Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGERTIAN TAUHID

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Inka Yunisa
2. Mike Anggela
3. Samia

Dosen Pengampu : Firman Feriza, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) MUHAMMADIYAH PAGARALAM TAHUN PELAJARAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pengertian Tauhid ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Firman Feriza, M.Pd pada bidang studi Pendidikan Matematika mata
kuliah AIK 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengertian Tauhid bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Firman Feriza, M.Pd


selaku dosen bidang studi Pendidikan Matematika mata kuliah AIK 1 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami. Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pagar Alam, 20 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Batasan Masalah.............................................................................................
D. Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian Tauhid..........................................................................................

BAB III PENUTUP……………………………................................................……

A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata tauhid adalah istilah Arab yang secara bahasa bermakna
“membuat menjadi satu” atau “menyatukan”. Ajaran tauhid
dianggap sebagai ajaran penentu dalam Islam atau doktrin pusat.
Parat teolog generasi awal menggunakan istilah “tauhid” untuk
menafsirkan masalah-masalah yang berhubungan dengan zat
ilahiyah dan sifat-sifat ilahiyah, serta dalam pembelaan mereka
terhadap keesaan Allah dari kaum dualis dan Trinitarian.
Pada perkembangannya, di abad tiga belas Imam Hanbali
menambahkan penafsiran tauhid dari teologi ke sisi moral. Abad 19
(Sembilan belas), Muhammad Abduh menerbitkan Risalah Tauhid
yang kemudian diterjemahkan pada tahun 1966 di London menjadi
Theology of Unity. Buku ini berisi diskusi tentang implikasi tauhid,
juga sebagai upaya untuk memperkenalkan kembali masalah-
masalah klasik kedalam teologi. Muhammad Abduh berpendapat
“tauhud” adalah ilmu yang membahas “wujud Allah”, yakni
meliputi sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat yang boleh disifatkan
kepada-Nya.
Selain itu, Abduh berargumen bahwa ilmu ini juga mengkaji
tentang Rasul Allah, yakni meliputi keyakinan akan kerasulan
mereka, keyakinan akan apa yang ada pada dirinya, apa yang boleh 1
2 dihubungkan kepadanya dan apa yang terlarang
menghubungkannya kepada mereka.1 Mengesakan Allah (tauhid)
dan menolak menyekutukan-Nya (syirik) adalah doktrin penting
dalam Islam, dan masalah ini disepakati oleh seluruh umat muslim.
Tauhid mempunyai beberapa peringkat yaitu ; (1) tauhid
dalam zat Allah, maksudnya adalah Allah esa, tidak ada yang
mampu menyamaiNya. (2) tauhid dalam penciptaan (Khaliqiyah),
maksudnya Allah adalah pencipta sebenarnya, dan tidak ada pelaku
(makhluk) yang bertindak sendiri tanpa ada pengaruh dari Allah. (3)
tauhid dalam hal rububiyah dan pentadbiran, yakni bahwa alam
semesta ini diatur oleh mudabbir (pengelola) tunggal yaitu Allah. (4)
tauhid dalam penetapan hukum dan perundangundangan ;
maksudnya adalah hanya Allah yang berhak menetapkan hukum,
adapun ulama dan fuqaha yang menyusun butir-butir perundang-
undangan (kodifikasi) yang dibutuhkan masyarakat muslim. Dalam
menyusun ini harus merujuk pada kerangka peraturan yang telah
ditetapkan Allah. (5) tauhid dalam hal ketaatan, yakni tiada siapapun
yang wajib ditaati dan diikuti perintah-perintah-Nya. Adapun
ketaatan kepada selain Allah, harus sesuai dengan aturan dan
perintah-Nya. (6) tauhid dalam hal kekuasaan pemerintahan ;
pengaturan dan kekuasaan pemerintahan harus sesuai dengan izin
Allah dan memperoleh pengesahan-Nya. (7) tauhid dalam ibadah ;
maksudnya adalah ibadah ditujukan hanya kepada Allah semata.

B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Tauhid?

C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, Makalah ini
membatasi penjelasan yang mencakup : Pengertian Tauhid.

D. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK 1 dosen pengampu Bapak
Firman Feriza, M.Pd dan untuk mengetahui Pengertian Tauhid.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid

Tauhid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan


sebuah kata benda yang memiliki arti ke-Esaan Allah, kuat
kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid berasal dari
bahasa Arab, masdar darikata Wahhada ( ‫ ) وحد‬Yuwahhidu ( ‫) توحدا‬
1
Tauhidan ( ‫) يوحد‬.1

Secara etimologis, tauhid berarti ke-Esaan. Maksudnya,


keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian
ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam bahasa
Indonesia, yaitu ke-Esaan Allah, mentauhidkan berarti mengakui
akan keesaan Allah, meng-Esakan Allah.2

