Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUBUNGN ILMU FILSAFAT DAN AGAMA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat

Dosen pengampu: Ar. Rosikh, S.Ag.,M.Fil.I

Disusun oleh kelompok 1:

1. Yulianti Handayani (230602108)


2. M.Zianurrahman (230602132)
3. .Lukman Hakim (230602131)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN & STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah yang akan membahas lebih jauh mengenai Filsafat Empirisme. Makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat. Kami mengucapkan terimakasih
kepada bapak Ar Rosikh, S. Wg., M.Fil.l selaku dosen mata kuliah Filsafat sekaligus
pembimbing materi. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Mataram, 26 September2023

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

BAB II PEMBAHASAN 5

A. Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama 5

B. Relasi dan Relevansi Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama 6

BAB III PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada yang mengatakan bahwa antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama memiliki
hubungan. Baik filsafat, ilmu pengetahuan dan agama mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh kebenaran. Manusia selalu mencari sebab-sebab dari setiap kejadian yang
disaksikannya. Dia tidak pernah menganggap bahwa sesuatu mungkin terwujud dengan
sendirinya secara kebetulan saja, tanpa sebab.

Hasrat ingin tahu dan ketertarikan yang bersifat instinktif terhadap sebab-sebab ini
memaksa kita menyelidiki bagaimana benda-benda di alam ini muncul, dan menyelidiki
ketertibannya yang mengagumkan. Kita dipaksa untuk bertanya “ Apakah alam semesta ini,
dengan seluruh bagiannya yang saling berkaitan yang benar-benar membentuk satu kesatuan
sistem yang besar itu, terwujud dengan sendirinya, ataukah ia memperoleh wujudnya dari
sesuatu yang lain?”

Dalam makalah ini penulis berusaha mencoba menjelaskan secara sederhana mengenai
filsafat, ilmu pengetahuan dan agama. Dimana dalam makalah ini penulis berusaha
memecahkan dua masalah tentang kedudukan filsafat, ilmu pengetahuan dan agama serta
bagaimana relasi antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Kedudukan Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama?

2.Bagaimana Relasi antara Filsafat, Ilmu Pengetahuan dan Agama?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama

1.Filsafat

Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata yunani philia
(=love,cinta)
dan sophia (=wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari pada arti etimologis istilah ini berarti
cinta pada kebjaksanaan1. Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari
suatu kosep berfikir manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran
yang kemudian dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sedangkan secara khusus filsafat
adalah suatu sikap atau tindakan yang lahir dari kesadaran dan kedewasaan seseorang dalam
memikiran segala sesuatu secara mendalam dengan melihat semuanya dari berbagai sudut
pandang dan korelasinya.

2. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan
pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang
hal yang sedang dipelajari2. Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai
pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan yang telah disusun secara sistematis untuk
memperoleh suatu kebenaran. Ilmu pengetahuan merupakan ilmu pasti. eksak, terorganisir,
dan riil.

3.Agama

Agama menurut3 adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

1
Zainal Abidin, Filsafat Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers, hal 9
2
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, 1979, Jakarta: Bulan Bintang, hal: 15
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamus_Besar_Bahasa_Indonesia" \o "Kamus Besar Bahasa Indonesia

5
Kata "agama" berasal dari , āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal religio dan berakar pada re-ligare yang
berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada
agama4
Baik ilmu, filsafat maupun agama bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan
satu hal yang sama), yaitu kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri mencari
kebenarantentang alam dan manusia Filsafat dengan wataknya sendiri pula menghampiri
kebenaran, baik tentang alam, manusia dan Tuhan. Demikian pula dengan agama, dengan
karakteristiknya pula memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan
manusia tentang alam, manusia dan Tuhan5
Walau demikian baik ilmu, filsafat, maupun agama juga mempunyai hubungan lain.
Yaitu ketiganya dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada manusia. Karena setiap
masalah yang di hadapi hadapi oleh manusia sangat bermcam-macam. Ada persoalan yang
tidak dapat diselesaikan dengan agama seperti contohnya cara kerja mesin yang dapat
dipecahkan oleh ilmu pengetahuan.

