Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERBEDAAN DAN HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT , ILMU DAN AGAMA

Dosen Pembimbing :
Anugerah Zakya Rafsanjani, M.Ag.

Disusun oleh :
1. Umi Farikha ( 20230102496 )
2. Wahyu Nur Qoyyum ( 20230102497 )
3. Widya Sulistiowati ( 20230102516 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AZHAR
2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan antara Filsafat, Ilmu, dan Agama..................................................................3


B. Kedudukan antara Filsafat, Ilmu, dan Agama................................................................7
C. Hubungan terkait Filsafat, Ilmu, dan Agama.................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perbedaan dan Hubungan antara Filsafat, Ilmu dan Agama” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Filsafat.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Pengantar Filsafat atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, juga
kepada rekan-rekan yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.
Penulis harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai perbedaan dan
hubungan antara filsafat, ilmu dan agama khususnya bagi penulis. Memang makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Gresik, 22 September 2023

Penulis,

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar mengatakan antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama
memiliki keterkaitan antara satu sama lain. Tujuannya pun juga sama yaitu
memperoleh kebenaran.banyak orang yang berfikir menganggap bahwa sesuatu
apapun kejadian yang di alami dengan sendirinya mungkin saja secara kebetulan
tanpa sebab. Manusia pun juga sama selalu ingin mencari - cari sebab dari setiap
kejadian yang di saksikan nya.1
Kesemuanya memiliki hubungan yang saling melengkapi satu kesatuan
dengan yang lain. Walaupun di dalamnya saling terdapat perbedaan. Namun tidak
pernah di pertentangan kan. Akan tetapi untuk saling mengisi. Karna pada hakikatnya
perbedaan itu terjadi di karna kan cara pendekatan yang berbeda.2
Tentu saja dengan kata lain dapat di katakan setiap masalah uyang di hadapi
manusia maka mereka akan menggunakan tiga macam alat untuk mencapai
penyelesaian nya. Sebagian ahli filsafat menjadikan filsafat dan ilmu untuk
mempertajam pengalaman terhadap agama. Sedangkan ilmu pengetahuan dapat di
gunakan oleh semua kalangan dalam kapasitas dan kemampuan masing-masing.3
Filsafat juga membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap secara rasional
dalam mempertangung jawabkan ilmunya. Namun juga ilmu yang tak terbatas karna
tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu saja. melainkan juga mencangkup
persoalan hakikat, prinsip dan asas mengenai seluruh realitas yang ada . bahkan apa
saja yang dapat di pertanyakan termasuk filsafat itu sendiri .4
Ada tiga hal yang menjadi alat bagi manusia untuk mencari kebenaran, yaitu
filsafat, ilmu dan agama. Walaupun tujuan ketiga aspek ini untuk mencari kebenaran,
namun ketiganya tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sama (sinonim).
Secara umum, filsafat dianggap sesuatu yang sangat bebas karena ia berpikir tanpa
batas. Sedangkan agama, lebih mengedepankan wahyu/ilham dari zat yang dianggap
Tuhan.5

1
Lorens bagus kamus filsafat, ( Jakarta: Universitas sunan ampel: Gramedia: 1996 ).13
2
Daniel Djuned “konflik keagamaan dan realita sosial” ( Banda Aceh: fakultas ushulludin IAIN Ar raniry
2004).81
3
Muhammad Rijal fadli hubungan filsafat ( Surabaya: Universitas negeri Yogyakarta 2025).4
4
Muliadi filsafat umum ( Bandung: Universitas Malang 2020).6
5
Lorens Bagus,Kamus filsafat, ( Jakarta :Gramedia,1996 ), Hal.13

