Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

URGENSI TAUHID DALAM KEHIDUPAN PRIBADI, KELUARGA,


MASYARAKAT, DAN PROFESI.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Aqidah

Dosen Pengampu : Dr. Budi Johan, S.Ag., M.A.P

Disusun oleh
Kelompok 6 :

Tarisa Farah Azizah [2306015119]


Meidyara Fatmanda [2306015134]
Shawa Nurrahma Ekasari [2306015149]
Harry Febryan [2305015169]

PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

2023 - 2024
A. URGENSI TAUHID DALAM KEHIDUPAN PRIBADI, KELUARGA,
MASYARAKAT, DAN PROFESI

ِ ‫ال َجنَةَ دَ َخ َل هللا إِ َّل َ َِل ٰلهَ َك ََل ِم ِه‬


‫آخ َر َكانَ َمن‬
Barang siapa yang akhir ucapannya adalah tiada tuhan selain Allah, niscaya dia masuk
surga (H.R. Abu Dawud).

Hadis ini secara jelas dan tegas menyatakan bahwa kunci surga adalah kalimat tauhid.
Artinya, tauhid adalah pondasi penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk
bisa menggapai surga. Tauhid adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Semua rasul diutus ke dunia dengan visi dan misi utamanya mengenalkan
ketauhidan Allah SWT.1 Konsep tauhid mengandung implikasi doktrinal lebih jauh
bahwa tujuan hidup manusia haruslah dalam kerangka beribadah kepada Allah.
Doktrinal inilah yang merupakan kunci dari seluruh ajaran Islam. 2

B. URGENSI TAUHID DALAM KEHIDUPAN PRIBADI

Tauhid mempunyai peran besar terhadap hidup manusia, karena dengan tauhid-lah
manusia dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka. Marilah kita tengok di dalam
kehidupan kita pada zaman yang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup tanpa
tujuan yang jelas, mereka bekerja siang malam banting tulang hanya untuk
mendapatkan harta yang banyak, dengan harta itulah mereka berusaha memuaskan
hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yang telah mereka lakukan, padahal
Allah telah berfirman dalam ayat-Nya, yang artinya “Tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”. Maka jelaslah tujuan hidup
manusia sesungguhnya, yaitu hanya beribadah kepada Allah SWT saja dan bukan untuk
yang lain, karena segala macam perbuatan yang kita lakukan mulai dari makan kita,
tidur kita, belajar kita, dan segala macam usaha yang kita lakukan jika kita niatkan
untuk beribadah kepada Allah niscaya semua itu adalah pahala bagi kita, demikian

1
Rahmatullah, R., & Miftah, M. Z. (2022). Urgensi Pendidikan Tauhid Perspektif Filsafat Al-Kindi. AJMIE:
Alhikam Journal of Multidisciplinary Islamic Education, 3(2), 50-58.
2
Hambal, M. (2020). Pendidikan Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan Muslim. TADARUS,
Vol.9 No.1, hlm.22
besarnya peran Allah SWT, juga dimaksudkan agar Allah SWT benar-benar diimani
dengan kuat dan dirasakannya manfaatnya dalam kehidupan. 3

ْ ‫ص ٰلوة َ ِل ِذ ْك ِر‬
‫ي‬ ْ ْۙ ِ‫َِل اَن َ۠ا فَا ْعبُدْن‬
َّ ‫ي َواَقِ ِم ال‬ ْٓ َّ ‫َل ا ِٰلهَ ا‬
ْٓ َ ُ‫ّٰللا‬
‫ي اَنَا ه‬
ْْٓ ِ‫اِنَّن‬

“Sungguh aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah aku dan
laksanakanlah shalat untuk mengingatku.” (Qs. Thaha : 14). 4

Tauhid mengajarkan bahwa segala sesuatu bergantung pada Allah semata. Ini
menghindarkan seseorang dari kecenderungan untuk bergantung secara berlebihan pada
hal-hal duniawi atau manusia, karena yang sebenarnya memiliki kontrol adalah Allah.
Pemahaman tauhid memotivasi seseorang untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral
dan etika Islam. Karena sadar bahwa Allah Maha Mengetahui segala perbuatan,
seseorang akan lebih cenderung untuk berperilaku baik dan jujur. Tauhid mengajarkan
keyakinan pada keesaan Allah tidak menghapus tanggung jawab pribadi. Karena tauhid
mendorong seseorang untuk bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan
menjalani hidup dengan penuh kemandirian. Dengan demikian manusia memiliki
pegangan yang kokoh ketika akan melakukan pekerjaan atau aktivitas, sehingga tujuan
dari aktivitasnya tidak goyah.