B. Relasi dan Relevansi (hubungan) Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama

1.Jalinan Filsafat dan Agama


Terdapat beberapa asumsi terkait dengan jalinan filsafat dengan agama. Asumsi tersebu
didasarkan pada anggapan manusia sebagai makhluk social. Saifullah memberikan ikhtisar
dalam bagan yang lebih terperinci mengenai perbandingan jalinan agama dan filsafat.
Table perbandingan antara Agama dan Filsafat.

Agama Filsafat
a. .Agama adalah unsur mutlak dan sumber a. Filsafat adalah salah satu unsure
kebudayaan. kebudayaan.
b . Agama adalah ciptaan Tuhan. b. Filsafat adalah hasil spekulasi manusia.
c. Agama adalah sumber-sumber asumsi c. Filsafat menguji asumsi-asumsi science,
dari filsafat dan ilmu pengetahuan dan science mulai dari asumsi tertentu.
(science). d. Filsafat mempercayakan sepenuhnya
d. Agama mendahulukan kepercayan dari kekuatan daya pemikiran.
pada pemikiran. e. Filsafat tidak mengakui dogma-dogma
e. Agama mempercayai akan adanya agama sebagai kenyataan tentang kebenaran.
kebenaran dan khayalan dogma-dogma

4
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
5
Op. cit, Endang Saifuddin Anshari, hal: 59

6
agama.
Dengan demikian terlihat bahwa peran agama dalam meluruskan filsafat yang
spekulatif terhadap kebenaran mutlak yang terdapat dalam agama. Sedangkan peran filsafat
terhadap agama adalah membantu keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan
pemikiran yang kritis dan logis6

2. Jalinan Filsafat dan Ilmu

Antara filsafat dan ilmu mempunyai persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan
hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofis, spkulatif dan empiris ilmiah.
Namun ke-eksakan pengetahuan filsafat tidak mungkin diuji seperti pengetahuan ilmu. Yang
pertama tersusun dari hasil riset dan eksperimen antara ilmu dan filsafat juga mempunyai
perbedaan, terutama untuk filsafat menuntukan tujuan hidup sedangkan ilmu menentukan
sarana untuk hidup. Filsafat disebut sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Hal ini didasarkan
pada perbedaan berikut ini

a.Mengenai lapangan pembahasan

b.Mengenai tujuannya

c.Mengenai cara pembahasannya

d.Mengenai kesimpulannya

a) Persamaan

Antara ilmu, filsafat dan agama ketiganya mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh kebenaran. Walaupun dalam mencari kebenaran tersebut baik ilmu, filsafat
maupun agama mempunyai caranya sendiri-sendiri.
Ilmu dengan metodenya mencari kebenaran tentang alam, termasuk manusia dan
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Filsafat dengan wataknya menghampiri kebenaran,
baik tentang alam maupun manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu. Sedangkan agama
dengan kepribadiannya memberikan persoalan atas segala persoalan yang dipertanyakan
manusia, baik tentang alam, manusia maupun tentang tuhan7

6
[ A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi, 2011, Jakarta: PT Bumi Aksara, hal 127]
7
ibid, hal 128

7
b) Perbedaan

Filsafat adalah induk pengetahuan, filsafat adalah teori tentang kebenaran. Filsafat
mengedepankan rasionalitas, pondasi dari segala macam disiplin ilmu yang ada. Filsafat juga
bisa diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya
secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal. Filsafat menghampiri kebenaran
dengan cara menualangkan (mengelanakan atau mengembarakan) akal-budi secara radikal
dan integral serta universal.
Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari dengan riset,
rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan zat yang berada diluar jangkauan
manusia. Kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama diturunkan Dzat yang maha besar,
maha mutlak, dan maha sempurna yaitu Allah.
Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat, ilmiah, empiris dan
logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat dari waktu kewaktu. Segala
sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung
jawabkan dengan bukti yang konkret.
Ilmu dan filsafat, kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak percaya.
Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman8.

c)Titik singgung

Baik ilmu, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena tidak semua
masalah yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena ilmu terbatas, terbatas oleh
subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya. Sehingga masalah tersebut diselesaikan
oleh filsafat karena filsafat bersifat spekulatif dan juga alternative.
Agama memberi jawaban tentang banyak soal asasi yang sama sekali tidak terjawab
oleh ilmu, yang dipertanyakan namun tidak terjawab bulat oleh filsafat. Namun ada juga
masalah yang tidak dapat dijawab oleh agama melain kan dijawab oleh ilmu.