1
Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah
sebuah kebenaran yang tidak dapat ditolak. Sedangkan ilmu adalah sebuah perangkat
metode untuk mencari kebenaran. Antara filsafat dan Ilmu, sama-sama tidak memiliki
tokoh sentral sebagaimana agama yang mensentralkan Tuhan. Dengan kata lain, dapat
dikatakan setiap masalah yang dihadapi manusia, maka mereka akan menggunakan
tiga macam alat untuk mencapai penyelesaiannya. Sebagian ahli agama menjadikan
filsafat dan ilmu sebagai alat untuk mempertajam pemahaman terhadap agama,
sehingga kebenaran terhadap agama semakin kuat.6
Sedangkan ahli filsafat melihat agama dengan pemikiran yang mendalam,
sehingga seorang filosof mendapat kebenaran yang paling hakiki. Sedangkan ilmu
pengetahuan, sebenarnya sebuah alat yang sangat sederhana, karena ia dapat
digunakan oleh semua orang dalam kapasitas dan kemampuan masing-masing
manusia. Pemahaman terhadap ketiga aspek ini, cukup urgen bagi setiap orang,
karena semua orang pasti membutuhkan pemahaman terhadap persoalan yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana hubungan ketiga aspek tersebut?
Adalah pertanyaan yang akan dicoba jawab dalam tulisan ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan antara filsafat, ilmu dan agama?
2. Bagaimana kedudukan filsafat, ilmu dan agama?
3. mengetehui hubungan terkait filsafat ,ilmu dan agama?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perbedaan antara filsafat, ilmu dan agama.
2. Menjelaskan kedudukan antara filsafat, ilmu dan agama.
3. Mendeskripsikan hubungan terkait filsafat, ilmu dan agama.

6
Daniel Djuned, " Konflik keagamaan dan solusinya" dalam Syamsul Rijal et.al, Filsafat, Agama dan Realitas
Sosial, ( Banda Aceh: Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry, 2004), Hal. 81-82

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan antara Filsafat, Ilmu, dan Aagama


1. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari kata Yunani, yakni philosophia yang berarti adalah
7
philia (cinta) sophia (kebijaksanaan). Sehingga Filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau bisa juga diterjemahkan sebagai cinta kearifan dalam arti yang
sedalam-dalamnya. Jadi seorang filusuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
Secara Umum, Filsafat dianggap sesuatu yang sangat bebas karena dia berfikir
tampa batas.
Filsafat adalah ingin mengetahui dari sesuatu, bagaimana sesuatu dan
untuk apa sesuatu, sementara ilmu hanya ingin tahu bagaimana sesuatu itu. Lain
halnya pula dengan agama yaitu berupaya menjelaskan mana yang benar dan
mana yang tidak benar tentang sesuatu itu. Kebenaran sesuatu dalam agama
adalah terletak apakah dia diwahyukan atau tidak sesuatu itu. Yang diwahyukan
itu harus dipercayai dan harus ditaati, dengan demikian agama itu hakikatnya
adalah suatu kepercayaan.
Manusia begitu dia dilahirkan tidak tahu dan tidak mengenal dengan
segala hal yang ada disekitarnya, bahkan dengan dirinya sendiri. Ketika manusia
mulai mengenal dirinnya, kemudian mengenal alam sekitarnya, karena manusia
adalah sesuatu yang berpikir, maka ketika itu dia mulailah memikirkan dari mana
asal sesuatu, bagaimana sesuatu, untuk apa sesuatu, kemudian apa manfaat
sesuatu itu.
Sebenarnya pada ketika manusia telah muali tahu dari mana asalnya,
bagaimana proses terjadinya, siapa dia, untuk apa dia, pada ketika itu dia telah
berfilsafat. Karena filsafat itu pada intinya adalah berusaha mencari kebenaran
tentang segala sesuatu, bagaimana sesuatu itu muncul dan untuk apa sesuatu ada,
dari pemikiran seperti itu, maka muncullah beraneka macam pandangan, pendapat

