Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERBEDAAN DAN HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, ILMU


DAN AGAMA

Dosen Pengampu : Bapak Nur Kholik S.Pd., M.S.I

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

1. Iman Al-Muna 222200389


2. Nur Ahmad Faiz 222200412
3. Tia Atiyatul Masruroh 222200431
4. Eza Erie Fitriyana 222200416

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perbedaan
dan Hubungan Antara Filsafat, Ilmu dan Agama”. Sholawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya baik di dunia
maupun di akhirat.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum yang diampu
oleh Bapak Nur Kholik S.Pd., M.S.I Selain itu penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menambah ilmu kepada teman-teman semuanya sehingga dapat memahami perbedaan dan
hubungan antara filsafat, ilmu, dan agama.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penyusun mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah Perbedaan dan
Hubungan Antara Filsafat, Ilmu dan Agama ini terdapat kesalahan, karena penyusun sendiri
masih dalam taraf pembelajaran sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat
memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya. Penyusun berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Bantul, 23 September 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
A. Pengertian Filsafat, Ilmu dan Agama.....................................................................6
1. Pengertian Filsafat..................................................................................................6
2. Pengertian Ilmu......................................................................................................7
3. Pengertian Agama..................................................................................................8
B. Perbedaan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.........................................................9
1. Filsafat dan Ilmu.....................................................................................................9
2. Filsafat dan Agama...............................................................................................10
C. Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.......................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................14
B. Saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan, agama dan filsafat adalah tiga aspek yang dapat membimbing
manusia dalam mencari kebenaran, meskipun ketiga aspek tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai sesuatu hal yang sama. Secara umum filsafat adalah salah satu
kegiatan atau hasil kegiatan yang tentang aktivitas dan praktik manusia.1 Agama
berhubungan dengan agama dengan masalah hubungan antara manusia dan dunianya
dengan Tuhan.2 Segala sesuatu yang berasal dari dari Tuhan dalam perspektif agama
adalah kebenaran yang tidak dapat disangkal. Sains adalah seperangkat metode untuk
mencari kebenaran. Antara Filsafat dan Sains, keduanya tidak memiliki figur sentral
seperti agama lain Tuhan yang terpusat. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa setiap
masalah yang dihadapi oleh manusia, maka mereka akan menggunakan tiga macam alat
untuk mencapainya.
Ketika disepakati dengan konsep bahwa filsafat adalah induk dari semua ilmu
pengetahuan, oleh karena itu setiap metode, objek dan Filsafat Sistematika harus
memiliki makna fungsional bagi setiap ilmu perkembangan pengetahuan lainnya.
Berdasarkan konsep yang telah dikemukakan dan dijelaskan di atas, dapat dipahami
dengan jelas bahwa setiap ilmu yang yang diterapkan adalah pengembangan metode dan
sistematika yang ada dalam disiplin filsafat.
Berdasarkan pengertian dan kedudukan filsafat yang telah dikemukakan dan
dijelaskan di atas, disadari dan diketahui telah terjadi hubungan-hubungan yang sangat
signifikan antara filsafat dan ilmu-ilmu yang lain, serta hubungan antara filsafat dan
agama dan hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, sehingga ada hubungan timbal
balik berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu, jika dikatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan bahwa segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada serta ilmu yang
berharga dalam sifat manusia, justru karena itu, dapat dikatakan bahwa semua
pengetahuan-pengetahuan harus memiliki hubungan struktural dan fungsional yang erat
dengan filsafat. Sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia, dimana percakapan

1
Soegiono, Tmasil Muis, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdajkarya, 2012), hal. 17.
2
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Graamedia, 1996), hal. 12.
dan pembahasan ilmu mulai mencari titik perbedaan antara beberapa hal termasuk
pencarian persekutuan dalam penyelidikan perbedaan itu.
Orang mulai bisa membedakan antara filsafat dan ilmu pengetahuan, serta mampu
membedakan antara filsafat dan agama dan antara agama dan ilmu. Beda posisi juga beda
pemahaman dari tiga masalah fungsional yang disebutkan di atas sering muncul berbagai
macam sikap yang kurang atau bahkan tidak menguntungkan bagi manusia sendiri,
karena ada kesalahpahaman tentang perbedaan. Mulai dari permasalahan yang telah
diangkat dan diuraikan di atas, maka di dalam makalah ini penulis ingin mencoba
membahas bagaimana hubungan dan perbedaan antara filsafat, ilmu dan agama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah:


1. Apa pengertian dari filsafat, ilmu dan agama?
2. Bagaimana perbedaan antara filsafat, ilmu dan agama?
3. Bagaimana hubungan antara filsafat, ilmu dan agama?

C. Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuannya adalah:


1. Mengetahui pengertian dan maksud dari filsafat, ilmu dan agama.
2. Mengetahui apa perbedaan antara filsafat, ilmu dan agama.
3. Mengetahui apa hubungan antara filsafat, ilmu dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat, Ilmu dan Agama

1. Pengertian Filsafat

Filsafat dikenal dengan sebutan philosophy (Inggris), philosophie (bahasa


Prancis), filosofie, wijsbegeerte (Belanda), philosophia (Latin), kata filsafat diambil
dari bahasa arab yaitu falsafah. Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani
filosofia, merupakan bentukan dari philos atau filo dan sophia atau sofia. Filsafat
merupakan pemikiran secara sistematis. Kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Tetapi
merenung bukanlah melamun. Juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat
untung-untungan. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu
sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita
hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri.3
Secara Etimologis (asal-usul) kata filsafat berasal dari kata yunani philia
(cinta) dan sophia (wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari pada arti etimologis
istilah ini berarti cinta pada kebijaksanaan.4 Filsafat juga bisa diartikan sebagai rasa
ingin tahu secara mendalam tentang asal muasal sesuatu, bagaimana sesuatu dan untuk
apa sesuatu. Filsafat bisa juga diartikan dengan cinta kebenaran, karena inti dari
filsafat itu adalah berusaha untuk mencari kebenaran dari sesuatu.
Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari suatu konsep
berfikir manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran
yang kemudian dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sedangkan secara khusus
filsafat adalah suatu sikap atau tindakan yang lahir dari kesadaran dan kedewasaan
seseorang dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dengan melihat semua
dari berbagai sudut pandang dan korelasinya.

3
Muchsin, Ikhtisar Materi Pokok Filsafat Hukum, cet ke-1, ( Surabaya: Stih”iblam, 2004), h. 3.
4
Zainal Abidin, Filsafat Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers, hal 9
Menurut Poedjawijatna, filsafat itu juga dapat dikatakan adalah suatu ilmu
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka.5 Selanjutnya beliau mengkategorikan filasafat itu kedalam
golongan ilmu, maka oleh karena itu filsafat harus bersifat ilmiah, yaitu menuntut
kebenaran, memiliki metode, bersistem dan harus berlaku umum.
Objek materi Filsafat sama dengan ilmu akan tetapi filsafat tidak dapat
dikatakan ilmu, karena filsafat objek formanya adalah mencari sebab yang sedalam-
dalamnya, sementara objek forma ilmu adalah mencari sebab segala sesuatu melalui
pengalaman. Jadi jika ada objek di luar pengalaman itu, maka tidak lagi termasuk ke
dalam objek ilmu. Ilmu pada hakikatnya adalah ingin tahu dengan segala sesuatu,
tetapi tidak secara mendalam.

2. Pengertian Ilmu
J. Arthur Thompson dalam bukunya ”An Introduction to Science” menuliskan
bahwa ilmu adalah deskripsi total dan konsisten dari fakta-fakta empiris yang
dirumuskan secara bertanggung jawab dalam istilah-istilah yang sederhana mungkin.6
Secara bahasa, Ilmu berasal dari bahasa Arab: „alima, ya‟lamu, „ilman yang berarti
mengetahui, memahami dan mengerti benar- benar. Dalam bahasa Inggris disebut
Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire
(mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan).
Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang itu.7

