Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kalam lahir setelah NabiMuhammad SAW wafat. Diawali dengan pengankatan
khalifah yang selanjutnya setalh rasulullah, hingga membahas soal jabr ( takdir ) yang
dinamai dengan kaum jabariyah dan ikhtiyar ( free will ) yang nantinya disebut dengna
sebutan kaum Qadariyah. Akhirnya terpecahlah beberapa aliran yan gmembahas kedua aliran
itu dengan dalilnya masing-masing.seiring berjalannya waktu semakin banyaklah sekte-sekte
islam yang mencoba menerangkan tentang sifat tuhan dan apapun yang berhubungan dengan
ketuhanan. Namun sekte-sekte ini memiliki metodologi yang berbeda-beda, ada yang
menggunakan filsafat secara mendominasi ada pula yang tidak memberikan kewenangan
berpikir dalam ilmu kalam ini.

Kajian agama erat hubungannya dengan kajian filosofis, lantaran agama juga
menyangkut fundamental value dan etnik values, untuk semata-mata bersifat teologis. Hal
demikian dapat dimaklumi, lantaran pendekatan legal formal dan lebih lebih lagi pendekatan
yang lainnya. Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawufberusursan dengan hal yang sama,
yaitu kebenaran tentang tuhan dan yang berkaitan dengannya. Perbedaan terletak pada
metodologjnya. Ilmu kalam ilmu yang menggunakan logika. Pada dasaranya ilmu ini
menggunakan metode dialektika ( dialog keagamaan ). Sementara itu filsafat adalah sebuah
ilmu yang digunakan unutk memperoleh kebenaran rasional.

Dan metode yang digunakan adalah logika. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang
menekankan rasa pada rasionalitas. Sebagian pakar mengatakan bahwa ilmu tasawuf adalah
intuisi, atau ilham, atau inspirasi yang datang dari Tuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ilmu kalam?
2. Apa corak pemikiran ilmu kalam?
3. Apa urgensi ilmu kalam?
4. Apa itu filsafat?
5. Dimana titik temu ilmu kalam dan filsafat?

C. Tujuan Makalah

1
1. Mengetahui definisi ilmu kalm

2. Mengetahui corak pemikiran ilmu kalam

3. Mengetaui urgensi ilmu kalam

4. Mengetahui definisi Filsafat

5. Mengetahui titik temu antara ilmu kalam dan filsafat

2
BAB II
ISI
A. Pengertian Ilmu Kalam

Menurut ‘Abd al-mun’in ilmu kalam ialah ilmu yang membahas masalah masalah-
masalah kalam Allah1. Adapun hal-hal yang dibahas dalam ilmu kalam ini berkisar sekitar
wujud Tuhan, sifat-sifatnya yang wajib dan boleh ditetapkan baginya serta apa yang wajib
ditiadakan baginya demikian menurut Muhammad abduh.
Tash kubra zadah menegaskan : “Adapun hal-hal yang dibahas oleh ilmu kalam adalah
dhat Allah Swt. Dan sifat-sifatnya, demikian menurut para Al mutaqaddimin dan dikatakan
pula bahwa soal soal yang dibahas dalam ilmu kalam adalah soal wujud ( Tuhan )
sebagaimana dia ada ( WUJUD ).
Menurut ‘Abd Al Mun’in bahwa “ Ilmu ini dinamakan ilmu kalam sebab masalah penting
yang dipertentang kan adalahmasalah kalam Allah yakni Al-Qur’an, apakah termasuk sifat
Allah atau Dhatnya, Intinya semata mata bersifat kalami, maka ilmu ini menyangkut
permasalahan aqidah yang mendalam, seperti Tauhid, hari kiamat, hakikat sifat-sifat Tuhan,
kadar baik dan buruknya, hakikat kenabian dan penciptaan Al-Qur’an”.
Dari beberapa pendapat diatas, bahasan ilmu kalam dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori :
1. Sifat-Sifat Wajib Tuhan
a. Sifat-sifat dhatiyah dan nafsiyah
b. Sifat-sifat ma’nawiyah dan thubuthiyah
c. Kalam Tuhan
2. Sifat-Sifat mustahil Tuhan
a. Antrhophormotisme
3. Sifat-sifat yang boleh bagi tuhan
a. Melihat Tuhan
4. Hubungan antara Tuhan dan manusia
a. Perbuatan Tuhan

