Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Filsafat Umum yang diampu oleh :
Abdillah M.Ag
Disusun oleh :
FAKULTAS USHULUDDIN
2020
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kelancaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, baik itu
berupa sehat fisik pun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum dengan judul
”Cabang-Cabang Filsafat”
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
1.4 Manfaat……………………………………………………….. 1
Bab II Pembahasan................................................................................ 2
A. Pengertian Macam-Macam Cabang Filsafat............................... 2
B. Pengertian dari Filsafat Tentang Pengetahuan............................ 2
C. Pengertian dari Filsafat Tentang Keseluruhan Pernyataan......... 4
D. Pengertian dari Filsafat Tentang Tindakan....................................... 6
Daftar Pustaka....................................................................................... 10
BAB I
Pendahuluan
Apakah sesungguhnya Filsafat itu? Pertanyaan seperti ini telah diajukan sejak
lebih dari 20 abad silam dan hingga kini selalu dipertanyakan banyak orang. Berbagai
jawab telah dilontarkan. Adapun kajian mengenai Ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang mengerucut, sementara filsafat membahas hal yang lebih luas
namun tetap mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan reflektif dan
kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup dilonggarkan kembali
untuk menerima perubahan yang dianggap lebih positif.
Belajar filsafat pada dasarnya adalah sebuah proses mempelajari aktivitas pikir
manusia. Dalam banyak hal, aktivitas berpikir itu memang mengalir begitu saja.
Berkembang seiring perkembangan usia manusia, meningkat seiring meningkatnya
pengetahuan dan pengalaman manusia. Melalui proses ini, tidak sedikit yang
kemudian menemukan kearifan hidup. Pada kesempatan kali ini ada beberapa caban-
cabang filsafat yang harus diketahui oleh para penimba ilmu.
Epistemologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "episteme" yang bermakna
pengetahuan sedangkan "logos" dimaknai dengan ilmu ataupun wacana. Jadi
"Epistemologi" dimaknai dengan ilmu yang mempelajari tentang asal mula
pengetahuan atau juga bisa diartikan sebagai ilmu yang menentukan cara berfikir
manusia.
Salah satu bagian yang paling penting dari ilmu pengetahuan adalah kajian
epistimologi mengenai keberadaan suatu ilmu. Kajian mengenai epistemologi
bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Dalam
pembahasan filsafat ilmu , epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari filsafat.
Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.
"Apa yang bisa kita ketahui dan bagaimana kita mengetahui" adalah masalah-
masalah sentral epistemologi, tetapi masalah-masalah ini bukanlah semata-mata
masalah-masalah filsafat. Sebab epistemologi itu berkenaan dengan pekerjaan pikiran
manusia, the workings of human mind. Dalam epistemologi terdapat upaya-upaya
untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkannya. Aktivitas-aktivitas ini
ditempuh melalui perenungan-perenungan secara filosofis dan analitis.
Epistemologi atau teori mengenai ilmu pengetahuan itu adalah inti sentral setiap
pandangan dunia. Ia merupakan parameter yang bisa memetakan, apa yang mungkin
dan apa yang tidak mungkin menurut bidang-bidangnya, apa yang mungkin diketahui
dan harus diketahui, apa yang mungkin diketahui tetapi lebih baik tidak usah
diketahui, dan apa yang sama sekali tidak mungkin diketahui. Epistemologi dengan
demikian bisa dijadikan sebagai penyaring atau filter terhadap objek-objek
pengetahuan. Tidak semua objek mesti dijelajahi oleh pengetahuan manusia.
Dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin bahasan yang akan
dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut adalah:
b. Logika
Studi logika adalah studi tentang tata fikir rasiona. Bila dilacak studi ini berasal
dari Yunani kuno (2-3 SM), dilanjutkan islam Andalusia (8-11M), lalu Eropa (15-1M)
dan menjadi system logika yang berkembang hingga kini. Logika adalah Teknik yang
mementingkan segi formal dari bentuk pengetahuan. Dalam proses pengetahuan,
logika berperan pada posisi yang pertama, yaitu sebagai cara berpikir yang sehat untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Bagi Aristoteles (384-322 SM), logika bukan
termasuk ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai
periapan berpikir secara ilmiah. Logika sebagai cabang filsafat yang menyelidiki
kebenaran cara berpikir, kemudian aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya
pernyataan-pernyataan kita sah, serta cara untuk mendapatkan kesimpulan setelah
didahului oleh suatu perangkat premis. Logika juga mendidik manusia bersikap
objektif, tegas, dan berani.
Dalam logika diajarkan suatu prinsip yang mengajarkan: "makin besar ekstensi
suatu istilah atau pernyataan, makin kecil komprehensi istilah atau pernyataan itu".
Artinya, isi (komprehensi) suatu kata atau kalimat menjadi sangat kecil kalau luasnya
(ekstensi) kata atau kalimat itu sangat besar, dan sebaliknya.
Metafisika umum (ontologi) berbicara tentang segala sesuatu sekaligus. Lalu itu
hanya mungkin kalau komprehensi perkataan-perkataannya kecil sekali. Metafisika
umum hanya berbicara tentang segala sesuatu sejauh itu "ada". "Adanya" segala
sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara
benda-benda dan makhluk-makhluk hidup, antara jenis-jenis dan individu-individu.
Semua benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan orang merupakan suatu "pengada".
