Anda di halaman 1dari 6

Makalah Mata Kuliah Filsafat Ilmu

“Ontologi Ilmu”

Dosen Pengampu :

Muhammad Faiq, S.H.I., M.H

Disusun oleh :

1. Devalino Aryaputra Ardi Wibowo (230703110020)


2. Muhammad Farhan Nur Hidayat (230703110019)
3. Briliant Sayyed Ibrahim (230703110015)
4. Muhammad Harris Sukma Demokrat (230703110064)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Shalawat serta salam mari kita
panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti hari ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang


sudah berkontribusi dalam penulisan makalah yang berjudul ”Definisi dan
Struktur Dasar Ilmu Pengetahuan” sehingga atas waktu, tenaga dan pikiran yang
telah disumbangkan, kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, kami juga ingin mengucapkan terimakasih


kepada Bapak Muhammad Faiq, S.H.I., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah
filsafat ilmu kelas B angkatan 2023 yang telah memberikan kami kesempatan
untuk dapat menyampaikan materi pada minggu selanjutnya.

Tak lupa pula pula, kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman kelas
B angkatan 2023 yang telah berinteraksi baik dengan kami, sehingga kami
memiliki rasa percaya diri untuk membahas materi ini pada minggu selanjutnya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah filsafat
ilmu, selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu teman-
teman untuk memahami materi yang akan dibahas pada minggu selanjutnya.

Karena keterbatasan kemampuan penulis, penulis menyadari bahwa


dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Malang, 25 September 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil eksplorasi manusia terhadap sesuatu. Setiap


jenis ilmu juga berbeda-beda tergantung bagaimana cara memperolehnya dan apa
yang dipelajari dari ilmu tersebut. Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
karena dua alasan, yaitu: Pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu
menyampaikan informasi dan pemikiran dibalik informasi tersebut. Kedua,
manusia mempunyai cara berpikir yang menyesuaikan dengan arus, yang
kemudian disebut dengan penalaran.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah


SWT dan diberkahi dengan segala kemampuan jasmani, mental, dan spiritual
yang membedakannya dengan makhluk lainnya. Manusia juga merupakan
makhluk sempurna dan spesies pertama yang menggunakan bahasa. Sebagai
makhluk yang mulia, manusia mempunyai tiga keistimewaan dibandingkan
dengan makhluk lainnya, keistimewaan tersebut antara lain: mempunyai
kemampuan penguasaan bahasa, kemampuan berfikir dan kesempurnaan jasmani.
Melalui keistimewaan tersebut, manusia memperoleh pengetahuan berdasarkan
kemampuannya sebagai makhluk yang mampu berpikir, merasakan, dan
mengindra.

Pada dasarnya ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Ilmu bertugas
untuk menggambarkan dan filsafat bertugas untuk menjelaskan fenomena
alam semesta dan kebenarannya berasal dari hasil pemikiran sepanjang
pengalaman yang dialami. Dengan demikian, perkembangan ilmu juga
memperkuat keberadaan filsafat dimana tujuan dari berfilsafat itu sendiri
adalah untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya.

Terkait ilmu pengetahuan, kegiatan ilmiah dalam proses


pengembangannya sebenarnya bersumber dari tiga persoalan pokok, yaitu: Apa
yang ingin diketahui, bagaimana memperoleh ilmu dan apa nilai ilmu tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut harus dipikirkan secara matang, sistematis
dan universal sebagai suatu kebenaran ilmiah yang kemudian akan dibahas dalam
filsafat ilmu.

Jika berbicara tentang filsafat ilmu, maka terlebih dahulu harus


memahami tiga aspek atau landasan berpikirfilsafat. Ketiga aspek berfilsafat
diantaranya ada ontologi, epistemologi dan aksiologi. Jika melihat ketiga
landasan tersebut, ilmu memiliki bagian-bagian tertentu. Di dalam ilmu ada
objek, pernyataan, proposisi, dan karakteristik dimana keempat aspek tersebut
yang sebenarnya disoroti oleh tiga landasan berpikirfilsafat mengenai ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.

