Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“HUKUM MELAKUKAN TRANSFER EMBRIO PADA HEWAN TERNAK MENURUT


PANDANGAN ISLAM”

Disusun Oleh :

Ramadhan Gusti Fanzio (2210622029)

Dosen Pembimbing :

Dafri Harweli, S.Pd.I.,M.Pd.I

FAKULTAS PETERNAKAN

KAMPUS II PAYAKUMBUH

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “HUKUM MELAKUKAN
TRANSFER EMBRIO PADA HEWAN TERNAK” dapat selesai.Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama islam dalam rangka pengambilan nilai dan
sebagai bahan diskusi kelompok mata kuliah Agama Islam. .Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Bapak Dafri Harweli, S.Pd.I.,M.Pd.I selaku dosen penganmpu mata kuliah
agama. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis
memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah
ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Payakumbuh, 16 Desember
2022

Penulis

i
Daftar Isi

BAB I...............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1 Pengertian transfer embrio ....................................................................................................2
2.2 Fungsi melakukan transfer embrio.........................................................................................2
2.3 Hukum-Hukum transfer embrio dalam islam.........................................................................3
2.4 Dalil atau hadist mengenai transfer embrio............................................................................5
2.5 Cara melakukan transfer embrio............................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam merupakan ajaran Allah yang bersifat universal yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara material
maupun spiritual, selalu berhubungan dan bertransaksi antara satu dan yang lain. Dalam
berhubungan dengan orang lain inilah antara yang satu dengan yang lain sering terjadi interaksi.

Profesi sebagai peternak sapi juga pernah dilakukan Nabi Musa AS selama delapan
tahun, sebagai mahar atas pernikahannya dengan anak perempuan Nabi Syuaib AS. Menjadi
peternak sapi selama 8 tahun tentu bukanlah waktu yang singkat, namun itu yang dijalani Nabi
Musa. Ikhlas menjadi seorang peternak. Bahkan, profesi pengembala ternak telah tercatat dalam
sejarah sejak Nabi Adam AS ketika Allah SWT memerintahkan kepada dua anak lelaki Nabi
Adam, Habil dan Qabil untuk berkurban, dalam menentukan siapa yang lebih berhak kawin
dengan Iklima (anak gadis Nabi Adam yang cantik) dan Labuda (anak gadis Nabi Adam yang
kurang cantik).

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan Pengertian Tranfer embrio?
2. Menjelaskan Fungsi melakukan transfer embrio?
3. Menjelaskan Hukum-Hukum transfer embrio Dalam Islam?
4. Menjelaskan dalil atau hadist transfer embrio dalam pandangan islam?
5. Menjelaskan Cara melakukan embrio?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama islam dalam rangka pengambilan nilai
2. Sebagai bahan diskusi kelompok mata kuliah Agama Islam
3. Menambah wawasan tentang ilmu peternakan dalam islam

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transfer embrio

Transfer Embrio (TE) adalah merupakan bioteknologi reproduksi kedua setelah Insseminasi
Buatan (IB). kegiatan TE dimulai dari produksi, distribusi/penyebaran, dan transfer embrio.
Embrio sebagai hasil pembuahan sel telur yang unggul dan dibuahi dengan sperma dari pejantan
yang juga memiliki mutu genetic unggul (Nurwidayati, 2011).
Menurut beberapa ahli, yang dimaksudkan dengan transfer embrio adalah suatu metode
buatan dalam perkawinan dengan cara membentuk embrio dari seekor betina induk unggul, yang
disebut donor, kemudian dipindahkan dan dicangkokkan kedalam saluran reproduksi induk
betina lainnya dalam spesies yang sama, yang disebut resipien (Bedirian et al. 1977)
Melalui teknologi TE bukan hanya potensi pejantan saja yang dioptimalkan, melaikan potesi
dari betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal (Cunningham, 1989).
Hasil dari betina unggul ini ternyata secara alamiah hanya menghasilkan satu atau dua bibit
unggul dalam jangka waktu sembilan bulan kelahitan. Tetapi dengan teknik TE bisa
menghasilkan lebih dari dua embrio yang di panen. Melalui teknik TE, betina unggul tidak perlu
bunting tetapi hayan menghasilkan embrio – embrio yang selanjutnya untuk dititpkan pada
resipien yang tidak harus genetic unggul tetapi mempunyai alat reproduksi yang normal hingga
dapat memelihara anak sampai tahap patus (Mc Guirk, 1989)
Untuk melakukan transfer embrio (TE) diperlukan hewan betina donor yang relatis unggul.
Penentuan donor dengan menyeleksi hewan betina yang memiliki genetic unggul, sehat berumur
empat sampai delapan tahun serta memperatikan siklus estrus yang normal (Pineda dan Bowen,
1980; Elsden et. al, 1987; Hahn et. al, 1980, Jillella, 1982)