Kata Yunani untuk "pengada" adalah on (genetif: ontos). Oleh karena itu.
Pengetahuan tentang pengada-pengada, sejauh mereka ada, disebut ontologi.
Jenis ontologi ini, dari satu pihak,menarik karena disini ditemukan kemungkinan
untuk menterjemahkan istilah-istilah pokok dari agama-agama dalam istilah-istilah
falsafi. Dari lain pihak, jenis ontologi ini juga dikritik karena Allah sebagai
"Mengada" manusia tidak dapat berlutut, dan kepada Letting-be ia tidak dapat berdoa.
Jawaban-jawaban yang diberikan atau pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam
ontologi mengungkapkan suatu kepercayaan.
Sekitar tahun 1500 manusia betul-betul menjadi titik pusat dari filsafat. Sejak
zaman renaisans manusia dipandang sebagai pusat sejarah, pusat pemikiran, pusat
kehendak,kebebasan, dan dunia. Terlihat dalam seni dan dalam berbagai ilmu yang
lahir sejak zaman renaisans.
Setiap filsafat mengandung secara eksplisit atau implisit suatu pandangan tentang
manusia, tentang tempatnya dalam kosmos, tentang hubungannya dengan dunia,
dengan sesama. Menurut Immanuel Kant, pertanyaan "Siapakah manusia?"
merupakan pertanyaan satu-satunya dari filsafat. Semua pertanyaan lain dapat
dikembalikan kepada pertanyaan ini.
Manusia hidup dalam banyak dimensi sekaligus. Manusia adalah sekaligus materi
dan hidup, badan dan jiwa, manusia mempunyai kehendak dan pengertian. Manusia
merupakan seorang individu, tetapi tidak dapat hidup lepas dari orang lain.
Semua dimensi ini, semua pikiran dan kegiatan manusiawi, berkumpul dalam satu
kata, yaitu "aku". Kata "aku" dipakai sebagai titik simpul dari banyak hal sekaligus.
Akan tetapi kata ini yang begitu mudah digunakan dan terlihat sederhana untuk
dipahami. Dibelakang kata "aku" terdapat suatu pribadi dan penuh relasi-relasi
sejarah, kegembiraan dan
D. Filsafat Tentang Tindakan
a. Filsafat Nilai (Aksiologi)
Aksiologi berasal dari kata Yunani axios(nilai) dan logos(Teori), yang berarti teori
tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah suatu yang dimiliki untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi merupakan cabang Ilmu
filsafat yang mempertanyakan bagaimana menggunakan ilmunya untuk mencapai
hakikat dan manfaat yang terdapat pada ilmu pengetahuan
Aspek Aksiologi
Aspek Akseiologi pada umumnya membahas tentang nilai dan moral yang berlaku
pada kehidupan manusia. Dan secara garis besar Aksiologi yang membahas aspek
kualitas hidup manusia dibagi menjadi 2 cabang filsafat :
A. Etika
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas nilai
baik dan nilai buruk,Etika juga bisa didefinikan sebagai nilai-nilai atau norma-norma
yang menjadi pegangan hidup manusia dan masyarakat yang mengatur tingkah
lakunya. Etika juga dibagi menjadi 2 bagian menurut para ahli:
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif merupakan cara melukiskan tingkah laku moral. misalnya: adat
kebiasaan, anggapan mengenai baik atau buruk, tindakan yang di perbolehkan atau
tidak. Etika deskriptif ini mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan
kebudayaan. Oleh sebab itu, etika deskriptif ini tidak memberikan penilaian apapun,
ia hanya menyampaikan atau memaparkan dan lebih bersifat netral. Contohnya,
penggambaran mengenai suatu adat mangayau kepala pada suku primitive.
2. Etika Normatif
B. Estetika
Estetika adalah salah satu cabang ilmu fisafat yang mempersoalkan seni serta
keindahan. Istilah estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti pemahaman
intelektual atau pengamatan spiritual. Secara ilmiah, estetika didefinisikan sebagai
ilmu mengenai nilai-nilai yang dihasilkan dari emosi-sensorik yang biasa dikenal
dengan sebutan sentimentalis atau cita rasa(selera).
Penutup
A. Kesimpulan
Bagi kehidupan manusia mempelajari cabang filsafat ini sangat penting karena
berpengaruh besar terhadap perkembangan makhluk hidup. Filsafat adalah ilmu
moril agar kita lebih benar lagi hidupnya berpikir secara luas dan universal.
B. Saran
Semoga kedepannya kami bisa membuat makalah filsafat
dengan baik lagi. Kritik dan saran dari pembaca diharapakan,
karena untuk memaksimalkan makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaaat untuk kita semua yang membaca makalah ini.
Semoga makalah ini pula bisa dimengerti.
Daftar Pustaka
Ahmad,Tafsir. 2000. “Filsafat Umum(Akal dan Hati Sejak Tholes Sampai Copra)/
Bandung. Rosda p.16
https://www.kompasiana.com/hayyulalkhusna/5d9ae3f60d8230456f1511a2/titik-
temu-antara-epistemologi-logika
https://www.kompasiana.com/mochammad53317/5bec4501ab12ae3cf271d838/ha
kikat-epistemologi-dalam-kajian-filsafat-ilmu
https://www.kompasiana.com/nabilaaulia8299/5da2eb48097f363ba91c3df5/filsafa
t-aksiologi