Dengan demikian, dari paparan di atas bahwa ketika berbicara


tentang filsafat ilmu tidak pernah lepas dari aspek berpikir filsafat yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi, akhirnya makalah ini membahas lebih
jauh tentang Ontologi ilmu, kami membatasi pada tiga aspek kajian filsafat yaitu
Kajian ontologi ilmu, pengertian ontolog, dan aliran-aliran dalam ontology yang
berbicara tentang ilmu pengetahuan.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ontologi?


2. Apa saja aliran-aliran dalam ontologi?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Ontologi Ilmu

Secara etimologis (dari asal-usul Bahasa) ontologi berasal dari Bahasa


Yunani, yakni dari kata ontos artinya ada dan logos = logic artinya ilmu. Jadi
secara etimologis ontologi diartikan ilmu tentang ada.

Perdifinisi, ontologi adalah bidang atau cabang filsafat yang mempelajari


haekat dari realita yang ada. Ontologi fokus pada apa yang dikaji atau dipelajari.
Jadi berkenaan dengan obyek yang dipelajari dan disiplin ilmu. Karena ontologi
berkaitan tentang apa hakekat ilmu, apa hakekat kebenaran, dan kenyataan tentang
apa dan bagaimana yang “ada” (being, sein, het zijn), karena itu berkenaan pula
dengan “metafisika”. Secara arfiah “metafisika” artinya di luar “fisika”, karena
meta artinya “di luar”. Secara operasional “metafisika” dapat didefinisikan
sebagai bagian dari pengetahuan manusia yang berkenaan dengan pertanyaan
mengenai hakekat “ada” yang terdalam.

Term atau istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh R-dolf


Gocnelius (1636) dalam usahanya untuk memberi nama teori tentang hakekat
(realita sebenarnya) mengenai ada yang metafisis. Dalam perkembangannya
Christian Wolf (1679-1754) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika
umum dan metafisika khusus. Metafisika inilah yang disebut “ontologi”,
sedangkan metafisika khusus dibagi atas : kosmologi, psikologi, dan teologi.

Dasar ontologi ilmu membahas apa yang menjadi bidang telaah atau
obyek-obyek ilmu. Dengan demikian obyek ilmu adalah sesuatu yang dipelajari,
diamati, dan diteliti serta dibahas sebagai kajian atau pokok bahasan. Obyek ilmu
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang dapat diuji oleh panca indera
manusia. Dalam batas-batas tersebut ilmu mempelajari obyek-obyek empiris
seperti batu-batuan, Binatang, tumbuh-tumbuhan, hewan atau manusia itu sendiri.
Asumsi dasar ilmu secara ontologik ada tiga, yaitu :

1. obyek ilmu mempunyai keserupaan dalam bidang tertentu yang dapat


diklasifikasi atau digolong-golongkan, misalnya bisa berupa gejala alam atau fisik
dan bisa berupa gejala sosial atau kemanusiaan

2. obyek ilmu secara relatif bersifat ajeg atau Lestari

3. obyek ilmu bersifat determensime yakni memiliki konotasi pro-babilistik

Dalam pandangan tradisional “ontologi” dianggap sebagai prinsip-prinsip


umum dari hal yang ada, maka akhir-akhir ini “ontologi” dipandang sebagai teori
mengenai apa yang ada. Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata
secara fundamental dan cara berada dari entitas. Kategori-kategorinya berbeda
secara logis seperti obyek fisik, hal universal, dan abstraksi yang dapat dikatakan
ada.

Dalam pandangan fisika, ontologi sebagai teori tentang ada merupakan


entitas yang berbeda dan berkembang menjadi beberapa aliran yaitu : aliran
monisme, aliran dualisme, pluralisme, nihilisme, dan aliran agnotisme. 1

1
Admaja, I. D., Sudarsono, & Wiyono, S. (2014). Filsafat Ilmu Dari Pohon
Pengetahuan Sampai Karakter Keilmuan Ilmu Hukum. Malang: Cita Intrans
Selaras.

Anda mungkin juga menyukai