Anda di halaman 1dari 13

Daylight Factor

BAB II
DAYLIGHT FACTOR (DF)

Standar Kompetensi:
Setelah mengikuti pembelajaran mampu menganalisis konsep dan metode pencahayaan alami,
pencahayaan buatan, suara, dan akustik pada bangunan

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisa daylight factor (DF)

Indikator Kompetensi:
1. Mahsiswa dapat menjelaskan pengertian Daylight Factor
2. Mahasiswa dapat menjelaskan metode-metode Daylight Factor
3. Mahasiswa dapat menganalisa perhitungan metode-metode Daylight Factor pada
sebuah bangunan

Daylight Factor (Faktor Langit) adalah perbandingan iluminasi akibat penerangan


alami pada sebuah titik di bidang kerja di dalam ruang iluminasi yang simultan pada sebuah
bidang horisontal di luar ruang pada kondisi langit overcast.

DF = Ei x 100%
Eo

Metode prediksi daylight ada 7 macam antara lain metode total flux, metode spli flux,
tabel simplified daylight, grafik daylight, diagram waldram, diagram pepper pot, dan studi
model. Adapun sumber cahaya alami adalah cahaya matahari (direct sunshine) dan cahaya
langit (skylight).

2.1. Metode Total Flux

ɸt = Ew x Aw w = window
Lumen = Lux x m2 jumlah berkas cahaya yang jatuh pada jendela

Gambar 2.

Zuraida Page 1
Daylight Factor

ɸt = total indicent flux (yang jatuh pada permukaan jendela)


ɸe = Flux Entering (yang berhasil masuk ke ruangan)

Flux efektif yang masuk melalui jendela:


ɸe = ɸt x M x G x B M = Maintenance; G = Glass; B = Bars

Iluminasi dalam ruang


E = Ew x Aw x UF x M x G x B Af = Luas bidang kerja; UF = Faktor utilitas
Af

Daylight Faktor
DF = Aw x UF x M x G x B (%) E = Kuat penerangan pada bidang kerja;
Af Ew = Kuat penerangan pada permukaan kaca

Utilisasi faktor bergantung pada :


1. Nilai Room Index (RI)

Gambar 3.
Kalau tidak ada bidang kerja (pada contoh diatas adalah meja) menggunakan luas bidang
lantai
1. Reflektansi dinding dan plafond (warna dinding/ plafond)
2. Jenis penerangan (pembukaan)
- Penerangan dari atap (skylight)
- Penerangan dari dinding (Jendela)

2.1. Konstruksi Lubang Cahaya Efektif

Zuraida Page 2
Daylight Factor

Kondisi Lubang Cahaya Efektif (ABCD) terhadap Titik Ukur

Penentuan Titik Ukur

Zuraida Page 3
Daylight Factor

2.3. Metode Split Flux


Metode split flux adalah salah satu metoda untuk mengukur / memprediksikan nilai
daylight dengan cara membeda-bedakan jalannya cahaya yang jatuh pada titik ukur atau
bidang kerja. Jalannya cahaya yang mencapai titik ukur atau bidang kerja dibedakan menjadi
3 yaitu :
1. Sky Component
Yang termasuk sky component (SC) adalah cahaya dari celah/ lubang/ bagiannya dimana
langit masih dapat terlihat dari titik yang dipertimbangkan.
Sky Component merupakan komponen yang paling besar nilainya.Besarnya tergantung dari:
1. Luas bagian pembukaan dimana langit dapat terlihat dari titik ukur
2. Keadaan distribusi luminance langit (Indonesia-overcast)
3. Posisi areanya (dekat jauh dari horison)

Zuraida Page 4
Daylight Factor

Gambar Gambar

2. Externally Component
Yang termasuk dalam externally component (ERC ) adalah cahaya yang jatuh pada titik ukur
dan berasal dari pantulan permukaan yang berhadapan. Yang termasuk permukaan tersebut
antara lain pagar tembok, dinding bangunan yang letaknya berlawanan terhadap bidang
jendela dan tidak termasuk sunscreen karena tidak berhadapan langsung dengan jendela.
Besarnya tergantung darirefleksi cahaya oleh penghalang di luar jendela. Misalnya: pagar
tembok, dinding bangunan yang letaknya berlawanan terhadap bidang jendela. Bukaan
termasuk sunscreen karena tidak berhadapan langsung dengan jendela.
Cara pengukuran = SC, hanya untuk ERC dikali (x) 0,2 untuk langit yang overcast. Jika tidak
ada penghalang , maka nilai ERC=0.

Zuraida Page 5
Daylight Factor

Gambar 5 Gambar

3. Internally Component
Yang termasuk Internally component adalah cahaya yang diterima titik ukur yang merupakan
hasil pantulan permukaan-permukaan di dalam ruang yaitu dinding, langit dan lantai.

