Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNIK PENEGNDALIAN LINGKUNGAN KERJA


(TENTANG PENGENDALIAN KESILAUAN )

NAMA KELOMPOK 4 :

1. Alfina Novita Dewi 2440018008


2. Hanifah Dwi Lestari 2440018010
3. Adini Aggung Risanti Putri 2440018011
4. Andi Ananta Aziz Dwivangga 2440018012
5. Jillian Mauludy Zea 2440018013

PROGRAM STUDI D-IV KESEHATAN AN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi yang ditandai dengan makin ketatnya persaingan usaha.
Semakin banyak persaingan usaha potensi bahaya dan penyakit akibat kerja
(PAK). Hal tersebut menuntut pelaksana keselamatan dan kesehatan kerja di
setiap tempat kerja. Salah satu contohnya adalah masalah pencahayaan.
Pencahayaan yang tidak sesuai / memenuhi persyaratan akan menyebabkan
masalah penglihatan. Jika cahaya terlalu banyak pupil akan mengecil dan
menyebabkan mata cepat lelah.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh cahaya
mata dan dapat memungkinkan untuk membeda-bedakan warna-warni (Haryanto,
2007). Menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, Pencahayaan adalah penyinaran pada
suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Isilah umum yang digunakan dalam pencahayan terdiri dari lume, luminaire, lux,
intensitas cahay dan flux, luminance, brighthess, reflectance.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kesilauan
2. Untuk mengetahui cara pengendalian kesilauan

1.3 Manfaat
1. Dapat membedakan jenis-jenis kesilauan
2. Dapat melakukan pengendalian terhadap kesilauan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kesilauan
Kesilauan adalah cahaya yang berada dalam lapangan penglihatan yang
menyebabkan rasa ketidaknyamanan, gangguan (annoyance), kelelahan mata
atau gangguan penglihatan (Suma’mur, 1996). Kesilauan juga bisa disebut
cahaya yang tidak diinginkan. Menurut jenisnya, kesilauan dibagi menjadi 3 :
1. Dissability Glare
Dissability Glare adalah cahaya yang sangat menganggu karena mata
langsung menerima silau cahaya yang dipancarkan. Penyebab kesilauan
ini adalah terlalu banyaknya cahaya secara langsung masuk ke dalam
mata dari penglihatan. Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang yang
mengendarai mobil pada malam hari dimana lampu dari mobil yang
berada dihadapannya terlalu terang. . Efek kesilauan ini bisa
menyebabkan kerusakan mata bahkan kebutaan pada mata.
2. Discomfort Glare
Discomfort Glare adalah cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak
begitu menganggu kegiatan visual. Kesilauan ini sering menimbulkan
rasa ketidaknyamanan pada mata, terutama bila keadaan ini berlangsung
dalam waktu yang cukup lama. Kesilauan ini sering dialami oleh mereka
yang bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat
seseorang menatap lampu secara langsung pada malam hari.
3. Reflected Glare
Reflected glare adalah kesilauan yang disebabkan oleh pantulan cahaya
yang mengenai mata kita, dan pantulan cahaya ini berasal darisemua
permukaan benda yang mengkilap (langit-langit, kaca, dinding, meja
kerja, mesin-mesin, dan lain-lain) yang berada dalam lapangan
penglihatan (visual field). Reflected kadang-kadang lebih menganggu
daripada disability glar eatau discomfort glare karena terlalu dekatnya
letak sumber kesilauan dan garis penglihatan (Suma’mur, 1996).
Dengan permasalahan tersebut, masalah kesilauan akan berhubungan
langsung dengan penerangan. Agar peneragan menjadi baik dan tidak
menyebabkan kesiulauan maka perlu dilakukan pengendalian.
Langkah-langkah pengendalian masalah penerangan ditempat kerja yaitu:
1. Modifikasi system penerangan yang sudah ada seperti Menaikkan atau
menurunkan letak lampu didasarkan pada objek kerja, Merubah posisi
lampu, Menambah atau mengurangi jumlah lampu, Mengganti jenis
lampu yang lebih sesuai seperti mengganti lampu bola menjadi lampu TL,
Mengganti tudung lampu, Mengganti warna lampu yang digunakan
2. Modifikasi pekerjaan seperti: Membawa pekerjaan lebih dekat ke mata,
sehingga objek dapat di lihat dengan jelas, Merubah posisi kerja untuk
menghindari bayang-bayang, pantulan, sumber kesilauan, dan kerusakan
penglihatan, Modifikasi objek kerja sehingga dapat dilihat dengan jelas.
Contohnya :memperbesar ukuran huruf dan angka pada tombol-tombol
peralatan kerja mesin.
3. Pemeliharaan dan pembersihan lampu
4. Penyediaan penerangan local
5. Pengunaan korden dan perawatan jendela
Sebagai pertimbangan dalam upaya mengatasi masalah pencahayaan di tempat
kerja.

