PENGANTAR FILSAFAT
Nama Kelompok:
MUKARROMI AFANDI
ANAS FIRMANSYAH
FARHAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpah
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bentuk yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pancasila juga
karena ingin berbagi kepada pembaca tentang “PENGANTAR FILSAFAT”.
Kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak
kesalahan baik pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan
isi atau data yang kurang lengkap karena kami baru belajar, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk perbaikan pekerjaan kami dimasa yang akan datang.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai induk dari segela ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah
disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sebagai ideologi. Ada
mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus
menjadi bagian dari filsafat, sehingga ada yang mengatakan filsafat sebagai induk
atau ibu ilmu pengetahuan, karena objek material filsafat sangat umum yaitu
seluruh kenyataan. Padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek material yang khusus,
hal ini berakibat berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun dalam
perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, ini tidak
berarti hubungan filsafat dengan ilmuilmu khusus menjadi terputus. Disinilah
filsafat berusaha untuk menyatupadukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat
adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang
didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Oleh karena itu filsafat
merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan secara alami dari mahluk
yang berfikir
Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah
filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila
pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat
menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang
sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafat yang tepat sehingga sejalan
dengan pengetahuan ilmiah. Interaksi antara filsafat dan ilmu-ilmu khusus juga
menyangkut suatu tujuan yang lebih jauh dari filsafat.
Ilmu berasal dari keingintahunya manusia terhadapat sesuatu. Filsafat adalah
salah satu ilmu pengetahuan yang mengajarkan manusia tentang mencari
kebenaran dalam menjalani hidup, banyak hal yang dapat diketahui dengan
mempelajari filsafat. Bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya
seinsaf-insafnya, senetralnetralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni
1
tanggung jawab terhadap 2 dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan,
alam, atau pun kebenaran. Dengan kata lain filsafat merupakan hal mendasar yang
pada dasarnya dimiliki oleh umat manusia. Setiap manusia, baik yang tergolong
terpelajar bahkan yang tergolong awam sekalipun, memiliki kemampuan untuk
berpikir mengenai hal-hal disekitarnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kedudukan filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Tujuan filsafat untuk memahami hakikat dari sesuatu objek yang menjadi
kajiannya tetap dipertahankan, tetapi informasi atau pengetahuan yang
menunjangnya harus bisa dipertanggung-jawabkan bukan hanya secara
rasional (logis), tetapi juga secara faktual (dialami langsung dalam
kehidupan kita). Oleh sebab itu, filsafat harus mengadakan kontak
dengan ilmu pengetahuan, mengambil banyak informasi atau teori-teori
terbaru darinya, dan mengembangkannya secara filsafati. Inilah yang
telah dilakukan oleh Bergson, Cassirer, Husserl, Foucault, dan para filsuf
modern serta kontemporer lainnya. Pemikiran filsafati yang
dikembangkan oleh mereka sangat kayadengan ilustrasi-ilustrasi yang
berasal dari temuan-temuan ilmiah yang berkembang pada zamannya.
4
a. Pengetahuan biasa atau pengetahuan pra-ilmiah, yaitu pengetahuan yang
muncul karena adanya kegiatan akal sehat manusia yang ditujukan
kepada kejadian sehari-hari, misalnya pengetahuan tentang terbit dan
tenggelamnya matahari, pengetahuan tentang hujan yang turun dari
langit, pengetahuan tentang api yang panas, semua pengetahuan seperti
itu bisa terjadi melalui pencerapan pancaindra baik sengaja ataupun tidak
5
Filsafat adalah pendalaman lebih lanjut dari ilmu pengetahuan, terutama
mengenai berbagai masalah yang fundamental dan tujuan yang ingin dicapai
oleh ilmu pengetahuan. Manusia di dalam menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapi sangat dipengaruhi oleh filsafat hidupnya. Namun, dalam
kenyataannya tidak semua persoalan mampu diselesaikan dengan filsafat atau
analisa akal saja. Manusia memerlukan suatu keyakinan tentang sesuatu zat
yang berada di atas segala-galanya. Keyakinan tersebut hanya diajarkan di
dalam agama, bahkan diyakini bahwa agama manusia akan mampu
menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi.
