Anda di halaman 1dari 16

Cabang-Cabang Filsafat

Makalah Filsafat Umum

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Filsafat Umum yang diampu oleh :

Abdillah M.Ag

Disusun oleh :

Muhammad Ajmal 1191020046

Ratri Wulandari 1191020066

Regi Restiadi 1191020067

Salma Hanifah 1191020072

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG

2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kelancaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, baik itu
berupa sehat fisik pun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum dengan judul
”Cabang-Cabang Filsafat”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada Bapak Abdillah yang telah memberikan tugas makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 28 Maret 2020

Penyusun
i

Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
1.4 Manfaat……………………………………………………….. 1

Bab II Pembahasan................................................................................ 2
A. Pengertian Macam-Macam Cabang Filsafat............................... 2
B. Pengertian dari Filsafat Tentang Pengetahuan............................ 2
C. Pengertian dari Filsafat Tentang Keseluruhan Pernyataan......... 4
D. Pengertian dari Filsafat Tentang Tindakan....................................... 6

Bab III Penutup..................................................................................... 9


A. Simpulan..................................................................................... 9
B. Saran...........................................................................................
9

Daftar Pustaka....................................................................................... 10
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Apakah sesungguhnya Filsafat itu? Pertanyaan seperti ini telah diajukan sejak
lebih dari 20 abad silam dan hingga kini selalu dipertanyakan banyak orang. Berbagai
jawab telah dilontarkan. Adapun kajian mengenai Ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang mengerucut, sementara filsafat membahas hal yang lebih luas
namun tetap mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan reflektif dan
kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup dilonggarkan kembali
untuk menerima perubahan yang dianggap lebih positif.

Belajar filsafat pada dasarnya adalah sebuah proses mempelajari aktivitas pikir
manusia. Dalam banyak hal, aktivitas berpikir itu memang mengalir begitu saja.
Berkembang seiring perkembangan usia manusia, meningkat seiring meningkatnya
pengetahuan dan pengalaman manusia. Melalui proses ini, tidak sedikit yang
kemudian menemukan kearifan hidup. Pada kesempatan kali ini ada beberapa caban-
cabang filsafat yang harus diketahui oleh para penimba ilmu.

1.2 Rumusan Masalah


A. Pengertian dari macam-macam cabang filsafat ?
B. Pengertian dari filsafat tentang pengetahuan ?
C. Pengertian dari filsafat tentang keseluruhan kenyataan ?
D. Pengertian dari filsafat tentang tindakan ?
1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum dan
untuk menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca. Selain itu agar dapat
mengetahui Cabang-Cabang Filsafat.
1.4. manfaat
A. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang Cabang-Cabang Filsafat
B. Memberikan referensi bagi para pembaca.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Macam-Macam Cabang Filsafat.

Filsafat menelusuri tentang seluruh kenytaaan, namun filsafat sebenarnya


merupakan persoalan terkait dengan manusia sebagai subjek, baik mengenai proses
pemikiran,pengetahuan dan juga anggapan manusia tentang pengetahuan.

Filsafat juga dibagi kedalam 3 macam kelompok yaitu :

a) Filsafat tentang pengetahuan yang terdiri dari epistimologi dan logika.


b) Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, terdiri dari metafisika umum (ontologi) dan
metafisika khusus (teologi, antropologi, dan kosmologi).
c) Filsafat tentang tindakan terdiri dari nilai, etika, dan estetika.

Epistemologi merupakan “pengetahuan tentang pengetahuan”. Logika menyelidiki


aturan-aturan yang harus diperhatikan supaya tahu cara berpikir sehat. Ontologi
merupakan pengetahuan tentang “semua pengada sejauh mereka ada”. Teologi atau
filsafat ketuhanan berbicara tentang pertanyaan “apakah Tuhan ada?” dan nama-nama
Ilahi. Antropologi berbicara tentang manusia. Kosmologi berbicara tentang kosmos
dan alam. Etika berbicara tentang tindakan manusia. Estetika menyelidiki tentang
mengapa sesuatu disebut sebagai indah.