7
Muliadi, Filsafat Umum *Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020+, 5.

3
dan pemikiran serta tanggapan, yang akhirnya menjadi suatu kesepakatan untuk
diketahui secara bersama-sama dan berlaku dilingkungannya.8
2. Pengertian Ilmu
Kata ilmu adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang diambil dari
9
akar kata alima-ya’limu-ilman yang berarti pengetahuan. Tidak semua
pengetahuan dikatakan ilmu, sebab kalau semua pengetahuan dikatakan ilmu tentu
banyak yang bisa dikatakan ilmu, karena pengetahuan itu sifatnya baru
sebatasntahu, akan tetapi sebaliknya semua ilmu adalah pengetahuan, akan tetapi
yang dikatakan ilmu adalah pengetahuan yang di susun secara sistematis,
memiliki metode dan berdiri sendiri, tidak memihak kepada sesuatu.
Ilmu itu juga dapat dikatakan dengan sekumpulan pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang dilalui atau yang diterima, baik itu
pengetahuan lewat pengalaman mimpi, lewat pengalaman perjalanan, lewat
pengalaman spritual, lewat pengalaman bekerja dan lain-lain sebagainya,
kemudian pengetahuan itu disusun secara sistematis, dengan memiliki metode,
kemudian harus bersifat atau berlaku untuk umum dan tidak boleh
memihakkepada sesuatu serta berdiri sendiri atau otonom.10
3. Pengertian Agama
Agama berasal dari Bahasa Sansekerta berasal dari kata a dan gama. A
berarti “tidak” dan gama berarti “kacau”. Jadi kata agama diartikan tidak kacau,
tidak semerawut, hidup menjadi lurus dan benar. Pengertian agama menunjukkan
kepada jalan atau cara yang ditempuh untuk mencari keridhoanAllah. 11
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem
atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa
ataunama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan tersebut.

8
Hafidz Adzam, “Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama ,” Academi, Acessed Januari 2021,
https://www.academia.edu/61763123/Perbedaan_Filsafat_Ilmu_dan_Agama
9
Muqarramah Sulaiman Kurdi, “Menuntut Ilmu Dalam Horizon,” Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin,
Acessed November 2019, https://www.uin-antasari.ac.id/menuntut-ilmu-dalam-horizon/
10
Hafidz Adzam, “Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama ,” Academi, Acessed Januari 2021,
https://www.academia.edu/61763123/Perbedaan_Filsafat_Ilmu_dan_Agama
11
Admin Hidcom, “Agama ,” Hidayatullah, Acessed September 2022,
https://hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/2022/09/05/236092/agama-2.html

4
Sebenarnya hakikat manusia itu adalah mahkluk pencari kebenaran, karena
dia dibekali oleh Allah Swt dengan akal pikiran, akan tetapi akal pikiran yang suci
yang tidak terkontaminasi dengan yang lain, yang dibimbing oleh nilai-nilai
agama, karena dengan akan pikiran yang dibimbing oleh nilai-nilai agama itulah
yang bisa mencapai kebenaran. Paling tidak ada tiga sarana atau jalan untuk
mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran itu, yaitu: melalui
filsafat,melalui ilmu pengetahuan dan melalui agama, yaitu melalui wahyu dari
Sang Pencipta Kebenaran yang Mutlak dan Abadi.12
 Titik Perbedaan
Ada tiga hal yang menjadi alat bagi manusia untuk mencari kebenaran,
yaitu Filsafat, Ilmu dan Agama. Walaupun tujuan ketiga aspek ini untuk mencari
kebenaran, namun ketiganya tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sama.
Filsafat ketika dia mencari sebuah kebenaran dia berpikir secara radikal (berpikir
sampai ke akar-akarnya). Filsafat adalah ingin mengetahui dari sesuatu,
bagaimana sesuatu dan untuk apa sesuatu, sementara ilmu hanya ingin tahu
bagaimana sesuatu itu. Lain halnya pula dengan agama yaitu kalau dia ingin
mengetahui sesuatu dia hanya berpedoman pada wahyu.
B. Kedudukan antara Filsafat, Ilmu, dan Agama
1. Ilmu
Pada bagian sebelumnya sudah di singgung secara ringkas mengenai
devinisi ilmu. ilmu yang di maksud pada bagian ini mencangkup di dalam nya
pengetahuan. jadi, ilmu dapat di sebut juga dengan ilmu pengetahuan. Namun
secara ringkas sering disebut dengan ilmu saja, padahal sesungguhnya ada
perbedaan yang sangat prinsipil antara ilmu dan pengetahuan. Ilmu adalah
pengetahuan yang pasti, sistematis, metodik, ilmiah dan mencangkup kebenaran
umum mengenai objek studi. Sedangkan pengetahuan adalah suatu yang
menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang di peroleh secara biasa atau sehari-
hari melalui pengalaman, kesadaran dan informasi.
Dalam ilmu juga terdapat dua objek, yaitu objek materi dan objek formal.
adapun objek materi ialah sasaran atau bahan yang di jadikan objek penyeleidikan
suatu ilmu, sedangkan objek formal ialah sudut pandang atau cara pandang