1
Tsoroyo kiswati, Ilmu Kalam Aliran, Sekte, Tokoh Pemikiran, Dan Analisa Perbandingan, (
Surabaya : Surabaya, 2013 ), hal. 7.
3
b. Kewajiban berbuat baik dan terbaik
c. Pengiriman para rasul
d. Beban diluar kemampuan
e. Janji dan ancaman
f. Perbuatan manusia
g. Kekuasaan dan kehendak Tuhan
h. Keadilan Tuhan

B. Corak pemikkiran Ilmu kalam


Corak pemikiran kalam dikenal ada dua macam : Tradisional Dan Rasioanal.
Setiap kaum Teolog dalam mempertahankan pendapatnya mempergunakan dua macam dalil
seperti tersebut diatas, yaitu dalil nakli dan dalil akli, namun ada golongan yang memberikan
kedudukan kepada akal lebih tinggi dari golongan lainnya. Dua macam corak pemikiran itu
ialah :

1. Corak pemikiran tradisional : Yakni kaum teolog yang memberikan kedudukan lebih
rendah dalam menginter[retasikan ayat-ayat al Qur’an dan hadis Nabi. Mereka lebih
mendahulukan lahir nas dan menginterpretasikannya secara harfiyah
( Tekstual/letterlek ). Sebagai contoh wajah dan tangan tuhan seperti disebut dalam
nas, diartikan bahwa Tuhan memang memiliki wajah tangan dan mata, Tetapi wajah,
mata, dan tangan tuhan tidak seperti terdapat pada makhkluk dan tak bisa
dibayangkan. Atau dengan kata lain wajah, tanggan dan mata tuhan tanpa bagaimana (
bila kaifa ) dan tak perlu dipertanyakan lagi, sebab tak bisa digambarkan bagaimana
wajah, mata dan tangan tuhan. Golongan teolog yang mempunyai corak pemikiran
seperti ini biasa dibeut dengan para golongan tradisional.
2. Corak pemikiran rasional : yakni kaum teolog yang demi mempertahankan
pendapatnya menggunkan dalil akli dan memberi kedudukan akal lebih tinggi dengan
memberikan argumentasi rasional. Hal-hal tidak masuk akal ( sekalipun teks al qur’an
dan hadis )mutawwatir secara harfiyahmengatakan seperti itu ). Namun mereka
mencoba menginterpretasikannya atau men ta’wilkannya lebih jauh sehingga bisa
diterima oleh akal manusia. Seperti misalnya, ayat-ayat antrophormotisme ( ayat-ayat
mutasyabihat ), seperti tuhan memiliki wajah, mata, teliga dan lain sebagainya,
semuanya diinterpretasikannya bahwa wajah, mata, tangan, dan tempat tinggal tdan
lainnya, bukanlah anggota barang seperti yang terdapat pada makhluk, tetapi

4
diberikan interpretasi lain sesuai dengan Tuhan, maka wajah tuhan adalah wu judnya,
tangna tuhan adalah kekuasaanya atau nikmatnya, mata Tuhan adalah
pengetahuannya, tempat tinggal tuhan adlah daerah kekuasaanya dan lain sebagainya,
sebab Secara rasional tuhan yang immaterial tidak mungkin memiliki mata, tangan,
wajah atau tempat tingal ( secara harfiyah disebut dalam nas ), seperti yang dimiliki
oleh makhluk. Tuhan idak mungkin menyerupai makhluknya. Dalam hal ini,
golongan teologi mu’tazilah dianggap sebagai golongan yang memiliki kerangka
teologi dan pemikiran yang rasional, sebab mereka golongan yang yang memberikan
kedudukan yang tertinggi kepada akal diantara golongan kaum teolo lainnya.