B. Filsafat Tentang Pengetahuan


a. Epistemologi

Epistemologi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "episteme" yang bermakna
pengetahuan sedangkan "logos" dimaknai dengan ilmu ataupun wacana. Jadi
"Epistemologi" dimaknai dengan ilmu yang mempelajari tentang asal mula
pengetahuan atau juga bisa diartikan sebagai ilmu yang menentukan cara berfikir
manusia.
Salah satu bagian yang paling penting dari ilmu pengetahuan adalah kajian
epistimologi mengenai keberadaan suatu ilmu. Kajian mengenai epistemologi
bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan. Dalam
pembahasan filsafat ilmu , epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari filsafat.
Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.

Secara sederhana epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of


knowledge). Pengetahuan dalam arti sebuah usaha yang dilakukan secara sadar baik
dalam proses atau penarikan kesimpulan mengenai kebenaran suatu hal. Secara
etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme berarti pengetahuan,
dan logos berarti teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang
mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya)
pengetahuan.

"Apa yang bisa kita ketahui dan bagaimana kita mengetahui" adalah masalah-
masalah sentral epistemologi, tetapi masalah-masalah ini bukanlah semata-mata
masalah-masalah filsafat. Sebab epistemologi itu berkenaan dengan pekerjaan pikiran
manusia, the workings of human mind. Dalam epistemologi terdapat upaya-upaya
untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkannya. Aktivitas-aktivitas ini
ditempuh melalui perenungan-perenungan secara filosofis dan analitis.

Epistemologi atau teori mengenai ilmu pengetahuan itu adalah inti sentral setiap
pandangan dunia. Ia merupakan parameter yang bisa memetakan, apa yang mungkin
dan apa yang tidak mungkin menurut bidang-bidangnya, apa yang mungkin diketahui
dan harus diketahui, apa yang mungkin diketahui tetapi lebih baik tidak usah
diketahui, dan apa yang sama sekali tidak mungkin diketahui. Epistemologi dengan
demikian bisa dijadikan sebagai penyaring atau filter terhadap objek-objek
pengetahuan. Tidak semua objek mesti dijelajahi oleh pengetahuan manusia.
Dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin bahasan yang akan
dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut adalah:

1. Hakikat ilmu itu sendiri


2. Tujuan dari ilmu
3. Metode ilmu
4. Bagian-bagian ilmu
5. Jangkauan ilmu
6. Hubungan ilmu dengan masalah kehidupan atau filosofi yang lain seperti:
nilai, etika, moral dan kesejahteraan manusia

b. Logika

Studi logika adalah studi tentang tata fikir rasiona. Bila dilacak studi ini berasal
dari Yunani kuno (2-3 SM), dilanjutkan islam Andalusia (8-11M), lalu Eropa (15-1M)
dan menjadi system logika yang berkembang hingga kini. Logika adalah Teknik yang
mementingkan segi formal dari bentuk pengetahuan. Dalam proses pengetahuan,
logika berperan pada posisi yang pertama, yaitu sebagai cara berpikir yang sehat untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Bagi Aristoteles (384-322 SM), logika bukan
termasuk ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi mendahului ilmu pengetahuan sebagai
periapan berpikir secara ilmiah. Logika sebagai cabang filsafat yang menyelidiki
kebenaran cara berpikir, kemudian aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya
pernyataan-pernyataan kita sah, serta cara untuk mendapatkan kesimpulan setelah
didahului oleh suatu perangkat premis. Logika juga mendidik manusia bersikap
objektif, tegas, dan berani.

Ada dua pendekatan logika yaitu :