12
Hafidz Adzam, “Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama ,” Academi, Acessed Januari 2021,
https://www.academia.edu/61763123/Perbedaan_Filsafat_Ilmu_dan_Agama

5
mengenai objek materi tersebut hingga dengan objek formal ini dapat di bedakan
menjadi ilmu tertentu. jadi, yang membedakan antara ke dua objek itu sekalipun
materinya sama tapi sudut pandang atau objek formal yang berbeda.
Seorang ilmu pengetahuan harus memiliki sikap -sukap yang harus di
miliki dalam melakukan tugasnya antara lain :
a) Objektivitas. sikap objektifitas artinya pandangan atau penilaian yang
mengutamakanobjeknya dengan sikap objektif ini seorang ilmuwan
menghindari sikp subjektif yang bisa berupa emosi, prasangka atqu dugaan
yang belum terbukti dengan kebenaran ilmiah nya.
b) Sikap skeptis yaitu sikap yang selalu ragu terhadap pertanyaan- pertanyaan
yang belumcukup kuat dasar pembuktian nya.
c) Sikap ingin tahu seseorang ilmuan harus memeiliki minat, hasrat dan
semangat yang tinggiuntuk mengetahui berbagai persoalan ilmu yang di tekuni
nya .
d) Sikap kejujuran ilmiah. yakni akan membawa kepada sikap yang berani
mengemukansesuatu yang hak (benar) dan menolak yang batin.13
2. Filsafat
Secara garis besar nya du sebutkan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang mengkaji tentang masalah yang berkaitan dengan segala sesuatu secara
sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sebenarnya . Kata filsafat sendiri di
ambil dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang berarti cinta atqu kebijaksanaan.
Mengenai objek filsafat sama halnya dengan objek ilmu pengetahuan terdiri dari
dqri dua objek. yakni objek materi dan formal, dengan demikian du ketahui objek
filsafqt segala sesuatu yang ada. Namunsecar garis besarnya objek filsafat terdiri
tiga aspek yakni alam, manusia, dan tuhan.
Kedudukan filsafat sebagai ilmu pengetahuan di kenali sebagai indukator
dari segala ilmu cabang atqu bagisn - bagian kecil. bagian atau cabang tersebut
secara garis besar terdiri dari beberapa cabang yaitu metafisika, epistemologi,
loika, etika, estetika, dan sejarah filsafat.

3. Agama

13
Susanto Filsafat ilmu: suatu kajian dalam dimensi ontologis – Jakarta: Bumi Aksara , 2019

6
Pengertian agama menunjukkan kepada jalan atau cara yang di tempuh untuk
mencari keridhaan tuhan, dalam agama sesuatu yang di anggap berkuasa yaitu tuhan
zat yang memiliki segala yang ada, yang mengatur seluruh alam beserta isinya. 14

Dalam penjelasan selanjutnya agama di bedakan menjadi dua yakni agama


wahyu dan agama bukan wahyu. Agama wahyu biasanya berpijak pada kekuasaan
tuhan ada nabi yang bertugas menyampaikan ajarqn pada manusia. sedangkan agama
bukan wahyu tidak membicarakan tentang tuhan dan nabi.

C. Hubungan terkait Filsafat ,Ilmu dan Agama


1. Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu
kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana
dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini
mendorong pada upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai dengan
batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk
lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih memahami
khazanah intelektual manusia.
Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan
ringkas mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan
sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat, di samping di kalangan ilmuwan
sendiri terdapat perbedaan pandangan dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu,
demikian juga di kalangan filsuf terdapat perbedaan pandangan dalam
memberikan makna dan tugas filsafat.15
Adapun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat
adalah bahwa keduanya menggunakan berpikir reflektif dalam upaya
menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal
tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran terbuka serta sangat