3
Lubis, D. M., Lubis, R. N., & Lubis, S. W. D. (2022). Peran dan Fungsi Tauhid Dalam Kehidupan Sosial.
Tarbiyah: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, vol 1 No.1, hlm.2
4
Ningsih, W. A., & Sari, V. M. (2022). Tauhid Landasan Etos Kerja. Jurnal Studi Sosial dan Agama (JSSA),
Vol.2 NO.2, hlm.33
C. URGENSI TAUHID DALAM KELUARGA

Keluarga dapat disebut sebagai unit dasar serta unsur yang fundamental dalam
masyarakat, karena dengan keluarga kekuatan-kekuatan yang tersusun dalam
komunitas sosial dirancang di dalamnya. Masa depan anak dalam keluarga sangat
tergantung kepada pendidikan, pengajaran dan lingkungan yang diciptakan oleh orang
tuanya, dengan demikian orang tua harus mampu menciptakan rumah menjadi
lingkungan yang islami dengan menerapkan pendidikan tauhid. 5 Ketauhidan tidak
hanya pengakuan bahwa Allah satu-satunya pencipta dan Ilah, namun ketauhidan
tersebut harus sejalan dengan semua aktivitas seorang hamba, keyakinan tersebut harus
diwujudkan melalui ibadah, amal sholeh yang langsung ditujukan kepada Allah SWT
tanpa perantara serta hanya untuk dialah segala bentuk penyembahan dan pengabdian,
ketaatan tanpa yang hanya tertuju kepada-Nya syarat, inilah tauhid ubudiyah.

Tauhid Uluhiyah sebagaimana dijelaskan oleh Daud Rasyid ialah bahwa yang
berhak dijadikan tempat khudhu’ atau ketundukan dalam beribadah serta ketaatan
hanyalah Allah SWT yang berhak dipatuhi secara mutlak oleh hambanya bukan hamba
yang berlagak sebagai “raja”. Dijelaskan pula bahwa Tauhid Al Hakimiyah ialah hanya
Allah-lah yang berhak membuat ketentuan, peraturan, dan hukum.Meskipun mungkin
konsep ini sudah terkandung dalam pengertian Uluhiyah namun ulama kontemporer
tetap memisahkannya dengan tujuan menonjolkan kehakimiyahan Allah SWT.Oleh
karena itu ketauhidan ini harus dimiliki oleh setiap muslim, oleh sebab itu ditanamkan
kepada para generasi penerus karena tanpa tauhid semuanya akan hancur, baik masa
depan agama maupun bangsa. Pendidikan ketauhidan perlu ditanamkan sejak dini.
Awal kehidupan serta lingkungan pertama dan utama yang dikenal anak adalah
keluarga, 6 karena pendidikan tauhid dalam keluarga dapat membuat anak mampu
memiliki keimanan berdasarkan kepada pengetahuan yang benar, sehingga anak tidak
hanya mengikuti saja atau “taklid buta”. Dengan mengajarkan ketauhidan yang
bersumber dari Al Quran dan Al Hadits, maka ketauhidan yang terbentuk dalam jiwa
anak disertai dengan ilmu pengetahuan yang berdasarkan kepada argumen-argumen
dan bukti-bukti yang benar, serta dapat dipertanggungjawabkan.

5
Nurfalah, Y. (2014). Urgensi Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman,
Vol.25 No.2 September 2014. hlm. 382
6
Nurfalah, Y. (2014). Urgensi Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman,
Vol.25 No.2 September 2014. hlm. 388 & 390
D. URGENSI TAUHID DALAM MASYARAKAT

Masyarakat Islam dinyatakan dengan istilah “ummah”. Istilah ini sesuai dengan
firman Allah Swt di dalam Al-Qur’an:

‫احدَ ًۖة ً َّواَن َ۠ا َربُّكُ ْم فَا ْعبُد ُْو ِن‬


ِ ‫ا َِّن ٰهذ ِْٓه ا ُ َّمتُكُ ْم ا ُ َّمةً َّو‬

“Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92).” 7

Ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman atau ummah wahidah
haruslah memiliki satu titik tumpuan berpijak yang sama, yakni mengabdi kepada Allah
Swt. Inilah kunci keseluruhan aktivitas manusia sebab kehendak-Nya berisi segala
sesuatu di langit dan di bumi dan terkristalasikan dalam syariah yang satu yaitu agama
Islam, yang disebabkan karena jauhnya kehidupan manusia modern dari nilai-nilai
aqidah yang lurus dan murni sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah Swt. Pada
masyarakat modern saat ini, muncul berbagai permasalahan yang kompleks yang sering
menciptakan pertentangan antar sesama, konflik sosial, bahkan pertumpahan darah. Hal
ini dinilai dengan sebab kuat akibat dari melencengnya nilai-nilai tauhid atau ketuhanan
dari ummah wahidah.