Pertama, pendekatan deduktif, dalam pendekatan ini,  seseorang berupaya


menjelaskan sesuatu dari yang bersifat umum menuju sifat khusus (secara detail).
Kedua, pendekatan induktif, dalam pendekatan ini, seseorang akan berusaha
menjelaskan sesuatu dari sifat khusus menuju sifat umum (menyimpulkan).
Sebagai contoh, kita akan menggunakan rumah sebagai objek yang akan kita teliti
dan pahami, menggunakan dua pendekatan; deduktif dan induktif. Jika menggunakan
pendekatan deduktif, maka kita akan menyebutkan dari yang umum dahulu yaitu
rumah, kemudian kita jelaskan ke sesuatu yang lebih khusus seperti tentang ciri-ciri
atau bentuk dari rumah tersebut, misalnya di dalam rumah ada 2 kamar, 4 buah kursi
dan 1 meja, kemudian dapur, dan kamar mandi. Sebaliknya, jika kita gunakan
pendekatan induktif, maka kita akan menjelaskan dari yang khususnya dahulu, yaitu
bentuk atau ciri-ciri sesuatu, baru kita jelaskan perihal umum yaitu rumah itu sendiri.
Penyimpulan inilah yang kemudian disebut dengan kesimpulan logika.

C. Filsafat Tentang Keseluruhan Kenyataan


a. Metafisika Umum / Ontologi

Dalam logika diajarkan suatu prinsip yang mengajarkan: "makin besar ekstensi
suatu istilah atau pernyataan, makin kecil komprehensi istilah atau pernyataan itu".
Artinya, isi (komprehensi) suatu kata atau kalimat menjadi sangat kecil kalau luasnya
(ekstensi) kata atau kalimat itu sangat besar, dan sebaliknya.

Metafisika umum (ontologi) berbicara tentang segala sesuatu sekaligus. Lalu itu
hanya mungkin kalau komprehensi perkataan-perkataannya kecil sekali. Metafisika
umum hanya berbicara tentang segala sesuatu sejauh itu "ada". "Adanya" segala
sesuatu merupakan suatu segi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara
benda-benda dan makhluk-makhluk hidup, antara jenis-jenis dan individu-individu.
Semua benda, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan orang merupakan suatu "pengada".
Kata Yunani untuk "pengada" adalah on (genetif: ontos). Oleh karena itu.
Pengetahuan tentang pengada-pengada, sejauh mereka ada, disebut ontologi.

Jenis ontologi ini, dari satu pihak,menarik karena disini ditemukan kemungkinan
untuk menterjemahkan istilah-istilah pokok dari agama-agama dalam istilah-istilah
falsafi. Dari lain pihak, jenis ontologi ini juga dikritik karena Allah sebagai
"Mengada" manusia tidak dapat berlutut, dan kepada Letting-be ia tidak dapat berdoa.
Jawaban-jawaban yang diberikan atau pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam
ontologi mengungkapkan suatu kepercayaan.

penderitaan, harapan dan keputusasaan, suatu pandangan tentang dunia, sesama


dan tujuan hidup.

Sekitar tahun 1500 manusia betul-betul menjadi titik pusat dari filsafat. Sejak
zaman renaisans manusia dipandang sebagai pusat sejarah, pusat pemikiran, pusat
kehendak,kebebasan, dan dunia. Terlihat dalam seni dan dalam berbagai ilmu yang
lahir sejak zaman renaisans.

b. Kosmologi / Metafisika Khusus

Dalam sistematika filsafat, kosmologi merupakan bagian dari


kajian metafisika. Kosmologi disebut juga dengan filsafat alam. Juga
dalam arti tertentu kosmologi membicarakan masalah-masalah
mengenai fisika, dan bukannya masalah di dalam fisika. Menurut
Muslih64, yang khas bagi kosmologi adalah melakukan penyelidikan
kefilsafatan terhadap hal-hal yang selalu dibalas oleh ilmu alam
misalnya soal ruang dan waktu.

Ruang dan waktu merupakan pengertian yang tidak dapat


ditinggalkan dalam memahami alam fisik. Kemudian ada sesuatu
yang khas meleka pada kejadian-kejadian fiik yang dinamakan
gerakan. Dan gerakan di ukur dengan perubahan tempat kemudian
jumlah ruang yang diliputinya dan dalam jangka waktu tertentu.
Ruang tidk mungkin diketahui semata-mta melalui pengalaman.
Menurut Immanuel kant, ruang dan waktu merupakan pengertian a
priori, artinya pegertian yang adanya lebih dahulu dibandingkan
dengan pengalaman. Dalam kenyataannya tanpa ruang dan waktu,
yang dinamakan pengalaman tidak akan mengandung makna.
Dari kosmologi yang telah maju dikemukakan adanya teori
tentang terjadinya alam semesta, teori-teori tersebut dikelompokkan
menjadi 3 teori yaitu ; a) Teori BigBang. b) Teori Keadaan Tetap dan
c) Teori Osilasi. Dalam arti yang luas yang dinamakan alam ialah hal-
hal yang ada di sekitar kita dan dapat kita serap secara indrawi.
Tetapi pada aneka zaman ini, pandangan orang-orang mengenai
alam itu berbeda-beda. Beberapa pandangan terhadap alam antara
lain :