2
2.2 Fungsi transfer embrio

Fungsi atau keuntungan yang di dapatkan dari metode TE adaah memperbaiki kemampuan
reproduksi hewan betina donor ataupun resipien. Elsden dan saidel (1982) mengemukakan
bahwa beberapa keuntungan ai metode TE adalah sebagai berikut :

2.2.1 Memperbaiki interval generasi antara tingkat seleksi dan progeny donor muda.

2.2.2 Mempertinggi kapasitas reproduksi sapi betina induk atau dara.

2.2.3 Memungkinkan memperoleh anak dari hewa betina yang infertile karena penyakit, luka
atau oleh sebab lainnya.

2.2.4 Memungkinkan pengembangan anak – anak yang dihasilkan mnjadi donor selanjutnya.

Keuntungan lainya yang di peroleh dari teknologi TE adalah (Anonymous, 1982) :

2.2.5 Dapat diperoleh embrio setiap saat dan tidak terbatas oleh waktu, jarak dan tempat
karena embrio dapat disimpan dalam keadaan beku untuk waktu yang lama.

2.2.6 Dapat meningatkan populasi trnak ecara cepat, seragam, dan lebih unggul.

2.2.7 Memperbaiki genetik dengan seleksi akan lebih efektif dan lebih cepat dilakukan.

2.2.8 Penggunaan gena baru dapat cepat dilakukan terutama yang menyangkut resentensi
terhadap penyakit.

Keuntungan lain dari TE adalah untuk tujuan komersial dengan didapatkanya bangsa –
bangasa sapi ekotik dan progeny yang berasal dari sapi yang genetic superior. TE
memungkinkan produksi anak – anak sapi yang berasal dari betina infertile dan dara pra
pubertas, mengembangkan mekanisme uji progeny pada betina, membangun peternakan superior
mengembangkan embrio secara komersial dan memungkinkan kelahiran kembar dan embrio
dapat dibawa ke tembpat jauh (Elsden, 1977) dan Jillella (1982) juga menyatakan menyatakan
hal yang sama bahwa tehnik TE dapat memungkinkan terjadinya kebuntingan kebar.

3
Teknik transfer embrio (TE) pada Sapi dan Kerbau awalnya melalui proses laparotomy atau
metode surgery (dengan pembedahan) dengan anesthesia umum atau local. Tetapi sejak tahun
1978, dilakukan metode tanpa pembedahan yakni transfer embrio melalui transcervical. (Siti,
2011)

2.3 Hukum-Hukum Transfer embrio Dalam Islam

 Di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi memang banyak
membantu banyak bidang, terutama kesehatan. Salah satunya adalah teknologi pada program
bayi tabung yang semakin canggih yang diperuntukkan bagi pasangan mandul maupun pada
hewan ternak sekalipun. Bayi tabung atau transfer embrio adalah salah satu metode untuk
mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Akan tetapi seiring
perkembangannya, mulai timbul persoalan dimana semula program ini dapat diterima oleh
semua pihak karena tujuannya yang mulia, tetapi akhir-akhir ini menjadi pertentangan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui status keperdataan dari bayi yang dilahirkan melalui
proses transfer embrio (bayi tabung), dan untuk mengetahui hubungan bayi tersebut dengan
orang tua biologisnya dan dengan orang tua yang mengandung (ibu yang disewa rahimnya).

