Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU, IDEOLOGI,


AGAMA, DAN SENI”

KELOMPOK A
 IRWAN
 ALIF
 VIONA
 PUTRI
 SAHIRA
 AKRAM

STIE WIRABHAKTI MAKASSAR


2022 - 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Filsafat Ilmu dengan Judul
Makalah “HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU, IDEOLOGI, AGAMA, DAN
SENI”

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Makassar Maret 2023


DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 ............................................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................4
1.3 MANFAAT PENELITIAN ................................................................................. 4

BAB 2 ............................................................................................................................ 5
1. Pengertian Filsafat Ilmu ..................................................................................... 5
2. Hubungan Filsafat Dengan Ilmu ........................................................................ 5
3. Hubungan Filsafat Dengan Ideologi ...................................................................7
4. Hubungan Filsafat Dengan Agama .................................................................... 8
5. Hubungan Filsafat Dengan Seni .........................................................................9
.
BAB 3 .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................11


BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu


makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan
yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk
menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas
masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas
wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi tersebut pada
dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat
dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu,
sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang
ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian
dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut
tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi,
epistemologi, dan axiologi dengan berbagai pengembangan dan pendalaman yang
dilakukan oleh para ahli.
. Peran Filsafat Ilmu adalah untuk menjelaskan hakikat ilmu yang mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang padu mengenai
berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat
ilmu juga dapat melatih cara berfikir menjadi lebih kritis

1.2 RUMUSAN MASALAH


- Hubungan Filsafat Dengan Ilmu
- Hubungan Filsafat Dengan Ideologi
- Hubungan Filsafat Dengan Agama
- Hubungan Filsafat Dengan Seni

1.3 MANFAAT PENELITIAN


- Untuk Mengetahui Hubungan Filsafat dengan Ilmu, Ideologi, Agama, dan
Seni
BAB 2
2.1 PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan
secara sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam
masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai
pengetahuan yang ilmiah.
Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti
dari apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya, mudah untuk
mengingat dan menjelaskan apa definisi dari filsafat ilmu namun terhitung cukup sulit
untuk benar-benar memahami esensi apa yang dipelajari dalam filsafat ilmu.
Contoh nyatanya dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin
bahasan yang akan dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut
adalah:

 Hakikat ilmu itu sendiri


 Tujuan dari ilmu
 Metode ilmu
 Bagian-bagian ilmu
 Jangkauan ilmu
 Hubungan ilmu dengan masalah kehidupan atau filosofi yang lain seperti: nilai,
etika, moral dan kesejahteraan manusia.

Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis mengenai pendapat-pendapat
ilmiah, dewasa ini, melalui perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat tertentu, tetapi filsafat ilmu juga jelas bukan
suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.