14
Misran Tahrani, Jalinan Ilmu Filsafat, ( Purwokerto, Mediaamerta; 2022 ). 23
15
Harold H Titus, Living Issues in Philosophy, (New York, American Book, 1959). Yang dikutip oleh Uhar
Suharsaputra, dalam Filsafat Ilmu, Jilid I, (Jakarta: Universitas Kuningan, 2004), hal. 88

7
konsen pada kebenaran, di samping perhatiannya pada pengetahuan yang
terorganisir dan sistematis.
Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik
tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan
deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan
klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukumhukum
atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman
secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup halhal umum
dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan
kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara
menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan
bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta khusus dengan
skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara
temuantemuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat
mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti
bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya
mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan
objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai
kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berpikir reflektif dan
sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda.
Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat
dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang
tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan
Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab
oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis. Menurut Sidi Gazalba,
Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau
eksperimen); batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan
penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi
(rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam
namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang di luar alam, yang
disebut oleh agama “Tuhan”.16 Sementara itu Oemar Amin Hoesin mengatakan

16
Sidi Gazalba, Sistimatika Filsafat (Jilid 1 sampai 4), (Jakarta: Bulan Bintang: 1976)

8
bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan
hikmat. 17 Dari sini nampak jelas bahwa ilmu dan filsafat mempunyai wilayah
kajiannya sendiri-sendiri.
2. Hubungan Filsafat dan Agama
Sebagian ahli memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam memikirkan
berbagai hal yang mencakup alam, manusia bahkan Tuhan yang disembah oleh
manusia. Dalam konteks ini, terdapat hal-hal tertentu yang cenderung memiliki
kesamaan antara agama dan filsafat. Tidak mengherankan dalam khazanah Islam,
dianggap seseorang yang mampu dalam hal pemikiran melebihi manusia
kebanyakan, dianggap sebagai Nabi. Lalu, sebagian yang lain, karena kemampuan
seorang Nabi terutama dalam mengucapkan ungkapan-ungkapan bijaksana
adakalanya juga dikatakan sebagai filosof. Untuk itu, Logika yang ada dalam
Islam memiliki corak tersendiri dibandingkan logika Barat yang bebas nilai-nilai
keagamaan.
Filsafat, sebagai sebuah metode berpikir yang sistematis merupakan salah
satu pendekatan tersendiri dalam memahami kebenaran. Dalam konteks
keagamaan, pemikiran tentang berbagai hal dan urusan. Karenanya dalam filsafat
juga dibicarakan bagaimana keberadaan Tuhan, dan juga persoalan kenabian,
kedudukan dan fungsi akal dan wahyu, penciptaan manusia serta ibadah yang
dilakukan oleh manusia. Secara lebih jelas, hal ini dapat dilihat pada uraian
tentang objek filsafat, yaitu antara lain sebagai berikut:
a) Dari apakah benda-benda dapat berubah menjadi lainnya, seperti perubahan
oksigen dan hidrogen menjadi air?
b) Apakah zaman itu yang menjadi ukuran gerakan dan ukuran wujud seua perkara?
c) Apakah bedanya makhluk hidup dengan makhluk yang tidak hidup?
d) Apakah ciri-ciri khas makhluk hidup itu?
e) Apa jiwa itu, jiwa itu ada, apakah jiwa manusia itu abadi atau musnah?
f) Dan masih ada pertanyaan-pertanyaan yang lain.18
Pengungkapan pertanyaan-pertanyaan di atas, dalam Islam merupakan
sesuatu yang dapat menjadikan pemikir tersebut menjadi yakin akan keberadaan
Tuhan. Dan semakin berkeinginan untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna.
Filsafat memasuki lapangan-lapangan ilmu keislaman dan mempengaruhi

17
Oemar Amin Hoesen, Filsafat Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1964), hal. 65
18
HA Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal. 19.