Menurut Harun nasution, urutan golongan kaum teolog islam yang memberikan
kedudukan akal dari yang terendah sampai yang tertinggi sebagai berikut : Ahl al-Hadis, Ash
Ariyah, Maturidiyah mukhara, Mauturudiyah Samarkand dan yang paling tinggi adalah
Mu’tazilah.2

C. Urgensi Ilmu Kalam

Sesunggunya ilmu mengenal allah dan rasulnya serta sifat-sifatnya adlah sangat penting
dan termasuk ilmu yang agung dan paling utama, serta paling wajib untuk didahulukan
mempelajarinya atas seluruh ilmu lainnya, karna pondasi ilmu ini merupakan kunci utama
demi keselamatan dan kebahagiaan hakiki, yang oleh karena itu ilmu ini dikenal dengan
nama ilmu ushul ( pondasi agama ). Dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebutkan bahwa
dirinya adalah seirang yang telah mencapai puncak tertinggi dalam ilmu ini, beliau bersabda :

‫ان اعلمكم با هللا وا خشا كم له ) ر و ا ه البخا ري‬

“Aku adalah orang yang paling mengenal Allah di antara kalian, dan aku adalah orang
yang paling takut diantara kalian baginya”. ( HR. Al-Bukhary )

Dengan hadis ini maka ilmu sudah seharusnya didahulukan untuk dipelajari dibanding
ilmu – ilmu lainnya. Dalam al Qur’an Allah berfirmsn

( ‫فا علم انه األ اهللا و ا سةغفز لذ نبك وللمو منين والمومنا ت ( محمد‬

2
Tsoroyo kiswati, Ilmu Kalam Aliran, Sekte, Tokoh Pemikiran, Dan Analisa Perbandingan, (
Surabaya : Surabaya, 2013 ), hal. 7-8.
5
“ Maka ketauhilah ( wahai muhammad ) bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah dan mintalah Ampun Bagi dosamu juga bagi seluruh orang – orrang mukmin
laki-laki dan perempuan “. ( QS Muhammad : 19 ).

Dalam ayat ini Allah mendahulukan perintah mengenal tauhid di atas perintah istighfar.
Hal ini dikarenakan bahwa mengenal ilmu tauhid terkait dengan ilmu ushul yang merupakan
dasar atau pokok-pokok agama, yang karenanya harus didahulukan, sementara mengucapkan
istighfar terkait dengan ilmu furu’ atau cabang-cabang Agama. Tentunya tidak boleh
dibenarkan bagi siapapun untuk melakukan istighfar atau amalan-amalan lainnya dari
amalan-amalan furu’ jika ia tidak mengetahui ilmu tauhid atau ilmu ushul, karena bila
demikian berarti ia melakukan keshalehan dan ibadah kepada tuhannya yang ia sendiri tidak
tahu siapa Tuhannya tersebut. Oleh karena itu dalam banyak ayat al Qur’an Allah telah
memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya dalam melihat keagungan pencipaan-
Nya hingga dapat mengenal tanda tanda kekuasaan dan sifat-sifatnya. Seperti dalam
firmannya :

‫ض ز أل او ت ا و السما ت ملكو في ا و ينظز مل او‬

“ Tidaklah mereka melihat pada kerajaan langit-langit dan Bumi?! ( QS. Al ‘Araf : 185 ).