5
Gamal Thabroni “Filsafat: Pengertian, Ciri, Contoh & Fungsi Menurut Para Ahli”
https://serupa.id/filsafat-umum/ Diakses pada 9 Oktober 2022.
6
www.sejarahdunia/hubungan ilmu dan filsafat. Diakses pada 7 Oktober 2022.
7
Kamus Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka: 1998), hal. 340.
Ilmu adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang disusun secara bersistem
menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
bidang pengetahuan itu, dan yang lebih awam lagi mengartikan ilmu itu dengan
pengetahuan dan kepandaian tentang sesuatu persoalan, baik itu persoalan sosial
kemasyarakatan maupun persoalan ekonomi, persoalan agama dan lain-lain
sebagainya, seperti soal pergaulan, soal pertukangan, soal duniawi, soal akhirat, soal
lahir, soal batin, soal dagang, soal adat istiadat, soal pertanian, soal gali sumur dan
lain-lain sebagainya.
Ilmu pengetahuan itu harus memiliki instrumen, paling tidak ada lima
instrumen ilmu pengetahuan yang mungkin dapat digunakan, yaitu: pertama,
pengalaman yang memfungsikan inderawinya sebagai instrumen utama untuk
mendapatkan gambaran atau arti dari sesuatu itu (pengetahuan perseptual indriyawi),
dengan kata lain pengalaman adalah sensoris yang menentukan kebenaran tentang
sesuatu.

3. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “agama” yang berarti tradisi.
Pada konsep yang sama dalam bahasa latin disebut “religio” yang berarti mengikut
kembali yang bermaksud mengikat dirinya kepada tuhan. Secara liguistik, din berarti
ketaatan dan balasan. Penulis kitab Magayisul Lughah mengatakan bahwa asal dan
akar kata ini berarti penghambaan dan kehinaan (tunduk). Agama merupakan ajaran,
sistem yang mengatur tata cara (keyakinan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta aturan-aturan yang berkaitan dengan hubungan manusia dan manusia dengan
lingkungannya.8

8
KBBI: “Pengertian Agama” https://kbbi.web.id/ diakses tanggal 9 Oktober 2022
Agama adalah tiruan dari filsafat. Menurutnya, baik agama maupun filsafat
berhubungan dengan realitas yang sama. Keduanya terdiri dari subjek- subjek yang
serupa dan sama melaporkan prinsip-prinsip tertinggi wujud (yaitu, esensi Prinsip
Pertama dan esensi dari prinsip-prinsip kedua nonfisik). Keduanya juga melaporkan
tujuan puncak yang diciptakan demi manusia yaitu, kebahagiaan tertinggi dan tujuan
puncak dari wujud-wujud lain.
Setiap hal yang didemonstrasikan oleh filsafat, agama memakai metode-
metode persuasif untuk menjelaskannya gagasan-gagasan itu diketahui dengan
membayangkannya lewat kemiripan-kemiripan yang merupakan tiruan dari mereka,
dan pembenaran terhadap apa yang dibayangkan atas mereka disebabkan oleh metode-
metode persuasif, maka orang-orang terdahulu menyebut sesuatu yang membentuk
pengetahan-pengetahuan ini agama. Jika pengetahuan-pegetahuan itu sendiri diadopsi,
dan metode-metode persuasif digunakan, maka agama yang memuat mereka disebut
filsafat populer, yang diterima secara umum, dan bersifat eksternal.10

B. Perbedaan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama

1. Filsafat dan Ilmu


Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan juga tampak jelas ketika
berhadapan untuk melihat masalah-masalah kenyataan yang bersifat praktis. Ilmu
pengetahuan bersifat informasional dan analitis untuk bidang-bidang tertentu, tetapi
filsafat tidak sekedar memberikan informasi dari kehidupan menjadi satu bagian saja
yang harus dikaitkan dengan pengetahuan

10
Hubungan Antara et al., “Perbedaan Dan Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, Dan Agama” (2020): 1–16.
lainnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah anak dari Filsafat.
Filsafat disebut sebagai “ibu dari ilmu pengetahuan. Jadi, ilmu berkaitan dengan
lapangan yang terbatas, sementara filsafat berusaha menghubungkan diri dengan
bermacam-macam pengalaman manusia untuk memperoleh suatu pandangan yang
lebih utuh dan lengkap. Perbedaan antara ilmu dan filsafat bisa terangkum dalam
tabel ini.

ILMU FILSAFAT
Anak Filsafat Induk Ilmu
Objeknya terbatas (bidangnya saja) Filsafat memiliki objek lebih luas,
sifatnya universal.
Deskriptif dan analitis, memeriksa Sinoptik, memandang dunia dan alam
semua semesta sebagai keseluruhan untuk
gejala melalui unsur terkecilnya dapat menerangkannya,
untuk menafsirkannya, dan memahaminya
memperoleh gambaran senyatanya secara utuh.
menurut
bagian-bagiannya
Menekankan fakta-fakta untuk Bukan hanya menekankan keadaan
melukiskan objeknya, netral, dan sebenarnya dari objek, melainkan juga
mengabstrakkan faktor keinginan bagaimana seharusnya objek itu.
dan penilaian manusia Manusia dan nilai merupakan faktor
penting
Memulai sesuatu dengan Memeriksa dan meragukan segala
menggunakan asumsi-asumsi asumsiasumsi
Menggunnakan metode eksperimen Menggunakan semua penemuan ilmu
yang terkontrol dengan cara kerja dan pengetahuan, menguji sesuatu
sifat terpenting, menguji sesuatu berdasarkan pengalaman dengan
dengan menggunakan indra manusia menggunakan pikiran.