Zuraida Page 6
Daylight Factor

Gambar Protactor Sudu

Tabel 1. Average Reflectance

Zuraida Page 7
Daylight Factor

Wall Reflectance (%)


10 30 50 70
Wall 0.3 33 38 43 48
Total 0.4 30 37 44 51
Surace 0.5 26 36 44 54
0.6 23 34 45 56
0.7 20 33 46 59
Sumber : SV. Szokolay, 1979

Tabel 2. Maintenance (M) Factor


Location Slope Room Use
Non-industrial of Dirty industrial
clean industrial
Non industrial Vertical 0,9 0,8
Sloping 0,8 0,7
Horizontal 0,7 0,6
Industrial Vertical 0,8 0,7
Sloping 0,7 0,6
Horizontal 0,6 0,5
Sumber : SV. Szokolay, 1979
Tabel 3. Glass (G) Factor
Clear drawn, plate or float glass 1,00
Polished, wired plate glass 0,95
Wired cast glass 0,90
Rough cast or rolled glass 0,95
Cathedral glass 1,00
Figured glasses 0,80 – 0,95
- Artic or roaded 0,95
- Small moroco 0,90
6 mm ‘antisun’ 0,85
6 mm ‘calorex’ 0,55
Clear double glazing 0,85
Transparent plastic sheets 0,65 – 0,90
Sumber : SV. Szokolay, 1979
Tabel 4. Bars (B) Factor
All metal windows 0,80 – 0,85
Metal windows in wood frames 0,75
Wood windows and frames 0,65 – 0,70
Sumber : SV. Szokolay, 1979

Zuraida Page 8
Daylight Factor

Contoh Soal:

Zuraida Page 9
Daylight Factor

Sky Component
Cara pengukuran :
1. Menetukan initial sky component:

PO = 4,8
RO = 0,2 lihat skala luar
Initial SC = 4,6
Rata-rata altitude = 30 +10 = 20
2
(lihat skala dalam)

2. Menentukan Correction Factor:


Baca pada lingkaran altitude 20

MO memotong di 0,32
NO memotong di 0,18 +
Faktor koreksi 0,50
SC = 4,6 x 0,2 = 2,3%
Jika tidak dapat diukur melihat langit secara bebas maka SC = 0

Zuraida Page 10
Daylight Factor

Di titik ini SC-nya = 0

Di titik ini SC-nya ada

Externally Reflected Component


1. Menentukan Initial ERC:

PO = 1,3
RO = 0,2 -
Initial ERC = 1,1
Rata-rata altitude = 20 + 10 = 15
2
2. Correction Factor:
Baca pada lingkaran atitude 15
MO memotong di 0,30
NO memotong di 0,16 +
Faktor Koreksi 0,46
ERC = 1,1 x 0,46 x 0,2 = 0,10%

Internally Reflected Component


Cara pengukuran IRC:
1. Cari ratio luas jendela terhadap luas total permukaan (dinding, lantai, langit-langit,
termasuk jendela). Letakkan pada skala A
Misal :
Luas permukaan = 560 m2
Luas jendela = 20 m2
Luas dinding = 176 m2
Ratio jendela = 20 = 0,03
560
Ratio dinding = 176 = 0,30

Zuraida Page 11
Daylight Factor

560

2. Cari reflektansi rata-rata (lihat tabel Average Reflectance). Letakkan pada skala B
Ratio dinding = 0,30
Reflektansi dinding = 50% reflektansi rata-rata = 43
Nilai 43 , letakkan pada skala B

3. Tarik garis lurus melalui 2 titik diatas maka nilai IRC dapat dibaca pada skala C (bila tidak
ada penghalang

4. Jika ada pengahlang/obstruction maka:


Cari sudut halangnya (sudut sisi teratas terhadap horisontal)

Letakkan pada skala D kemudian tarik garis dari nilai sudut halang (pada skala D). Melalui
titik pertemuan di skala C hingga memotong di skala E
Misal : sudut halang = 25  (letakkan di D). Tarik garis melalui titik ini ke titik perpotongan
di skala C lanjutkan tarik garis ke skala E
Nilai IRC dapat dilihat pada skala E = 0,5%
IRC = 0,5% x Faktor koreksi (0,9) = 0,45
DF = (SC + ERC + IRC) x Mx G x B (M,G,B lihat tabel 1,2,3)

DAFTAR PUSTAKA

Zuraida Page 12
Daylight Factor

Georg. Lippsmeier , (1994), Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta

Hopkinson, R.G.,Kay,D.J., (1972), The Lighting of Building, 3 Square Queen, London

Karlen, Mark, Benya, James, (2007), Dasar-Dasar Desain Pencahayaan, Erlangga, Jakarta

Koenigsberger, O.H., (1973), Manual of Tropical Housing and Building, Longman Group ,
London

Prasasto Swastiko,Fisika Bangunan 2 Edisi 1, Andi, Yogyakarta

S.V. Szokoloay, (1980), Environmental Science Handbook, The Construction Press Ltd,
London

Y.B. Mangunwijaya, (1997), Pengantar Fisika Bangunan, Djambatan, Jakarta

Zuraida Page 13

Anda mungkin juga menyukai