2. Hubungan Filsafat Dengan Ilmu


Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu alima yang berarti pengetahuan.
Pemakaian kata ilmu dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata science dalam
bahasa inggris. Science sendiri berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang artinya juga
pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan, namun ada berbagai macam pengetahuan, seperti:
pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmu. Pengetahuan biasa adalah pengetahuan
keseharian yang kita dapatkan dari berbagai sumber bebas dan belum tentu benar atau
berdasarkan kenyataan. Sementara pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang pasti,
eksak, berdasarkan kenyataan dan terorganisir.
Filsafat dan ilmu pengetahuan secara terus menerus selalu mengalami
transformasi guna untuk menuntaskan problematik yang dihadapi seiringan
perkembangan zaman. Sejak lahir dan berkembangnya filsafat dan ilmu pengetahuan
memiliki peranan/pengaruh yang besar terhadap dunia akademik. Secara historis
keberadaan filsafat dan ilmu pengetahuan terus mengalami dinamika setiap
periodisasi guna adanya tuntutan zaman. Secara mendasar telah mengalami perubahan
dari pemikiran terdahulu, sehingga diadakannya eksplorasi mendalam untuk
menyelesaikan problematika- problematika yang ada.
Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat merupakan suatu
kesatuan,namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana dominasi
ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya
untuk memposisikan keduanya secara tepat sesuai dengan batas wilayahnya masing-
masing, bukan untuk me-ngisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan
keduanya dalam konteks lebih memahami khazanah intelektual manusia. Harold H.
Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan ringkas mengenai
hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan sekaligus perbedaan
antara ilmu dan filsafat, di samping di kalangan ilmuwan sendiri terdapa tperbedaan
pandangan dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu, demikian juga di kalangan filsuf
terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. Adapun
persamaan(lebih tepatnya persesuaian antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya
menggunakan berpikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta-fakta
dunia dan kehidupan,terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap
kritis, berpikiran terbuka serta sangat konsen pada kebenaran, di samping
perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisir dan sistematis.
Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik
tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan
deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan
klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum
atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara
menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam
berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan kalau pun
analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh,
filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan
masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat
juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral
serta seni. Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat
mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti
bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu,maka filsafat berupaya mencari
jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian
filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan
dalam menghadapi objek kajiannya yakni berpikir reflektif dan sistematis, meski
dengan titik tekan pendekatan yang berbeda.
3. Hubungan Filsafat Dengan Ideologi
Tiap ideologi sebagai suatu rangkaian kesatuan cita- cita yang mendasar dan
menyuluruh yang menjalin menjadi suatu sistem pemikiran yang logis. Dengan kata
lain, ideologi dapat dikatakan sebagai konsep operasionalisasi dari suatu pandangan
atau filsafat hidup dan merupakan norma ideal yang melandasi ideologi.
Filsafat sebagai pandangan hidup merupakan suatu sistem nilai yang secara
epistemologis kebenarannya telah diyakini sehinggan dijadikan dasar atau pedoman
bagi manusia dalam memandang realitas alam semesta. Dalam pengertian tersebut,
filsafat menjadi suatu sistem cita- cita atau keyakinan yang menyangkut praksis,
karena di jadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupannya.
Ideologi sebenarnya bersumber pada suatu sistem filsafat, dan merupakan
pelaksanaan sistem filsafat Atas dasar asas teoritis, maka tidak mungkin suatu bangsa
menganut dan melaksanakan sistem ideologi yang tidak bersumber pada filsafat hidup
atau filsafat negara mereka sendiri Mengingat ideologi nasional bersumber dari
filsafat hidup dan filsafat negara mereka sendiri
Mengingat ideologi nasional bersumber dari filsafat hidup dan filsafat negara,
maka wujud nilai-nilai dasamya cenderung terpadu. Untuk membuktikan pada teori-
flosofis itu, dapat diberikan contoh ideologi yang bersumber dari filsafat tertentu
yakni komunisme, kolonialisme dan Pancasila. Komunisme bersumber pada filsafat
materialisme, melahirkan faham atheisme serta faham perjuangan kelas dan diktator
proletariat Kolonialisme, bersumber pada filsafat liberalisme, dan melahirkan faham
demokrasi, politik, ekonomi, sosial liberal dan bentul-bentuk parlementer yang bar-
multi-party sistem dan kapitalisme.
4. Hubungan Filsafat Dengan Agama
Hubungan ilmu filsafat dan agama ini memiliki persamaan, perbedaan dan
juga hubungan. Baik itu ilmu filsafat ataupun agama semuanya itu memiliki tujuan
yang sama, yaitu mencapai kebenaran. Manusia juga tidak pernah mengetahui bahwa
segala sesuatu bisa dicapai oleh diri sendiri tanpa adanya sebab tertentu. Oleh karena
itu, manusia selalu ingin mencari penyebab dari setiap peristiwa yang mereka
saksikan.
Keingintahuan atau rasa penasaran manusia dan kemampuan naluriah untuk
mencari alasan inilah yang membuat kita menjelajahi bagaimana segala sesuatu
terjadi di alam, serta menjelajahi keteraturannya yang menakjubkan antara ilmu
filsafat dengan agama.
Bagi ilmu filsafat dengan agama ini mempunyai hubungan yang sangat erat
sekali. Dan tidak ada satu pun dari keduanya itu antara ilmu filsafat dengan agama
yang mempunyai motivasi utama dan tenaga manusia, tetapi penyebab utamanya
adalah tenaga penggerak dan tenaga manusia. kecerdasan, semangat, rasa dan
kepercayaan itu sendiri.
Dengan firman Tuhan inilah, orang akan dapat mencapai kebahagiaannya itu
sendiri. Agama juga dapat menjadi pedoman, dan pedoman hidup bagi manusia yang
menjalani kehidupannya di dalam Al-Qur'an Al-Karim di jelaskan bahwa
menciptakan manusia itu, untuk menjadi penguasa di bumi. Artinya manusia ini
hanya diciptakan oleh Tuhan untuk mengatur dan mengolah alam semesta ini agar
bermanfaat, dan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk alam pada
umumnya, baik manusia itu sendiri, hewan dan tumbuhan.
Sesungguhnya manusia ini pada hakikatnya adalah makhluk pencari
kebenaran, karena Allah telah memberinya kita jiwa, tetapi jiwa yang murni tidak
tercemar oleh orang lain, di pandu oleh nilai-nilai agama, karena dengan semangat
dan ikhtiar yang dipandu oleh nilai-nilai agama, manusia dapat mencapai sebuah
kebenaran tersebut.
Ada tiga cara sarana atau jalan untuk mencari, atau menemukan kebenaran,
yaitu dengan ilmu filsafat dan agama, ataupun dengan wahyu Sang Pencipta
Kebenaran yang hakiki. Ketiga sarana atau jalan tersebut masing-masing memiliki ciri
khas tersendiri untuk mencari, dan menemukan kebenaran. Ada beberapa perbedaan
antara ilmu filsafat dengan agama, kalau filsafat ini berasal dari akal atau dari
hubungan antar manusia. Sedangkan agama berasal dari Tuhan.
5. Hubungan Filsafat Dengan Seni
Filsafat dengan seni memiliki hubungan yang erat, karena estetika (keindahan)
dalam seni merupakan bagian dari filsafat. Namun dalam penggolongan objeknya
estetika masuk dalam ruang lingkup bahasan filsafat manusia. Baru pada abad ke 20
estetika mengeser perannanya sebagai filsafat keindahan dan menuju kearah keilmuan,
yang sebelumnya mengkhususkan diri hanya pada telaah atas karya-karya seni saja.
Maka estetika abad 20 dikenal sebagai estetika moderen atau estetika ilmiah karena
bekerja dengan bantuan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dll,
dari situlah filsafat seni menjadi bagian dari studi estetika ilmiah, dengan pendekatan
yang lebih empiris-ilmiah.
Agar seni dapat selalu berkembang secara dinamis namun tidak bergeser dari
akar filsafat seni yaitu keindahan, hendak'lah para pelaku seni berupaya untuk selalu
menciptakan sebuah karya seni tidak lepas dari akar filsafat seni itu sendiri yaitu
estetika. Dengan menciptakan suatu karya demi keindahan maka secara otomatis
karya-kaya yang seni yang dihasilkan, akan selalu tercipta secara estetis, bagi diri
sendiri maupun untuk orang lain. Antara seniman, benda seni, konteks seni dan publik
seni ke empatnya memiliki kaitan satu-sama lain begitu kuat tidak dapat terpisahkan
(sinergi).
Dengan demikian bahan kajian filsafat seni meliputi:
 Benda/karya seni (material/medium, dan segala sesuatu yang menyangkut bahasa
rupa)
 Seniman (kreativitas, ekspresi- reprentasi, gaya seni, orisinalitas, genius)
 Publik seni (apresiasi, kritik)
 Konteks seni (nilai-nilai yang setempat atau sezaman)
 Nilai-nilai seni (muatan-muatan yang di kandung dalam karya seni)
 Pengalaman seni (pengalaman estetik-artistik, disinterestedness, pengalaman
religi, pengalaman transendental, “meaning” masyarakat atau individu pencipta
karya seni)
BAB 3
3.1 KESIMPULAN
Kedudukan dalam kontelasi antara ideologi, agama, seni dan ilmu
digambarkan dalam diagram ven sebagai berikut:

Keempat lembaga kebenaran ini mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam mencari,


menghampiri, dan menemukan kebenaran. Lembaga kebenaran ini memiliki
persamaan, titik perbedaan, dan titik singgung yang satu terhadap yang lainnya.

Ideologi, ilmu, seni dan agama memiliki tujuan yang sama, yaitu memahami
dunia, tetapi dalam kedalaman pemahaman berbeda-beda,
 Dalam ilmu tujuan itu hanya teori atau pengetahuan untuk pengetahuan itu sendiri,
umumnya pengetahuan itu diabadikan untuk tujuan-tujuan ekonomi praktis
 Dalam ideologi tujuan itu ialah cinta kepada pengetahuan yang bijaksana, dengan
hasil kedamaian dan kepuasan jiwa.
 Dalam agama tujuan itu damai, keseimbangan, keselarasan, penyesuaian,
keselamatan (dirangkum dalam satu istilah Islam yang berarti selamat)
 Dalam seni tujuannya ekspresi diri, yang memanfaatkan logika imaji.
DAFTAR PUSTAKA
https://serupa.id/filsafat-ilmu/

http://repository.unj.ac.id/14562/2/BAB%201.pdf
https://repository.unikama.ac.id/104/1/Hubungan%20Filsafat%20dan%20Ilmu
%20Pengetahuan.pptx

https://klipaa.com/story/3247-hubungan-filsafat-dan-ilmu-pengetahuan
https://morimanjusri.wordpress.com/2016/01/30/hubungan-antara-filsafat-dan-
ideologi/

https://www.kompasiana.com/ahmadadibjiddanalqooni7974/61daea624b660d
627b167a62/hubungan-antara-ilmu-filsafat-dengan-agama

Anda mungkin juga menyukai