PENGERTIAN TAUHID
1. Inka Yunisa
2. Mike Anggela
3. Samia
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pengertian Tauhid ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Firman Feriza, M.Pd pada bidang studi Pendidikan Matematika mata
kuliah AIK 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengertian Tauhid bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Batasan Masalah.............................................................................................
D. Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Tauhid..........................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata tauhid adalah istilah Arab yang secara bahasa bermakna
“membuat menjadi satu” atau “menyatukan”. Ajaran tauhid
dianggap sebagai ajaran penentu dalam Islam atau doktrin pusat.
Parat teolog generasi awal menggunakan istilah “tauhid” untuk
menafsirkan masalah-masalah yang berhubungan dengan zat
ilahiyah dan sifat-sifat ilahiyah, serta dalam pembelaan mereka
terhadap keesaan Allah dari kaum dualis dan Trinitarian.
Pada perkembangannya, di abad tiga belas Imam Hanbali
menambahkan penafsiran tauhid dari teologi ke sisi moral. Abad 19
(Sembilan belas), Muhammad Abduh menerbitkan Risalah Tauhid
yang kemudian diterjemahkan pada tahun 1966 di London menjadi
Theology of Unity. Buku ini berisi diskusi tentang implikasi tauhid,
juga sebagai upaya untuk memperkenalkan kembali masalah-
masalah klasik kedalam teologi. Muhammad Abduh berpendapat
“tauhud” adalah ilmu yang membahas “wujud Allah”, yakni
meliputi sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat yang boleh disifatkan
kepada-Nya.
Selain itu, Abduh berargumen bahwa ilmu ini juga mengkaji
tentang Rasul Allah, yakni meliputi keyakinan akan kerasulan
mereka, keyakinan akan apa yang ada pada dirinya, apa yang boleh 1
2 dihubungkan kepadanya dan apa yang terlarang
menghubungkannya kepada mereka.1 Mengesakan Allah (tauhid)
dan menolak menyekutukan-Nya (syirik) adalah doktrin penting
dalam Islam, dan masalah ini disepakati oleh seluruh umat muslim.
Tauhid mempunyai beberapa peringkat yaitu ; (1) tauhid
dalam zat Allah, maksudnya adalah Allah esa, tidak ada yang
mampu menyamaiNya. (2) tauhid dalam penciptaan (Khaliqiyah),
maksudnya Allah adalah pencipta sebenarnya, dan tidak ada pelaku
(makhluk) yang bertindak sendiri tanpa ada pengaruh dari Allah. (3)
tauhid dalam hal rububiyah dan pentadbiran, yakni bahwa alam
semesta ini diatur oleh mudabbir (pengelola) tunggal yaitu Allah. (4)
tauhid dalam penetapan hukum dan perundangundangan ;
maksudnya adalah hanya Allah yang berhak menetapkan hukum,
adapun ulama dan fuqaha yang menyusun butir-butir perundang-
undangan (kodifikasi) yang dibutuhkan masyarakat muslim. Dalam
menyusun ini harus merujuk pada kerangka peraturan yang telah
ditetapkan Allah. (5) tauhid dalam hal ketaatan, yakni tiada siapapun
yang wajib ditaati dan diikuti perintah-perintah-Nya. Adapun
ketaatan kepada selain Allah, harus sesuai dengan aturan dan
perintah-Nya. (6) tauhid dalam hal kekuasaan pemerintahan ;
pengaturan dan kekuasaan pemerintahan harus sesuai dengan izin
Allah dan memperoleh pengesahan-Nya. (7) tauhid dalam ibadah ;
maksudnya adalah ibadah ditujukan hanya kepada Allah semata.
B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Tauhid?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, Makalah ini
membatasi penjelasan yang mencakup : Pengertian Tauhid.
D. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK 1 dosen pengampu Bapak
Firman Feriza, M.Pd dan untuk mengetahui Pengertian Tauhid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
11
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Departemen P & K, 1989), , h. 1091.
2
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus,Ibid, h. 6.
3
A. Hanafi, Pengantar Tauhid Islam (Jakarta : Pustaka al-Husna Baru, 2003), h. 1.
4
Syarh Tsalatsatil Ushul,...h.39
2
Secara istilah, makna Tauhid adalah menjadikan Allah
sebagai satu- satunya sesembahan yang benar dengan segala
kekhususannya. Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami
bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa
jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan
makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya
menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.5
25
Syarh Tsalatsatil Ushul,Ibid. h. 48.
6
Jubaran Mas‟ud, Raid Ath-Thullab ( Beirut : Dar Al‟ilmi Lilmalayyini, 1967), h.972.
7
Fuad Iqrami Al-bustani, Munjid Ath-Thullab ( Beirut: Dar Al-Masyriqi, 1986), h. 905.
8
Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), h.54.
9
Yusron Asmuni, Op.cit., h. 2
10
Ainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 1
teori berikut argumentasinya yang mengarah kepada kesimpulan
bahwa Tuhan itu satu disebut dengan Ilmu Tauhid.10
3
Hakeem Hameed, menurutnya tauhid sebagai sebuah
kepercayaan ritualistik dan perilaku ceremonial yang mengajak
manusia menyembah realitas hakiki (Allah) dan menerima segala
pesan-Nya yang disampaikan lewat kitab-kitab suci dan para Nabi
untuk diwujudkan dalam sikap yang adil, kasih sayang, serta
menjaga diri dari perbuatan maksiat dan sewenang-wenang demi
mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan tauhid adalah meyakini ke-Esaan Allah dalam
Rububiyah (ketuhanan), Uluhiyah (ibadah), menetapkan bagi
Nya nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta menjauhkan-Nya dari
311
Hakeem Abdul Hameed, Aspek-aspek Pokok Agama Islam, terj. Ruslan Shiddieq,
(Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1983), Cet. 1, h. 36.
kekurangan dan cacat (maha sempurna) serta tidak
menyetarakannya dengan makhluk apapun.
B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan mendalam bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta: Departemen P & K, 1989), , h. 1091.
2
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus,Ibid, h. 6.
3
A. Hanafi, Pengantar Tauhid Islam (Jakarta : Pustaka al-Husna Baru,
2003), h. 1.
4
Syarh Tsalatsatil Ushul,...h.39
5
Syarh Tsalatsatil Ushul,Ibid. h. 48.
6
Jubaran Mas‟ud, Raid Ath-Thullab ( Beirut : Dar Al‟ilmi Lilmalayyini,
1967), h.972.
7
Fuad Iqrami Al-bustani, Munjid Ath-Thullab ( Beirut: Dar Al-Masyriqi,
1986), h. 905.
8
Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), h.54.
9
Yusron Asmuni, Op.cit., h. 2
10
Ainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 1
11
Hakeem Abdul Hameed, Aspek-aspek Pokok Agama Islam, terj. Ruslan
Shiddieq,
(Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1983), Cet. 1, h. 36.