2. Filsafat dan Agama


Filsafat berbeda dengan agama, tetapi juga ada yang menganggap agama
sebagian bagian dari filsafat. Ketika kita mendefinisikan filsafat sebagai kegiatan yang
menggunakan pikiran mendalam, menyeluruh, rasional dan
logis, agama tampak sebagai suatu pemikiran yang bukan hanya dangkal, melainkan
juga suatu hal yang digunakan tanpa menggunakan pikiran sama sekali.
Dari titik ini agama tampak sebagai hal yang malah menentang filsafat.
Pertentangan ini tampak dalam berbagai ekspresi, yang paling tampak barang kali
adalah pertentangan antara orang yang berpegangan teguh pada pikiran spekulatif serta
tidak rasional agama dan para filusuf yang muncul ditengah-tengah meluasnya
pemikiran agama. Agama dan filsafat sebenernya memiliki kesamaan, yaitu bahwa
keduanya mengejar suatu hal yang dalam bahasa Inggris disebut Ultimater yaitu hal-
hal yang sangat penting mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang
remeh. Orang yang memegang filsafat dan agama tentunya sama-sama menjungjung
tinggi apa yang dianggapnya penting dalam kehidupan.

FILSAFAT AGAMA
Filsafat berarti berfikir, jadi yang Agama berarti mengabdi diri, jadi
penting ialah ia dapat berfikir yang penting ialah hidup secara
beragama sesuai dengan aturan-
aturan agama itu
Filsafat banyak berhubungan dengan Agama banyak berhubungan dengan
pikiran yang diingin dan tenang hati
Filsafat dapat diumpamakan seperti air Agama dapat diumpamakan sebagai air
telaga yang tenang dan jernih dan sungai yang terjun dari
dapat dilihat dasarnya bendungan dengan gemuruhnya
Seorang ahli filsafat, jika berhadapan Agama oleh pemeluk-pemeluknya,
dengan penganut aliran atau paham akan diperhatikan dengan habis-
lain, biasanya bersikap lunak habisan sebab mereka telah terikat
dan mengabdikan diri
Filsafat, walaupun bersifat tenang Agama disamping memenuhi
dalam pekerjaannya, sering pemeluknya dengan sangat dan
mengeruhkan pikiran pemeluknya perasaan pengabdian diri, juga
mempunyai efek yang menenangkan
jiwa pemeluknya. Filsafat penting
dalam mempelajari agama

C. Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama

Filsafat adalah pendalaman lebih lanjut dari ilmu (Hasil pengkajian filsafat
selanjutnya menjadi dasar bagi eksistensi ilmu). Di sinilah batas kemampuan akal
manusia. Dengan akalnya ia tidak akan dapat menjawab pertanyaan yang lebih dalam
lagi mengenai manusia. Dengan akalnya, manusia hanya mampu memberi jawaban
dalam batas-batas tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Immanuel Kant dalam
Kritiknya terhadap rasio yang murni, yaitu manusia hanya dapat mengenal fenomena
belaka, sedang bagaimana nomena-nya ia tidak tahu.
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat mempunyai
batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang
sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya,
bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat
Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi
objek kajiannya yakni berpikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan
pendekatan yang berbeda.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang dapat menjawab pertanyaan lebih
lanjut mengenai manusia adalah agama; misalnya, tentang pengalaman apa yang akan
dijalani setelah seseorang meninggal dunia. Jadi, sesungguhnya filsafat tidak hendak
menyaingi agama. Filsafat tidak hendak menambahkan suatu kepercayaan baru.
Selanjutnya, filsafat dan ilmu juga dapat mempunyai hubungan yang baik dengan
agama. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama
kepada manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan teks-teks sucinya.
Filsafat membantu dalam memastikan arti objektif tulisan wahyu. Filsafat
menyediakan metode- metode pemikiran untuk teologi.