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan
berdasarkan bahan hukum kepustakaan sebagai bahan hukum utamanya yang merupakan data
sekunder. Data dalam penelitian ini akan dianalisa dengan metode deskriptif, yaitu data-data
yang diperoleh dari data primer dan sekunder diuraikan secara sistematis dan logis menurut pola
deduktif, kemudian dijelaskan, dijabarkan, dan diintegrasi berdasarkan kaidah ilmiah. Bayi
tabung dengan sperma dan ovum dari suami istri lalu embrionya ditanamkan ke rahim istri,
sangat diperbolehkan. Anak tersebut baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai status
sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mawaris dan hubungan
keperdataan lainnya.

Untuk bayi tabung dengan sewa rahim, dengan didasarkan pasal 1320 ayat (4) KUH
Perdata “suatu sebab yang halal” yang berkorelasi dengan pasal 1330 KUH Perdata “suatu sebab

4
adalah terlarang apabila bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum”,
maka segala bentuk perjanjian sewa rahim di Indonesia batal demi hukum. Menurut hukum
Islam Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari suami istri lalu embrionya ditanamkan ke
rahim istri maka hukumnya mubah (boleh), karena asal sperma dan ovum berasal dari suami
istri, sehingga tidak menimbulkan masalah apa-apa.

Bayi tabung dengan sewa rahim hukumnya haram, Sebab dalam Islam menanamkan
benih pada rahim wanita lain haram hukumnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang
artinya “Tidak halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir menyirami airnya ke
ladang orang lain”. (H.R. Abu Daud dari Ruwaifi‟ ibn Stabit al Anshari).

2.4 Dalil Atau Hadist Transfer Embrio Dalam Pandangan Islam

Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah
syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan
spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya."

“Tidak halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir menyirami airnya ke
ladang orang lain”. (H.R. Abu Daud dari Ruwaifi‟ ibn Stabit al Anshari).

Qs Ali imran 3:14

ۗ‫ث‬ِ ْ‫ض ِة َو ْالخَ ي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة َوااْل َ ْن َع ِام َو ْال َحر‬ ِ َ‫ت ِمنَ النِّ َس ۤا ِء َو ْالبَنِ ْينَ َو ْالقَنَا ِطي ِْر ْال ُمقَ ْنطَ َر ِة ِمنَ ال َّذه‬
َّ ِ‫ب َو ْالف‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ ٰو‬
ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ع ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا ۗ َو ُ ِع ْند َٗه ُحسْنُ ْال َم ٰا‬
‫ب‬ ُ ‫ٰذلِكَ َمتَا‬

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan,
berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan
perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”

‫إذا تعارض مفسدتان روعي أعظمهما ضررا بارتكاب أخفهما‬

5
“Jika bertabrakan dua bahaya, maka diperhatikan bahaya yang paling besar lalu dipilih
bahaya yang paling ringan.” (Al Asybah wan Naszhoir karya As Suyuthi, 1: 217)

Hadist nabi yang mengatakan, “Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepadaAllah
dan hari akhir menyiramkan airnya +sperma" pada tanaman orang lain istri oranglain". Abu
daud, Tirmidzi, dan dipandang hahih oleh Ibnu ibban".

“Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak ada dosa yang lebih
besar setelah syirik daripada mani yang ditempatkan seorang laki-laki (berzina) di dalam rahim
perempuan yang tidak halal baginya,” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, [Kairo, Darul
Hadits: 2003), Juz III, halaman 50).

“Siapa saja yang beriman kepada Allah SWT dan hari kiamat, maka janganlah sekali-kali
berzina dengan istri sesamanya.’” (Ali Ahmad Al-Jurjawi, Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh,
[Beirut, Darul Fikr: 1998), juz II, halaman 25).

2.5 Cara Melakukan Transfer Embrio

Teknik transfer embrio (TE) pada Sapi dan Kerbau awalnya melalui proses laparotomy
atau metode surgery (dengan pembedahan) dengan anesthesia umum atau local. Tetapi sejak
tahun 1978, dilakukan metode tanpa pembedahan yakni transfer embrio melalui transcervical.
(Siti, 2011)

2.5.1 Pengaplikasian Transfer embrio berdasarkan letak CL pada sapi resipien memiliki dua
metode yaitu :

1. Ipsi lateral

Metode ini kebanyakan di gunakan pada TE tunggal atau TE single. Metode ipsilateral
dilakukan dengan searah adanya CL di ovarium. Apa bila CL terdapat di sebelah kiri maka
embrio di letakkan pada kornua sebelah kiri.