Kata Tauhid terdiri dari perkataan “Theos” artinya Tuhan,


dan “logos”yang berarti ilmu (science, study, discourse). Jadi
theologi berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan. Definisi
theologi yang diberikan oleh para ahli-ahli ilmu agama antara lain
dari Fergilius Ferm, yaitu: The discipline which concernsGod (or the
Divine Reality) and God‟s relation to the world (Tauhid ialah
pemikiran sistematis yang berhubungan dengan alam semesta).3

Secara bahasa arab, tauhid merupakan bentuk masdar dari


fi’il Wahhada-Yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya
menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al
Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan
penafian, Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita
jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya”.4

11
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Departemen P & K, 1989), , h. 1091.
2
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus,Ibid, h. 6.
3
A. Hanafi, Pengantar Tauhid Islam (Jakarta : Pustaka al-Husna Baru, 2003), h. 1.
4
Syarh Tsalatsatil Ushul,...h.39
2
Secara istilah, makna Tauhid adalah menjadikan Allah
sebagai satu- satunya sesembahan yang benar dengan segala
kekhususannya. Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami
bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa
jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan
makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya
menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.5

Jubaran Mas’ud, menurutnya bahwa tauhid bermakna


beriman kepada Allah, Tuhan yang Esa, atau juga sering disamakan
dengan kata “‫ ( )الالهاالهللا‬tiada tuhan selain Allah).6

Fuad Iframi Al-Bustani, menurutnya tauhid adalah


keyakinan bahwa Allah itu bersifat Esa.7

Syahminan Zaini , menurutnya tauhid berasal dari kata


“wahhada”(‫( ”وحد‬yuwahhidu”(‫( يوحد‬Tauhidan” ( ‫ (توحيدا‬, yang berarti
mengesakan Allah SWT.8

Syeikh Muhammad Abduh, menurutnya tauhid merupakan


suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang
wajib tetap pada-Nya, sifat -sifatyang boleh disifatkan kepada-Nya,
dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan pada-
Nya.Juga membahas tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan
kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan kepada mereka, dan
apa yang terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.9

Zainuddin, menurutnya tauhid berasal dari kata “wahid” (


‫( واحد‬yang artinya“satu”. Dalam istilah Agama Islam, tauhid ialah
keyakinan tentang satu atau Esanya Allah, maka segala pikiran dan

25
Syarh Tsalatsatil Ushul,Ibid. h. 48.
6
Jubaran Mas‟ud, Raid Ath-Thullab ( Beirut : Dar Al‟ilmi Lilmalayyini, 1967), h.972.
7
Fuad Iqrami Al-bustani, Munjid Ath-Thullab ( Beirut: Dar Al-Masyriqi, 1986), h. 905.
8
Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), h.54.
9
Yusron Asmuni, Op.cit., h. 2
10
Ainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 1
teori berikut argumentasinya yang mengarah kepada kesimpulan
bahwa Tuhan itu satu disebut dengan Ilmu Tauhid.10

3
Hakeem Hameed, menurutnya tauhid sebagai sebuah
kepercayaan ritualistik dan perilaku ceremonial yang mengajak
manusia menyembah realitas hakiki (Allah) dan menerima segala
pesan-Nya yang disampaikan lewat kitab-kitab suci dan para Nabi
untuk diwujudkan dalam sikap yang adil, kasih sayang, serta
menjaga diri dari perbuatan maksiat dan sewenang-wenang demi
mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan tauhid adalah meyakini ke-Esaan Allah dalam
Rububiyah (ketuhanan), Uluhiyah (ibadah), menetapkan bagi
Nya nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta menjauhkan-Nya dari

311
Hakeem Abdul Hameed, Aspek-aspek Pokok Agama Islam, terj. Ruslan Shiddieq,
(Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1983), Cet. 1, h. 36.
kekurangan dan cacat (maha sempurna) serta tidak
menyetarakannya dengan makhluk apapun.

B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan mendalam bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
1
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta: Departemen P & K, 1989), , h. 1091.
2
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus,Ibid, h. 6.
3
A. Hanafi, Pengantar Tauhid Islam (Jakarta : Pustaka al-Husna Baru,
2003), h. 1.

4
Syarh Tsalatsatil Ushul,...h.39
5
Syarh Tsalatsatil Ushul,Ibid. h. 48.
6
Jubaran Mas‟ud, Raid Ath-Thullab ( Beirut : Dar Al‟ilmi Lilmalayyini,
1967), h.972.
7
Fuad Iqrami Al-bustani, Munjid Ath-Thullab ( Beirut: Dar Al-Masyriqi,
1986), h. 905.
8
Syahminan Zaini, Kuliah Akidah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983), h.54.
9
Yusron Asmuni, Op.cit., h. 2
10
Ainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 1
11
Hakeem Abdul Hameed, Aspek-aspek Pokok Agama Islam, terj. Ruslan
Shiddieq,
(Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1983), Cet. 1, h. 36.

Anda mungkin juga menyukai