Filsafat membantu agama dalam menghadapi masalah- masalah baru.


Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak
dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan filsafat. Meskipun demikian, tidak juga
berarti bahwa agama adalah di luar rasio, agama adalah tidak rasional. Agama bahkan
mendorong agar manusia memiliki sikap hidup yang rasional: bagaimana manusia
menjadi manusia yang dinamis, yang senantiasa yang tak cepat puas dengan
perolehan yang sudah ada di tangannya, untuk lebih mengerti kebenaran, untuk lebih
mencintai kebaikan, dan lebih berusaha agar cinta Allah kepadanya dapat menjadi
dasar cintanya kepada sesama sehingga bersama-sama manusia yang lain mampu
membangun dunia ini.
Ilmu pengetahuan, dengan metodenya sendiri mencoba berusaha mencari
kebenaran tentang alam semesta beserta isinya dan termasuk di dalamnya adalah
manusia. Filsafat dengan wataknya sendiri, juga berusaha mencari kebenaran, baik
kebenaran tentang alam maupun tentang manusia (sesuatu yang belum atau tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan, karena di luar atau di atas jangkauannya) ataupun
tentang Tuhan, Sang Pencipta segalagalanya. Semenatar itu agama dengan
kepribadiannya sendiri pula, berupaya memberikan jawaban atas segala persoalan-
persoalan yang bersifat asasi yang dipertanyakan oleh manusia baik tentang alam
semesta, manusia maupun tentang Tuhan itu sendiri, dengan kata lain agama adalah
memberikan penjelasan, penegasan dan pembenaran tentang sesuatu yang benar dan
yang tidak benar
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat adalah proses berfikir secara radikal, sistematik, dan universal


terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti
berfikir secara radikal ( mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya ), sistematik
( teratur, runtut, logis, dan tidak serampangan ) untuk mencapai kebenaran universal
( umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial ). Ilmu pengetahuan itu
adalah filsafat, ilmu pengetahuan itu masih bersifat sementara, dan membuutuhkan
penyempurnaan dan perbaikan. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan antara
filsafat, ilmu, dan agama memiliki perbedaan, dan memberikan sebuah jawaban bagi
permasalahan-permasalahan kehidupan. Sehingga antara filsafat, ilmu dan agama
memiliki relevansi sebagai berikut:
1. Filsafat, ilmu, dan agama sama-sama mencari kebenaran.
2. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama
kepada manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan teks-teks
sucinya.
3. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem
yang tidak dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan filsafat.

Dengan demikian antara filsafat, ilmu dan agama tidak ada pertentangan jika
didudukkan dalam proporsi dan bidangnya masing-masing.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Wahid. “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu.” Jurnal Substantia 14, no. 2 (2012):
224–231.
Antara, Hubungan, Makalah Ini, Disusun Untuk, Memenuhi Tugas, Mata Kuliah, and
Pengantar Filsafat. “Perbedaan Dan Hubungan Antara Filsafat, Ilmu, Dan Agama”
(2020): 1–16.
Lubis, D. Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer, 2020.
Soegiono, Tmasil Muis, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdajkarya, 2012), hal.
17.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Graamedia, 1996), hal. 12.

Muchsin, Ikhtisar Materi Pokok Filsafat Hukum, cet ke-1, ( Surabaya: Stih iblam, 2004), h.
3.

Zainal Abidin, Filsafat Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers, hal 9.

KBBI: “Pengertian Agama” https://kbbi.web.id/ diakses tanggal 9 Oktober 2022.

Gamal Thabroni “Filsafat: Pengertian, Ciri, Contoh & Fungsi Menurut Para Ahli”
https://serupa.id/filsafat-umum/ Diakses pada 9 Oktober 2022.

1C, E. S. (2020, November). Studylibid.com. Retrieved Oktober 2, 2022, from


Studylibid.com Web site: https://studylibid.com/doc/4355985/makalah- perbedaan-
dan-hubungan-antara-filsafat--ilmu-dan-
Kemenag.go.id. (2021, 16 November). Peranan Agama dalam Kehidupan Keseharian Umat.
Diakses pada 9 Oktober 2022, dari https://kemenag.go.id/read/peranan- agama-
dalam-kehidupan-keseharian-umat-orvgw

Anda mungkin juga menyukai