Tauhid menjadi kebutuhan penting dan utama dalam bermasyarakat. Karena


masyarakat harus mengisi kekosongan hidup atas nilai-nilai ketauhidan dalam segala
aspek kehidupan. Dengan begitu, tauhid dapat menjadi kontrol sosial dari berbagai
fitnah dan godaan yang bisa mengikis keimanan dan ibadah umat. Selain itu, tauhid
juga dapat menjadi perekat kehidupan bermasyarakat yang senantiasa bisa menjadi
benteng kita dalam memerangi berbagai kemungkaran yang mungkin melanda. Dengan
demikian tidak dipungkiri lagi bahwa tujuan utama Al-Qur’an adalah untuk
menegakkan sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang adil berdasarkan etika dan
nilai-nilai kehidupan. Serta dengan penanaman nilai-nilai tauhid dalam setiap individu
anggota masyarakat dapat melindungi masyarakat agar terhindar dari segala bentuk
kepincangan moral dan kemungkaran.8

7
Fadilah, N., Sari, R., & Basyr, M. (2022). Tauhid Landasan Keluarga Dan Masyarakat. ULIL ALBAB: Jurnal
Ilmiah Multidisiplin, 1(8), 2715-2733.Vol.1,No.8,Juli 2022. hlm.2730
8
Fadilah, N., Sari, R., & Basyr, M. (2022). Tauhid Landasan Keluarga Dan Masyarakat. ULIL ALBAB: Jurnal
Ilmiah Multidisiplin, 1(8), 2715-2733.Vol.1,No.8,Juli 2022. hlm.2731
E. URGENSI TAUHID DALAM PROFESI

Urgensi tauhid dalam profesi berkaitan dengan tauhid rububiyyah (pemberian


rezeki). Tauhid tersebut menjelaskan sebuah pembahasan dalam tauhid yang
membicarakan tentang segala sesuatu yang diperbuat oleh Allah, artinya dalam
pengamatan subjek kepada objek memberikan sifat esensial atas eksistensinya itu
bahwa kesemuanya merupakan sebab adanya Allah bukan karena adanya kuasa lain di
luar kuasa Allah. Dapat disebut misalkan Allah yang menghidupkan dan mematikan
(Qs.Al-Imran:27), berikut Al Qur’an telah menyebutkan:

ًۖ ِ ‫ت َوت ُ ْخ ِر ُج ْال َم ِيتَ ِمنَ ْال َحي‬


ِ ‫ي ِمنَ ْال َم ِي‬
َّ ‫ار فِي اللَّ ْي ِل ًۖ َوت ُ ْخ ِر ُج ْال َح‬
َ ‫ار َوتُو ِل ُج النَّ َه‬ِ ‫تُو ِل ُج اللَّ ْي َل فِي النَّ َه‬
‫ساب‬ َ ‫َوت َْر ُز ُق َم ْن تَشَا ُء ِبغَي ِْر ِح‬

“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan engkau masukkan siang ke dalam
malam. Dan engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan engkau keluarkan yang
mati dari yang hidup. Dan engkau berikan rezeki kepada siapa yang engkau kehendaki
tanpa perhitungan.” (Qs. Al-Imran: 27).

Demikian telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an terkait apa yang diperbuat bahwa
segala sesuatunya itu semua adalah karena kuasa Allah, daripada itu seorang muslim
harus benar benar menegasikan selain dari Allah sebagai pencipta, pemelihara, pemberi
rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, dan lain sebagainya. Kita sebagai seorang
muslim haruslah menanamkan dalam keyakinan kita yang demikian itu. Itulah yang
dimaksudkan dalam pembahasan tauhid rububiyyah (pemberian rezeki). Dengan
demikian sudah sangat jelas mengapa tauhid begitu penting untuk dijadikan sebagai
landasan dalam etos kerja kita, tentu itu sebab kita ingin agar seluruh apa yang kita
perbuat dan apa yang kita terima dari kerja kita tidak terlepaskan dari kuasa Allah.
Tatkala seseorang mendapatkan pekerjaannya maka haruslah dipahami sebagaimana
pemahamannya sebelum itu yakni tatkala ia memohon kepada Allah akan suatu
pekerjaan, berarti ia harus menyadari itu semua karena adanya kuasa Allah yang
memberikan pekerjaan kepadanya. Demikian pula tatkala seseorang menerima sebuah
hasil dari apa yang dikerjakannya maka haruslah baginya mengingat bahwa apa yang
didapat itu karena adanya pemberian rezeki dari Allah kepadanya. Dalam sebuah hadis
telah disebutkan bahwa kita ini disuruh untuk bekerja pada jalan yang baik yang
diridhai Allah sehingga rezeki yang diterima itu adalah halal.