2.2 Faktor yang Dapat Mempengaruhi Pencahayaan


Menurut Roger L. Brauer (1990), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas pencahayaan antara lain:
1. Sifat cahaya
Sifat cahaya ditentukan oleh dua hal, yaitu kuantitas atau banyaknya
cahaya yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya
permukaan tersebut dan kualitas atau sifatcahaya yang menyangkut warna,
arah cahaya dan difusi cahaya serta jenis dan tingkat kesilauan.
a. Kuantitas cahaya
Kuantitas pencahayaan bergantung pda jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan yang
baik akan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas-tugas
pekerja. Intesitas cahaya yang dibutuhkan tergantung dari tingkat
ketelitian, bagian yang diamati, warna obyek, kemempuan untuk
memantulkan cahaya dan tingkat kecerahan. Untuk melihat suatu benda
yang berwarna gelap serta kontras antara obyek dan sekitarnya buruk,
maka membutuhkan intesitas cahaya yang tinggi. Sedangkan untuk
melihat obyek atau benda yang berwarna cerah serta kontras antara obyek
dan sekitarnya cukup baik, maka intesitass cahaya yang dibutuhkan tidak
terlalu tinggi.
Kekuatan intesitas pencahayaan (iluminasi) bergantung pada jarak
antara sumber cahaya dengan bidang pantul, maka akan semakin lemah
kekuatan iluminasi cahaya yang dipantulkan atau dapat dikatanakan
bahwa kekuatan iluminasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
sumber cahaya dengan bidang pantul (hukum kuadrat terbalik). Hukum
kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara pencahayaan dari
sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intesitass cahaya
persatuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya..
b. Kualitas cahaya
Adapun kualitas pencahayaan dipengaruhi oleh lingkungan
penglihatan di antaranya kesilauan (glare), penyebaran cahaya, arah
cahaya, warna, kecerlangan (brightness) yang akan memberikan efek
pada kemampuan untuk melihat dengan mudah dan teliti. Sumber-sumber
cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur
pencahayaan secara baik. Pencahayaan dengan berbagai lampu misalnya
sangat tepat bagi pekerja yang menggambarkan di atas permukaan mata,
sedangkan pencahayaan satu arah digunakan untuk mengerjakan bagian-
bagian kecil. Pengelolaan dari kalitas cahaya yang rendah akan
menimbulkan ketidaknyamanan dan kecelakaan kerja, misalnya glare
dapat menyebabkan kelelahan (fatigur), kehilangan efektivitasn
penglihatan dan mengurangi produktivitas. Penggunaan warna di tempat
kerja dimasukkan untuk dua hal, yaitu menciptakan kontras warna dengan
maksud untuk tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang
optimal.
2. Sifat lingkungan
Sifat lingkungan ditentukan oleh derajat terang (brightness), nilai
pantulan (reflectance value) serta distribusi cahaya (lighting distribution).
Menurut Ching (1987) juga mengatakan bahwa ketinggian dan kualitas
permukaan langit-langit akan mempengaruhi derajat cahaya di dalam ruang.
a. Derajat terang
Kemampuan seseorang untuk dapat melihat obyek dengan jelas
bergantung pada perbedaan derajat terang obyek tersebut. Mata
berfungsi secara optimal apabila derajat teranngn dalam daerah
penglihatan kia relatif sama.