8
[ Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, 1979, Jakarta: Bulan Bintang, hal: 60]

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata yunani philia (=love, cinta)
dan sophia (=wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari pada arti etimologis istilah ini berarti
cinta pada kebjaksanaan.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan
pengalaman yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang
hal yang sedang dipelajari.

Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya.

Baik ilmu, filsafat, maupun agama juga mempunyai hubungan lain. Yaitu ketiganya
dapat digunakan untuk memecahkan masalah pada manusia. Karena setiap masalah yang di
hadapi hadapi oleh manusia sangat bermcam-macam. Ada persoalan yang tidak dapat
diselesaikan dengan agama seperti contohnya cara kerja mesin yang dapat dipecahkan oleh
ilmu pengetahuan. Ilmu dan filsafat, kedua-duanya dimulai dengan sikap sangsi atau tidak
percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. Filsafat Barat. 2011. Jakarta: Rajawali Pers

Anshari, Endang Saifuddin. Ilmu, Filsafat, dan Agama. 1979. Jakarta: Bulan Bintang

Susanto, A. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi. 2011. Jakarta:

PT Bumi Aksara

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama

10
Pertanyaan untuk kelompok 1
2. Apa kemampuan filsafat dalam agama
3. Jelaskan apa itu upaya spekulatif dalam ilmu filsfat
4. Apa tujuan mempelajari filsafat dalam agama
5. Apakah tidak bijaksana itu bodoh
6. Apa peranan filsafat dan agama pada manusia
7. Apa pendapat anda tentang materi yang anda bawa
8. Kenapa imam al Ghazali mengkafirkan orang yang belajar filsafat
9. Apa kedudukan filsafat dalam kehidupan sehari hari

Jawaban dari pertanyaan diatas :

2. Filsafat dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman agama dengan cara


menganalisis dan merinci konsep-konsep fundamental, memberikan argumen rasional,
dan menjelaskan implikasi etis. Filsafat juga membantu merinci hubungan antara
keyakinan agama dan aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia.

3. Upaya spekulatif dalam ilmu filsafat merujuk pada usaha untuk mengembangkan
gagasan atau konsep melalui pertimbangan dan pemikiran spekulatif, tanpa terlalu
banyak bergantung pada bukti empiris atau pengalaman langsung.
4. Salah satu tujuan mempelajari filsafat dalam agama adalah untuk memberikan
landasan analitis terhadap keyakinan agama.
5. Menurut kami bijaksana adalah apabila kita diperintahkan dalam hal yang positiv
yang bersangkutan dengan kebaiakan kita lalu kita mengerjakannya, dan sebaliknya
kita sudah mengetahui arti dari bijaksana tersebut lalu kita tidak mengerjakannya
maka itulah yang disebut “Tidak bijaksana itu bodoh”
6. Filsafat dan agama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Filsafat
membantu manusia memahami makna hidup, sifat realitas, dan nilai-nilai moral.
Sementara itu, agama memberikan kerangka spiritual, norma, dan etika yang
membimbing perilaku serta memberikan kenyamanan dan makna kehidupan.
Keduanya dapat memberikan pandangan tentang tujuan hidup, moralitas, dan
hubungan manusia dengan alam semesta.
7. Menurut kami materi yang kami bawa sangat penting karena di dalam materi
tersebut mempelajari tentang berbagai macam tentang filsafat baik itu dari sejarah,
pengertian, dan para tokoh-tokohnya serta pemikiran-pemikirannya

11
8. Karena Al-Ghazali merasa bahwa beberapa konsep filsafat tersebut bertentangan
dengan ajaran Islam, terutama dalam hal yang tidak memungkinkan untuk
memahami sifat mutlak Tuhan dan keabadian dunia. Dia ingin menegaskan
keberadaan dan sifat-sifat Tuhan sebagaimana diajarkan dalam Islam.
9. Filsafat memiliki kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai
panduan pemikiran dan tindakan. Ia membantu membentuk nilai-nilai, memandu
pengambilan keputusan, merangsang kreativitas, dan memberikan pemahaman
mendalam tentang dunia, memberikan landasan bagi individu untuk menghadapi
tantangan hidup. Meskipun tidak selalu disadari, filsafat berkontribusi secara
signifikan dalam membentuk perspektif dan sikap terhadap kehidupan.

SEKIAN WASSALAM……..

12

Anda mungkin juga menyukai