D. Filsafat

Secara etimologi isltilahfilsafat terdiri dari dua kata, philos berarti kekasih, philia,
berartipersahabatan, tertarik kepada ; dan shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, intelegensi3berdasarkan arti kata tersebut kata filsafat
berkembang menjadi beberapa definisi. Pertama,filsafat sebagai upaya spekulatif menyajkan
pandangan sistematik tentang seluruh realitas. Kedua, upaya melukiskan hakikat realitas
akhirdan yang dasar serta nyata. Ketiga , upaya menentukan batas dan jangkauan
pengetahuan; sumber, hakikat, keabsahan dan nilainya. Keempat, suatu penyelidikan kritis
tentang pengandaian-pengaindaian dan pernyataan-pernyataan berbagai bidang pengetahuan.
Kelima, sebagai ilmu yang membantu apa yang anda lihat dan apa yang anda katakan.

3
Syahrul Nizar, Filsafat Ilmu(yogyakarta: K-media, 2019) hlm. 1.
6
Prof Dr. Hamka dalam bukunya yaitu “Filsafat Ketuhanan” mmemberikan
argumentasi logisnya tentang keberadaan Tuhan. Ia menjelaskan keberadaan Tuhan secara
rasional. Ia menyebutkan dalam bukunya bahwa beberapa Tahun yang lalu ilmuwan atom di
new york, majalah Colliers yang terkenal itu pernah meminta pikiran dari ilmuwan ilmuwan
sarjana-sarjana atom, ilmuwan ilmu falak, biologi, dan ahli ilmu pasti. Semua telah
memberikan jawaban bahwa mereka telah menemukan dalil dan bukti yang banyak sekali
yang menetapkan adanya yang ada, yang mahaBesar, yang mengatur segala ujud ini. Yang
mahabesar memelihara dengan inayat dan rahmatnya, dan pengetahuannya yang tidak
terbatas. Dr. Rine memberikan hasil penyelidikan ilmu pengetahuannya bahwa pada tubuh
maunusia memang ada ruh ( tubuh lain ) yang tidak terlihat.

Yang lain juga berkata, “ tidak dapat diragukan lagi bahwa memang ada yang
mahabesar. Itulah yang dinamakan oleh agama-agama langit dengan Allah SWT. Dialah ang
menguasai tenaga atom dan lain-lain, termasuk kenyataan-kenyataan dan undang undang
yang sangat mengagumkan pikiran dalam ujud ini.

Berita ini pernah dikabarkan kemana-mana oleh router tempo hari dan banyak yang
telah membaca. Kita merasakan benar oleh apa yang pernah dibicarakan Al-Ghazali. Pada
mulanya ysng dituntut oleh orang berilmu bukanlah Allah, tetapi ilmu itu sendiri tidak mau,
melainkan menuju kepada Allah juga kita kagum melihat bagaimana manusia itu tunduk
kepada Allah juga setelah ilmu itu menuju kepada kesemurnaan.4

E. Titik Temu Ilmu Kalam Dan Filsafat

Dalam perkembangan ilmu mengenai agama, banyak bermunculan berbagai


pengetahuan yang semakim spesifik terhadap massalah-masalah hidup, ketuhanan dan ajaran.
Termasuk dalam hal ini adalah islam. Dalam ilmu mengenai islam sendiri, terdapat istilah
ilmu kalam yang memperdalam mengenai dasar dasar ilmu teologi. Persoalan teologi ini
artinya akan menyebar ke berbagai pengetahuan yanglain karena hidup ini berasal dari
masalah ketuhanan.