َ َ ‫طأ‬
‫ع ْن َها فَاتَّقُوا‬ َ ‫ى ِر ْزقَ َها َو ِإ ْن أ َ ْب‬
َ ِ‫سا لَ ْن ت َ ُموتَ َحتَّى ت َ ْست َْوف‬ً ‫ب فَإ ِ َّن نَ ْف‬ َّ ‫ّٰللا َوأَجْ ِملُوا فِى‬
ِ ‫الط َل‬ ُ َّ‫أَيُّ َها الن‬
َ َّ ‫اس اتَّقُوا‬
‫ب ُخذُوا َما َح َّل َودَعُوا َما َح ُرم‬ َّ ‫ّٰللا َوأَجْ ِملُوا فِى‬
ِ ‫الط َل‬ َ َّ ََ

“Wahai umat manusia,bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang
baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati,
hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat
datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam
mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang
haram”. (Hr. Ibnu Majah no.2144 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Hadits tersebut menerangkan kepada kita bahwa kita dalam bekerja hendaklah
menempuh dalam mendapatkan pekerjaan dengan jalan yang baik dalam pandangan
Allah dan hambanya, demikian pula untuk mencari pekerjaan yang tentu, pekerjaan itu
dicintai Allah sehingga kita akan selalu mendapatkan keberkahan pada setiap pekerjaan
yang kita jalani. Banyak diantara masyarakat yang kami amati khawatir tatkala
mendapatkan pekerjaan yang halal yang tidak menyulut kemurkaan Allah, mereka
menganggap dengan hasil sedemikian itu tidak akan mampu untuk menghidupi
keluarga mereka. Nilai tauhid rububiyyah (pemberian rezeki) ini hendaklah kita
tanamkan dalam diri kita, sehingga kita memiliki etos kerja yang akan membawa kita
pada pekerjaan yang halal dan mendapatkan hasil yang halal pula. Dengan demikian
akan banyak sekali kebaikan dan keberkahan hidup yang akan kita terima. 9

9
Ningsih, W. A., & Sari, V. M. (2022). Tauhid Landasan Etos Kerja. Jurnal Studi Sosial dan Agama (JSSA),
Vol.2 NO.2, hlm.30-32
KESIMPULAN

Ilmu tauhid adalah ilmu yang menjelaskan tentang cara menetapkan aqidah Islam
menggunakan dalil-dalil yang terperinci. Konsekuensi dari ajaran tauhid ini melahirkan sikap
sabar dan tawakkal. Dimana kedua sikap tersebut penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan
berkeluarga dan bermasyarakat. Ajaran pokok dan mendasar yang harus ditanamkan pada
setiap individu muslim adalah iman dan tauhid. Pemahaman tauhid yang benar oleh individu
muslim dalam membentuk kehidupan keluarga yang akan menghasilkan kehidupan keluarga
sakinah, mawaddah, dan warahmah. Karena keluarga yang dibangun atas dasar tauhidlah yang
menghasilakan generasi shaleh dan sholeha. perilaku Tauhid juga perlu di terapkan dalam
kehidupan Sehari-hari untuk mencapai ridha Allah swt serta Bersyukur kepada Allah.

Sementara itu, kita juga perlu menjadikan tauhid sebagai landasan dalam etos kerja. Allah
akan menurunkan rahmat kepada kita sehingga dalam kegiatan bekerja akan selalu dalam
lindungan Allah serta akan dimudahkan seluruh pekerjaan-Nya dan dipastikan yang didapat
ialah hasil kerja yang halal dan baik. Namun pada masa modern ini, nilai-nilai aqidah mulai
melenceng dari yang telah Allah gariskan. Sebagai contoh, kita bisa melihat banyak
ketimpangan yang terjadi di masyarakat dari atas ke bawah dalam krisis iman. Oleh karena itu,
untuk menghindari kesalahan moral dan kejahatan, perlu ditumbuhkan nilai tauhid.
DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, N., Sari, R., & Basyr, M. (2022). Tauhid Landasan Keluarga Dan Masyarakat. ULIL
ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(8), 2715-2733.

Ningsih, W. A., & Sari, V. M. (2022). Tauhid Landasan Etos Kerja. Jurnal Studi Sosial dan
Agama (JSSA), 2(2), 24-45.

Nurfalah, Y. (2014). Urgensi Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga. Tribakti: Jurnal Pemikiran
Keislaman, 25(2), 338-347.

Rahmatullah, R., & Miftah, M. Z. (2022). Urgensi Pendidikan Tauhid Perspektif Filsafat Al-
Kindi. AJMIE: Alhikam Journal of Multidisciplinary Islamic Education, 3(2), 50-58.

Hambal, M. (2020). Pendidikan Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan


Muslim. TADARUS, 9(1).

Anda mungkin juga menyukai