1. Para filosof alam Ionia (Yunani), memahamkan alam sebagai


keanekaragaman setempat di dalam kerangka materi prima
yang sejenis, yang ditumbuhkan dengan perngertian “yang
Ilahi”.
2. Pada masa renaissance, alam dipandang bersifat mekanik.
Yaitu sebagai sesuatu yang tidak terhingga, yang menyerupai
mesin mekanik dan tidak bejiwa.
3. Pada masa modern, Arthur Eddington memandang alam
sebagai suatu dunia yang tersusun dari “bahan yang bersifat
akal”
4. Betrand Rusell memandang alam sebagai susunan dari
kejadian-kejadian.
Dengan demikian, refleksi tentang apa hakikat ala mini sangat
berpengaruh pada kemajuan dan perkembangan ilmu alam,
karena kosmologi pada beberapa hal pokok tentang evolusi,
perubahan alam, determinisme, materi hidup dan hal-hal yang
berkaitan tentang konsekuensi kosmologis dari tindakan
manusia. Diini semakin jelas bahwa kosmologi bukanlah alam
itu sendiri, tapi pemikiran filosofis tentang alam. Meski
demikian, pandangan inilah yang mempengaruhi sifat dan
perilaku manusia terhadap alam.
c. Teologi Metafisika / Metafisika Khusus

Metafisika khusus terdiri dari teologimetafisik, antropologi, dan kosmologi.


Teologi metafisik berhubungan erat dengan ontologi. Dalam teologi metafisik
diselidiki apa yang dapat dikatakan tentang adanya Allah, lepas dari agama, lepas dari
wahyu. Yang dapat dikatakan tentang Allah, lepas dari agama, tentu saja tidak
banyak.

Teologi metafisik hanya menghasilkan suatu kepercayaan yang sangat sederhana


dan abstrak. Namun, yang sedikit ini sangatlah berguna dalam dialog dengan agama,
agnostisisme, panteisme, dan ateisme. Orang lain yang berpendapat berbeda tentang
Allah tidak akan menerima argumen-argumen yang berasal dari teologi yang terikat
pada "wahyu" khusus, tetapi mereka akan menerima argumen-argumen yang
berdasarkan akal budi, karena akal budi adalah milik umum.

d. Antropologi / Metafisika khusus

Setiap filsafat mengandung secara eksplisit atau implisit suatu pandangan tentang
manusia, tentang tempatnya dalam kosmos, tentang hubungannya dengan dunia,
dengan sesama. Menurut Immanuel Kant, pertanyaan "Siapakah manusia?"
merupakan pertanyaan satu-satunya dari filsafat. Semua pertanyaan lain dapat
dikembalikan kepada pertanyaan ini.

Manusia hidup dalam banyak dimensi sekaligus. Manusia adalah sekaligus materi
dan hidup, badan dan jiwa, manusia mempunyai kehendak dan pengertian. Manusia
merupakan seorang individu, tetapi tidak dapat hidup lepas dari orang lain.