Dari pembahasan diatas dapat kita pahami bahwa filsafat memiliki peranan untuk
membongkar atau sebagai alat untuk mendekati realitas secara mendalam. Sedangkan filsafat
sendiri tidak bisa membongkar apa yang ilmu kalam sendiri dapat di bongkar, jika informasi
tidak didapatkan. Unutuk itu dapat disimpulkan hubungan ilmu kalam dengan filsafat adalah :
4
Hamka, falsafah Ketuhanan, ( Jakarta; Gema Insani, 2017 ) hlm. 69-70.
7
1. Ilmu filsafat adlah dasar dari ilmu pengetahuan atau cara berpikir sedangkan ilmu
kalam sudah spesifik membahas kajian dengan obyeknya adalah agam atau
ketuhanan.
2. Ilmu kalam membutuhkan ilmu lain untuk memprosesnya, dengan filsafart maka
kita dapat memahami bahwa suatu realitas memiliki eksistensi, fungsi, nilai.
Kedudukan , hubungan sebab akibat, hubungan dengan realitas lain dan
sebagainya. Contohnya : kedudukan Allah terhadap manusia, sifat-sifat Allah,
penciptaan manusia dan hubungannya dengan Allah SWT. DSB
3. Ilmu filsafat adalah ilmu dasar yang sifatnya umum, tidak akan berfungsi jika
tidak ada kajian atau objek yang diteliti. Maka itu seperti rujun islam, rukum
iman, fungsi iman kepada kitab Allah, fungsi iman kepada Allah SWT, dan fungsi
al Qur’an bagi umat manusia tentu membutuhkan ilmu kalam memahamina secara
spesifik.
4. Ilmu kalam sudah sfesifik membahas agama dan ketuhanan sedangkan filsafat
berkaitan dengan realitas secara umum.5

5
Redaksi Dalam Islam, hubungan ilmu kalam dengan filsafat, ( https :
www.googe.com/amp/s/dalamislam.com/dasar-islam/hubungna hubungan ilmu kalam dengan filsafat/amp

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Secara etimologi kalam berati “ kata-kata” . kata-kata disini dimaksudkan adalah kata-
kata firman Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu yang mempermasalahkan kalam Allah,
filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu phiolos dan shopia, philos yang berarti cinta dan
shopia yang berarti kebijaksanaan . samsul munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf
berasal dari kata shuf ( shad, wawu dan fha ) dan di dhommah shadnya, yang mempunyai arti
“ kain bulu domba yang kasar “, alasannya adalah dulu kaum sufi selalu menjauhkan diri
untuk memakai kain sutra, karena karena dulu kain domba merupakan simbol
kesederhanaan.

Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan metodenya sendiri yang
berkaitan dengan tuhan. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri
kebenaran baik tentang alam maupun manusia ( yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh
ilmu pengetahuan karena berada di lura atau di atas jangkauannya ).

B. SARAN

Demikian yang dapat saya paprka tentang materi yang merupakan pokok bahasan
dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
keterbatasannya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungnnya
dengan makalah ini penulis mohon maaf.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Tsoroyo kiswati, Ilmu Kalam Aliran, Sekte, Tokoh Pemikiran, Dan Analisa
Perbandingan, ( Surabaya : Surabaya, 2013 ), hal. 7.
2. Tsoroyo kiswati, Ilmu Kalam Aliran, Sekte, Tokoh Pemikiran, Dan Analisa
Perbandingan, ( Surabaya : Surabaya, 2013 ), hal. 7-8.
3. Syahrul Nizar, Filsafat Ilmu(yogyakarta: K-media, 2019) hlm. 1.
4. Hamka, falsafah Ketuhanan, ( Jakarta; Gema Insani, 2017 ) hlm. 69-70.

5. Redaksi Dalam Islam, hubungan ilmu kalam dengan filsafat, ( https :


www.googe.com/amp/s/dalamislam.com/dasar-islam/hubungna hubungan ilmu
kalam dengan

10
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Syahrul Maulana


Alamat : Dusun 1 desa baru batang kuis
Agama : ISLAM
Tanggal lahir : 31 Desember 1999
Anak ke : 1 dari tiga bersaudara
Saat ini menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di daerah pancing yaitu
di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara masuk di salah satu fakultas tertua yaitu
ushuluddin dan mengambil program Studi Aqidah Filsafat Islam
Hobi : Mancing
Golongan darah :O
Visi : Terus berusaha mencari Jati diri
Misi : Terus berusaha memperbaiki diri
Moto Hidup : Menunjuukan kepribadian diri dan dibenci lebih baik dari pada
berpura pura mennjadi orang lain untuk disukai

11

Anda mungkin juga menyukai