b. Nilai pantulan
Nilai pantulan adalah perbandingan antara sumber cahaya datang
dengan cahaya yang dipantulkan. Nilai pantulan bergantung pada jenis
permukaan pantul, warna dan kemampuan untuk memantulkan cahaya
dari dinding-dinding, langit-langit, lantai, dan peralatan kerja akan
menentukan pola derajat terang.
Dinding-dinding, lantai dan langit-langit yang ber warna gelap dapat
menurunkan efektivitas dari instalasi penerangan sebanyak 50%. Tabel
berikut ini adalah pantulan yang dianjurkan oleh IluminatingEngineering
Society (IES) tahun 1981:
Tabel 2.1. Rekomendasi nilai pantulan menurut IluminatingEngineering
Society (IES)

Deskripsi Pantulan (%)


Langit-langit 80-90
Dinding 40-60
Meubel 25-45
Mesin, alat 30-50
Lantai 20-40
Sumber : IluminatingEngineering Society (IES)

Tabel 2.2. Nilai Pantulan Berbagai Macam Material menurut Iluminating


Engineering Society (IES)

Material Pantulan (%)


Metal 60-85
Bahan baru 10-92
Gelas 5-30
Cermin 80-90
Cat putih 60-90
Kayu 5-50
Aspal 5-10
Beton 40
Salju 60-75
Cat hitam 3-5
Sumber : IluminatingEngineering Society (IES)

3. Distribusi cahaya (lighting distribution)


Distribusi cahaya merupakan unit penyabaran yang tterdiri dari
lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya.
Perlatan penerangan perlu dipasang berdasarkan karakteristik distribusi
cahaya yang dikehendaki.

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil makalah diatas bahwa kesilauan memiliki 3 jenis yaitu :


Dissability Glare, Discomfort Glare, dan Reflected Glare. Agar peneragan
menjadi baik dan tidak menyebabkan kesiulauan maka perlu dilakukan
pengendalian dengan menggunakan langkah-langkah pengendalian masalah
penerangan ditempat kerja yaitu: Modifikasi system penerangan yang sudah,
Modifikasi pekerjaan seperti: Membawa pekerjaan lebih dekat ke mata
pemeliharaan dan pembersihan lampu, Penyediaan penerangan local, dan
Pengunaan korden dan perawatan jendela. Sebagai pertimbangan dalam upaya
mengatasi masalah pencahayaan di tempat kerja. Faktor yang dapat
mempengarui pencahayaan.

3.2 Saran
1. Agar mahsiswa-siswi dapat mengetahui bagaimana pengendalian
kesilauan itu sendiri dan bagaimana Langkah pengendalian itu.
2. Mungkin bagi perusahan yang memiliki penerangan yang kurang
mendukung dapat mengatasinya dengan baik.
REFERENSI

Ristiyanti lia, purwaningrum diyah elisa, fatmawati miftah, shofyanah lina, nurul
khasiatun. 2015. Pencahayaan di lingkungan kerja. Ilmu kesehatan masyarakat.
Fakultas ilmu keolahragaan. Universitas negri semarang. Diakses pada tanggal
3 november 2020

Seputar,teknik sipil. 2019. Cara Memperbaiki Kondisi Penerangan. Diakses dari


https://www.google.com/amp/s/www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/amp/pr-
01293600/silau-bisa-picu-kerusakan-mata-419634 pada 3 november 2020

Administrator. 2018. Silau Bisa Picu Kerusakan Mata. Diakses dari


https://www.google.com/amp/s/www.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/amp/pr-
01293600/silau-bisa-picu-kerusakan-mata-419634 pada 3 november 2020

Anda mungkin juga menyukai