2. Contra lateral

6
Metode ini sering di lakukan untuk progeam twins atau kelahiran ganda dengan metode
IB – TE. Dimana metode TE contra lateral dilakukan berlawanan dengan adanya CL. Apabila
CL di sebelah kiri maka embrio di letakkan pada kornua sebelah kanan. Hal ini dikarenakan di
asumsikan bahwa embrio yang dihasilkan pada saat IB terdapat pada ovarium yang memiliki CL.
Oleh sebab itu agar tidak mengganggu perkembanggan embrio hasil IB maka embrio dari
pelaksanaan TE diletakkan berlawanan.

2.5.2Berdasarkan embrio yang digunakan Transfer Embrio memiliki tiga metode yaitu :

1. Transfer embrio segar

Metode ini mengguanak embrio yang berasal dari sapi donor yang di flusing dan dilakukan
seleksi terhadap embrio dan langsung di aplikasikan atau di transfer ke sapi resipien.

2. Transfer embrio dairec

Metode ini menggunakan embrio yang mengalami frizzing atu pembekuan agar embrio dapat
disimpan lebih lama. Embrio yang telah di frizzing harus di simpan pada suhu ± 195 oC.
penggunaembrio ini memerlukan dua proses towing yaitu towing udara selama ± 10 detik dan
towing menggunakan air hangat dengan suhu bersuhu 38, 5 oC sampai embrio mencair atau
selama ± 10 – 15 detik.

3. Transfer embrio step wise

Metode step wise sering digunakan pada embrio beku yang sudah lama disimpan dan digunakan
untuk mengevaluasi daya hidup embrio yang akan digunakan. Embrio beku yang akan dievaluasi
di towing terlebih dahulu kemudian diamati mengguanakn mikroskop, bila daya hidup embrio
tersebut 50 % maka embrio tersebut dapat di transfer. Setelah dilakukan evaluasi selanjutnya
dilakukan kultur selama 5 – 48 jam. Kemudian embrio siap di transfer ke sapi resipien.

2.5.3 Tahap Pelaksanaan Transfer Embrio :

Sebelum leakukan Transfer Embrio harus mempersiapkan alat dan bahan untuk
melaksanakan Tansfer Embrio, alat dan bahan yang digunakan adalah :

a. Alat

7
Peralatan yang perlu dipersiapkan adalah : Gun TE, spuit 5ml, jarum suntik 18G, sheat TE dan
outer sheat, sarung tangan plastik, gunting straw, pinset, termometer, form seleksi resipien, form
aplikasi transfer embrio.

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah : embrio, resipien, preparat anastesi (lidocain 2%), kapas
alkohol, tissue.

2.5.4 Dalam pengaplikasian Transfer embrio memiliki tahapan – tahapan yang harus di
lakukan, tahapan – tahapan tersebut adalah :

a. Seleksi sapi resipien

Sapi yang akan dijadikan resipien haruslah memenuhi syarat – syarat yang telahdi tentukan
sesuai yang telah di bahas di atas. Sapi resipien yang dapat menerima embrio dari sapi donor
atau dapat dilakukannya Transfer Emrio, adalah sapi yang telah dilakukan palasi oleh petugas
untuk mengetahui ada atau tidak nya CL sebelum di lakukan nya Trasnfer Embrio, ketika CL
terdapat pada sapi tersebut baru sapi tersebut dapat di TE.

b. Anastesi epidural

Anastesi epidural bertujuan untuk pembiusan lokal terutama bada bagian organ reproduksi sapi
resipien. Anastesi ini dilakukan dengan mengyuntikkan lidocain 2%, dengan dosisi 2 – 4 ml pada
bagian ruas pertama atau ke dua tulang ekor. Indicator bawa anastesi telah berhasil adalah ekor
dari sapi yang di anastesi melemas.

c. Melakukan thawing

Melakukan thawing embrio dengan cara straw diambil dari kontainer, diamkan di udara/suhu
ruang selama 10 detik, kemudian dimasukkan ke dalam air bersuhu 38, 5 oC sampai media
terlihat mencair (± 10-15 detik).

