Makalah
Disusun Oleh :
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul "Mendalami Berbagai Sisi Filsafat". Makalah ini
disusun sebagai tugas UAS dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah Filsafat Pendidikan
di Manajemen Pendidikan Islam Staima Al-Hikam Malang.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memahami dan menggali lebih dalam tentang Filsafat.
Saya menyadari bahwa pemahaman terhadap topik ini memiliki peran penting dalam
peningkatan wawasan dan pengetahuan, serta dapat memberikan kontribusi positif dalam
pengembangan bidang ilmu Filsafat.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Anas Tania
Januari S.H.I, M.E yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat
berharga dalam proses penyusunan makalah ini. saya juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman sejawat yang turut memberikan dukungan dan inspirasi selama proses pengerjaan
makalah.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam pemahaman lebih
lanjut terhadap “Filsafat,Filsafat Pendidikan,Filsafat Budaya dan Agama” serta dapat menjadi
referensi yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin mendalami lebih jauh mengenai hal ini.
Akhir kata, saya menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
yang mungkin terdapat dalam makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Penyusun Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, pandangan Bertrand Russell memberikan gambaran bahwa antara agama dan
ilmu pengetahuan terdapat suatu daerah tak bertuan yang menjadi ranah filsafat. Sebagian lagi,
seperti Prof. Nasroen SR, berpendapat bahwa filsafat sejati haruslah berakar pada agama untuk
memuat kebenaran objektif, karena pandangan dan putusan akal pikiran terbatas.
Dalam konteks agama, terutama dalam pandangan Islam, filsafat dianggap sebagai
pertolongan penting yang memengaruhi sikap dan pandangan hidup. Agama Islam, tertuang
dalam Al-Qur'an, menjadi panduan utama dalam membentuk pemahaman manusia terhadap
hakikat kehidupan. Pandangan ini mencerminkan upaya untuk menyelaraskan antara akal pikiran
dan ajaran agama sebagai landasan dasar bagi pendidikan dan pembentukan karakter manusia.
Secara keseluruhan, makalah ini akan lebih jauh membahas hubungan yang kompleks
antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, dan kebudayaan. Melalui pemahaman mendalam
terhadap keterkaitan ini, diharapkan dapat terbentuk pandangan yang holistik dan kritis terhadap
peran masing-masing aspek dalam membentuk landasan berpikir manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan ?
2. Bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat kebudayaan ?
3. Bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat agama ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
2. Unutk mengetahui hubungan filsafat denga filsafat kebudayaan
3. Unutk mengetahui hubungan dilsafat dengan filsafat agama
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan
yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Ilmu pengetahuan lebih menekankan
kepada pengalaman keindahan dari pada penggunaan pemikiran sebagai dari pada pengalaman.
Menurut Plato hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan adalah :
a. Ilmu pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat, sedangkan filsafat adalah
ibu dan ilmu pendidikan.
b. Ilmu pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat sinopsis.
c. Ilmu pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya, sedangkan
filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek juga bagaimana
seharusnya objek itu.
d. Ilmu pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat
memeriksa dan meragukan segala asumsi.
e. Ilmu pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen, terkontrol cara
kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan ilmu pengetahuan.
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendidikan atau pemahaman yang lebih mendalam
dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan
dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah
pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang
menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para
pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut
dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan sistem-
sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali
dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem
pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
Pada dasar nya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam
kehidupan dan dijelaskan bahwa ilmu merupakan unsur kebudayaan. Pendidikan dan
kebudayaan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses
pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap bernilai tingkah laku bahkan menjadi kepribadian anak didik.
Fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama
yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu
menciptakan kebudayaan.
Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan
membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh
karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal
alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :
a) Ada yang mengatakan filsafat dan berpangkal dari wahyu dari Tuhan konsekuensinya
adalah filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang otonom, tidak berdasarkan
kodrat akal budi manusia, melainkan sama sekali tergantung dari dan ditentukan isinya
oleh agama. Eksitensi filsafat menjadi “filsafat agama”, dibagi menjadi dua macam yaitu:
i. filsafat agama yang pada umumnya adalah hasil pemikiran dasar-dasar agama
yang bersifat analitis rasional dan kritis, tapi bebas dari ajaran-ajaran agama.
i. filsafat suatu agama atau theology membahas dasar-dasar yang terdalam
tentang suatu agama tertentu, misal theology islam, pembasannya tidak
mempersalahkan kebenaran agamanya karena sepenuhnya diterima sebagai
kebenaran.
b) Ada yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya akal budi manusia saja, sedangkan
agama dan kepercayaan mereka dianggap kolot. Untuk pendapat ini ada aliran filsafat
rationalisme dengan tokoh-tokohnya:
i. Rene Descartes yang terkenal dengan ucapanya “Cogito ergo sum; jepense
doncje suis; sive existo” artinya saya berfikir karena itu saya ada.
i. Benedictus ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu
yang dinamakannya “dues sive substantie” atau “dues sive natura” yang
memiliki dua macam bentuk, yang satu memiliki tanda kekuasaan, yang lain
memiliki tanda kesadaran.
i. Gottfried Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya “monade”, bahwa
yang merupakan kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
c) Menurut filsuf Bertrand Russell: “Antara agama (theologi) dan ilmu pengetahuan terletak
suatu daerah yang tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh agama (theology) maupun
oleh ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah filsafat”.
d) Menurut Prof. Nasroen SR ” Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan kepada agama.
Apabila filsafat tidak berdasarkan kepada agama dan hanya berdasarkan atas akal fikiran
saja,maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif karena yang
memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran sedangkan kesanggupan akal.
pikiran itu terbatas,sehingga filsafat tidak akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia
terutama dalam tingkat pemahamannya terhadap yang gaib “
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya, itulah makanya agama
dikatakan pengkajian filsafat.. Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semuanya pada
Al-qur’an yang dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman.
Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah
kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh
sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar yang terdalam
mengenai hakikat manusia dan dunia Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama
diantaranya :
setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan
usaha-usaha pendidikan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara
agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan
insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan prinsip dan keyakinan.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya adalah setiap orang
diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan usaha-usaha
pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara agar beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang
hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan mengenai hubungan antar filsafat yaitu hubungan filsafat denga pendidikan,
kebudayaan dan agama. Filsafat memberikan landasan konseptual bagi filsafat pendidikan,
membimbing pembuat kebijakan dan praktisi pendidikan dalam merumuskan tujuan, nilai-nilai,
dan metode pembelajaran. Filsafat juga membantu memahami dan menganalisis konsep-konsep
fundamental dalam filsafat agama, memberikan wawasan kritis terhadap keyakinan keagamaan,
dan membuka ruang untuk dialog antarkeyakinan. Dalam konteks filsafat kebudayaan, filsafat
membantu memahami peran budaya dalam membentuk norma, nilai, dan identitas masyarakat,
sambil mengeksplorasi implikasi etis dari praktik-praktik budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Sadullah, U. (2003). Pengantar Filsafat Pebdidikan. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: CV Alfabeta.
Trisnahada, W. d. (Makalah). Filsafat Naturalisme. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: UPI Bandung.
http://kresinda.blogspot.com/2012/04/hubungan-filsafat-dengan-filsafat.html
http://assyifadelya.wordpress.com/2012/11/22/makalah-hubungan-filsafat-dengan-filsafat-
pendidikan-agama-dan-kebudayaan/