9
pembatasan-pembatasannya. Penyelidikan terhadap keilmuan meliputi kegiatan
filsafat dalam dunia Islam. Dengan demikian filsafat Islam secara khusus
memisahkan diri sebagai ilmu yang mandiri. Walaupun hasil juga ditemukan
keidentikan dengan pemandangan orang Yunani (Aristoteles) dalam masalah teori
tentang pembagian filsafat oleh filosof-filosof Islam.
Para ulama Islam memikirkan sesuatu dengan jalan filsafat. Ada yang lebih
berani dan lebih bebas daripada pemikiran-pemikiran mereka yang biasa dikenal
dengan nama filosuf-filosuf Islam. Di mana perlu diketahui bahwa pembahasan
ilmu Kalam dan Tasawuf banyak terdapat pikiran dan teori-teori yang tidak kalah
teliti daripada filosuf-filosuf Islam.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa antara filsafat dengan
ilmu serta dengan agama,memiliki hubungan yang sangat erat. Hal ini didasarkan
pada tujuan ketiganya, yaitu mencari kebenaran. Namun demikian, ketiga aspek
dimaksud secara horizontal saling berhubungan, namun secara vertikal,menurut
penulis, hanya agama saja yang memilikinya. Agama selain memiliki hubungan
horizontal dengan filsafat dan ilmu, juga memiliki hubungan vertikal dengan
Tuhan sebagai sembahan manusia itu sendiri.
a. Ilmu Kalam artinya ilmu yang mempelajari ikatan keyakinan seseorang
tentang masalah ketuhanan dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dengan
di sertai alasan yang rasional.
b. Masalah yang di bahas dalam ruang lingkup nya adalah mempercayai
adanya Allah,Malaikat, Nabi dan Rasul ,Qadha dan Qadar ,Surga, Neraka
dan tentunya di perkuat dengan dalil-dalil rasional agar terhindar dari
aqidah yang menyimpang.
c. Memiliki hubungan yang sangat erat .Hal ini berdasarkan pada tujuan ke
tiga nya ,yakni mencari kebenaran ,secara horizontal ke tiga aspek itu
saling berhubungan , namun secara vertikal hanya agama saja yang
memilikinya . Agama selain memiliki hubungan horizontal juga
mempunyai hubungan vertikal dengan Tuhan sebagai sembahan manusia
itu sendiri.
B. Saran
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkanbahwa antara filsafat dengan
ilmu serta dengan agama,memiliki hubungan yang sangat erat. Hal ini didasarkan
pada tujuan ketiganya, yaitu mencari kebenaran. Namun demikian, ketiga aspek
dimaksud secara horizontal saling berhubungan, namun secara vertikal,menurut
penulis, hanya agama saja yang memilikinya. Agama selain memiliki hubungan
horizontal dengan filsafat dan ilmu, juga memiliki hubungan vertikal dengan
Tuhan sebagai sembahan manusia itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adzam, Hafidz. “Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Agama ,” Academi, Acessed Januari 2021,
https://www.academia.edu/61763123/Perbedaan_Filsafat_Ilmu_dan_Agama
DJuned Daniel, “Konflik Keagamaan dan Solusinya” dalam Syamsul Rijal et.al,Filsafat,
Agama dan Realitas Sosial, Banda Aceh: Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry, 2004.
Musthofa HA Filsafat Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2007.
Titusk sk H Harold ,living issues in philosophy, New York, American Book, 1959.
Hidcom, Admin. “Agama ,” Hidayatullah, Acessed September 2022,
https://hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/2022/09/05/236092/agama-2.html
Kurdi, Muqarramah Sulaiman. “Menuntut Ilmu Dalam Horizon,” Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin, Acessed November 2019, https://www.uin-antasari.ac.id/menuntut-
ilmu-dalam-horizon/
Bagus Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 1996.
fadli Rijal Muhammad,hubungan filsafat ( Surabaya: Universitas negeri Yogyakarta 2025).4
Tahrani Misran, Jalinan Ilmu Filsafat, ( Purwokerto, Mediaamerta; 2022 ). 23
Muliadi filsafat umum ( Bandung: Universitas Malang 2020).6
Muliadi. Filsafat Umum [Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
2020], 5
Hoesen Amir Oemar, Filsafat Islam, Jakarta:. Bulan Bintang, 1964.
Gazalba Sidi, Sistimatika Filsafat (Jilid 1 sampai 4), Jakarta: Bulan Bintang: 1976.
Susanto Filsafat ilmu: suatu kajian dalam dimensi ontologis – Jakarta: Bumi Aksara , 2019

12

Anda mungkin juga menyukai