d. Pencatatan label embrio

Pencatan label embrio pada formulir aplikasi TE bertujuan untuk memudahkan dalam pendataan
dan mengetahui embrio yang di transfer pada sapi resipien.
8
e. Persiapan straw embrio

Straw dikeringkan dengan tissue, potong ujung straw pada bagian sumbat laboratorium
kemudian dimasukkan ke dalam gun TE dan tutup dengan sheat TE steril yang dibungkus outer
sheat, kemudian dilakukan aplikasi TE ke resipien.

f. Aplikasi TE

Aplikasi TE dilakukan dengan cara mendeposisikan embrio pada sepertiga depan apex kornua
yang terdapat CL (ipsilateral). Menurut Siti (2011) tahapan transfer embrio, mula-mula akan
dilakukan palpasi rectal pada resipien untuk mengetahui apakah pada ovarium terdapat Korpus
luteum. Selanjutnya dilakukan anesthesia epidural untuk induced to prevent straining selama
proses transfer berlangsung. Embrio yang telah disimpan dalam straw (0, 25 ml Straw) dalam
keadaan steril dimasukkan kedalam Transfer Gun (Cassou) dan dilindungi dengan plastik
penutup yang steril. Langkah selanjutnya Transfer Gun masuk ke dalam vagina dan melalui
cervix dengan bantuan tangan operator melalui palpasi rektal akan menuntun Transfer Gun
memasuki tanduk uterus bagian ipsilateral.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Transfer Embrio (TE) merupakan suatu teknik memasukkan embrio ke dalam alat
reproduksi ternak betina sehat (resepien) dengan alat tertentu dengan tujuan agar ternak bunting.
Pada manusia bayi tabung dengan sewa rahim hukumnya haram, Sebab dalam Islam
menanamkan benih pada rahim wanita lain haram hukumnya, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW yang artinya “Tidak halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir menyirami airnya ke ladang orang lain”. (H.R. Abu Daud dari Ruwaifi‟ ibn Stabit al
Anshari).

jadi menurut saya transfer embrio yang di lakukan pada hewan ternak itu boleh boleh saja
dengan catatan tidak ada kekerasan terhadap hewan ternak tersebut dan juga tidak ada
pelanggaran yang di lakukan ketika sedang melangsungkan kegiatan tersebut,selagi itu adalah
jalan yang terbaik untuk ternak dan juga peternak maka menurut saya boleh atau sah.

3.2 Saran
Makalah ini dirancang untuk membantu pembaca memahami sedikit rasa ingin tahu
tentang Islam dalam dalam disiplin ilmu peternakan. Semoga makalah ini dapat berfungsi
sebagaimana mestinya dan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam materi yang telah
pemakalah buat.

10
DAFTAR PUSTAKA

“Pelaksanaan Transfer Embrio (TE) - DISKANNAK Kab. Purwakarta.” 2022.


Purwakartakab.go.id. DISKANNAK Kab. Purwakarta. 2022.
https://diskannak.purwakartakab.go.id/news/pelaksanaan-transfer-embrio-te.

irf. 2010. “Apa Hukum Bayi Tabung Menurut Islam?” Republika Online. Republika Online.
May 8, 2010. https://www.republika.co.id/berita/114856/apa-hukum-bayi-tabung-menurut-islam.

merdeka.com. 2022. “Al-Qur’an Surat Ali-Imran Ayat Ke-14 | Merdeka.com.” Merdeka.com.


Merdeka.com. December 16, 2022. https://www.merdeka.com/quran/ali-imran/ayat-14.

Kurniawan, Alhafiz. 2020. “Hukum Bayi Tabung.” Nu.or.id. https://islam.nu.or.id. December 5,


2020. https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/hukum-bayi-tabung-UotDz.

“Pelaksanaan Transfer Embrio (TE) - DISKANNAK Kab. Purwakarta.” 2022.


Purwakartakab.go.id. DISKANNAK Kab. Purwakarta. 2022.
https://diskannak.purwakartakab.go.id/news/pelaksanaan-transfer-embrio-te.

11

12

Anda mungkin juga menyukai