6
pertanyaan, segala keraguan terbentang luas, maka akal segera mengalami
kontradiksi. Kontradiksi yang baik. Positif. Sehat!
Secara mendasar, ada tiga hal yang selalu dibahas oleh para pembelajar
filsafat. Pertama, ontologi. Biasa disebut "being" atau "tentang yang ada",
realitas. Kedua, epistemologi. Soal kedua ini merupakan pembahasan tentang
pengetahuan. Menguji dasar dari pengetahuan. Juga struktur pengetahuan.
Ketiga, aksiologi atau etika. Soal ini membahas tentang nilai. Seberapa
bernilai-nya sesuatu. Kualitas nilai dari sesuatu dengan uraian dasar-dasar
pengetahyuan yang ada. Intinya adalah argumentasi.
Dengan demikian, ada tiga hal yang paling dasar sekaligus wajib
dikuasai. Ontologi, epistemologi, dan etika. Ketiganya merupakan langkah dan
atau metode yang biasa digunakan dalam pemikiran filsafat demi menjelaskan
persoalan yang ada. Tentunya bertahap. Filsafat juga bisa dipelajari dari
pemikiran filsuf sendiri. Yang dipelajari adalah gagasannya yang sekaligus
juga dipikirkan secara metodologis. Tak dapat dimakan mentah. Misalnya,
memulainya pada pikiran Socrates. "hidup yang tak diuji adalah hidup yang tak
layak dijalani".
7
individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan). Hal ini berarti filsafat
mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan
hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri
dari jiwa dan raga). Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral memuat
sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam filsafat, yaitu :
Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.
Manusia dengan unsur rasanya dapat melahirkan filsafat keindahan
(estetika).
Manusia dengan monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya)
melahirkan filsafat antropologi.
Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan
filsafat ketuhanan.
Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan
filsafat sosial.
Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir
(logika).
Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat
melahirkan filsafat tingkah laku (etika).
Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.
Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai
(aksiologi).
Manusia sebagai warga Negara dapat melahirkan filsafat Negara.
Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap spiritual dapat
melahirkan filsafat agama.
8
tercermin di dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup tersebut
dapat muncul apabila manusia memikirkan dirinya sendiri secara total.
9
filsafat timur. Kendati demikian, beragam pemikiran filsafat telah merambah
jauh. Misalnya, filsafat manusia, filsafat kognitif, filsafat ilmu, filsafat biologi,
dll.
Secara mendasar, ada tiga hal yang selalu dibahas oleh para pembelajar
filsafat. Pertama, ontologi. Biasa disebut "being" atau "tentang yang ada",
realitas. Kedua, epistemologi. Soal kedua ini merupakan pembahasan tentang
pengetahuan. Menguji dasar dari pengetahuan. Juga struktur pengetahuan.
Ketiga, aksiologi atau etika. Soal ini membahas tentang nilai. Seberapa
bernilai-nya sesuatu. Kualitas nilai dari sesuatu dengan uraian dasar-dasar
pengetahyuan yang ada. Intinya adalah argumentasi.
10
Dengan demikian, ada tiga hal yang paling dasar sekaligus wajib
dikuasai. Ontologi, epistemologi, dan etika. Ketiganya merupakan langkah dan
atau metode yang biasa digunakan dalam pemikiran filsafat demi menjelaskan
persoalan yang ada. Tentunya bertahap. Filsafat juga bisa dipelajari dari
pemikiran filsuf sendiri. Yang dipelajari adalah gagasannya yang sekaligus
juga dipikirkan secara metodologis. Tak dapat dimakan mentah. Misalnya,
memulainya pada pikiran Socrates. "hidup yang tak diuji adalah hidup yang tak
layak dijalani".
11