikap kritis melalui metode dialektika yang akan berkembang di dalam dunia ilmu
pengetahuan modern.

b) Plato (427-347 SM)


Plato adalah salah seorang murid dan teman Socrates, ia memperkuat pendapat gurunya
dengan cara menulis ide-ide Socrates. Menurutnya, esensi itu mempunyai realitas dan
realiasnya ada di dalam idea. Kebenaran umum itu ada bukan dibuat-buat bahkan sudah ada
di dalam idea.Plato berhasil mensitesakan antara pandangan Heraklitus dan Permenides.
Menurut Heraklitus segala sesuatu berubah, sedangkan Permenides mengatakan sebaliknya,
yaitu segala sesuatu itu diam. Untuk mendamaikan pandangan ini, Plato berpendapat bahwa
pandangan Heraklitus benar, tetapi hanya berlaku bagi alam empiris saja. sedangkan
pendapat Permenides juga benar, tetapi hanya berlaku bagi idea-idea bersifat abadi dan idea
inilah yang menjadi dasar bagi pengenalan yang sejati.

Plato juga sangat memperhatikan ilmu pasti sebagai peninggalan Phytagoras. Sebab ada
hubungan yang erat dengan kepastian, matematis dengan kesempurnaan idea. Keterkaitan
Plato pada kesempurnaan idea dan kepastian matematik menjadikannya lebih memusatkan
penelitian kepada cara berpikir (aspek metodis) daripada apa yang dapat ditangkap oleh
indera. Oleh karena itu, Plato dapat dikatakan seorang eksponen rasionalisme manakala ia
hendak menerangkan sesuatu. Namun, ia juga seorang eksponen idealism manakala
menerangkan bidang nilai (ontologis).

c) Aristoteles (384-322 SM)

Puncak kejayaan filsafat terjadi pada masa Aristoteles. Aristoteles adalah murid Plato dan
penasihat serta guru Iskandar Agung. Aristoles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah
kota di Thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih sangat muda. Ia diambil oleh Proxenus
dan orang ini memberikan pendidikan yang istimewa kepadanya. Tatakala Aristoteles
berumur 18 tahun, ia dikirim ke Athena dan dimasukkan ke akademi Plato. Aristoteles adalah
seorang filosuf yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar filsafat yang
dipersatukannya dalam satu sistem, yaitu logika, matematika, fisika, dan metafisika. Logika
Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut silogisme. Pada dasarnya silogisme
terdiri dari 3 premis, yakni premis mayor, minor, dan konklusi.Semua manusia akan mati
(premis mayor)Aristoteles seorang manusia (premis minor)Aristoteles akan mati
(konklusi)Logika aristoteles ini jugadisebut dengan logika deduktif yang mengukur valid atau
tidaknya sebuah pemikiran. Dalam bidang fisika, Aristoteles membagi gerak pada dua
macam, yaitu gerak aksidental dan gerak substansial. Aristoles yang membagi filsafat pada
dua hal yang teoretis dan praktis. Yang teoretis mencakup logika, ekonomi, dan politik.
Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman juga bagi klasifikasi ilmu di kemudian hari.
Aristoteles dianggasebagai bapak ilmu karena ia mampu meletakkan dasar-dasar dan metode
ilmiah secara sistematis.
Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles menuangkan
pemikirannya. Akan tetapi, sifat rasional itu masih digunakan selama berabad-abad
sesudahnya,sampai sebelum filsafat benar-benar memasukidan tenggelam pada abad
pertengahan. Namun jelas, setelah periode Socrates, Plato, dan Aristoteles, mutu filsafat
semakin merosot. Kemunduran filsafat itu sejalan dengan kemunduran politik pada waktu itu,
yaitu sejalan dengan terpecahnya kerajaan Macedonia menjadi pecahan-pecahan kecil
imperium besar yang dibangun oleh Alexander The Great, kemudia Alexander meninggal
dunia.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Filsafat Yunani
Menurut Achmadi (2013:31), orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM
mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima
sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng.
 Menurut Achmadi (2013:31), faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya
filsafat Yunani adalah sebagai berikut : Bangsa Yunani yang kaya akan mitos
(dongeng), Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong
kelahiran filsafat Yunani, Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari
Babylonia (Mesir) di Lembah Sungai Nil.
 Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam karena pada
periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan
perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka
membuat pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati
(berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
 Periode Yunani Kuno adalah cikal bakal dari berkembangnya ilmu
pengetahuan modern seperti t ini, dan yang paling menonjol dalam
perkembangan ilmu pada era ini adalah filsafat yang nantinya akan menjadi
induk bagi ilmu pengetahuan.
 Peradaban Yunani Kuno dimulai periode Yunani purba pada abad ke-8 hingga
abad ke-6 SM. Kemudian berlanjut hingga penaklukan Romawi atas Korintia
pada 146 SM. Puncak peradaban ini pada masa Yunani Klasik yang mulai
berkembang pada abad ke-5 hingga abad ke-4 SM.
 Peradaban Yunani Kuno mewariskan peradaban tinggi untuk dunia. Hasil dari
peradaban itu bahkan sampai sekarang tetap dijadikan rujukan berbagai
disiplin ilmu. Hasil peradaban Yunani Kuno yang sangat penting bagi
masyarakat dunia adalah karya sastra.
 Zaman ini yunani kuno berlangsung dari abad 6 M sampai dengan sekitar abad
6 M. Zaman ini menggunakan sikap aninquiring attitude (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis) dan tidak menerima pengalaman
yang didasarkan pada sikap receptive attitude mind (sikap menerima segitu
saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur.
 Pada periode Yunani Klasik, perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan,
yang ditandai dengan besarnya minat orang terhadap filsafat.
 Tokoh Filosuf yang Mencurahkan Perhatiannya pada Alam Semesta : Thales
(624-548 SM), Pythagoras (580-500 SM) dan Heraklitos (540-480 SM).
 Tokoh Filosuf yang Menjadikan Manusia sebagai Tolok Ukur Kebenaran :
Pratagoras (481-411 SM).
 Tokoh Filosuf yang Mencurahkan Perhatiannya terhadap Suatu Masalah
dengan Cara yang Rasional : Socrates (470-399 SM), Plato (427-347 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM).

B. SARAN

Kita sebagai mahasiswa harus lebih memahami materi ilmu filsafat yang dipelajari
perminggu nya khusus nya Minggu ke-10 ini yakni TENTANG filsafat yunani, tokoh dan
pemikirannya agar dapat lebih mengetahui hal - hal yang mengkaji tentang filsafat yunani,
siapa-siapa saja tokohnya dan setiap tokohnya seperti apa pemikirannya.

Anda mungkin juga menyukai