Semua dimensi ini, semua pikiran dan kegiatan manusiawi, berkumpul dalam satu
kata, yaitu "aku". Kata "aku" dipakai sebagai titik simpul dari banyak hal sekaligus.
Akan tetapi kata ini yang begitu mudah digunakan dan terlihat sederhana untuk
dipahami. Dibelakang kata "aku" terdapat suatu pribadi dan penuh relasi-relasi
sejarah, kegembiraan dan
D. Filsafat Tentang Tindakan
a. Filsafat Nilai (Aksiologi)

Aksiologi berasal dari kata Yunani axios(nilai) dan logos(Teori), yang berarti teori
tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah suatu yang dimiliki untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi merupakan cabang Ilmu
filsafat yang mempertanyakan bagaimana menggunakan ilmunya untuk mencapai
hakikat dan manfaat yang terdapat pada ilmu pengetahuan

Aspek Aksiologi

Aspek Akseiologi pada umumnya membahas tentang nilai dan moral yang berlaku
pada kehidupan manusia. Dan secara garis besar Aksiologi yang membahas aspek
kualitas hidup manusia dibagi menjadi 2 cabang filsafat :

A. Etika

Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang moralitas nilai
baik dan nilai buruk,Etika juga bisa didefinikan sebagai nilai-nilai atau norma-norma
yang menjadi pegangan hidup manusia dan masyarakat yang mengatur tingkah
lakunya. Etika juga dibagi menjadi 2 bagian menurut para ahli:

1. Etika Deskriptif

Etika deskriptif merupakan cara melukiskan tingkah laku moral. misalnya: adat
kebiasaan, anggapan mengenai baik atau buruk, tindakan yang di perbolehkan atau
tidak. Etika deskriptif ini mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan
kebudayaan. Oleh sebab itu, etika deskriptif ini tidak memberikan penilaian apapun,
ia hanya menyampaikan atau memaparkan dan lebih bersifat netral. Contohnya,
penggambaran mengenai suatu adat mangayau kepala pada suku primitive.

2. Etika Normatif

Etika normatif ini mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat


mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau juga masyarakat itu dengan
secara lebih kritis dan dapat mempersoalkan apakah norma itu benar atau juga tidak.
Etika normatif memiliki arti sistem-sistem yang dimaksudkan untuk dapat
memberikan petunjuk atau penuntun dalam mengambil suatu keputusan yang
menyangkut baik atau buruk.

B. Estetika

Estetika adalah salah satu cabang ilmu fisafat yang mempersoalkan seni serta
keindahan. Istilah estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti pemahaman
intelektual atau pengamatan spiritual. Secara ilmiah, estetika didefinisikan sebagai
ilmu mengenai nilai-nilai yang dihasilkan dari emosi-sensorik yang biasa dikenal
dengan sebutan sentimentalis atau cita rasa(selera).

Estetika dibagi dalam 2 bagian :

1. Estetika Deskriptif menguraikan serta melukiskan fenomena-fenomena


pengalaman keindahan
2. Estetika normatif mempersoalkan serta menyelidiki hakikat, dasar, dan ukuran
pengalaman keindahan.
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Cabang-cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara


sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-
masalah filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai
pengetahuan yang ilmiah. Cabang filsafat yang ada 3 itu sangat mempengaruhi
kehidupan manusia sejak sebelum masehi dan menjadi induk cabang bagi filsafat.

Bagi kehidupan manusia mempelajari cabang filsafat ini sangat penting karena
berpengaruh besar terhadap perkembangan makhluk hidup. Filsafat adalah ilmu
moril agar kita lebih benar lagi hidupnya berpikir secara luas dan universal.

B. Saran
Semoga kedepannya kami bisa membuat makalah filsafat
dengan baik lagi. Kritik dan saran dari pembaca diharapakan,
karena untuk memaksimalkan makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaaat untuk kita semua yang membaca makalah ini.
Semoga makalah ini pula bisa dimengerti.

Daftar Pustaka

Basa;ad, Tazkiyah. 2018. “Studi Dasar Filsafat”.Yogyakarta. DeePublish

Ahmad,Tafsir. 2000. “Filsafat Umum(Akal dan Hati Sejak Tholes Sampai Copra)/
Bandung. Rosda p.16

https://www.kompasiana.com/hayyulalkhusna/5d9ae3f60d8230456f1511a2/titik-
temu-antara-epistemologi-logika

https://www.kompasiana.com/mochammad53317/5bec4501ab12ae3cf271d838/ha
kikat-epistemologi-dalam-kajian-filsafat-ilmu

https://www.kompasiana.com/nabilaaulia8299/5da2eb48097f363ba91c3df5/filsafa
t-aksiologi

Anda mungkin juga menyukai